hari ini adalah hari minggu hari di mana semua orang diam di rumah, tapi tidak dengan seorang gadis yang pergi ke gereja." Bik Divina pergi ke gereja dulu ya " Ujar Divina pada bik Rum yang sedang menyapu di halaman belakang.
sejenak bik Rum memandangi Divina dari atas ke bawah. " ada apa bik?" tanya Divina yang merasa minder dengan penampilannya dan juga tatapan dari bibik Rum.
" tidak apa-apa kok non, " Bik Rum merasa tidak enak hati karena sudah lancang memandanginya seperti itu.
"kalau begitu Divin pergi dulu yah" Divina mencium punggung tangan bik Rum.
" Hati-hati non" Bik Rum memandangi kepergian Divina dengan mata yang berkaca-kaca.
" bibik harap kamu bisa bahagia nak" lirih bik Rum.
...----------------...
Dalam perjalanan Divin kembali memandangi dirinya. "pakaianku sudah usang" ucapnya pelan tapi ia tak mempermasalahkannya. Asalkan pakaiannya sopan dan masih bisa dipakai.
tanpa sadar ternyata ia sudah tiba disebuah gereja yang tak jauh dari rumahnya. Dengan perasaan minder Divin memilih duduk di sebuah bangku yang berada dipojok belakang yang masih kosong.
saat semua bangku sudah dipenuhi dengan jemaat terpaksa ada beberapa orang yang duduk dibangku yang sama dengan Divin tapi mereka menjaga jarak dan langsung memakai masker.
Pada saat itu juga Divin merasa bahwa dirinya sangat hina. 'sebegitu menjijikkannya kah aku sehingga didalam gereja pun orang-orang masih terus membenciku' kata hati Divin yang bereriak kesakitan.
setelah sekitar dua setengah jam kebaktian berlangsung akhirnya kebaktian selesai dengan keadaan Divin yang tak tahan melihat tatapan orang-orang yang tertuju padanya.
' ada apa lagi ini? kenapa semuanya menatap aku seperti ini?''
Tak ada kata-kata yang dikeluarkan oleh mereka tapi melihat tatapan mereka saja sudah membuat gadis itu terpojokkan.
Dengan kepala yang tertunduk Divin berjalan sambil menunduk keluar tapi ada sesuatu yang aneh menurutnya. 'kenapa nggak berdesakan yah,nggak kayak biasanya' dengan memberanikan diri Divina mengangkat kepalanya dan menatap sekelilingnya.
ternyata semua orang sedang menghindarinya dengan membuatnya berjalan di arah paling depan dan menjaga jarak sekitar satu setengah meter darinya.
'apakah aku adalah orang yang paling menjijikkan dimuka bumi ini' dengan hati yang hancur Divin melangkah keluar dan tanpa sadar air matanya terjatuh.
tak peduli lagi jika orang lain melihat air matanya toh ia juga manusia biasa yang tak mampu menahan beban yang lebih berat.
sesampainya di rumah Divina langsung masuk kedalam kamarnya. "ya Tuhan, sampai kapan aku akan terus dihina seperti ini?" air mata Divin kembali jatuh, ia menangis terisak hingga bahunya ikut terguncang.
tok tok tok..
terdengar suara ketukan pintu dari luar kamar Divina. Dengan cepat dihapusnya air mata itu dan membukakan pintu kamarnya.
ceklek
" ada apa yah mbak " tanya Divina ramah kepada seorang pelayan wanita muda yang tengah berdiri di depan pintu kamarnya.
" bantu aku melayani tamu dulu, semua pelayan sedang sibuk " ujar wanita muda itu tak bersahabat.
'aneh..banyak sekali pelayan tapi apa yang membuat mereka sibuk'
walaupun masih tak yakin Divin tetap akan membantu pelayan itu. " tunggu dulu yah mbak aku ganti baju dulu"
"hmm, cepetan jangan lama-lama" ketus wanita itu.
tak membutuhkan waktu lama Divin sudah mengganti pakaiannya dengan seragam pelayan yang sama dengan wanita muda itu.
Tak ada yang tau tentang identitas Divina yang sebenarnya. Yang mengetahuinya hanya bik Rum dan keluarga Mahendra saja karena wanita itu sudah bekerja disana sebelum Divina dan Ziko lahir.
" nih kamu bawa yang ini dan aku bawa yang ini, jangan buat kesalahan nanti Tuan muda marah" jelas pelayan itu.
sebenarnya ada sedikit rasa iba pada pelayan wanita itu saat melihat Divina yang terus tersiksa.
