LELAH
Disebuah kamar yang kecil, terlihat seorang gadis cantik yang sedang meringkuk di dalam selimutnya padahal waktu sudah menunjukan pukul setengah tujuh pagi.
saat sedang asik bermimpi dengan indah tiba-tiba saja terdengar suara yang langsung membuat gadis itu terjaga dari tidur nyenyak nya.
bruuukkk
seorang wanita masuk ke dalam kamar gadis itu dan langsung memarahinya habis-habisan. "hei! bangun kamu! kenapa kamu tidak menyiapkan makanan hahh!!" teriak seorang wanita paruh baya yang masih terlihat cantik.
" ma-maaf Buk.." lirih gadis itu dengan kepala yang tertunduk.
" maaf maaf! kamu pikir dengan kata maaf bisa membuat kami kenyang, ia!?" bentak wanita itu lagi. " cepat siapkan sarapan!" lanjutnya masih dengan nada membentak.
gadis itu diam menunduk Ia tau ia salah karena seharusnya dia yang menyiapkan sarapan walau sudah ada puluhan pelayan dirumah mewah itu dan juga dia harus sekolah.
" cepat buatkan sarapan!! putraku pasti sudah lapar." bentak wanita itu lagi saat melihat gadis itu masih saja diam menunduk.
" i-iya Buk.." ucap gadis itu takut.
bruukkkk..
pintu kembali dibanting, andaikan saja pintu bisa berbicara pasti dia akan mengeluh kesakitan.
gadis manis itu menatap sendu pada wanita yang baru saja keluar dari kamarnya. " lalu siapa aku.." lirihnya dengan air mata yang sudah membasahi pipi mulusnya.
saat tersadar bahwa dia sedang menangis, dengan cepat dihapusnya air mata itu dan pergi kedapur untuk membuatkan sarapan pada Tuan dan Nyonya serta Tuan muda.
sesampainya di dapur..
"pagi bik Rum.." sapa gadis cantik itu pada seorang pelayan.
" ehh non Divin, non nggak sekolah?" Tanya pelayan itu pada gadis yang disebut Divin itu.
" Divina bangun kesiangan bik, "
Bik Rum tersenyum pada Divina." terus non Divin ngapain kesini?"
" Divin mau buat sarapa bik"
"tapi, tadi kan bibik sudah buat" ucap wanita itu.
Divina menghela nafasnya dengan kasar. " mau gimana lagi bik, tadi udah di suruh sama Nyonya besar " jawab gadis itu sambil tersenyum miris dengan mata yang berkaca-kaca.
" non nggak apa-apa? sini biar bibik bantu" ucap bibik saat melihat Divina yang hampir menangis.
" Divin nggak apa-apa bik, Divin mau buat sarapan dulu yah..nanti Divin dimarahin, lebih baik bibik duduk dulu sebentar kan dari subuh bibik sudah capek kerja sana sini"
" bibik nggak capek non, kan banyak pelayan yang bantu bibik..jadi biar bibik bantu non Divina saja" tawar bibik rum namun ditolak oleh Divin.
"bik..Divin bisa sendiri kok, lagian Divin kan hobi memasak" ujar gadis itu sambil tersenyum.
Bibik pun memaklumi dan mengijinkan Divina membuat sarapan sendiri. setelah selesai membuat sarapan, Divina membawa sarapan ke meja makan yang besar dan luas dengan tiga orang yang sudah duduk menunggu di setiap sisinya.
Divina meletakkan semua hidangan diatas meja. " lama" ujar seorang pria tampan yang sedang duduk dengan angkuh di sisi bagian kanan meja.
" maaf " ucapnya pelan tak berani menatap lelaki itu.
" kalau sudah selesai minggir kamu! bau mu sangat menyengat" lanjut pria itu lagi.
tanpa berkata-kata lagi, Divina pergi dari tempat itu. Ia sadar diri bahwa dirinya bukanlah siapa-siapa dia sana. Ia hanya seorang anak yang tak di harapkan keberadaannya.
'bagaimana orang lain memperlakukanku dengan baik,kalau kalian saja memperlakukanku seperti ini?''
Divin langsung menuju ke kamarnya yang berada tak jauh dari dapur atau lebih tepatnya kamar pembantu.
Kamar para pembantu sudah disiapkan mes khusus dibelakang, bahkan kamar mereka lebih besar dari kamar Divina.
Divin menatap nanar pada sebuah figura yang ia letakkan dilantai bersandaran dengan tembok karena dikamarnya hanya tersedia sebuah lemari kecil dan sebuah kasur yang sangat kecil.
'aku berharap kalian bisa menyayangiku dengan selayaknya, tapi apakah harapan itu akan tercapai?'' gumam Divina dengan sejuta kesedihannya.
...----------------...
saat ini Divina sedang berjalan dikoridor sekolah dengan memakai ransel abu-abu yang sudah tak layak pakai, pakaiannya juga lusuh tidak seperti siswa-siswi yang lainnya membuat orang-orang jijik dengannya.
