Zahra Istri Pilihanku

Zahra Istri Pilihanku

Murid baru

Di rumah yang tidak begitu mewah nan megah, ditempat kesederhanaan lah Aishwa Zahra dibesarkan oleh ayahnya sendiri.Tanpa ada sosok seorang ibu sedari Aishwa masih bayi, bahkan tidak ia temui sosok perempuan yang berstatus ibu tiri.

Dari kecil Aishw selalu melakukan pekerjaannya layaknya orang dewasa. Tidak hanya itu saja, sejak kecil Aishwa tidak pernah ada kata mengeluh disetiap langkahnya hingga kini tumbuh menjadi gadis remaja.

"Aish, ayo kita sarapan Nak ... nanti kamu telat sekolahnya. Bukankan hari ini adalah hari pertama kamu masuk sekolah?" seru sang ayah memanggil putri kesayangannya.

"Iya, Pa ... sebentar lagi. Aish sedang mengenakan khimar, Pa." Jawab Aish dari dalam kamar, sang ayah pun dengan sabar menunggu putrinya.

Setelah dirasa tidak ada yang tertinggal, Aish segera keluar dari kamarnya. Sesampainya di ruang tangah Aish menarik kursi dan meletakkan tas sekolahnya di kursi sebelahnya. Kemudian, Aish langsung duduk dan mengambil sarapan paginya.

"Pa, hari ini Aish mau naik angkot bersama teman teman. Jadi, Papa tidak perlu mengantar Aish ke sekolah. Lebih baik Papa langsung berangkat kerja saja." Ucap Aish sambil mengambil nasi gorengnya.

"Tapi, Aish ... Papa takut terjadi apa apa dengan kamu, Nak." Ujar sang ayah yang begitu takut akan kehilangan berlian yang sangat berharga untuk dijaga.

"Yakin deh, Pa ... Aish tidak apa apa. Aish berangkat juga tidak sendirian, banyak teman Aish yang satu sekolahan." Jawab Aish untuk meyakinkan.

"Memangnya siapa saja teman kamu yang satu sekolahan dengan kamu, Nak? apakah anaknya pak Ustad sebelah? Yahya?" tanya sang ayah penasaran. Sedangkan Aish hanya tersenyum mendengar pertanyaan dari ayahnya yang pandai menebaknya.

"Iya, Pa ... tebakan Papa benar. Tetapi tidak cuman Yahya kok, Pa ... masih ada Yunda dan juga Afwan." Jawab Aish, lalu tersenyum sambil menuangkan air putih kedalam gelasnya. Sedangkan sang ayah hanya menggelengkan kepalanya.

"Terserah kamu saja, Papa hanya bisa berpesan dengan kamu. Jaga diri kamu baik baik, hindari berdekatan dengan lelaki yang bukan mahram kamu." Ucap sang ayah mengingatkan putrinya. Aish pun mengangguk dan mengisyaratkan bahwa ia mengerti apa yang sudah dinasehati dari ayahnya. Sungguh, ayah Aish sangat hati hati dalam menjalankan amanah dari mendiang istrinya. Berharap, putrinya akan terus terjaga kehormatannya dan juga dijauhkan dari hal hal buruk yang dapat merusak moralnya.

Setelah cukup lama menikmati sarapan pagi dibarengi mengobrol, tidak terasa sudah waktunya untuk berangkat ke sekolah. Aish segera menghabiskan minumnya, kemudian ia bangkit dari posisi duduknya dan mendekati sang ayah untuk berpamitan.

"Pa, Aish berangkat ke sekolah." Ucap Aish berpamitan, kemudian mencium punggung tangan milik ayahnya.

"Hati hati ya, Nak ... jaga diri kamu baik baik. Jika sudah waktunya pulang, maka segera pulanglah. Jangan membuat ayah mengkhawatirkan kamu tidak berujung, karena kamulah harta yang tidak dapat tergantikan." Jawab sang ayah yang harus merelakan putrinya untuk pergi ke sekolah tanpa sang ayah yang mengantarkannya sampai disekolahan putrinya.

Setelah berpamitan, Aish keluar rumah. Dan sungguh tidak disangkanya, jika ketiga temannya kini sudah berada didepan rumahnya tanpa Aish ketahui.

"Kalian? sejak kapan kalian bertiga sudah berada disini? jangan bilang jika kalian sudah dari tadi menungguku." Tanya Aish sambil menatap ketiga temannya secara bergantian.

"Tidak kok, Aish. Kita baru saja sampai di rumah kamu, kebetulan pas kamu keluar. Jadi, sangkaan kamu sudah sedari tadi. Oh iya, ayo kita berangkat. Nanti kita terlambat kalau banyak mengobrol, bukankah hari ini adalah hari pertama kita masuk ke sekolah." Jawab Yunda.

