Ilyas memperhatikan wajah Adel saat menerangkan tentang pembibitan lele itu. Adel yang tahu dirinya diperhatikan menghentikan penjelasannya. "Ehem..... Mau dilanjut gak nih?" tanya Adel.
Ilyas tampak gelagapan karena ketahuan memperhatikan Adel. Ia mengangguk. "Abang nyimak penjelasan aku?" tanya Adel sebelum melanjutkan penjelasannya.
Ilyas mengangguk. "Iya, jadi kalau kita mau ternak lele, pilih bibit mulai dari yang kecil, dipisahkan agar tak saling makan. Sebaiknya diletakkan di air yang mengalir karena lele suka dengan tempat seperti itu. Siap dipanen saat umur 3 bulan. Gitu kan tadi yang kamu jelaskan?"
Adel kaget, karena Ilyas ternyata mendengarkannya. "Jangan geer, aku dengerin kamu kok, bukan merhatiin wajah kamu" Membuat Adel merona karena salah paham.
"Hmm, Abang mau minum apa?" tanya Adel. "Sedikasihnya aja, ternyata peka juga sedari tadi kami belum diberi minum" ejek Ilyas. Membuat Adel menghela nafasnya.
"Sabar Del, sabar.... kalau bukan klien udah tak tendang bokongnya" gumam Adel sambil mengutak atik ponselnya memesankan minum untuk Ilyas dan Imam. Ilyas menahan senyumnya. Sungguh saat ini hatinya bergeta hebat berada di dekat Adel.
Ilyas Saputra, tentara di daerah Magelang, usianya 29 tahun. Diutus oleh Ayahnya untuk bertemu dengan calon jodohnya. Ilyas menyamar sebagai klien Adel karena dia sudah mendengar cerita dari pak Duta, bahwa Adel tidak akan pernah mau dengan namanya perjodohan.
Flash Back On
Pak Duta bertemu dengan salah seorang kenalannya, yang merupakan seorang purnawirawan TNI. Saat ini beliau mengelola bisnis tanaman hias.
"Assalamualaikum pak Bekti, apa kabar?"
"Waalaikum salam pak Duta, alhamdulillah baik, baoak sendiri apa kabar?" tanya pak Bekti. Duta tersenyum. "Alhamdulillah"
Ilyas datang dan menyalami Duta dan Ayahnya. "Pak Duta, kenalkan ini Ilyas. Anak saya yang nomor dua. Tahu sendiri kan kakaknya gugur dalam tugas?"
Pak Duta mengangguk. "Dia tentara juga pak. Masih single, tolonglah kalau bapak ada kenalan yang anaknya mau nikah dan belum punya jodoh, bisa dikenalkan dengan anak saya"
Ilyas menyenggol Ayahnya. "Ayah ih!"
Papah Duta tersenyum. Ia berpikir sebentar. "Ada, anak saya sendiri. Yang paling bontot. Namanya Adelia Ayu Wicaksana, agak tomboy anaknya, tapi, dia tidak akan mau jika dijodohkan. Ilyas, berani menaklukan hati anak Papah?"
"Insyaallah kalau jodoh gak akan kemana om" jawab Ilyas. Papah Duta suka dengan jawaban Ilyas yang terkesan tidak menolak. "Dekatilah dia dengan caramu sendiri, dan jika sudah saling ada rasa segera bertemu dengan Papah di rumah"
Ilyas tersenyum dan mengangguk. "Yas, bantu Pak Duta memilih tanaman untuk mempercantik taman rumahnya" perintah Ayah Bekti. Ilyas mengangguk. Mereka mulai memilih jenis tanaman hias yang ada. Sambil mencari tahu tentang Adelia.
"Papah ingin anak papah yang bontot juga segera menemukan pelabuhan bagi hatinya. Berhenti pada satu cinta yang akan kekal selamanya"
Ilyas tersenyum. "Do'akan Ilyas tidak ketahuan. dan semoga saja hati Adel memang bisa bergetar karena kehadiran saya om" Papah Duta mengangguk.
Flash Back Off
Minuman datang, Adel mempersilahkan Ilyas untuk meminumnya. "Silahkan diminum bang" Ilyas mengangguk.
"Mau lihat ukuran lele sekarang?" tanya Adel. Ilyas mengangguk. Mereka segera menuju empang. "Nah bang, bisa dilihat kan disini airnya selalu mengalir, tidak stuck berhenti. Ini yang sudah umur 3 bulan lebih. Sudah bisa dipanen. Ini yang biasa diambil para pedagang untuk dijual di pasar"
Adel mengambil serok ikan, mengambil contoh dan menunjukkannya pada Ilyas. "Gede kan?" katanya. Ilyas mengangguk.
Mereka berkeliling hingga ke bibit ikan lele dengan ukuran paling kecil. "Jadi, mau berapa ribu?" tanya Adel.
