Chapter 14 : Anakku Lahir... atau Bukan? Yah, Ini Sangat Rumit

Tahun 1236, 5 Februari.

Kota Ereth, Wilayah Margrave Rueter, Kerajaan Rowling.

Sore Hari.

Melihat jarak kastil yang semakin dekat, kepada prajurit yang berkuda di sampingnya, Ares memberi perintah, "Kalian, tempatkan langsung di dalam Ruang Harta Kastil, lakukan koordinasi dengan Owen. Aku ingin menuju mansionku terlebih dahulu."

"Ya, Tuan!" jawab prajurit itu dengan tegas.

Menolehkan wajahnya ke belakang, Ares melihat Canaria yang mengenakan seragam militer sedang menunggang kuda di belakang prajurit tersebut. Dia pun memberi perintah, "Canaria, pergilah terlebih dahulu."

"Ya, Tuan," jawab Canaria lugas.

Tepat setelah Ares berhasil mengambil alih harta karun, dia mendapatkan pesan burung dari Renne yang berisikan informasi bahwa salah satu gundik Ares yang berusia sama dengannya dan memiliki rambut hitam panjang, Amalia, telah melahirkan seorang anak perempuan dengan aman dan selamat.

Karenanya, Ares memerintahkan rombongannya untuk kembali ke Kota Ereth melalui jalan pintas yang menghabiskan waktu sekitar 7 hari.

Sangat berbeda dengan waktu keberangkatan Ares menuju ibukota dimana dia dianjurkan untuk melakukan pertemuan antar bangsawan penguasa wilayah terlebih dahulu agar tidak membuat hubungan buruk yang menyebabkan perjalanannya menghabiskan waktu lebih dari 20 hari.

Tentu saja, Ares dibuat sangat kesal dikarenakan dirinya yang hanya kebanyakan bertemu dengan para bangsawan korup yang baginya sangat menyebalkan.

Sebagai seorang bangsawan, Ares sangat dianjurkan untuk memperkuat hubungan dengan rumah-rumah lainnya dengan mengunjungi mereka di saat Ares melewati wilayah mereka.

Apabila seorang warga sipil bepergian dengan bertindak sebagai pelancong, dia dapat bergerak dari Kota Ereth menuju Ibukota Lombart hanya dalam waktu 11 hari dengan asumsi dia akan selalu melakukan perjalanan dari pagi hingga sore menggunakan kereta kuda.

Setelah beberapa lama menunggu, Ares pun tiba di mansion dan disambut oleh salah satu pelayan dewasa yang telah menjadi gundiknya, Mia, serta gadis budak yang telah Ares bebaskan, Ivy, dan ditemani oleh beberapa pelayan lain di belakang mereka.

"Selamat datang, Tuan Muda," ujar mereka serempak menyambut Ares dengan menunduk.

Melihat absennya seorang gundiknya dari kalangan rakyat jelata yang memiliki rambut coklat dimana seharusnya berada bersama mereka, Ares berkata, "Aku pulang. Hm? Mengapa aku tidak melihat Sena?"

Para pelayan seketika menjadi gelisah, mereka tidak mengetahui bagaimana Ares akan bersikap nantinya setelah dia mengetahuinya. Memutuskan untuk mengatakannya, dengan takut-takut Mia berkata, "Itu... Saat ini, dia sedang berada di dalam kamarnya karena telah mengandung, Tuan."

Eh?!

Aku akan punya anak lagi?!

Tidak mengetahui bagaimana harus bersikap bahagia atau terharu, Ares pun menjawab, "Begitu... tolong bimbing aku menemui mereka."

Sedikit kebingungan dengan reaksi Tuannya, para pelayan hanya dapat mensyukuri diri mereka yang tidak terkena amarah Ares.

Kebingungan dengan siapa yang ingin dituju untuk pertama kalinya, Mia berkata, "Baik, um..."

"Tidak apa-apa, sama saja," timpal Ares yang memahami maksudnya dengan jelas.

"Baik, saya akan membimbing Anda menuju kamar Amalia terlebih dahulu," ujar Mia lalu diikuti oleh Ares dan para pelayan lainnya.

Ares dibimbing menuju kamar yang berada di lantai 2 oleh Mia. Setelah mencapai pintu yang berwarna putih dan membukanya secara langsung, dia segera melihat seorang wanita yang sedang terduduk di atas ranjang sembari menatap jendela dengan keranjang bayi di sampingnya.