Divin sekolah di sebuah SMA favorit yang mahal dan elite. Tapi semua itu ia raih karena prestasinya.
saat ia hendak menuju kelasnya, tanpa sengaja ia berpapasan dengan seseorang yang sangat dikenalinya.
dengan kepala yang tertunduk ia melewati orang itu yang tak lain adalah Ziko.
Saat melewati Ziko, tiba-tiba saja Ziko menyenggolnya hingga ia terjatuh. Semua siswa-siswi yang berada di sana sontak saja menertawakan Divina yang terjatuh sedangkan Ziko hanya dengan ekspresi datarnya saja.
" kasian banget yah dia, pasti lagi caper sama kak Ziko." ujar seorang siswi.
" mana mungkin kak Ziko yang tampan bagaikan dewa bisa tertarik dengan dia" cerca yang lainnya.
Ziko Arkana Mahendra adalah seorang pria tampan yang bersekolah di Hope international high school. Dia adalah kembaran dari Divina gadis yang sekarang ini ia senggol.
Pria tertampan dan juga di segani disekolah ini dengan sikapnya yang ramah dan playboy jika didepan orang lain, tapi jika ia berhadapan dengan Divina maka semuanya akan berbeda. Ia adalah putra pemilik yayasan sekolahan ini sehingga ia bisa berbuat seenaknya.
Merasa tak bisa menahan tangisnya lagi, Divin berlari ke toilet. Dalam toilet ia menangis sepuasnya meluapkan emosinya yang meledak-ledak di kepalanya.
setelah dirasa hatinya tenang, Divina kembali kekelasnya dengan kepala yang terus meenunduk. Dalam perjalanan tak sedikit orang-orang yang mengucilkannya tapi Divina lebih memilih menulikan semua itu. Percuma saja meladeni mereka kalau pada akhirnya ia akan kalah.
Semua siswa-siswi yang berada disekolah ini adalah orang yang tingkat perekonomiannya paling tinggi hanya ia sendiri yang paling beda diantara mereka semua.
kini tibalah Divina dikelasnya dan duduk di kursi paling belakang dan terpisah dari meja yang lainnya.
Semuanya menatap tak suka pada Divina.'selalu saja seperti ini..tidak adakah ruang bagiku' kata hati Divin yang berteriak.
" lihatlah bajunya begitu lusuh, tasnya juga udah sobek..sebegitu miskinkah dia" ujar seorang siswa yang menatap jijik kearah Divina.
Divina hanya diam menunduk meratapi nasibnya. Divin tak mau terlihat lemah dimata orang-orang.
terus kenapa bajunya kuning gitu, bukannya putih" sambung yang lainnya lagi.
Divina memandangi baju dan tasnya. 'benar yang mereka katakan..pakaianku sudah tidak layak pakai. Tapi bagaimana aku bisa membeli pakaian baru lagi sedangkan aku tak punya uang sepeserpun. apa aku harus mencari pekerjaan '
...----------------...
sepulang sekolah Divina terlebih dahulu mencari pekerjaan. Setelah hampir 3 jam mencari pekerjaan akhirnya ia diterima disebuah restoran yang terkenal dikota itu.
Ia tidak menyangka bisa diterima kerja di restoran ini. Waktu untuknya bekerja juga setelah pulang sekolah jadi ia tidak perlu khawatir untuk masalah itu tapi apakah Susi dan Tommy akan mengijinkannya.
Dengan berjalan kaki Divin berjalan ke mansion mewah keluarga Mahendra. "kasian sekali hidupku, ada tapi tidak dianggap. Bahkan biaya kehidupanku juga tidak mereka tanggung mereka hanya memberiku makan saja " lirih Divin dengan kaki yang tak berhenti melangkah.
setibanya di mansion Divina berjalan melewati pintu belakang. Tidak aneh lagi jika Divin melewati pintu belakang.
" dari mana saja kamu kenapa baru pulang ?" selidik tommy dari belakang membuat Divina kaget.
Divina menatap tommy dengan raut wajah terkejutnya "maafkan saya tuan karena saya pulang terlambat"
"saya tanya dari mana kamu bukan menyuruh kamu minta maaf" kata Tommy dengan raut datarnya.
" sa-saya mencari pekerjaan tuan" ujar Divina dengan gugup karena ini kali pertamanya dia berbicara dengan tommy secara langsung.
that's all for this episode, if you want to know the story, let's move on to the next episode
😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
Sinsin Nur Syifa Karimah
aku baca cerita othor yang lainnya dulu, sembari menunggu up dari cerita Achel 🥺🥺😭😢 bawang Bombay semua sih Thor 😭😭
2022-02-28
0
Mawar
😢😢😢
2021-08-12
0
Itarohmawati Rohmawati
maaf baru mendarat 🥺🥺
2021-08-08
0