Tahun 1236, 6 Februari.
Kamar Pribadi Milly, Mansion Pribadi Ares, Kota Ereth.
Pagi Hari.
"Laporan apa itu, Canaria?" tanya Ares seolah mengalihkan suasana.
Setelah Canaria memberi tahu Ares dan Milly bahwa mereka adalah sepupu, terjadi kecanggungan diantara Ares dan Milly karena mereka menganggap bahwa mereka adalah orang asing sebelumnya.
Setelah Ares bertanya padanya, Canaria melirik Ivy dan Milly sembari bertanya kembali, "Apakah tidak apa-apa, Tuan?"
Tentu saja, Canaria khawatir jika mereka berdua, yang bukan merupakan istri sah, mengetahui rahasia dan rencana Margrave Rueter kedepannya karena menyangkut masa depan wilayah ini.
"Tidak apa-apa. Katakan saja," jawab Ares karena telah mempercayai mereka berdua.
Canaria pun percaya dengan keputusan Tuannya lalu memberi hormat sembari berkata, "Lapor! Kami telah mengalihkan mata menuju beberapa kota perbatasan yang tidak banyak memiliki pergerakan. Tentu saja, ini dilakukan secara bertahap agar tidak diketahui dan tidak merangsang para mata tersebut. Saat ini, kami sedang menunggu keputusan Anda untuk menyetujui anggaran wilayah dan perusahaan yang telah kami rancang."
"Eh?!" ujar Milly yang sangat terkejut.
Tentunya, Milly yang juga memiliki latar belakang militer, peka terhadap arti dari kode tersebut. Namun bagi Ivy yang merupakan rakyat jelata biasa, ia hanya kebingungan saat mendengarnya.
"Ya, kembalilah terlebih dahulu. Aku akan memeriksanya nanti," timpal Ares.
"Ya, Tuan! Permisi," ujar Canaria memberi hormat lalu pergi.
Setelah melihat Canaria pergi, Ares meletakkan piringnya lalu berkata pada Milly, "Maaf, aku akan menemuimu lagi nanti."
"Um... Apakah saya benar-benar diperbolehkan untuk mengetahui hal tersebut?" tanya Milly dengan sedikit gugup.
Meskipun Milly merupakan salah satu prajurit yang memiliki hubungan darah dengan Canaria yang menyebabkan ia memiliki pangkat perwira tingkat menengah, tetap saja ia tidak memangku kepentingan vital di dalam Wilayah Rueter sehingga menyebabkan ia gelisah.
Ares tersenyum kepadanya dan berkata dengan hangat, "Tidak apa-apa. Aku sangat mempercayaimu."
Hati Milly pun muncul rasa puas, lalu ia berkata dengan nada bahagia, "Terima kasih, Tuan."
Meskipun terjadi kecanggungan diantara mereka berdua, Ares mengabaikannya dan kembali melihat perut Milly yang buncit dengan tatapan hangat.
"Ada apa, Tuan?" tanya Milly penasaran.
Ares pun menyingkapkan baju Milly sehingga perutnya dapat terlihat. Lalu, ia mencium perutnya sembari membelainya.
Karena hal tersebut yang terjadi tiba-tiba yang menyebabkan Milly terkejut, ia dengan gugup berkata, "Tuan..."
Ares kembali mengangkat kepalanya untuk menatap Milly dengan masih membelai perutnya.
"Aku... sangat menantikan dia," ujar Ares yang menatap perut Milly dengan kasih sayang.
Milly pun tersentuh dengan apa yang dikatakan Ares. Lalu, ia memutuskan memberi tahu Ares tentang apa yang tabib katakan kepadanya.
"Mungkin... saya akan melahirkan anak kami sekitar 10 hari lagi, Tuan," ucap Milly dengan membelai perutnya.
"Begitu, aku akan menunda rencanaku dan menunggumu hingga melahirkannya," timpal Ares hangat.
Ares pun memeluknya sembari menutupi tangan Milly yang sedang menyentuh perutnya.
Entah mengapa, Milly memiliki perasaan lega setelah dipeluk dan mendengar hal tersebut. Dengan penuh syukur, Milly berkata, "Terima kasih, Tuan."
Ares pun bangkit lalu mencium dahi Milly yang menyebabkan ia tersenyum bahagia saat matanya tertutup.
"Aku pergi terlebih dahulu. Untuk saat ini, tolong rawat Milly, Ivy," ujar Ares.
"Baik, Tuan," timpal Ivy yang berjaga di pintu kamar.
"Um, harap berhati-hati..." ujar Milly khawatir.
Ares pun tersenyum kepadanya dan berkata, "Ya."
Setelah Ivy membuka pintu kamar dan berpapasan dengan Ares, Ares berbisik kecil, "Ivy, datanglah ke kamarku malam ini."
