Tahun 1236, 13 Februari.
Kantor Margrave, Kastil Margrave Rueter, Kota Ereth.
Siang Hari.
"Apakah kamu nyaman dengan posisimu yang baru, Elsa?" tanya Ares dengan melihat laporan dalam perkamen.
"Terima kasih, Tuan. Saya merasa dapat beradaptasi dengan tanggung jawab saya yang baru," jawab Elsa menundukkan kepalanya dengan berhenti sejenak saat menulis di meja yang berada di salah satu sudut ruangan.
Satu pekan telah berlalu semenjak Ares melakukan reformasi anggaran dengan para birokrat dan perwira.
Setelah melakukan koordinasi tersebut, Ares segera memerintahkan Canaria untuk membentuk regu khusus yang dapat melakukan apa saja serta membentuk organisasi cabang militer yang persis seperti polisi di dunia sebelumnya.
Untuk mengurus perusahaannya, Ares menugaskan Wien karena Ares menilai bahwa ia mampu. Selain itu, ia juga menugaskan Detro untuk memulai proyek kartu identitasnya.
Jika kamu bertanya tentang Hudson, dia ditinggalkan untuk tetap mengurus wilayah karena bagi Ares, dia sangat mengecewakan.
Tetap saja, Ares kagum dengan penilaian cepat Elsa setelah beberapa kali mengetesnya dengan bertanya tentang kasus yang sulit kepadanya. Ares pun mengangkatnya menjadi ajudan Renne yang saat ini berperan sebagai Kepala Urusan Wilayah Rueter.
Ares tidak membuatnya menjadi ajudan Owen dikarenakan bakatnya akan terbuang sia-sia, meskipun ia sedikit kasihan karena saat ini, Elsa memiliki mata berkantung yang menandakan ia sangat kekurangan waktu untuk tidur.
"Jika terlalu berat, tidak apa-apa berhenti sejenak untuk beristirahat," ujar Ares khawatir dengan mengerutkan keningnya.
Setelah mendengar kata-kata Ares, Elsa merasakan kerinduan yang sudah lama tidak didengarnya. Elsa mengingat bahwa kakak tirinya yang telah berubah semenjak kematian ayahnya, telah kembali seperti sedia kala yang selalu khawatir dan lembut kepadanya.
Namun, ia tidak mengetahui jika Ares bersikap seperti itu untuk memperoleh sisi baik para pengikut dan rakyatnya.
Elsa menghentikan pekerjaannya lalu mengalihkan pandangannya ke arah Ares sembari berkata dengan nada bahagia yang berubah menjadi khawatir, "Saya baik-baik saja, Tuan. Bukankah Anda yang sebaiknya beristirahat karena memiliki lebih banyak pekerjaan dibandingkan dengan saya?"
Setelah mendengarnya, Ares merasa bahwa Elsa telah berkata sarkas kepadanya dan dia dengan gelisah menjawab, "Y—yah, ini juga untuk mempercepat pembangunan wilayah! Benar!"
Jika melihatnya lebih dekat, sebenarnya Ares telah berhenti menulis sejak lama. Ia memiliki pergelangan tangan yang pegal sehingga membuatnya berpura-pura menulis untuk menghormati Elsa.
Singkatnya, Ares menyuruh Elsa beristirahat agar dia juga dapat beristirahat.
Tok.
Tok.
"Tuan, saya memiliki kabar untuk Anda," ucap Mia setelah mengetuk pintu.
"Masuk," jawab Ares cepat.
Lalu, Mia membuka pintu sembari berkata, "Permisi," dan segera berjalan untuk menghadap Ares.
"Ada apa?" tanya Ares penasaran.
"Um, Tuan... Sebenarnya, Milly baru saja melahirkan seorang anak perempuan," jawab Mia gugup.
Dalam benak Ares,
Me—mengapa kamu tidak memberitahuku sebelum dia melahirkan?!
Seharusnya, aku dapat kabur dari banyak pekerjaan sialan ini sejak tadi!
Tetap saja!
Terima kasih karena telah melahirkannya, Milly!
Aku sangat mencintaimu!
Dengan cepat, Ares bangkit dari kursinya dan berkata dengan panik, "Mia, antarkan aku!"
"Ba—baik!" balas Mia gelisah karena melihat sikap Ares.
Elsa yang juga merupakan bibi dari bayi tersebut, menginginkan untuk melihat keponakannya yang baru saja lahir. Namun, ia tidak dapat lepas dari pekerjaannya mengingat tumpukan perkamen yang terlihat tepat di hadapannya yang menyebabkan dia mengerutkan keningnya.
Namun, hatinya merasa senang ketika mendengar panggilan kakak tirinya yang mengerti dengan keinginannya.
"Elsa, ayo ikut jika kamu ingin melihatnya," ajak Ares setelah melihat Elsa.
"Baik, terima kasih, Tuan!" timpal Elsa bahagia.
Tentu saja, di dalam benaknya, Ares mengutuk Elsa karena dia mengira bahwa Elsa menganggapnya kabur dari pekerjaan sehingga memasang ekspresi yang terlihat sebal bagi Ares.
Setelah mendengar jawabannya yang terdengar bahagia, Ares semakin mengutuk Elsa karena ia mengira Elsa berbahagia akibat dapat kabur dari pekerjaannya juga.
Mia membimbing Ares dan Elsa meninggalkan kastil untuk menuju mansion pribadi Ares ditemani oleh beberapa pelayan dan prajurit menggunakan kereta kuda.
