Ch. 12 Kakek

Kakek, merupakan orang tua dari bapak dan ibu kita. Tanpa adanya mereka, orang tua kita tidak akan lahir dan kita sebagai anak orangtua juga tidak akan ada.

Kehadiran kakek merupakan sesuatu yang spesial karena ada beberapa anak yang dari lahir tidak pernah melihat kakek mereka karena sudah tiada.

Normalnya setiap anak akan memiliki dua pasang kakek nenek. Satu dari sisi ibu dan satu dari sisi ayah. Tapi bisa saja ada sedikit perbedaan sesuai dengan kondisi keluarga masing-masing.

Saat aku sudah memasuki dunia kerja, satu orang kakek dan nenek sudah pergi meninggalkan dunia ini. Kakek dari ibu dan nenek dari sisi ayah.

Karena itulah ini waktu yang tepat untuk berbakti kepada kakek dan nenek yang masih ada. Namun menurut aku pribadi, yang seharusnya berbakti adalah orangtua kita. Karena mereka harus berbakti kepada orang tua. Bukan cucu berbakti kepada kakek.

Setelah nenek tiada, kakek dari sisi ayah menjadi pribadi yang manja. Setiap hari selalu meminta anaknya pergi ke rumah untuk menemani dirinya.

Sebagai anak saya kadang menggantikan ayah untuk menemani kakek. Awalnya semua anak mereka menyerahkan tugas menjaga ini ke ibu dan bapak saya, karena rumah kami yang paling dekat dengan rumah kakek.

Ibu aku langsung protes "lah, yang anaknya siapa kok saya yang jaga. Mana baktinya ke orang tua?" Mendengar kalimat tersebut semua om dan Tante saya langsung menyusun jadwal jaga diantara mereka.

Setiap hari om dan Tante saya bergantian jaga. Kasihan ada yang dapat Sabtu Minggu karena rumah mereka cukup jauh dari rumah kakek sehingga tidak bisa ke tempat kakek saat hari kerja.

Menurutku pribadi, manjanya kakek juga karena dilarang menikah lagi oleh anak-anaknya. Karena setahu aku, kalau ada orangtua ingin menikah, anaknya tidak boleh melarang.

Percuma kalau kita kasih perawat dan uang tapi kebutuhan mental nya tidak terpenuhi. Sedihnya Tante yang melarang nikah malah mengancam "kalau menikah lagi, nanti tidak kami temenin ya mbahnya" setelah ditakuti seperti itu, kakek sudah tidak meminta menikah lagi.

Ayah mendapat hari jaga Senin. Cukup berat karena hari berikutnya ayah harus berangkat kerja. Karena tidur di tempat kakek tidak nyaman, tidak seperti kasur di rumah.

Menurut cerita dari ibu, ayah sering tidur setiap hari Selasa. Karena malamnya tidur tidak nyenyak di tempat kakek.

Apalagi dengan sikap kakek yang manja sehingga membuat banyak orang tidak betah pergi ke sana, para cucu juga tidak banyak yang suka ke tempat kakek. Terutama anak-anak.

Kalau cucu yang dewasa seperti saya sudah pasrah dan menerima saja keadaan seperti ini. Kebetulan hari ini hari Senin, selama saya mengajar, setiap hari Senin aku menemani ayahku menjaga kakek.

"Eh Ray, sudah pulang. Nanti habis isya jagain kakek ya" Kata ibuku sambil nyantai duduk di depan tv.

"Baik Bu, nanti aku siap-siap" aku bergegas untuk mengganti baju dan istirahat di kamar.

Setelah beberapa bulan mengajar, aku sudah terbiasa untuk langsung pergi ke kamar dan tidak mampir ke kamar orang tua. Karena bapak tidak pandang bulu, saat melihatku capek habis kerja masih saja disuruh memijat kakinya.

Memang itu bakti kita ke orangtua, tapi kalau posisi badan capek habis kerja masa harus capek lagi. Tolong lah orang tua hati nuraninya dipakai.

Untungnya hanya bapak yang seperti itu, ibuku tahu akan hal itu makanya hanya memintaku untuk bersabar. Hanya nasihat ibu ini yang membuat aku tidak berantem dengan bapak.

