Pertemuan Tak Diduga

PART 1

Semenjak keluar rumah bersama kakek dan menyadari bahwa kekuatan sihirku masih berfungsi di dunia manusia, aku semakin berani dan tenang dalam menghadapi apapun.

Wujudku saat ini jauh lebih besar daripada saat aku adalah seorang peri bunga, tepatnya menjadi seukuran dengan manusia. Selain itu, rambutku juga berubah warna menjadi gelap dan sayapku tidak terlihat. Dapat kurasakan bahwa kekuatan sihirku tidak sekuat sebelumnya.

Walaupun demikian, aku bersyukur karena tidak kehilangan seluruh kemampuanku. Mungkin saja, dengan keterbatasan sihirku saat ini masih cukup untukku melindungi kakek dan nenek, serta membawaku pulang ke hutan Moam.

Rasanya masih sulit dipercaya bahwa aku saat ini sangat mirip dengan manusia. Mungkinkah aku telah menjelma sebagai salah satu dari mereka?

Aku juga berterima kasih karena kakek tidak menanyakan lebih lanjut mengenai jati diriku yang sebelumnya. Bahkan, ia tidak memberitahu nenek tentang kejadian unik itu.

"Violet. Bisakah kamu menemani nenek ke sungai? Aliran air di sana cukup deras. Akan berbahaya jika nenek tergelincir." kata kakek di suatu pagi.

"Ah, baik. Nenek, aku ikut denganmu." jawabku patuh.

"Astaga, kakek. Padahal sudah kubilang padamu untuk tidak merepotkan Violet. Bagaimana jika ada orang desa yang ke tempat itu dan menculik Violet karena kecantikannya?" ucap nenek.

"Menculik apanya? ... Dia anak yang kuat. Walaupun itu tempat umum, tetap saja kita sudah menggunakannya lebih lama daripada para penduduk desa. Tidak seharusnya kita menuruti mereka!" sahut kakek.

"Tidak apa-apa, Nek. Aku akan ikut." aku menyela perdebatan mereka.

"Hmm.. Baiklah, tapi kamu harus berlindung kepada nenek. Kamu mengerti?" kata nenek.

Aku hanya tersenyum lembut dan menjawab dengan anggukan. Kentara sekali bahwa kakek dan nenek sangat mempedulikanku. Apakah sebuah perasaan sayang telah timbul di antara kami? Kelak, aku akan mengetahui dan mampu merasakannya lebih lagi.

Aku pun berangkat ke sungai bersama nenek. Sepanjang perjalanan, nenek benar-benar berniat untuk menjagaku. Konon, orang-orang desa akan berbuat liar di sekitar sungai yang sepi.

Sama dengan nenek, aku juga berniat untuk menjaganya. Dengan jeli kuamati sekelilingku, seketika tiba di pinggir sungai.

"Tidak ada seorang pun di sini, Nek." kataku kepada nenek.

"Hmm.. Itu mungkin saja karena hari masih pagi. Namun, kita akan menghabiskan waktu cukup lama di sini. Kemarilah dan bantu nenek mencuci pakaian." jawab nenek.

Aku melangkah perlahan mendekati nenek dan mulai berjongkok di sebelahnya. Mencuci pakaian di tempat terbuka dan sepi seperti itu sebenarnya menyenangkan. Hanya saja, bila rumor itu benar, tidak seharusnya kami memilih untuk mencuci pakaian di sungai. Sebelumnya, kami hanya menggunakan air yang seadanya untuk mencuci pakaian. Namun, kali ini nenek bersikeras bahwa air sungai jauh lebih jernih dan menyejukkan.

Tiba-tiba..

HHIIIKKK

Kami mendengar suara memekik seekor kuda.

"Ada orang di seberang sana. Violet, bersembunyilah!" perintah nenek spontan.

Aku pun menurutinya dan bersembunyi di balik pohon.

Benarkah ada seseorang yang kemari? Aku ingin memastikannya dengan sihirku, namun aku tidak boleh sembarangan menggunakannya di depan nenek. Bisa saja nenek akan sangat terkejut dan syok karenanya.

"Kamu sedang apa?"

DEG

"KYAA!"

Tiba-tiba, suara seorang lelaki membuatku terperanjat. Secara rifleks aku menoleh dan hendak menyerangnya, namun..

DEG

Lagi-lagi, jantungku berdegup dengan aneh.

Seorang pemuda berambut merah keunguan tengah berdiri di hadapanku. Dia nampak asing.. tapi.. sangat tampan.

"Kamu baik-baik saja?" tanya pemuda itu.

Sepertinya aku masih belum sadar sepenuhnya, hingga aku hampir tersandung oleh sebuah batu ketika melangkah mundur. Untungnya, aku langsung dapat menjaga keseimbanganku.

"K-kamu siapa?!" sentakku curiga.

"Aku? Bisakah Nona memperkenalkan diri terlebih dahulu?" kata pemuda itu santai.

"Cih, aku yang bertanya terlebih dahulu kepadamu! Kalau kamu tidak mau menjawab--"

"Namaku Jasper." jawab pemuda itu tiba-tiba.

"Mengapa kamu bisa kemari?" tanyaku konyol, dengan memberanikan diri.

"Aku hanya kemari untuk memberi minum kudaku. Lalu, aku melihat pohon untuk berteduh. Tidak tahunya, sudah ada seorang gadis di balik pohon ini."

Aku hanya terdiam selama beberapa saat karena kehabisan kata-kata. Tak lama kemudian, aku menyadari sesuatu..

"Eh.. Namamu.."