Amalia pun menoleh ke arah pintu yang terbuka secara tiba-tiba dan hendak berdiri dengan panik dikarenakan dia melihat Tuannya yang memasuki kamar.

Ares segera mengangkat tangannya dan berkata dengan nada yang menenangkan, "Tidak apa-apa, duduklah saja," sembari tersenyum.

"Ba—baik, terima kasih, Tuan," jawab Amalia gugup.

Mengetahui bahwa keduanya membutuhkan waktu pribadi, Mia pun menutup pintu kamar ketika Ares berjalan mendekati Amalia.

Setelah Ares duduk di sisinya, dia bertanya dengan lembut, "Bagaimana keadaanmu?"

"Um, s—saya sangat bersyukur karena saat ini dalam keadaan yang baik, Tuan..." jawab Amalia gugup.

Ares pun menundukkan dalam kepalanya dan berkata dengan menyesal, "Maafkan aku... meskipun dia adalah anak dari seorang pria yang kamu benci, tetap saja aku memi—"

"Ti—tidak! Sa—saya tidak membenci Anda, Tuan!" sela Amalia yang panik melihat sikap Ares.

"Apakah kamu tidak membenci pria yang telah membunuh orang yang kamu cintai?" tanya Ares kembali dengan perasaan rumit.

"I—itu... saya... tidak tahu..." jawab Amalia gelisah dengan nada yang semakin lirih.

Melihatnya yang memiliki mata berkaca-kaca, Ares pun mendekap tubuhnya sembari berkata dengan menyesal, "Maaf."

"Uh... uh..." ujar Amalia yang meneteskan air mata.

Setelah memeluknya hingga dia tenang, Ares segera melepaskan pelukannya dan bertanya dengan lembut, "Apakah kamu telah memberinya nama?"

Mendengar kata-kata yang baginya saat ini hanya dapat menjadi mimpi, seolah tidak mempercayainya, Amalia menjawab dengan lirih, "Belum... saya menunggu Tuan untuk memberinya nama..."

"Nah, tolong berilah dia sebuah nama. Bukankah kamu juga orang tuanya?" timpal Ares.

Mendengarnya, Amalia benar-benar ingin menamakan anaknya hingga dia bertanya dengan nada yang terdengar berharap, "A—apakah saya dapat melakukannya?"

Ares pun segera tersenyum dan berkata, "Ya."

"Ji—jika diperbolehkan, um... saya akan memberinya nama Lia," timpal Amalia dengan sedikit gelisah karena mungkin saja Ares tidak menyukainya.

Apakah kamu memberinya nama dengan mengambil potongan namamu?

Ares pun mengarahkan tangannya untuk membelai kepala Amalia yang membuatnya kebingungan. Ia pun bangkit dan berjalan mendekati keranjang bayi dimana anak perempuannya sedang tertidur.

"Tuan?" panggil Amalia dengan bingung.

Nah, melihatnya tertidur seperti ini sangat lucu, bukan?

Tapi, bukankah ini adalah anak dari Ares?

Ketika melihatnya, perasaanku menjadi rumit karena dia juga merupakan anakku saat ini.

Tapi, nama kah...

Sangat merasa bersalah kepada Amalia, Ares memutuskan untuk memberikan sebuah kejutan untuknya. Dengan hangat menatap anaknya yang sedang tertidur, Ares berkata, "Mulai saat ini, namamu adalah Lia Verett."

Dibuat sangat terkejut, Amalia benar-benar tidak menyangka bahwa dirinya akan diberikan sebuah nama keluarga yang membuatnya berkata, "Tu—Tuan?!"

"Nah, mulai saat ini, kamu juga dapat menyebut dirimu sebagai Amalia Verett. Tentu saja, itu juga termasuk keluargamu," timpal Ares dengan tersenyum.

Bahagia, sedikit rasa bangga, dan perasaan haru bercampur aduk di dalam hati Amalia yang menyebabkannya tanpa sadar meneteskan air mata dan segera menutupi wajahnya dengan kedua tangannya.

Bagi seorang rakyat jelata, apabila mereka mendapatkan nama keluarga, dia akan mendapatkan sebuah posisi sosial tertentu di dalam masyarakat karena telah mendapatkan kepercayaan dari seorang bangsawan tingkat tinggi.