Setelah istirahat sampai isya ( yang cuma sebentar karena kadang aku pulang ngajar jam 17.30). Kadang rumah selalu mendapatkan telepon dari kakek untuk segera pergi ke rumahnya.

Padahal posisi kadang ibu belum masak makan malam karena keasikan nonton sinetron. Tidak mungkin kan pergi jagain kakek dalam perut kosong. Karena itu kadang aku jengkel juga dengan ibu yang lupa masak.

Namun wajar saja karena sama dengan bapak, ibu juga bekerja sehingga saat sore badannya sudah capek sehingga ia istirahat terlebih dahulu. Faktor usia juga kadang membuat ibu sudah mulai lupa memasak makan malam.

Setelah semua beres aku dan bapak pergi menjaga kakek "pergi dulu ya Bu, assalamualaikum. "

"Waalaikumsalam, hati-hati ya. Yang sabar jaga kakek."

Aku dan bapak pergi ke tempat kakek. Seperti biasa ayah membawa bantal kesayangan saat pergi ke sana. Karena bapak susah tidur kalau tidak pakai bantal yang biasa dipakai. Sedangkan aku hanya membawa HP seadanya untuk mainan.

Posisi rumah dengan rumah kakek Sangat dekat, tidak sampai semenit sudah sampai meskipun dengan jalan kaki.

"Assalamualaikum, kek. Ini Ray kek sama papah sudah datang." Setelah sampai ke tempat kakek, kami langsung menyapa kakek dan menemaninya sebentar menonton tv.

Untuk saat ini masih belum ada perawat, namun di masa depan. Kakek akan memiliki perawat, bahkan sampai ada dua orang.

Meskipun nanti sudah ada perawat, tapi kakek masih minta dijaga setiap malamnya oleh anak-anaknya.

Menurut ayah, kakek bertindak seperti itu karena takut uangnya hilang. Karena sama seperti kakek-kakek lain, ia tidak menyimpan uang di bank sehingga semua uangnya ada di rumah.

Kakek merupakan mantan guru dan karyawan swasta sehingga hartanya cukup banyak. Selain itu ia juga sudah sering gonta-ganti usaha untuk membiayai kedelapan anaknya.

Semua anaknya lulus sarjana kecuali salah satu yang berhenti ditengah jalan. Aku pernah mendapat ceramah dari salah satu om "kalau gak karena Mbah, om dan bapak kamu gak akan seperti sekarang."

Memang aku sangat bersyukur karena selama ini hidup cukup, namun saya sedih karena kakek hanya memberikan harta kepada anak. Tidak memberikan pendidikan yang anak butuhkan.

Buktinya salah satu om tidak lulus kuliah, yang satu sering marah dan mata duitan, saudara yang lain hamil luar nikah. Dan masih ada kurang lainnya dari sisi anaknya kakek.

Seharusnya tidak hanya dari sisi harta, tapi akhlak dan pendidikan harus diajarkan secara benar kepada anak. Saya cukup heran karena ada orang tua takut kepada anak. Seperti nenek yang takut dibenci oleh Tante.

Banyak sekali hal-hal yang bisa menjadi pelajaran dari masalah keluarga kakek. Sayangnya kalau sikap sudah menjadi kebiasaan dan sampai dewasa tidak berubah. Akan sangat sulit merubah sikap mereka. Karena hal salah yang mereka lakukan sudah mereka anggap biasa dan mereka tidak merasa bersalah melakukan hal tersebut.

Mirip dengan petuah seseorang, "daripada menunggu orang tua berubah lebih cepat menunggu orang tersebut kembali ke pencipta." Aku rasa peribahasa itu sangat tepat.

Seperti ayahku yang suka marah-marah dan ngomong kasar. Sudah hidup selama 50 tahun tapi sikapnya tidak berubah. Aku baru menyadari hal ini saat aku menginjak kuliah dan kerja.

Karena masa sekolah aku jarang ngobrol dengan mereka. Karena setelah pulang kantor mereka tidak melakukan quality time bersama keluarga. Saat hari libur pun biasanya mereka isi dengan tidur. Jadinya jarang ngobrol deh.