"Benar. Aku adalah Pangeran negeri ini. Sekarang, bisakah kamu memberitahukan namamu?" ucap pemuda itu, dengan tatapan lurus kepadaku.

"A-aku-- Maksud saya.." ucapku panik.

Celaka.. Aku tidak tahu cara berbicara dengan seorang Pangeran.. Bisa jadi, aku harus dihukum karena telah menyinggungnya!

"Hik.."

Tiba-tiba, aku malah cegukan.

"Hahaha."

DEG

"Kamu manis sekali. Baiklah, aku tidak akan memaksamu. Namun, lain kali kamu harus memberitahukan namamu."

"L-lain kali? Apa maksud.. Anda?" tanyaku gugup dan kewalahan memilih kata-kata yang tepat.

"Aku yakin kita akan bertemu lagi. Sampai nanti, Nona kecil yang menggemaskan."

"Eh.."

Wajahku sedikit merona dipuji secara tiba-tiba seperti itu. Tanpa berkata apapun lagi, aku hanya mengamati langkah pemuda itu. Hebatnya, dia dapat melompat menuju seberang, tempat kudanya dikaitkan pada pohon agar tidak lari.

"Uwaa! Ada seseorang di sana! Violet, kamu dimana? Apa kamu baik-baik saja?" seru nenek panik, seketika melihat Sang Pangeran yang melompat keluar.

"Aku masih di belakangmu, Nek. Jangan khawatir." balasku, seraya berjalan mendekati nenek.

"Pemuda itu.. Entah mengapa, rasanya tidak asing." ucap nenek, sambil memperhatikan sosok yang kini nampak jauh meninggalkan tempat itu bersama kudanya.

"Dia.. Pangeran." jawabku pelan.

"EHHH?!"

Respon nenek membuatku secara bersamaan terkejut dengannya. Aku pun tertawa seketika nenek hampir berusaha untuk mengejar pemuda itu. Nampaknya, nenek sangat mengaguminya.

"Ah.. Andai aku tahu dia adalah Pangeran. Aku pasti akan memperkenalkanmu kepadanya, cucuku yang cantik." keluh nenek.

"Ah, Nenek. Bagaimana mungkin aku layak diperkenalkan dengan orang seperti itu? Dia seorang Pangeran!" kataku mantap.

"Memangnya kenapa? Kecantikanmu tidak kalah dari para bangsawan atau putri Raja sekalipun!" tegas nenek.

Aku hanya tertawa dan menganggap itu pujian kecil yang selalu dikatakan oleh kakek dan nenek.

"Nenek ada-ada saja."

"Lagipula, mana kutahu dia akan muncul dengan melompat secara tiba-tiba seperti tadi? Apakah dia sedang menunjukkan kegagahannya kepadamu?"

Nenek terus berbicara, sementara aku hanya menanggapinya dengan senyuman garing.

"Nenek, sebaiknya kita meneruskan cucian kita sebelum orang jahat benar-benar datang." godaku.

Nenek menanggapi ucapanku dengan serius, lalu kami mulai mencuci pakaian hingga selesai.

"Baiklah. Selanjutnya, kita tinggal menjemur pakaian-pakaian ini di rumah. Ayo pulang, Violet." ajak nenek.

Semenjak hari itu, kami yakin bahwa di dekat sungai kami akan dapat bertemu dengan orang-orang asing. Bisa saja orang biasa, bisa saja orang jahat. Kuharap kami tidak perlu bertemu dengan orang semacam apapun ketika harus mencuci pakaian.

- - - - - PART 2

Keesokan harinya..

DAK DAK DAK

Pagi-pagi sekali, kami mendengar suara ketukan pada pintu rumah kami. Suara itu hampir seperti hentakan daripada ketukan pintu biasa. Karena khawatir seseorang akan merobohkan pintu itu, kakek langsung bergegas membukakan pintu.

Tiba-tiba, para prajurit menyerobot masuk sehingga kakek terkejut dan hampir terjatuh. Untungnya, aku langsung bergerak secepat mungkin untuk menolongnya.

Tanpa sopan santun, orang-orang itu mulai menanyakan beberapa hal kepada kami dengan sikap yang galak.

"Apakah kalian adalah kakek dan nenek yang menjual kayu bakar di desa?" tanya seorang dari mereka.

"Benar. Ada apa?" jawab kakek heran.

"Lalu, gadis ini adalah cucu kalian yang pernah memukul mundur sekelompok orang lelaki dewasa dengan cara yang tidak biasa?" tanya orang itu.

"Apa maksud kalian? Kami tidak paham. Mengapa kalian mencari kami?" balas nenek, hampir menyamai kegalakan para prajurit itu.

"Kalian menjauhlah dari orang-orang ini. Aku tidak tahu ada apa sebenarnya, tapi sepertinya ini berhubungan dengan Nyonya Lucia." kakek memperingatkan kami berdua.

"Sekarang juga, kalian akan dibawa ke istana untuk diinterogasi lebih lanjut oleh Pangeran. Kalian akan dihukum jika berani menolak."

Tanpa menunggu respon dari kami, para prajurit itu dengan kasar langsung menarik kami keluar menuju istana.

Pangeran? Mengapa rasanya kami seakan dituduh telah berbuat suatu kejahatan? Benarkah ia akan menjatuhkan hukuman jika kami membantah? Jika benar, kurasa kami telah salah menilainya!

- bersambung -

Terpopuler

Comments

Oscar

Oscar

WIII banyak penggemar skrg lu thor 😆😎😄

2021-05-04

1

Panda CEO

Panda CEO

Knp diremake? Smangat yah thor 😊😊

2021-05-04

1

HYbrid

HYbrid

Lanjut trs ya thor 😉

2021-05-04

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!