Sembilan tahun berlalu...
Azzahra kini sudah berusia 24 tahun. Dia sudah menjadi wanita muslimah yang tentu saja mempunyai paras wajah yang cantik dengan mata yang indah. Banyak lawan jenis ingin memilikinya Tapi saat tahu wanita itu adalah tunangan dari seorang Prayoga Atmajaya, anak dari juragan kaya raya di wilayah itu, siapa pun pasti langsung melipir tak berani meneruskan niatnya.
Aktivitas Azzahra sendiri kini mengajar sebagai guru TK sejak dua tahun yang lalu. Sangat cocok dengan pembawaan dia yang lembut dan penuh kasih sayang.
" Sedang apa kamu, Ra?" tanya Umi Rara, saat terlihat anaknya itu sibuk di dapur Sabtu pagi ini.
" Rara, sedang masak nasi liwet sama ayam goreng lengkuas, Umi." sahut Azzahra.
" Tumben sekali masaknya banyak begini, Ra?" tanya Umi Rara saat melihat masakan yang ada di meja cukup banyak. " Apa ada teman kamu mau datang kemari?"
" Bukan teman Rara yang datang kemari, Umi. Tapi Rara mau kirim ini ke Mamih Ellena. Karena Kang Yoga sedang pulang ke sini, Umi." Wajah Azzahra berbinar saat menceritakan tentang kedatangan Yoga, karena Yoga meneruskan kuliahnya di Jakarta. Dan sejak Yoga tamat SMA, Azzahra telah merubah panggilannya kepada pria itu menjadi 'Akang' seperti panggilan yang dia berikan kepada kedua kakak laki-lakinya.
" Yoga ada di sini?" Umi Rara juga sama senangnya mengetahui kedatangan Yoga. " Pantas saja wajah kamu kelihatan sumringah gini, Ra." Umi Rara menggoda putri bungsunya itu.
" Ah, Umi ..." Ucapan Uminya tadi membuat pipi Azzahra seketika merona.
" Umi nggak sabar nunggu tahun depan, Ra. Umi nggak sabar melihat kamu bahagia."
" Selama ini Rara sudah sangat bahagia, Umi."
" Tapi kebahagian kamu semakin sempurna jika kamu sudah menikah dengan orang yang kamu cintai dan mencintai kamu, Ra."
Azzahra menghela nafas sejenak mendengar ucapan Uminya.
" Kenapa, Ra?" Umi Rara sepertinya menangkap kegelisahan yang dirasakan oleh anaknya.
" Rara bingung, Umi. Kang Yoga selama ini memang bersikap baik terhadap Rara. Tapi sampai saat ini, Rara tidak pernah mendengar Kang Yoga mengucapkan kata sayang terhadap Rara." Azzahra merasakan kegelisahannya. Selama sembilan tahun dia mencintai Yoga, selama itu juga tak sekalipun pria itu mengucapkan perasaannya terhadap dirinya.
" Ra, sayang itu nggak mesti diucapkan lewat kata-kata, tapi bisa juga lewat sikap dan perhatian. Selama ini Yoga selalu bersikap baik terhadap kamu, kan?" Umi Rara membelai kepala Azzahra menyalurkan rasa kasih sayang kepada anak perempuan satu-satunya itu.
" Tapi Rara juga 'kan sekali-sekali ingin dirayu, dipuji sama Kang Yoga, Umi." Rara mencebikkan bibirnya.
" Astaghfirullahal Adzim, Rara. Jangan terbuai dengan rayu dan pujian-pujian. Itu bisa membuat kita besar kepala dan lupa diri. Nggak baik itu, Ra " Umi Rara memperingatkan Azzahra agar tidak terbuai dengan segala macam pujian.
" Maaf, Umi. Rara khilaf." Rara mengungkapkan rasa penyesalannya. " Kalau begitu, Rara mau siap-siap dulu, mumpung masih hangat nasi liwetnya, Umi."
" Ya sudah sana."
Azzahra pun bergegas meninggalkan Uminya dan bersiap untuk berkunjung ke rumah orang tua Yoga, pria yang dicintainya.
***
" Neng Rara, bade ka mana ( mau ke mana)?" Mang Ucup yang melihat Azzahra berjalan ke luar dari dalam rumahnya.
" Abdi Bade ka bumina ( Saya mau ke rumahnya) Mamih Ellena, Mang." Azzahra menyahuti Mang Ucup, salah satu orang yang bekerja di rumahnya.
" Bade Mang Ucup jajap, Neng ( Mau Mang Ucup antar)?" tanya Mang Ucup.
" Teu kedah, Mang. Wios Rara mapah wae. ( Nggak usah, Mang. Biar Rara jalan saja)" Azzahra menolak halus.
" Ulah atuh, Neng. Sakedap Mamang nyandak motor heula. ( Jangan Neng, sebentar Mamang ambil motor dulu." Mang Ucup lalu berlari mengambil motor matic untuk mengantar Azzahra ke rumah Mamih Ellena yang berjarak dua ratus meter dari rumah Azzahra.