Kalau saat ini sudah mulai saya ajak ngobrol tapi tidak terlalu sering, karena setiap kata yang terucap oleh ayah sering menyakiti hati. Berbeda dengan ibu yang selalu menjadi teman curhat saya setiap hari.

Setelah menemani kakek cukup lama, biasanya aku dan ayah tidur jam 09 atau 10 malam. Pernah aku kelepasan protes ke kakek karena nelponin rumah terus untuk berangkat ke rumahnya.

"Kakek, gak perlu lah telponin terus. Nanti juga Saya dan bapak pergi ke sini. Kan harus shalat isya dan makan malam dulu." Ucapku kepada kakek.

"Nggak dari tadi makanya. Kok lama ke sini?" Wajah kakek mulai memelas.

"Iya kek, ibu capek habis kerja jadi masaknya agak malam. Masa nemenin kakek masih kelaparan?" Kakek terdiam setelah mendengar pembicaraan ini.

Kakek juga sudah cukup berumur. Terlihat dari gerak badan dan Indra pendengaran sudah berkurang. Hal itu juga alasan aku jarang ngobrol dengan kakek, karena ia tidak mau pakai alat bantu dengar padahal pendengaran sudah bermasalah.

Om dan tanteku juga melakukan hal yang sama, hanya ngobrol saat hal penting saja. Seiring waktu berjalan awalnya jalan pakai tongkat. Kemudian harus dibantu untuk berjalan dan pergi ke toilet. Semakin sedih melihat kondisi kakek.

...

Pagi hari tiba. Biasanya aku sudah menyetel alarm untuk bangun Shalat subuh. Aku membangun kan ayah untuk melaksanakan Shalat subuh. 

Berbeda dengan ibu, bapak tidak pernah bisa bangun subuh sendiri. Selalu harus ibu atau aku bangunkan.

"Pak bangun, ayo sholat subuh." Ucapku sambil menepuk pelan kaki bapak. Karena kalau terlalu kencang menepuknya, nanti dia mengamuk.

Setelah selesai melaksanakan shalat subuh. Kami berpamitan dengan Mbah.

"Pamit dulu Mbah ya, mau pulang dulu. Mau mandi." Ucapku sambil mencium tangan kakek.

"Iya. Hati-hati ya di jalan. Makasih ya."

Kalau saat pulang kakek belum bangun biasanya aku pamit ke Mbak Siti. Mbak Siti ini sudah menemani kakek dari zaman ayahku masih kecil. Umurnya juga sudah tua sama seperti kakek. Sambal buatannya terkenal enak di kalangan para saudara.

"Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam"

Sampai dirumah aku menyapa ibu dan pergi melanjutkan istirahat ke kamar. Bapak juga melakukan hal yang sama. Aku tidur pulas hari ini karena tidak ada jam mengajar untuk hari Selasa.

*Bersambung

*Mohon bantuannya untuk share, like, dan komen novel ini. Terima kasih sudah membaca novel ini.