Seketika, Ivy memiliki wajah yang memerah dan berkata dengan gugup, "Ba—baik, Tuan."
Lalu, Ares keluar dari mansion pribadinya dan berangkat menuju kastil dengan kereta kuda yang telah disiapkan.
Setelah mencapai kastil, Ares disambut oleh Owen, Renne, serta Canaria yang telah kembali terlebih dahulu.
"Bagaimana keadaannya?" tanya Ares mengerutkan kening.
Ya, Ares khawatir karena ada kemungkinan bukan hanya Duke Holfart yang telah menyusupkan mata-mata ke dalam pasukannya.
"Tidak, hanya satu bangsawan saja," jawab Renne dengan rancu.
Mengingat beberapa pelayan ada di belakang mereka, Renne menjawabnya dengan cara tersebut sehingga hanya menyebabkan Ares, Owen, dan Canaria yang mengetahui arti tersebut.
Setelah mendengarnya, Ares memiliki perasaan yang lega.
Bagaimana tidak?
Menyeleksi banyak perwira dan prajurit membutuhkan usaha yang sangat ekstra.
Mengingat bahwa Ares sedang membangun militernya, cukup mudah untuk menyeleksi mata-mata karena mereka dapat dibedakan dari gerakan mereka yang lebih terlatih dibandingkan dengan para prajurit baru dan kadet yang tidak terlatih.
"Saya akan memandu Anda ke tempat pertemuan, Tuan," ujar Owen yang menatap hangat pada Ares.
"Baik," jawab Ares.
Kemudian, mereka berempat memasuki ruang pertemuan yang berada di dalam kastil.
Ketika Ares memasukinya, terdapat dua laki-laki dan dua perempuan yang terburu-buru untuk bangkit menyambut Ares.
Laki-laki tersebut salah satunya adalah pria paruh baya yang gemuk dan memiliki rambut hitam dengan jenggot yang memberikan kesan penjahat bernama Detro Hills, sedangkan lainnya adalah pria paruh baya kurus yang memiliki rambut oranye pendek bernama Hudson Trean yang sedang duduk bersisian.
Di samping Hudson, terdapat Wein Ugloss, wanita dewasa berumur sekitar 35 tahun yang memiliki kesan seorang ibu dengan rambut coklat panjangnya. Di samping Wein, duduk seorang wanita muda berusia 16 tahun yang memiliki rambut ikal berwarna biru dengan mata hitam bernama Elsa Lenoir.
"Selamat datang, Tuan Ares," sambut keempat orang tersebut dengan menunduk setelah bangkit dari kursinya.
"Ya, apakah kalian berdua telah menyesal?" tanya Ares dengan tersenyum sinis.
"I—itu benar, Tuan. Kami menyesali apa yang kami telah perbuat dahulu," timpal Wein menyesal.
"Sa—saya juga, Tuan," sambung Hudson menyesal.
Sebelumnya, dikarenakan hampir seluruh pejabat Wilayah Rueter melakukan korupsi dan penyelewengan, Ares memerintahkan Renne untuk melakukan pembersihan wilayah tepat setelah perang kilat dengan Kerajaan Aldred.
Karena Wein dan Hudson termasuk sedikit dari beberapa pejabat yang hanya melakukan penyelewengan kecil, mereka pun dimaafkan mengingat Ares tidak dapat mengganti semua pejabat sekaligus.
Namun, berbeda dengan penampilannya yang terkesan seperti penjahat, Detro adalah salah satu pejabat berbudi luhur yang tidak pernah melakukan satupun penyelewengan. Ketika Ares mengetahuinya, dia hampir berteriak, "Tidak seperti ini! Mengapa kamu tidak korupsi juga?!"
Yang lainnya adalah saudara tiri Ares yang merupakan anak dari salah satu gundik ayahnya yang kini bekerja di kastil sebagai seorang pelayan. Ia memiliki sifat yang sangat berbeda dengan Ares sebelumnya karena ia adalah wanita yang memiliki sifat jujur dan pekerja keras.
Tetap saja, ia tidak dapat berlaku semena-mena karena Ares merupakan anak sah dan penguasa wilayah ini. Namun, saat mengetahui saudaranya telah berubah, ia memiliki perasaan yang bahagia dan lega. Tapi, Elsa menjadi lebih khawatir dengan saudaranya karena ia berencana membangun sebuah wilayah bebas pajak.
Saat itu, ia hanya berpikir, "Kakak tiriku tidak gila, kan?"
Seorang pelayan pun menarik kursi dan berkata dengan mempersilakan Ares, "Silakan, Tuan."
Ares pun duduk diikuti oleh tiga orang yang bersamanya untuk duduk di sampingnya sehingga mereka berempat duduk saling berhadap-hadapan.