Sesampainya di rumah Yoga,
" Mang, wios Rara dikantun wae ( Mang, biar Rara ditinggal saja)" ucap Azzahra saat sampai di rumah Yoga.
" Engke bade dijemput tabuh sabaraha? (Nanti mau dijemput jam berapa)" tanya Mang Ucup.
" Teu kedah, Mang. Engke abdi uih nyalira wae (Nggak usah, Mang. Nanti saya pulang sendiri saja)" sahut Azzahra seraya melangkah masuk ke dalam rumah Yoga.
" Assalamualaikum ..." Azzahra memberi salam saat memasuki rumah Yoga, dia memang sudah sering keluar masuk rumah besar itu. Karena Mama Yoga sendiri sudah menganggapnya seperti anak sendiri.
" Waalaikumsalam, Rara?" Mama Yoga yang kebetulan langsung menyambut Azzahra.
" Mih ..." Azzahra langsung menyalami tangan calon ibu mertuanya itu.
" Meni geulis pisan pi minantueun Mamih iyeu. ( Sungguh cantik sekali calon menantu Mamih ini)" Pipi Azzahra langsung bersemu mendengar pujian dari Mama Yoga.
" Mamih ..." Azzahra langsung tertunduk malu. Dia sering mendapat pujian dari Ibu dari pria yang sangat dicintainya itu, tapi tetap saja rona wajahnya tak pernah bisa disembunyikan saat menerima pujian itu.
" Bawa apa kamu, Ra?" tanya Mama Yoga saat melihat Azzahra menenteng rantang di tangannya.
" Ini Rara bawakan kesukaannya Kang Yoga, Umi. Nasi liwet sama ayam goreng lengkuas." Azzahra lalu menyodorkan rantang yang dipegangnya itu kepada Mama Yoga.
Mama Yoga menarik Azzahra ke dalam dry kitchen, kemudian membuka wadah yang dipakai untuk menaruh nasi liwet itu.
" Hmmm, pasti sedap sekali ini." Mama Yoga mencium aroma makanan yang dibawa Azzahra. " Kamu masak sendiri ini?"
" Iya, Mih." Azzahra menyahuti.
" Mamih boleh makan nggak, nih?"
" Boleh atuh, Mih. Ini 'kan Rara bawakan banyak."
" Kirain kamu bawa spesial cuma buat Yoga saja," ledek Mama Yoga menggoda Azzahra.
Blush ...
Rona warna pink langsung menyerbu pipi Azzahra. " Mamih, iihh ... Rara malu," Azzahra kembali menundukkan wajahnya, membuat Mama Yoga terkekeh.
" Jum, Enjum ..." seru Mama Yoga memanggil Bi Enjum.
" I-iya, Bu." Bi Enjum berlari menghampiri Mama Yoga. " Abdi, Bu ( Saya, Bu)"
" Jum, tolong panggilkan Yoga. Bilang ada Rara datang." Mama Yoga memerintahkan Bi Enjum.
" Den Yoga, Bu?" Bukannya segera memanggil Yoga, Bi Enjum malah bertanya.
" Iya, Yoga! Cepat kamu panggilkan."
" I-iya, Bu." Dengan sedikit bingung Bi Enjum melangkah menuju kamar Yoga yang ada di lantai atas.
" Hmmm, enak ini, Ra. Kamu benar-benar calon menantu idaman." puji Mama Yoga seraya menyendokan nasi ke dalam mulutnya.
" Mamih yang nggak pandai masak saja disayang sama si papih, apalagi kamu yang jago masak gini. Pasti akan disayang sama Yoga." Tak henti-henti Mama Yoga menggoda Azzahra.
" Mamih godain Rara terus, sih ..." Entah sudah seperti apa warna wajah Azzahra saat ini.
" Nah itu dia Prayoga!" seru Mama Yoga saat melihat kemunculan Yoga di sana. " Kasep kadieu, iyeu aya numilarian, saur na sono lami teu patepang. (Ganteng ayo kesini, ini ada yang mencari, katanya kangen lama nggak ketemu)"
Azzahra langsung menoleh ke arah pandang mata Mama Yoga. Wajah Azzahra langsung berseri saat melihat pria yang selalu dia rindukan kehadirannya itu.
" Rara?" sapa Yoga saat mendapati Azzahra bersama mamihnya.
Azzahra kemudian mendekat ke arah Yoga dan menyalami pria itu. " Kang Yoga, kumaha damang?" Pandangan mata Azzahra tiba-tiba mendapati sosok wanita yang berjalan di belakang Yoga. Wanita yang sedang menatapnya dengan sorot mata penuh selidik.
Bersambung ...
Happy Reading❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 186 Episodes
Comments
Neulis Saja
apakah itu istrimu yoga ? kenapa mamihmu msh saja menyebut Rara sbg calon menantu jika sdh married? jgn sakiti Rara dgn menyembunyikan statusmu yoga you loser 😡
2023-09-17
0
bunda Thalita
abis kisah cinta yoga dan tata langsung cuussss kesini
2023-09-12
0
gia nasgia
wah ternyata macam nya bang ojol ikut juga 🤣🤣
2023-08-03
0