Terpopuler

Comments

www

www

next Thor
jgn lupa feedback TAKDIRKU

2021-06-07

3

lihat semua
Episodes
1 Ch. 1 Kelulusan
2 CH 2 Konflik
3 Ch 3 Tawaran Kerja
4 Ch 4 Hari Pertama Mengajar
5 Ch. 5 Hari Pertama Mengajar 2
6 Ch. 6 Minggu Pertama Mengajar
7 Ch. 7 Minggu Pertama Mengajar 2
8 Ch. 8 Minggu Pertama Mengajar 3
9 CH. 9 KBM Pertama
10 Ch. 10 KBM Pertama 2
11 Ch. 11 Pramuka
12 Ch. 12 Kakek
13 Ch. 13 UTS
14 Ch. 14 UTS 2
15 Ch. 15 Pasca UTS
16 Ch. 16 Ekstrakurikuler
17 Ch. 17 Akreditasi
18 Ch. 18 Akreditasi 2
19 Ch. 19 Hasil Akreditasi
20 Ch. 20 Gaji Pertama
21 Ch. 21 Lomba Upacara
22 Ch. 22 Lomba Upacara 2
23 Ch. 23 Akhir Lomba, Pra UAS
24 Ch. 24 Akhir Semester
25 Ch. 25 Akhir Semester 2
26 Ch. 26 Guru Pengawas
27 Ch. 27 Insiden
28 Ch. 28 Naik Pesawat
29 Ch, 29 Jogja
30 Ch. 30 Test di Jogja
31 Ch. 31 Tes dan Setelah Tes
32 Ch. 32 Tes Wawancara Jogja, Akhir dari tes
33 Ch. 33 Softhouse
34 Ch. 34 Softhouse 2
35 Ch. 35 Menuju Jogja
36 Ch. 36 Liburan di Jogja
37 Ch. 37 Liburan di Jogja 2
38 Ch. 38 Liburan di Jogja 3
39 Ch. 39 Bali
40 Ch. 40 Bali 2
41 Ch. 41 Bali 3
42 Ch. 42 Bali 4
43 Ch. 43 Bali 5
44 Ch. 44 Bali 6
45 Ch. 45 PSB
46 Ch. 46 Wawancara Kerja di Tangerang
47 Ch. 47 Memperbaiki Lab Komputer
48 Ch. 48 Kursus Mobil
49 Ch. 49 Kursus Mobil 2
50 Ch. 50 Pembuatan SIM
51 Ch. 51 Perpanjangan SIM
52 Ch. 52 Ujian Nasional
53 Ch. 53 Kontrakan
54 Ch. 54 H-1 Kerja di Tangerang
55 Ch. 55 Hari Pertama Bekerja (Tangerang)
56 Ch. 56 Hari Pertama Bekerja (Tangerang) 2
57 Ch. 57 Hari Pertama Bekerja (Tangerang) 3
58 Ch. 58 Pegawai Baru
59 Ch. 59 Menjenguk Bapak
60 Ch. 60 Menjenguk Bapak 2
61 Ch. 61 Menjenguk Bapak 3
62 Ch. 62 Kembali ke Tangerang
63 Ch. 63 Satu Bulan Bekerja (Tangerang)
64 Ch. 64 Konflik dalam Kantor
65 Ch. 65 Konflik dalam Kantor 2
66 Ch. 66 Ramadhan & Idul Fitri
67 Ch. 67 Ramadhan & Idul Fitri 2
68 Ch. 68 Malam tahun baru
69 Ch. 69 Tahun Baru
70 Ch. 70 Tahun Baru 2
71 Ch. 71 Acara Jejejapangan
72 Ch. 72 Acara Jejepangan 2
73 Ch 73 Setelah Tahun Baru, Banu Pindah
74 Ch. 74 Jalan-Jalan ke Jawa Timur
75 Ch. 75 Jalan-Jalan ke Jawa Timur 2
76 Ch. 76 Jalan Jalan ke Jawa Timur 3
77 Ch. 77 Jalan Jalan ke Jawa Timur 4
78 Ch. 78 Bandung
79 Ch. 79 Bandung 2
80 Ch. 80 Bandung 3
81 Ch. 81 Bandung 4
82 Ch. 82 Servis Laptop, Isu Pandemi Mulai Muncul
83 Ch. 83 Mulai Masuknya Pandemi
84 Ch. 84 Perubahan Akibat Pandemi
85 Ch. 85 Perubahan Akibat Pandemi 2
86 Ch. 86 Wisuda Arip