Tentu saja, hal ini memiliki kesamaan dengan sistem di dalam game. Bagi seorang bangsawan di era abad pertengahan apabila dia terlalu mengandalkan bawahannya yang merupakan seorang rakyat jelata biasa, wibawa dan moral pasukannya dapat segera runtuh. Maka dari itu, game membuat sistem tersebut untuk menanggulanginya yang hanya dapat digunakan sebanyak 15 kali.

Dengan kata lain, rakyat jelata tersebut beserta dan keturunannya secara resmi telah menjadi ksatria seorang bangsawan.

Mengingat Ares juga memiliki gundik lain, dengan berat hati dia pun mendekati Amalia untuk duduk di sampingnya dan berkata dengan nada menyesal, "Maaf... aku akan mengunjungi yang lainnya untuk saat ini."

"Baik, Tuan," timpal Amalia dengan nada bahagia.

Hendak berpisah dengannya, Ares mendekatkan wajahnya ke wajah Amalia untuk mencium bibirnya dan bangkit dari tempat tidur lalu berkata dengan nada khawatir, "Harap beristirahat yang cukup."

Amalia segera tersenyum dan menjawab, "Baik, Tuan."

Ares segera keluar dari kamar bersama dengan Mia dan menuju kamar wanita lainnya.

"T—Tuan..." panggil Mia gugup.

"Apa itu?" timpal Ares.

"Sebenarnya, dua hari yang lalu... Ody juga telah melahirkan seorang anak laki-laki..." balas Mia gelisah.

"Bimbing aku," timpal Ares dengan cepat.

"Baik, Tuan," balas Mia.

Saat berjalan, Ares pun mengingat kembali kejadian saat dia melihat Lia dimana perasaannya segera terluluhkan dan tidak ingin membuatnya dalam bahaya.

Apakah ini naluri seorang priayang telah menjadi ayah?

Setelah berjalan singkat, mereka tiba di salah satu kamar yang berada di lantai dua yang berada tidak jauh dari kamar Amalia dan memasukinya.

Melihat pintu yang tiba-tiba terbuka dengan Ares yang memasukinya, seorang wanita dengan wajah imut berambut hijau yang terduduk di atas ranjang dengan bayi laki-laki yang tertidur di sampingnya pun secara naluriah berkata, "Tuan?!"

Saat melihat Ody terburu-buru bangkit, Ares segera menangkat tangannya untuk menghentikannya dengan berkata, "Tidak apa-apa," sembari mendekatinya.

Melihat sikap Ares, Ody memutuskan untuk duduk tenang kembali. Setelah Ares duduk di sampingnya, dia bertanya, "Apakah kamu merasa tidak enak badan?"

"Mo—mohon maafkan saya, Tuan. Saya tidak bermaksu—" jawab Ody tersela.

Bermaksud untuk menenangkannya, Ares dengan lembut memegang tangannya dan menyela, "Tidak apa-apa, katakan saja sejujurnya."

"Um... meskipun saya masih sedikit lemas, namun saya bersyukur karena saya merasa baik-baik saja, Tuan," balas Ody tersenyum lemah.

Menurut ingatan yang didapatnya, Ody adalah wanita yang sering disakiti oleh Ares sebelumnya. Ia pun segera mengambil mengambil salah satu tangannya dan menggenggamnya.

"Tuan?" panggil Ody kebingungan.

Setelah menunduk dalam, Ares berkata dengan nada menyesal, "Maafkan aku karena telah sering berbuat kasar kepadamu... Juga, terima kasih karena telah melahirkan anakku."

"Mo—mohon angkat kepala Anda, Tuan! Saya baik-baik saja!" timpal Ody dengan panik.

Ketika Ares mengangkat kembali kepalanya, tanpa sengaja dia melihat beberapa bekas luka di tangan Ody yang tertutupi oleh lengan bajunya yang panjang. Ares pun menyingkapnya dan berkata, "Ini..."

Dengan panik, Ody berusaha menutupinya kembali sembari berkata dengan panik, "Ti—tidak, Tuan!"

"Tolong tunjukkan," balas Ares dengan tegas.

"Baik..." timpal Ody menyerah lalu menyingkapkan kembali lengan bajunya.

Ares segera melihat beberapa luka memar yang ada di lengannya yang membuatnya sangat bersalah. Namun, penasaran dengan statistik seseorang yang penuh luka seperti ini, Ares pun merapal dengan sangat lirih menargetkan Ody, "Appraisal."

......................

...[Status]...

