Acara MOS sudah selesai. Seperti acara sekolah lainnya. Pembukaan dimulai dengan upacara dan kembali ditutup dengan upacara. Karena itulah kali ini saya mengikuti upacara penutupan. Setelah 3 hari lamanya menjalankan MOS. Akhirnya anak kelas satu akan mulai kegiatan belajar mengajar secara normal mulai esok hari.
“Ayo bapak ibu, kumpul ke lapangan” Sahut pak Ampad mengajak guru-guru mengikuti upacara.
Ternyata tidak hanya murid. Ada juga guru yang malas untuk pergi ke lapangan. Alasannya ada berbagai macam. Ada yang belum make up lah, panas lah, dan alasan-alasan lainnya. Karena aku guru baru, mau tidak mau aku duluan pergi ke tempat tersebut. Upacara dilakukan ke lapangan belakang. Sekolahku cukup unik, mereka memiliki 3 lapangan untuk 3 sekolah yang berbeda. Kita sebuh saja Lapangan depan, tengah, dan belakang.
Karena masih merupakan satu yayasan, sehingga tanah yang ada dibuat untuk berbagai jenjang sekolah, mulai dari SMP hingga SMK. Mirip dengan konsep sekolah boarding school. Jadinya kadang kalau lapangan milik kami tidak cukup, kami menggunakan lapangan sekolah lain. Tidak pernah ada masalah selama masing-masing kepala sekolah sudah memberikan izin untuk menggunakan lapangan. Lapangan yang kami gunakan untuk upacara penutupan adalah lapangan belakang.
*tap tap tap*
Aku berjalan sambil ngobrol dengan guru yang ikut bersamaku. Guru ini adalah pak Urfan. Urfan ini adalah guru agama islam. Ia mengajar berbagai macam kelas dan angkatan. Pak Urfan memiliki badan yang agak gemuk dengan rambut tipis rapi dan kulit sawo matang. Ia sering bercanda dengan guru-guru sekitar, terutama dengan miss April. Ia juga terkenal suka usil seperti ngumpetin barang dan kejahilan kecil lainnya. Meskipun terkadang kelewatan sehingga dapat teguran dari atasan.
Pak Urfan aktif dalam setiap kegiatan upacara. Kali ini acara penutupan MOS pak Urfan yang mendapatkan amanah sebagai ketua pelaksana. Setelah kami sampai di lapangan, kami menunggu beberapa murid dan guru yang sedang dalam perjalanan. Meskipun tidak semua guru harus hadir karena kesibukan masing-masing, paling tidak harus ada beberapa guru sebagai perwakilan. Kepala sekolah juga hadir dalam acara ini.
“Upacara penutupan Masa Orientasi Siswa dimulai…” Petugas upacara yang terdiri dari anggota osis memulai upacara dan berhasil menutupnya dengan baik.
Pastinya terdapat beberapa rangkaian acara yang mirip dengan upacara bendera seperti amanah pembina upacara. Seperti amanah pembina upacara lainnya yang kepala sekolah bawakan. Isinya pastinya ucapan syukur dan juga nasihat-nasihat untuk para siswa baru nanti ke depannya menghadapi sekolah SMK. Karena mereka sudah bukan anak SMP lagi. Kalau kelakuan bandel melewati batas, bisa dibawa ke kantor polisi.
Perkataan itu yang entah kenapa selalu teringat saat masa MOS ku SMA dulu. Sepertinya pembina upacaranya keseringan dapat anak nakal sehingga memberikan ancaman pada awal pembukaan mos. Namun kepala sekolah tempatku bekerja berkata hal lain.
“Kalian sudah bukan anak SMP lagi, tidak perlu diantar sampai depan gerbang. Sudah pada bisa sendiri kan naik angkotan umum?” Itulah yang kepala sekolah katakan dalam pidatonya saat memberikan amanah pembina upacara.
Kurang lebih saran itu tepat. Karena biasanya anak SMK sudah mendapatkan izin untuk menggunakan motor ke sekolah. Meskipun seringnya mereka belum mempunyai SIM. Padalah seharusnya mereka harus mempunyai surat tersebut sebelum boleh menggunakan motor. Namun selama tidak kena razia, hal itu tidak masalah.
Masalahnya adalah kalau saat berkendara mereka masih belum bisa mengontrol kendaraan dengan baik. Sering kebut-kebutan dan jalan sembarangan. Mereka tetap harus mendapatkan pendidikan dasar cara berkendara dan rambu lalu lintas sebelum turun ke jalan. Namun sayangnya, masih belum banyak murid mengetahui betapa pentingnya hal tersebut.