87 Ch. 87 Wisuda Arip 2
88 Ch. 88 Arip Mencari Kerja
89 Ch. 89 Pekerjaan Arip
90 Ch. 90 Refleksi 2020 (Summary Chapter)
91 Ch. 91 Menonton Bioskop Saat Pandemi
92 Ch. 92 Mbah Kakung Dirawat
93 Ch. 93 Mbah Kakung Dirawat 2
94 Ch. 94 Mbah Kakung Dirawat 3
95 Ch. 95 Mbah Meninggal
96 Ch. 96 Mbah Meninggal 2
97 Chapter 97 Bapak Jatuh Sakit
98 Ch. 98 Bapak Jatuh Sakit 2
99 Ch. 99 Panitia KPPS
100 Ch. 100 Panitia KPPS 2
101 Ch. 101 Hasil Pemilu
102 Ch. 102 Merawat Bapak
103 Ch. 103 Kembali WFO (Work From Office)
104 Ch. 104 Kembali WFO 2
105 Ch. 105 Kembali WFO 3
106 Ch.106 Kembali WFO 4
107 Ch. 107 Kembali WFO 5
108 Ch. 108 Kembali WFO 6
109 Ch. 109 Kemalingan
110 Ch. 110 Kemalingan 2
111 Ch. 111 Kemalingan 3
112 Ch. 112 Kemalingan 4
113 Ch. 113 Kemalingan 5, Pemutusan Kontrak
114 Ch. 114 Pemutusan Kontrak 2
115 Ch. 115 Donor Darah
116 Ch. 116 Donor Darah 2
117 Ch. 117 Jalan-jalan ke Villa
118 Ch. 118 Jalan-jalan ke Villa 2
119 Ch. 119 Jalan-Jalan ke Villa 3
120 Ch. 120 Pernikahan Pak Dani
121 Ch. 121 Pernikahan pak Dani 2
122 Ch. 122 Positif Covid
123 Ch. 123 Positif Covid 2
124 Ch. 124 Positif Covid 3
125 Ch. 125 Positif covid 4
126 Ch. 126 ICU
127 Ch. 127 ICU 2
128 Ch. 128 Berdoa untuk Bapak
129 Ch. 129 Berdoa untuk Bapak 2
130 Ch. 130 Berdoa Untuk Bapak 3
131 Ch. 131 Bapak
132 Ch 132 Bapak 2
133 Ch. 133 Tahlilan Bapak
134 Ch. 134 Kembali Mencari Kerja
135 Ch. 135 PHP
136 Ch. 136 Vaksin
137 Ch. 137 Vaksin 2
138 Ch. 138 Vaksin 3
139 Ch. 139 Vaksin 4
140 Ch. 140 Mencari Kontrakan Arip
141 Ch. 141 Mencari Kontrakan Arip 2
142 Ch. 142 Menuju Kota P
143 Ch. 143 Menuju Kota P 2
144 Ch. 144 Mbak Livi
145 Ch. 145 Kota P
146 Ch. 146 Pernikahan Nasa
147 Ch. 147 Mengunjungi Kontrakan Arip
148 Ch. 148 Makan Malam Dengan Arip
149 Ch. 149 Menuju Bogor
150 Ch. 150 Bogor
151 Ch. 151 Menonton Saat Pandemi
152 Ch. 152 Tur ke Jogja
153 Ch. 153 Tur ke Jogja 2
154 Ch. 154 Tur ke Jogja 3
155 Ch. 155 Tur ke Jogja 4
156 Ch. 156 Silaturahmi
157 Ch. 157 Seli
158 Ch. 158 Dewi
159 Ch. 159 Mutiara
160 Ch. 160 Uswa
161 Ch. 161 Uswa 2
162 Ch. 162 Hubungan yang Lebih Serius
163 Ch. 163 Bertemu antara Calon Menantu / Mertua
164 Ch. 164 Micro Teaching
165 Ch 165 Interview dan Training
166 Ch. 166 Bertemu dengan Team Lead.
167 Pengumuman
168 Ch. 167 Kelas Demo
169 Ch. 168 Kelas Paid
170 Ch. 169 Kegelisahan
171 Ch. 170 Survei ke Sekolah
172 Ch. 171 Satu Job dilepas, Menerima Job yang Baru (Tamat)
173 Tamat
Episodes