" aku bawanya yang ini yah mbak?" tanya Divina Sambil menunjuk beberapa gelas yang berisikan beberapa minuman yang berbeda warna.
"iya kamu bawah itu keruang tamu"
Dengan telaten Divin mengambil cangkir yang berisi berbagai minuman itu dan menaruhnya diatas nampan dan membawanya ke ruang tamu.
sesampainya diruang tamu Divina sedikit terkejut, ternyata Ziko membawa keempat sahabatnya. Ada yang juga yang membawa pacar nya.
termasuk salah seorang pria tampan yang duduk dengan tenang tanpa ekspresi yang sedang ditemani oleh seorang wanita cantik yang Divina ketahui bernama Bella.
Rey, nama pria itu. Pria yang Divina kagumi dalam diam sejak kelas 1 SMA tapi ternyata ia sudah memiliki kekasih yang jauh lebih segalanya di banding dirinya.
saat Divina berjalan mendekat kearah meja ternyata Bella menyandung kakinya hingga membuatnya terjatuh dan minuman yang dibawahnya tumpah mengenai baju dari seorang Reyhan Alexander.
semua orang terkejut karena minuman itu tumpah pada bajunya Rey, pria dingin dan kaku itu. Divina bangun dari lantai dengan tubuh yang bergetar serta wajahnya yang pucat. " ma maafkan aku, aku tidak sengaja " ujar Divin dengan suara yang bergetar.
Ziko maju dihadapan Divina dengan rahang yang mengeras.
plakkkk plakkk..
Ziko menampar kedua pipi gadis itu hingga kembali jatuh tersungkur di lantai yang basah karena tumpahan minuman itu.
" kamu bisa kerja atau tidak hahhh?!" bentak Ziko dengan marah wajahnya memerah, urat lehernya seakan ingin keluar dan tangannya yang terkepal kuat. Divina sangat takut dengan Ziko saat ini, tidak pernah dia melihat Ziko semarah ini walau ia selalu bersikap dingin padanya.
Divin kembali bangun dengan masih menguatkan dirinya agar air matanya tidak jatuh tapi semuanya sia-sia, air mata sialan itu kini mulai turun membasahi pipinya.
Rey hanya diam saja dengan ekspresi datarnya dan menatap tajam kearah Divina.
" maafkan aku, aku tidak sengaja.." lirih Divina lagi memohon maaf.
" maaf..lho bilang maaf? bangsattt !!! lho udah bikin malu gue!" Ziko meraih rambut lurus Divin yang terikat dan menjambaknya dengan kuat.
"ahhh..am-pun kak, ak-ku benar-benar tidak sengaja" ujar Divina yang tak kuasa menahan sakit pada kepalanya. Mungkin sebentar lagi rambutnya akan rontok.
Ziko melepaskan jambakannya. semua yang disana hanya diam tak melakukan apapun karena kalau Ziko sedang marah maka ia akan lebih seram dari singa.
Lain halnya dengan Bella yang tersenyum penuh kemenangan. Sejenak padangan Divina beralih pada kedua manusia yang masih duduk dengan tenang itu, ia melihat wajah Bella yang terlihat berbinar.'iblis!' gumamnya dengan wajah memerah.
Air mata kembali mengalir di mata cantiknya. Tanpa berkata-kata lagi Divina langsung pergi dari tempat itu dan pergi ke kamarnya.
saat sedang meratapi nasib buruknya tiba-tiba ia teringat sesuatu. " bagaimana bisa aku lupa, hari ini adalah hari pertama aku kerja" ujar gadis itu sambil buru-buru mengganti pakaiannya.
Divina belum terlambat bekerja, karena ia akan bekerja jam dua belas siang nanti. Divina juga tidak ada alat untuk sekedar melihat jam, terpaksa ia harus pergi saat ini juga. Lagi pula jarak dari mansion ini ke Restoran tempat ia kerja itu sangatlah jauh, berada didekat sekolahnya dan ia harus berjalan kaki untuk sampai ketempat tujuan.
that's all for today guys, hopefully you don't get bored to read my story.
See you All
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
rihla
jahat nya thor
2021-09-11
1
Kelvinsihombing
thor jgn lah buat cerita y yg melibatkan gereja mna ad orng di gereja itu sampe menjauhkan diri karna baju... blm pernah thor... ngk setuju thor..
2021-09-03
1
Rosmaida Yusmiasih Siagian
jagat banget itu orang2 thor.... kl nyata adakah kira2 thor ..... 😘😘😘
2021-08-10
0