Ada juga yang menggunakan angkot atau nebeng temanya. Saya rasa inilah yang lebih aman karena angkotan umum mudah diakses untuk ke sekolah ini. Jadi seharusnya mereka semua bisa menggunakan angkutan umum untuk berangkat sekolah. Kecuali yang memiliki kebutuhan khusus. Setelah upacara penutupan selesai, anak-anak berjalan pulang ke rumah masing-masing.
Para guru sendiri menggunakan kesempatan ini untuk rapat karena lebih minim gangguan dari murid. Pastinya hal yang akan dibahas adalah jadwal Kegiatan Belajar Mengajar dan juga mengenai buku paket. Menurut informasi yang saya tangkap, sepertinya buku paket untuk semester ini belum semua mapel dapat. Karena itu aku hanya bisa membuat materi sendiri sesuai dengan Kompetensi Dasar yang ada.
Rapat ini juga membahas mengenai SKL dan dokumen-dokumen pengajar lainnya. Karena aku guru pengganti awalnya saya kira tidak perlu membuat dokumen tersebut. Ternyata saya perlu juga untuk membuatnya. Mau tidak mau saya harus mengikuti amanah kepala sekolah dan mulai membuat laporan secara perlahan.
Dokumen inilah yang membuat kegiatan saya sebagai pengajar tidak menyenangkan nantinya. Sudah harus lembur membuat materi, mengecek tugas siswa, lah ini malah tambah harus membuat dokumen. Dengan bayaran yang tidak seberapa namun harus mengerjakan banyak hal membuat saya agak sedih dengan pekerjaan yang merupakan pahlawan tanpa tanda jasa ini. Namun aku saat ini masih belum mengetahui hal itu.
Namun masalah bayaran hanya bisa bersyukur saja. Karena setelah saya cek, bayaran sekolah lain ada yang lebih kecil dari sekolah tempat saya berada. Bahkan bayaran saya lebih besar dari bayaran guru honorer. Point ini saja sudah membuat saya harus kembali berfikir ulang untuk terus bersyukur. Sama seperti saat membuat laporan, aku pada masa ini masih belum tahu mengenai hal ini.
Rapat telah beres. Semua guru langsung bersiap untuk pulang ke rumah. Aku sendiri juga ikut pulang ke rumah. Hari ini cukup melelahkan meskipun cuma kegiatan bebas dan mengikuti upacara. Karena berdiri selama 15 menit untuk upacara cukup melelahkan. Apalagi kalau lebih lama dari itu jika amanah pembina upacaranya panjang.
*Rumah*
“Assalamualaikum” Sapaku setelah membuka pintu masuk ke rumah.
“Waalaikumsalam” Sapa ibuku menjawab salamku.
Beberapa menit setelah perjalanan, aku sudah sampai ke rumah. Ibu menyambut dengan ceria kepulanganku. Salam sederhana inilah yang bisa membantu diriku menghilangkan rasa lelah. Bayangkan kalau pulang tidak ada yang membalas salam dan rumah berantakan. Pastinya badan semakin terasa lebih capek.
“Gimana Ray? Sudah mulai ngajar?” Tanya ibuku sambil mengajak duduk untuk ngobrol bersama.
“Belum bu, tadi cuma upacara penutupan MOS saja. Mungkin besok baru akan dibagi jam mengajar” Jawabku sambil memijat kepala dan pundak.
“Oh begitu, ya sudah kamu taruh barangmu dan mandi sana. Ibu sudah menyiapkan makan malam yang enak untukmu”
“Wah, yang benar. Mantap nih” Aku dengan senang hati langsung pergi ke kamar untuk menaruh barang dan membersihkan kotoran dari debu dunia luar.
Kalau kalian baru saja sampai ku rumah. Harus segera mencuci tangan dan kaki. Karena kita tidak tahu ada kuman dan bakteri apa saja yang kita sentuh saat aktivitas di luar. Ingat, mencegah lebih baik daripada mengobati.
Setelah selesai mandi. Aku menyantap makan malam bersama dengan keluarga dan tidur sebelum larut malam karena sudah lelah aktivitas seharian. Semoga saja esok hari akan semakin menarik lagi.
*bersambung
*Terima kasih sudah membaca novel ini. Mohon bantuannya untuk membagikan novel ini ke teman-teman kalian. Kritik dan saran dari kalian saya tunggu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 173 Episodes
Comments
Arya Hafiz Saputra
otw chapter 9
2021-05-21
0