"Aish, papa kamu tidak marah, 'kan? aku takut jika orang tua kamu akan marah dan membenci kita bertiga." Ucap Yahya sedikit tidak enak hati.

"Tidak, papaku sudah mengizinkan aku berangkat ke sekolah bersama kalian bertiga." Jawab Aish mencoba meyakinkan ketiga temannya.

"Iya deh, Aish. Kita percaya kok sama kamu, bukankah kita dari kecil berteman." Ucap Afwan ikut menimpali.

"Kalau begitu, ayo kita berangkat." Ajak Yunda sembari menarik tangan milik Aish, kedua teman laki lakinya pun mengikutinya dari belakang. Sesampainya di perempatan jalan, Aish dan ketiga temannya menunggu angkutan umum menuju ke sekolahannya.

Sedangkan di kediaman keluarga Wilyam, sedang sibuk akan keberangkatan kedua putra dari tuan Ganan untuk memisahkan dari Neyla saudara kembar dari Reynan dan Zakka. Kedua orang tua ketiga anak kembar benar benar sangat kualahan mengatasi ketiga anaknya yang terbilang sangat sulit untuk di atur.

Mau tidak mau, Neyla akan disekolahkan di lain tempat. Sedangkan Reynan dan Zakka sendiri tidak dipisahkan, keduanya tetap dalam satu sekolahan.

Reynan maupun Zakka tidak lagi tinggal di rumah megah milik keluarganya, Zakka dan Reynan benar benar akan di uji untuk melewati kehidupan yang sangat sederhana. Bahkan tidak lagi dipegang fasilitas apa pun, hanya fasiltas yang sangat sederhana. Layaknya orang orang ekonomi biasa, tidak lebih.

Meski dengan berat, Reynan maupun Zakka tetap menerima keputusan dari orang tuanya. Sedangkan Neyla sendiri sedikit tidak terima harus berpisah dengan kedua saudara laki lakinya.

"Pa ... Ma ... Neyla mohon ... jangan pisahkan Neyla dengan kak Reynan dan juga kak Zakka." Ucap Neyla meringik sambil bersimpuh dibawah kaki ayahnya, namun tekad sang ayah tetap tidak bisa ditukar dengan belas kasih sedikitpun.

Tega tidak tega, tuan Ganan harus bisa menentukan keputusan demi kebaikan kedua putranya dan juga putrinya. Kedua orang tua tiga kembar benar benar sudah menyutujui dengan keputusan yang sudah bulat untuk ditentukan.

Meski sakit dan penuh keterpaksaan pada ketiga anaknya, tuan Ganan maupun istrinya dan juga kedua orang tuanya pun penuh harap bahwa semuanya akan baik baik saja.

"Maaf Tuan, apakah semua sudah siap dan tidak ada yang tertinggal?" ucap pak sopir bertanya dengan sangat hati hati.

"Sudah Pak, Zakka dan Rey maupun Neyla sudah bersiap siap untuk berangkat. Oh iya, pastikan semuanya aman." Jawab tuan Ganan mengingatkan.

"Baik, Tuan. Saya sudah memerintahkan beberapa pengawal untuk mengawal keberangkatan menuju asrama anak anak." Ucap Pak sopir meyakinkan majikannya.

Setelah cukup lama menunggu, Zakka dan Reynan Maupun Neyla kini menuruni anak tangga. Ketiganya nampak tidak bersemangat, apa yang menjadi impiannya bersekolah di luar negri kini harus bersekolah yang sangat jauh dari bayangannya. Nampak jelas dengan keterpakasaan untuk menutupi status dari keluarga Wilyam. Dan dilihatnya dari kedua bola mata tiga kembar, ada sosok wanita yang selalu menjadi tempat berkeluh kesah untuk Zakka dan Neyla yaitu sang ibu yang sedang berdiri disebelah sang ayah. Namun, tidak untuk Reynan, sedangkan Reynan lebih memilih untuk tidak pernah berkeluh kesah kepada siapapun selain Sang Maha Pencipta.