Updated 173 Episodes

1
Ch. 1 Kelulusan
2
CH 2 Konflik
3
Ch 3 Tawaran Kerja
4
Ch 4 Hari Pertama Mengajar
5
Ch. 5 Hari Pertama Mengajar 2
6
Ch. 6 Minggu Pertama Mengajar
7
Ch. 7 Minggu Pertama Mengajar 2
8
Ch. 8 Minggu Pertama Mengajar 3
9
CH. 9 KBM Pertama
10
Ch. 10 KBM Pertama 2
11
Ch. 11 Pramuka
12
Ch. 12 Kakek
13
Ch. 13 UTS
14
Ch. 14 UTS 2
15
Ch. 15 Pasca UTS
16
Ch. 16 Ekstrakurikuler
17
Ch. 17 Akreditasi
18
Ch. 18 Akreditasi 2
19
Ch. 19 Hasil Akreditasi
20
Ch. 20 Gaji Pertama
21
Ch. 21 Lomba Upacara
22
Ch. 22 Lomba Upacara 2
23
Ch. 23 Akhir Lomba, Pra UAS
24
Ch. 24 Akhir Semester
25
Ch. 25 Akhir Semester 2
26
Ch. 26 Guru Pengawas
27
Ch. 27 Insiden
28
Ch. 28 Naik Pesawat
29
Ch, 29 Jogja
30
Ch. 30 Test di Jogja
31
Ch. 31 Tes dan Setelah Tes
32
Ch. 32 Tes Wawancara Jogja, Akhir dari tes
33
Ch. 33 Softhouse
34
Ch. 34 Softhouse 2
35
Ch. 35 Menuju Jogja
36
Ch. 36 Liburan di Jogja
37
Ch. 37 Liburan di Jogja 2
38
Ch. 38 Liburan di Jogja 3
39
Ch. 39 Bali
40
Ch. 40 Bali 2
41
Ch. 41 Bali 3
42
Ch. 42 Bali 4
43
Ch. 43 Bali 5
44
Ch. 44 Bali 6
45
Ch. 45 PSB
46
Ch. 46 Wawancara Kerja di Tangerang
47
Ch. 47 Memperbaiki Lab Komputer
48
Ch. 48 Kursus Mobil
49
Ch. 49 Kursus Mobil 2
50
Ch. 50 Pembuatan SIM
51
Ch. 51 Perpanjangan SIM
52
Ch. 52 Ujian Nasional
53
Ch. 53 Kontrakan
54
Ch. 54 H-1 Kerja di Tangerang
55
Ch. 55 Hari Pertama Bekerja (Tangerang)
56
Ch. 56 Hari Pertama Bekerja (Tangerang) 2
57
Ch. 57 Hari Pertama Bekerja (Tangerang) 3
58
Ch. 58 Pegawai Baru
59
Ch. 59 Menjenguk Bapak
60
Ch. 60 Menjenguk Bapak 2
61
Ch. 61 Menjenguk Bapak 3
62
Ch. 62 Kembali ke Tangerang
63
Ch. 63 Satu Bulan Bekerja (Tangerang)
64
Ch. 64 Konflik dalam Kantor
65
Ch. 65 Konflik dalam Kantor 2
66
Ch. 66 Ramadhan & Idul Fitri
67
Ch. 67 Ramadhan & Idul Fitri 2
68
Ch. 68 Malam tahun baru
69
Ch. 69 Tahun Baru
70
Ch. 70 Tahun Baru 2
71
Ch. 71 Acara Jejejapangan
72
Ch. 72 Acara Jejepangan 2
73
Ch 73 Setelah Tahun Baru, Banu Pindah
74
Ch. 74 Jalan-Jalan ke Jawa Timur
75
Ch. 75 Jalan-Jalan ke Jawa Timur 2
76
Ch. 76 Jalan Jalan ke Jawa Timur 3
77
Ch. 77 Jalan Jalan ke Jawa Timur 4
78
Ch. 78 Bandung
79
Ch. 79 Bandung 2
80
Ch. 80 Bandung 3
81
Ch. 81 Bandung 4
82
Ch. 82 Servis Laptop, Isu Pandemi Mulai Muncul
83
Ch. 83 Mulai Masuknya Pandemi
84
Ch. 84 Perubahan Akibat Pandemi
85
Ch. 85 Perubahan Akibat Pandemi 2
86
Ch. 86 Wisuda Arip
87
Ch. 87 Wisuda Arip 2
88
Ch. 88 Arip Mencari Kerja
89
