Tibalah Divina sekarang disebuah restoran mewah yang berada dipusat kota dengan ramai pengunjung. 'bagus sekali restoran ini,'
" kamu Divina yah" seorang wanita muda menghampiri Divina dengan senyum ramahnya.
" iya mbak" jawab Divina membalas senyuman ramah dari wanita muda itu.
Divina sudah tau bahwa wanita itu adalah salah satu pelayan disini. Dilihat dari pakaiannya yang sama seperti pelayan lainnya.
" ayo ke dalam buat ganti pakaian kamu"
Divina menuruti wanita itu dan mengikutinya dari belakang hingga tibalah di toilet. Saat ini Divina sedang menunggu wanita itu yang katanya mau mengambil seragam untuk Divina.
Tak lama kemudian datanglah wanita itu dengan membawa sebuah baju. "maaf yah aku lama, kamu cepatan ganti bajunya" ucap wanita itu dan segera meninggalkan toilet.
Selesai mengganti pakaiannya, Divina segera keluar dari toilet dan berjalan menuju dapur dimana para pelayan lainnya berada. " kamu pelayan baru yah?" ucap seorang wanita muda yang datang menghampiri Divina. " iya mbak, mohon bimbingannya yah" jawab Divina sambil tersenyum.
wanita itu mengangguk sambil tersenyum. " nama kamu siapa? " tanyanya ramah.
" nama aku Divina mbak, nama mbak siapa" ujar Divina sambil menyodorkan tangannya.
" Kinara, panggil saja kinar " jawabnya sambil menerima jabatan tangan Divina.
" Semoga kita bisa berteman baik yah mbak" ucap Divina senang dan wanita itu pun mengangguk antusias tanda setuju.
Setelah selesai acara perkenalan mereka, wanita cantik itu mulai mengajari Divina cara melayani tamu dan sebagainya yang belum di mengerti nya.
...----------------...
Hari pertama bekerja cukup melelahkan bagi Divina, tapi ia merasa bahagia setidaknya ia sudah bisa mencari uang sendiri tanpa harus mengemis kesana kemari.
waktu sudah menunjukkan pukul lima sore menandakan waktu pulang bagi Divina. Setelah menempuh banyak waktu akhirnya ia tiba dirumahnya dengan keadaan yang sudah gelap dan sepi.
saat hendak ke kamarnya tiba-tiba ada suara yang mengagetkannya. " dari mana saja kamu?" suara Ziko yang terdengar menginterogasi.
"sa-saya.."belum sempat Divin menyelesaikan kalimatnya Ziko sudah memotongnya duluan.
"apa jangan-jangan kamu jual diri yah?!" Tanya Ziko curiga walaupun ia tau Divina tidak mungkin seperti itu.
Divin menggeleng cepat. "tidak.." ucap Divin serius. " saya hanya bekerja saja untuk memenuhi kebutuhan saya" kini ia berkata dengan lirihan.
Sejenak Ziko menatap wajah Divin yang terlihat berbeda. 'kenapa wajahnya aneh?'' bathinnya mencari dimana letak keanehan itu. 'pipinya'
Ternyata kedua pipi Divina sedikit bengkak dan agak keunguan. 'sekeras itukah tamparan ku?' Ziko memandangi telapak tangannya yang besar itu. lalu kembali beralih pada Divina.
"dimana kamu bekerja?" selidik Ziko dengan nada dingin yang menusuk.
"saya bekerja di restoran dekat sekolah" jelas Divina dengan takut.
Tanpa menjawab Ziko berlalu pergi meninggalkan Divina yang memandangi kepergiannya dengan sedih.
"tidak adakah sedikit harapan untuk lebih dekat denganmu?" lirih Divina.
...----------------...
saat ini hari sudah pagi membuat Divina terpaksa harus bangun untuk melakukan pekerjaannya sebelum ia berangkat ke sekolah.
setelah menyelesaikan tugasnya, Divina segera bersiap untuk pergi ke sekolah.
Dengan berjalan kaki berkilo-kilo meter akhirnya Divina tiba di sekolahnya yang sangat jauh itu untung saja ia tidak telat.
saat memasuki gerbang semua mata tertuju padanya dengan pandangan mencemooh, ada juga yang menatap iba kearahnya. Sudah biasa sih tatapan seperti itu ia dapatkan tapi kali ini rasanya beda, lebih menyeramkan..
"kasian banget ditampar sama kak Ziko" ejek seorang siswi saat melihat Divina.
"iya kasian banget dia, lagian sih pake tumpahin minuman segala ke pakaiannya kak Rey" tambah yang lainnya. Entah itu kasian atau hanya ejekan.
'jadi mereka tau kejadian kemarin?' bathin Divin dengan mimik wajah yang hampir menangis karena diperlakukan sedemikian rupa.
tanpa sadar Divina meraba pipinya yang masih sedikit sakit, tapi sialnya seorang siswi melihat nya. "lihat itu pipinya bengkak, agak lebam juga. Pasti kak Ziko tamparnya kuat banget deh"
'sebegitu parahkah diriku?'
Saat sedang meratapi nasibnya dengan berdiri didepan gerbang tiba-tiba datanglah sebuah mobil sport dan membuanyikan klaksonnya dengan sangat kencang dan berulang-ulag membuat Divina terjingkrak kaget langsung saja ia menepi.