Setelah mereka mencapai mansion, mereka disambut oleh beberapa pelayan dan dengan cepat menuju kamar yang diberikan kepada Milly yang terletak di lantai pertama.
Setelah tiba di depan pintu kamar yang sedang dijaga oleh seorang pelayan, Ares berkata, "Bisakah aku masuk?"
Ares tidak ingin mengganggu Milly yang mungkin saja mengalami kelelahan dan sedang beristirahat. Meskipun Ares adalah pecandu perang, tetap saja ia memiliki naluri seorang ayah yang gelisah saat anaknya telah lahir.
"Silakan, Tuan. Namun, saya berharap Anda untuk tidak mengeraskan suara Anda," ujar pelayan tersebut memperingatkan dengan nada lirih.
"Oke," balas Ares menyetujui.
Pelayan tersebut membuka pintu lalu Ares, Mia, beserta Elsa pun memasukinya.
Terlihat pemandangan seorang wanita pirang cantik yang sedang terbaring di atas ranjang ditemani oleh mantan budak Ares dengan beberapa pelayan di dekatnya.
"Tuan?" panggil Milly dan Ivy terkejut.
Setelah Ares memasuki ruangan, semua pelayan termasuk Ivy menundukkan kepalanya yang menyebabkan Milly gelisah dan berusaha bangkit.
"Tidak perlu. Bagaimana keadaanmu?" ujar Ares menahannya saat mendekati Milly sembari bertanya dengan khawatir.
"Saya... baik-baik saja, Tuan," jawab Milly dengan tersenyum lemah.
Kemudian, Ares duduk di tepi ranjang dan membelai kepala Milly karena khawatir melihat keadaannya yang lemas. Saat itu, ia menyadari bahwa persalinan di dunia ini masihlah hanya mengandalkan air hangat dan kain.
Ya, tidak terdapat sebuah antiseptik yang berfungsi untuk membersihkan luka dan alkohol untuk mensterilkan peralatan dan ruangan.
Singkatnya, ia memikirkan pengobatan bagi tentaranya.
Tanpa sengaja, Ares melihat bayi yang sedang tertidur yang ditemani oleh dua pelayan wanita tua di dalam keranjang bayi yang berada di samping tempat tidur Milly.
"Apakah kamu telah memikirkan nama untuknya, Milly?" tanya Ares dengan melihat bayinya.
"A—apakah saya dapat memberinya nama, Tuan?" tanya Milly gelisah.
Kemudian, Ares mencium kening Milly dan tersenyum hangat kepadanya.
"Tidak apa-apa," balas Ares lembut.
"Apakah 'Wilma' terdengar baik, Tuan?" tanya Milly gelisah.
Tanpa penundaan, Ares menyetujuinya dengan berkata, "Baik, mulai saat ini, ia bernama Wilma Vienna."
Setelah mendengar kata-kata Ares, Milly tanpa sadar meneteskan air mata.
Dalam kebudayaan di dunia game ini, kasta sosial yang lebih tinggi lebih berhak untuk memberikan nama.
Ketika Ares menawarkan Milly untuk memberi nama anak mereka, itu membuatnya memiliki perasaan haru karena Milly menganggap Ares sangat menghargai dirinya, yang notabene merupakan ksatria biasa disamping kebahagiaan karena telah mengukir sebuah nama pada anaknya sendiri.
Tentunya, Ares membuat semua gundiknya yang telah melahirkan untuk memberi nama anak-anak mereka sendiri karena ia tidak mengetahui kebiasaan penamaan untuk nama pertama di dunia ini.
Nama pertama dan nama keluarga memiliki peran yang berbeda di dunia ini. Nama keluarga adalah nama yang diberikan kepada seorang rakyat jelata dan keluarga mereka sebagai bukti bahwa ia dipercaya oleh seorang bangsawan. Karenanya, Ares dapat memberinya nama secara asal-asalan.
Sedangkan untuk nama pertama, pemberian nama mengikuti adat dan kebudayaan yang berlaku yang menyebabkan Ares tidak dapat memberi nama secara asal-asalan.
Maka dari itu, ia menyerahkannya pada para gundiknya agar ia tidak memberi nama yang terdengar aneh pada anaknya sendiri sehingga ia tidak menjadi bahan tertawaan.
Setelah Ares membelai kepala Milly hingga ia tertidur, Ares mengalihkan pandangannya menuju Mia yang saat ini sedang berjaga di dekat pintu yang memiliki ekspresi rumit.
"Ada apa?" tanya Ares keheranan.
"Ti—tidak apa-apa, Tuan," jawab Milly gelisah.
"Apakah kamu menginginkannya juga?" tanya Ares kembali.
"I—itu..." jawab Mia gelisah.
Di dunia ini, mayoritas wanita yang berumur 18 tahun telah memiliki satu anak.
Tentunya, bagi Mia yang merupakan salah satu gundik Ares yang telah berumur 23 tahun dan belum dikaruniai anak, memiliki perasaan rumit setelah melihat bahwa tiga gundik Ares yang lain telah melahirkan.
"Baik, aku akan membawamu ke Hauzen setelah ini..." timpal Ares dengan sedikit malu.
"U—um, ba—baik, Tuan..." balas Mia dengan wajah memerah.
...----------------...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 184 Episodes
Comments
Semau Gue
..oooO..............
...(....).....Oooo...
....\..(.......(...)....
.....\_).......)../.....
...............(_/......
2023-04-27
2
Khang MarahTon
sippp
2022-05-21
0
senja
btw seingatku yg hamil dua, itu kok tiga?
2021-11-24
1