Terpopuler

Comments

Isyam Zita

Isyam Zita

Asslamualaikum semuax🤗🙏🏻

2022-02-26

1

Riana Kristina

Riana Kristina

Insinyur aku baru liat lencana kakak 🙈

2022-01-04

0

Hana Moe

Hana Moe

akhir nya q mampir disini😁😁

2021-12-07

0

lihat semua
Episodes
1 Murid baru
2 Asrama
3 Perpisahan
4 Tidak ingin menjadi fitnah
5 Takut omongan
6 Dihadang
7 Keputusan
8 Berpisah
9 Merasa diejek
10 Lupa berterima kasih
11 Merasa malu
12 Merasa curiga
13 Sebuah foto
14 Berbohong
15 Terlihat berubah
16 Ketahuan
17 Mengingatkan
18 Tidak terasa
19 Kaget
20 Acara pelepasan
21 Ucapan
22 Jatuh pingsan
23 Perpisahan
24 Menasehati
25 Pertemuan
26 Kehilangan
27 Kesedihan
28 Permintaan
29 Amanat
30 Pertemuan
31 Mencari alasan
32 Kehilangan jejak
33 Syarat yang di terima
34 Kecemasan
35 Menebak sesuatu
36 Pertemuan terakhir
37 Menyemangati
38 Perpisahan
39 Fokus belajar
40 Tidak terasa
41 Rasa penasaran
42 Menatap sedih
43 Akhirnya bertemu
44 Merasa bersalah
45 Sebuah permintaan
46 Kenyataan
47 Penginapan
48 Gugup
49 Demam
50 Permintaan
51 Kejutan dari suami
52 Perpisahan
53 Berpamitan
54 Bertemu seseorang
55 Terkejut
56 Sangat terkejut
57 Berangkat
58 Pendaftaran
59 Tidak disangka
60 Kaget
61 Teringat
62 Merasa terpenjara
63 Sebuah pilihan
64 Merasa ada kesempatan
65 Menerima keputusan
66 Sangat terkejut
67 Merasa sedih
68 Gemetaran
69 Kembali Terkejut
70 Gelisah
71 Hak dan kewajiban
72 Berpamitan pulang
73 Kejujuran
74 Permintaan maaf
75 Pulang
76 Bersedih
77 Mulai cemas
78 Menimbang rasa
79 Kekesalan
80 Khawatir
81 Menemui
82 Sebuah pesan dan doa
83 Nasehat
84 Merasa dibohongi
85 Mempelajarinya sedikit sedikit
86 Hampir saja
87 Sampai di rumah
88 Menyelidik
89 Berkumpul keluarga besar
90 Berdebat
91 Perjanjian
92 Memikirkan sesuatu
93 Hasil pemeriksaan
94 Kebenaran yang nyata
95 Khawatir
96 Kebahagiaan
97 Mencari ide
98 Merasa kesal
99 Dibuat kaget
100 Mulai membuka kebenaran
101 Berusaha menerima kenyataan
102 Perseteruan
103 Kecemasan
104 Kenyataan dan kebenaran yang terungkap
105 Masih di rumah sakit.
106 Mengajak ke rumah sakit
107 Rasa penasaran
108 Emosi
109 Pertemuan
110 Harus diungkapkan
111 Kenyataan
112 Merasa lega
113 Benar benar Terkejut
114 Kebahagiaan
115 Bertemu saudara
116 Kesedihan Sela
117 Datang ke rumah utama
118 Merasa gugup
119 Di perjalanan
120 Benar benar terkejut
121 Melakukan hal yang terbaik
122 Merasa bersalah
123 Masih di rumah sakit
124 Kaget mendengarkannya
125 Takut kehilangan
126 Kesedihan Zakka
127 Bersalah
128 Saling meminta maaf
129 Teringat masa lalu
130 Mencari solusi
131 Menghadiri Acara
132 Bertemu lagi
133 Tidak sabar ingin pulang
134 Menyemangati
135 Kelegaan
136 Masih menyimpan rasa penasaran
137 Pulang
138 Akhirnya merasa lega
139 Karena penasaran
140 Mengadakan Acara
141 Penjelasan dari kakek
142 Ingin memberi kejutan suaminya
143 Sebuah pertanyaan
144 Mengantar kueh pesanan
145 Merasa dikerjain
146 Berterus terang
147 Permintaan yang tidak pernah diduga
148 Acara yang akan segera dimulai
149 Benar benar terkejut
150 Tidak disangka
151 Sebuah bukti
152 Tidak ada lagi beban
153 Acara dimulai
154 Pasrah
155 Nginap
156 Mencari solusi
157 Tidak ada lagi beban
158 Kedatangan seseorang
159 Belajar berdiri
160 Persiapan
161 Menuju pernikahan
162 Pernikahan yang sah
163 Khawatir
164 Pulang ke rumah utama
165 Di rumah utama
166 Tidak ingin mengecewakan
167 Merasa canggung
168 Merasa gugup
169 Sangat malu
170 Sangat terkejut
171 Pengakuan
172 Belajar berjalan
173 Harus bisa
174 Setengah cemburu
175 Sebuah Kebahagian yang sempurna
176 Novel baru sudah rilis
177 Novel baru lagi
178 Promo Novel Baru
Episodes