Ch. 89 Pekerjaan Arip
90
Ch. 90 Refleksi 2020 (Summary Chapter)
91
Ch. 91 Menonton Bioskop Saat Pandemi
92
Ch. 92 Mbah Kakung Dirawat
93
Ch. 93 Mbah Kakung Dirawat 2
94
Ch. 94 Mbah Kakung Dirawat 3
95
Ch. 95 Mbah Meninggal
96
Ch. 96 Mbah Meninggal 2
97
Chapter 97 Bapak Jatuh Sakit
98
Ch. 98 Bapak Jatuh Sakit 2
99
Ch. 99 Panitia KPPS
100
Ch. 100 Panitia KPPS 2
101
Ch. 101 Hasil Pemilu
102
Ch. 102 Merawat Bapak
103
Ch. 103 Kembali WFO (Work From Office)
104
Ch. 104 Kembali WFO 2
105
Ch. 105 Kembali WFO 3
106
Ch.106 Kembali WFO 4
107
Ch. 107 Kembali WFO 5
108
Ch. 108 Kembali WFO 6
109
Ch. 109 Kemalingan
110
Ch. 110 Kemalingan 2
111
Ch. 111 Kemalingan 3
112
Ch. 112 Kemalingan 4
113
Ch. 113 Kemalingan 5, Pemutusan Kontrak
114
Ch. 114 Pemutusan Kontrak 2
115
Ch. 115 Donor Darah
116
Ch. 116 Donor Darah 2
117
Ch. 117 Jalan-jalan ke Villa
118
Ch. 118 Jalan-jalan ke Villa 2
119
Ch. 119 Jalan-Jalan ke Villa 3
120
Ch. 120 Pernikahan Pak Dani
121
Ch. 121 Pernikahan pak Dani 2
122
Ch. 122 Positif Covid
123
Ch. 123 Positif Covid 2
124
Ch. 124 Positif Covid 3
125
Ch. 125 Positif covid 4
126
Ch. 126 ICU
127
Ch. 127 ICU 2
128
Ch. 128 Berdoa untuk Bapak
129
Ch. 129 Berdoa untuk Bapak 2
130
Ch. 130 Berdoa Untuk Bapak 3
131
Ch. 131 Bapak
132
Ch 132 Bapak 2
133
Ch. 133 Tahlilan Bapak
134
Ch. 134 Kembali Mencari Kerja
135
Ch. 135 PHP
136
Ch. 136 Vaksin
137
Ch. 137 Vaksin 2
138
Ch. 138 Vaksin 3
139
Ch. 139 Vaksin 4
140
Ch. 140 Mencari Kontrakan Arip
141
Ch. 141 Mencari Kontrakan Arip 2
142
Ch. 142 Menuju Kota P
143
Ch. 143 Menuju Kota P 2
144
Ch. 144 Mbak Livi
145
Ch. 145 Kota P
146
Ch. 146 Pernikahan Nasa
147
Ch. 147 Mengunjungi Kontrakan Arip
148
Ch. 148 Makan Malam Dengan Arip
149
Ch. 149 Menuju Bogor
150
Ch. 150 Bogor
151
Ch. 151 Menonton Saat Pandemi
152
Ch. 152 Tur ke Jogja
153
Ch. 153 Tur ke Jogja 2
154
Ch. 154 Tur ke Jogja 3
155
Ch. 155 Tur ke Jogja 4
156
Ch. 156 Silaturahmi
157
Ch. 157 Seli
158
Ch. 158 Dewi
159
Ch. 159 Mutiara
160
Ch. 160 Uswa
161
Ch. 161 Uswa 2
162
Ch. 162 Hubungan yang Lebih Serius
163
Ch. 163 Bertemu antara Calon Menantu / Mertua
164
Ch. 164 Micro Teaching
165
Ch 165 Interview dan Training
166
Ch. 166 Bertemu dengan Team Lead.
167
Pengumuman
168
Ch. 167 Kelas Demo
169
Ch. 168 Kelas Paid
170
Ch. 169 Kegelisahan
171
Ch. 170 Survei ke Sekolah
172
Ch. 171 Satu Job dilepas, Menerima Job yang Baru (Tamat)
173
Tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!