Divin menatap sendu mobil yang baru memasuki halaman sekolah itu, sudah tak asing lagi mobil itu baginya dan pastinya sangat ia kenali karena mobil itu adalah mobil kesayangannya Ziko. Masih dengan wajah sedih dan malunya Divina berjalan sambil menunduk menuju kekelas nya.
Dari kejauhan tampak seorang pria dengan pakaian seragam menatap kepergian Divina yang terus diejek oleh para siswa-siswi sedangkan dirinya dipandangi dengan penuh kekaguman dan sangat dihormati. Apalagi sekolah ini adalah milik keluarganya.
Dia adalah Ziko Mahendra sang pangeran disekolahan ini.
saat sudah tiba dikelas ternyata Ziko juga mengikutinya dari belakang untuk kekelas juga. Kelas mereka sama.
" Happy Birthday Zikoo!!" Sorak teman sekelasnya dengan binar kebahagiaan.
Divina menegang ditempat. " happy birthday?" lirih Divina. Ziko yang mendengar lirihan Divin langsung menatapnya.
" haapy birthday bro, panjang umur yah sehat selalu dan makin banyak dapet ceweknya" ujar Kevin sahabat Ziko yang terkenal playboy sama seperti Ziko. Kevin menepuk bahu Ziko.
" thank you yah" Ziko membalas semuanya. Semuanya bersalaman bergantian bahkan ada juga cewek yang dengan tidak tau malunya mencium Ziko tapi Ziko juga tidak menolak.
"selamat ulang tahun bro" ujar seseorang dari belakang. Semua menatap kearah belakang dan terlihatlah tiga orang cowok yang sama kerennya dengan Ziko.
Ziko memeluk mereka satu persatu. Rey, Angga, Ken dan Kevin. Mereka adalah sahabat terbaik dari seorang Ziko.
Divina menatap mereka dengan sendu dan mata yang berkaca-kaca tanpa sadar ada seseorang yang melihat nya. "ngapain kamu nangis?" ujar seorang siswi yang bernama Vivi.
semuanya menatap kearah Divina, " ngapain nangis dek, nanti aura miskinnya keluar" ejek Ken.
Wajah Divin memerah menahan tangis. "saya memang miskin, jelek dan kumuh tapi tolong kalian hargai saya sedikit saja.." lirih Divin. Kini air matanya sudah jatuh. Dengan langkah gontai ia menuju kebangkunya yang berada dipojok kanan paling belakang dan terpisah sendiri.
semuanya menatap tak suka kearah Divina sedangkan Ziko dan Rey hanya menatap datar saja tanpa ekspresi.
tanpa sadar kini sudah pukul 12 siang waktu untuk pulang bagi para siswa-siswi. Dengan penuh semangat Divina berjalan kerestoran tempatnya kerja yang berada persis didepan sekolahnya.
setelah selesai mengganti seragam sekolahnya dengan seragam pelayan Divina pergi kedapur untuk mengambil pesanan dan membawanya kepada tamu.
"Div tolong kamu bantu aku antar ini keruang VIP yah" ujar Mbak Indah salah satu pelayan di restoran itu.
"ok mbak" Divina mengambil nampan dan meletkakkan beberapa porsi makanan serta minuman ke atas nampan itu.
tokk tokk tokk
"masuk" suara orang dari dalam membuat Divina dan indah masuk ke dalam.
" mereka " lirih Divina, indah melirik sekilas ke arah nya.
Dengan gugup dan agak takut Divina membawa nampan mengikuti langkah Indah.
" Permisi Tuan, silahkan menikmati makanan nya " Ujar Indah dengan memasang senyum manis. Divina meletakkan makanan dan minuman diatas meja tanpa berkata sepatah katapun dengan kepala yang menunduk.
Angga menatap heran Divina yang terus menunduk, ia belum mengetahui gadis itu siapa. " Pelayanan disini nggak bagus " Ujar Angga asal ceplos.
Indah menatap kearah Divin dengan tajam. " Maaf Tuan, dia pelayan baru disini jadi belum mengerti "
"masa ngelayanin tamu kok kepalanya nunduk Mulu " kesal Angga.
yang lain menatap gadis itu, belum ada yang menyadari kalau itu Divina. Angga yang biasanya acuh kini menjadi sangat sewot. " gitu aja kok loh sewot " Heran Ken.
Dengan pelan Divin mengangkat ke palanya saat Indah menyenggol tangannya.
" dia, kamu" ujar mereka bersamaan, hanya Rey dan Ziko saja yang diam. Agak terkejut, mungkin itu yang dua manusia itu rasakan.
thanks for those who want to stop by at my level, I hope you all still like my work. THANK YOU EVERYTHING, UNTIL MORE IN THE MORE EPISODES😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
Ameyas Rayman
kok gini amat sih hidup mu divi aku jadi ingat masa kecil ku yang sama persis dengan kamu lahir karena tak diinginkan.... tapi apa salahkita? ngga kan... tapi kita hanya pasrah dan mensyukurinya selama kita bisa bertahan percaya lah Tuhan selalu bersama kita sebagai penolong hidup kita...
2022-09-30
0
❣️My Boo💕
sedih banget nasib Davin🥺🥺🥺
2022-08-24
0
Nor Refan
masa si g ada 1pun yg jd teman devina
2021-09-10
0