Updated 178 Episodes

1
Murid baru
2
Asrama
3
Perpisahan
4
Tidak ingin menjadi fitnah
5
Takut omongan
6
Dihadang
7
Keputusan
8
Berpisah
9
Merasa diejek
10
Lupa berterima kasih
11
Merasa malu
12
Merasa curiga
13
Sebuah foto
14
Berbohong
15
Terlihat berubah
16
Ketahuan
17
Mengingatkan
18
Tidak terasa
19
Kaget
20
Acara pelepasan
21
Ucapan
22
Jatuh pingsan
23
Perpisahan
24
Menasehati
25
Pertemuan
26
Kehilangan
27
Kesedihan
28
Permintaan
29
Amanat
30
Pertemuan
31
Mencari alasan
32
Kehilangan jejak
33
Syarat yang di terima
34
Kecemasan
35
Menebak sesuatu
36
Pertemuan terakhir
37
Menyemangati
38
Perpisahan
39
Fokus belajar
40
Tidak terasa
41
Rasa penasaran
42
Menatap sedih
43
Akhirnya bertemu
44
Merasa bersalah
45
Sebuah permintaan
46
Kenyataan
47
Penginapan
48
Gugup
49
Demam
50
Permintaan
51
Kejutan dari suami
52
Perpisahan
53
Berpamitan
54
Bertemu seseorang
55
Terkejut
56
Sangat terkejut
57
Berangkat
58
Pendaftaran
59
Tidak disangka
60
Kaget
61
Teringat
62
Merasa terpenjara
63
Sebuah pilihan
64
Merasa ada kesempatan
65
Menerima keputusan
66
Sangat terkejut
67
Merasa sedih
68
Gemetaran
69
Kembali Terkejut
70
Gelisah
71
Hak dan kewajiban
72
Berpamitan pulang
73
Kejujuran
74
Permintaan maaf
75
Pulang
76
Bersedih
77
Mulai cemas
78
Menimbang rasa
79
Kekesalan
80
Khawatir
81
Menemui
82
Sebuah pesan dan doa
83
Nasehat
84
Merasa dibohongi
85
Mempelajarinya sedikit sedikit
86
Hampir saja
87
Sampai di rumah
88
Menyelidik
89
Berkumpul keluarga besar
90
Berdebat
91
Perjanjian
92
Memikirkan sesuatu
93
Hasil pemeriksaan
94
Kebenaran yang nyata
95
Khawatir
96
Kebahagiaan
97
Mencari ide
98
Merasa kesal
99
Dibuat kaget
100
Mulai membuka kebenaran
101
Berusaha menerima kenyataan
102
Perseteruan
103
Kecemasan
104
Kenyataan dan kebenaran yang terungkap
105
Masih di rumah sakit.
106
Mengajak ke rumah sakit
107
Rasa penasaran
108
Emosi
109
Pertemuan
110
Harus diungkapkan
111
Kenyataan
112
Merasa lega
113
Benar benar Terkejut
114
Kebahagiaan
115
Bertemu saudara
116
Kesedihan Sela
117
Datang ke rumah utama
118
Merasa gugup
119
Di perjalanan
120
Benar benar terkejut
121
Melakukan hal yang terbaik
122
Merasa bersalah
123
Masih di rumah sakit
124
Kaget mendengarkannya
125
Takut kehilangan
126
Kesedihan Zakka
127
Bersalah
128
Saling meminta maaf
129
Teringat masa lalu
130
Mencari solusi
131
Menghadiri Acara
132
Bertemu lagi
133
Tidak sabar ingin pulang
134
Menyemangati
135
Kelegaan
136
Masih menyimpan rasa penasaran
137
Pulang
138
Akhirnya merasa lega
139
Karena penasaran
140
Mengadakan Acara
141
Penjelasan dari kakek
142
Ingin memberi kejutan suaminya
143
Sebuah pertanyaan
144
Mengantar kueh pesanan
145
Merasa dikerjain
146
Berterus terang
147
Permintaan yang tidak pernah diduga
148
Acara yang akan segera dimulai
149
Benar benar terkejut
150
Tidak disangka
151
Sebuah bukti
152
Tidak ada lagi beban
153
Acara dimulai
154
Pasrah
155
Nginap
156
Mencari solusi
157
Tidak ada lagi beban
158
Kedatangan seseorang
159
Belajar berdiri
160
Persiapan
161
Menuju pernikahan
162
Pernikahan yang sah
163
Khawatir
164
Pulang ke rumah utama
165
Di rumah utama
166
Tidak ingin mengecewakan
167
Merasa canggung
168
Merasa gugup
169
Sangat malu
170
Sangat terkejut
171
Pengakuan
172
Belajar berjalan
173
Harus bisa
174
Setengah cemburu
175
Sebuah Kebahagian yang sempurna
176
Novel baru sudah rilis
177
Novel baru lagi
178
Promo Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!