Setelah memerintahkan seluruh pelayan untuk pergi, Ares bertanya, "Elsa, bagaimana?"
"Ya, Tuan. Kami telah membuat rencana anggaran untuk satu tahun kedepan beserta aturan untuk Zona Perdagangan Bebas seperti tujuan yang Tuan utarakan," jawab Elsa sembari menyerahkan beberapa perkamen kepada Ares dengan mengerutkan kening.
Setelah Ares menerima dan melihatnya, ia berpikir,
Tidak!
Tidak seperti ini!
Mengapa kamu membiarkannya benar-benar tanpa aturan seperti ini?!
Dan juga, tingkatkan anggaran militernya!
Aku memiliki uang sebanyak 10 miliar G, kau tahu?!
Setelah membacanya, Ares meletakkan kembali perkamen tersebut sembari menghela napas, "Hah..."
"Ada apa, Tuan?" tanya Detro seolah melihat hal aneh.
"Canaria, apakah kamu memberi tahu tentang tujuan kami kepada mereka?" tanya Ares dengan mengerutkan kening.
Canaria keheranan dengan perilaku Ares. Sebagai orang yang tumbuh di lingkungan abad pertengahan, Canaria dan enam orang lainnya merasa bahwa perintah yang diberikan Ares sudah tepat.
Ares melupakan bahwa semua orang yang berada di dalam ruangan selain dirinya tidak memahami regulasi untuk mendapatkan keuntungan dari Zona Perdagangan Bebas.
"Bukankah Anda bermaksud membuat pengaruh pada para pedagang, Tuan?" tanya Canaria kembali dengan heran.
Ares meletakkan jemarinya di dahinya seolah menahan sakit kepala. Ia pun menghela napas kembali seolah pusing dengan apa yang mereka ambil, "Hah..."
Ares pun memikirkannya kembali secara mendalam.
Mengapa kalian tidak paham?!
Apakah karena kalian tumbuh di abad pertengahan sehingga tidak memahami seluk beluk perekonomian modern?!
Ku!
Setelah beberapa saat merenung, Ares pun mengambil kembali lembar perkamen tersebut lalu berkata seolah malas, "Dengarkan."
"Ya, Tuan," balas keempat pejabat yang masih kebingungan.
"Manfaat apa yang dapat kami ambil dari strategi ini selain dari mendapat dukungan dari para pedagang?" tanya Ares dengan mengerutkan kening.
Mereka semua, termasuk Owen dan Canaria yang telah memiliki sepak terjang dalam kepengurusan wilayah pun dibuat kebingungan dengan pertanyaan Ares.
Sebagai seorang wanita yang telah dilatih untuk berpikir tajam, Elsa memikirkannya dengan seksama.
Dia berpikir jika banyak pedagang yang memiliki toko di tempat tersebut, tentu saja mereka akan berlalu lalang melewati kota dan desa yang berada di dalam Wilayah Rueter sehingga memutar roda perekonomian.
Elsa pun mengangkat tangannya.
"Katakan," sahut Ares setelah melihat Elsa.
"Jika kami memiliki Zona Perdagangan Bebas di tempat tersebut, itu akan mengembangkan wilayah yang dilewati para pedagang sehingga memutar roda perekonomian pada kota dan desa yang dilewatinya," jawab Elsa dengan percaya diri.
Setelah mendengar jawabannya, Ares sangat kecewa dan menghela napas lagi, "Hah..."
Mereka semua yang telah melihat perilaku Ares mengetahui bahwa itu bukan jawaban yang diharapkannya dan dibuat kebingungan kembali.
Elsa pun kebingungan karena tingkah laku Ares. Tentu saja, itu terjadi karena dia tidak memiliki latar belakang kemiliteran dan hanya berpikir untuk urusan kewilayahan saja.
Mengapa Ares kecewa?
Tentu saja, itu tidak hanya membuat wilayahnya menjadi kaya, namun wilayah bangsawan lain yang dilewati oleh para pedagang juga akan menjadi kaya.
Ares tidak ingin memperkaya wilayah lain karena ia bermaksud untuk mengkudeta kerajaan nantinya.
"Hah...." ujar Ares menghela napas kembali seolah lesu.
Ya, Ares hanyalah seorang maniak perang yang hanya memikirkan dirinya sendiri untuk meraih kemenangan.
...----------------...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 184 Episodes
Comments
Semau Gue
..oooO..............
...(....).....Oooo...
....\..(.......(...)....
.....\_).......)../.....
...............(_/......
2023-04-27
1
Adryan Eko
beda cara pandang dan pendidikan nya Ares, sabar ya.. perjuangkan kehidupan mu..
good job thor
2021-09-09
1
burger telur
lanjut
2021-07-02
0