"Aku ambil 3000 dulu, oh ya minta nomor hape kamu, karena aku pertama kali belajar ini, jadi aku butuh bimbingan dari kamu"
"Pakai nomor yang tertera di kartu bisnis aku saja bang" Ilyas berdecak dan menggeleng.
"Aku butuh tanyanya kamu, bukan nomor yang dipegang asistenmu" Adel mulai geram dengan tingkah Ilyas. Tapi dirinya masih bisa menahan emosinya.
Akhirnya ia memberikan nomornya pada Ilyas. Mereka bertukar nomor ponsel. "Bibitnya mau dibawa sekalian?" Ilyas menggeleng.
"Aku gak bawa mobil, gak bisa kalau suruh bawa bibit sebanyak itu. Dan aku baru pulang ke rumah besok. Bisa diantarkan?" Adel mengangguk.
Adel penasaran dengan Ilyas. Mulai ada rasa ketertarikan dalam dirinya. "Memangnya abang kerja dimana sampai gak pulang ke rumah?"
"Batalyon, Abang kan juga punya rumah dinas disana"
"Oh, abang beneran tentara? Kirain" kata Adel. Ilyas berkacak pinggang sambil melihat bibit lele itu. "Kirain apa?"
Adel menyengir menampakkan gingsulnya lagi. Membuat Ilyas tak tahan untuk tak membalas senyumnya. "Eh, bisa tersenyum juga ternyata" goda Adel.
"Manusia ya bisa lah tersenyum"
"Kirain, kan sedari tadi dingin kayak kulkas!" Ilyas tertawa. Adel ikut tertawa. "Besok harus diantar kemana lelenya?"
"Besok jemput aku dulu di Batalyon. Selanjutnya ke rumah" Adel menautkan alisnya bingung.
"Ngapain aku harus ke Batalyon?"
"Aku nebeng pulang lah"
"Ha?" Ilyas tersenyum. "Berasa supir nih"
"Ya kan sekalian, kenapa? Gak ikhlas?"
"Ikhlas. Ya sudah kalau begitu, biar besok aku siapkam lelenya dulu. Sudah punya jaring kan?" Ilyas mengangguk.
"Aku punya temen di Batalyon, namanya Shanum, kowad, kenal gak?" Ilyas mengangguk. "Yang calonnya polisi itu kan?"
Adel mengangguk. Imam datang dan berdahem. "Ehm.... lancar nih kayaknya?" Ilyas membuang mukanya.
"Lancar apa maksudnya Bang Imam"
"Ngobrol bisnisnya bu, sama ngobrol yang lain juga. Hehehehe" Adel hanya tertawa renyah.
Mereka selesai melakukan pertemuan itu. Pulang ke rumah masing-masing. Malam menjelang. Adel sedang suntuk mengerjakan laporannya. Ia memilih menscroll.aku IG nya.
Ada chat masuk pada ponselnya. Ia melihat nama kontak itu. "Bang Ilyas, kenapa?"
Bang Ilyas : Assalamualaikum bisa telpon?
Me : Waalaikum salam. Ada apa bang?
Bang Ilyas : Lagi apa? Abang ganggu gak?
Adel menautkan alisnya. Ia menahan senyumnya.
Me : Ada apa?
Bang Ilyas : Gak papa. Lagi suntuk aja. Sepi
Me : Sama aku pun suntuk.... 😐
Bang Ilyas : Sudah sholat?
Me : Sudah
Bang Ilyas : Sudah makan?
Me : Sudah, Abang kenapa nanya hal begituan? Aneh ih. Aku kira mau tanya soal lele
Bang Ilyas : Sekarang tanya yang pribadi dulu. Lelenya nanti kalau udah mulai dibudidaya 😜
Me : Jangan bilang mau ngedeketin aku ya???
Bang Ilyas : Memang ada yang marah kalau Abang deketin Adel?
Adel tersenyum membaca chat Ilyas yang menyebut dirinya dengan namanya.
Bang Ilyas : Ya sudah deh kalau gak boleh kenal dan deketin Adel
Me : 😅
Bang Ilyas : Kenapa tertawa? Jawab kek
Me : Apanya?
Bang Ilyas : Salah kalau Abang deketin Adel?
Me : Deketin sebagai apa dulu nih?
Bang Ilyas : Deketin untuk dijadikan teman......
Me : Teman........
Bang Ilyas : Teman hidup
.
.
.
Like
Vote
Komen
Tip
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 123 Episodes
Comments
sherly
cieee bang Ilyas gas poll
2023-02-18
0
Tri Yani
gercep juga ilyas..
2021-12-27
0
Ida Lailamajenun
jiaaaa teman..... teman hidup🤣🤣mancaaap👍👍bnr" jiwa tentara nih bang ilyas
2021-12-22
0