Nama : Ody

Umur : 17 Tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Gelar : Gundik Margrave Rueter

Afiliasi : Margrave Rueter, Kerajaan Rowling

Statistik

Keahlian Senjata : 11 (+0)

Kelincahan : 18 (+0)

Kepandaian : 47 (+0)

Tubuh : 17 (+0)

Loyalitas : 58

Moral : 54

Pelatihan : 10

......................

Tubuhnya lemah...

Tapi, mengapa dia memiliki kepandaian seperti birokrat?!

Sedikit terkejut dengan statistik yang dimilikinya, Ares berniat meminta maaf dengan menjadikan Ody dan anaknya sebagai pengurus wilayah di masa yang akan datang. Mengingat lukanya, Ares segera menundukkan kepalanya kembali dan berkata, "Maaf, aku akan memanggil tabib terbaik untukmu."

"Ti—tidak apa-apa, Tuan! Mohon untuk memberi nama anak tersebut terlebih dahulu!" timpal Ody panik seolah mengubah topik.

Karena suara Ody yang seketika meninggi, bayi tersebut segera terbangun dan mulai menangis sehingga Mia menggendongnya untuk menenangkannya.

"Maaf, suara saya terlampau keras," sesal Ody.

Dengan senyum menenangkan, Mia membalas, "Tidak apa-apa."

"Berilah sebuah nama untuknya," ujar Ares dengan tersenyum.

"Ta—tapi, saya sebagai rakyat jela—" balas Ody gelisah.

"Tidak apa-apa, kamu juga merupakan ibunya," timpal Ares tersenyum menenangkannya.

Seolah menjadi mimpi, Ody benar-benar bahagia dan dengan penuh syukur menjawab, "Um... jika begitu... t—terima kasih, Tuan..."

Melihat wajahnya yang menjadi sangat imut, Ares mengarahkan tangannya untuk membelai kepalanya dan berkata dengan lembut, "Aku akan menjadikannya ksatria, berilah nama yang baik untuknya."

Terkejut akan perkataan Ares, Ody bertanya kembali dengan terbata karena sangat gugup, "Be—benarkah itu, Tuan?"

"Ya, tentu saja kamu dan keluargamu juga dapat menyandangnya," jawab Ares sembari tetap membelai kepalanya.

Ody segera menundukkan dalam kepalanya dan berkata, "Te—terima kasih banyak, Tuan Ares."

Kemudian, Ody mengangkat kembali kepalanya dan berkata sembari menatap bayi laki-laki yang digendong oleh Mia di sampingnya, "Jika begitu... Leon..."

Singa, kah?

Ares pun mengalihkan pandangannya menuju anak laki-lakinya dan menatapnya dengan hangat sembari berkata, "Mulai saat ini, namamu adalah Leon Mars."

Bagi Ares, yang baru saja memiliki seorang anak laki-laki, merasa memiliki suatu kebanggaan tersendiri saat menatap Leon dengan hangat.

"Mars..." timpal Ody.

Tentu saja, Ares tidak memberinya nama sebuah planet. Itu adalah julukan yang disematkan pada Pedang Attila "Sword of Mars" saat membantai Pasukan Romawi.

"Jika begitu, aku akan mengunjungi Sena. Istirahatlah yang cukup," ujarku dengan lembut.

"Baik, Tuan," timpal Ody tersenyum.

Ketika melihat bayi laki-laki itu kembali, Ares sekali lagi merasakan bahwa dia tidak ingin membuatnya berada dalam bahaya.

Sekali lagi, apakah ini adalah naluri seorang ayah?

...----------------...

Terpopuler

Comments

(⁠。⁠☬ Nana luce ☬⁠。⁠)

(⁠。⁠☬ Nana luce ☬⁠。⁠)

kok gak pakai nama marganya Ares sih?
apa karena amalia cuma gundik nya Ares

2025-04-06

0

Semau Gue

Semau Gue

..oooO..............
...(....).....Oooo...
....\..(.......(...)....
.....\_).......)../.....
...............(_/......

2023-04-27

1

Adryan Eko

Adryan Eko

oii oii.. sapa yg naroh bawang nih..

perasaan hangat, seketika gw inget ama gadis2 kecil gw.. luar biasa lu thor, bisa bawa2 emosi readers

2021-09-09

1

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 : Soul Transmigration
2 Chapter 2 : Mengumpulkan Para Perwira
3 Chapter 3 : Pertemuan Strategi untuk Tutorial Game
4 Chapter 4 : Ayo Bantai!
5 Chapter 5 : Merebut Ibukota Kerajaan Aldred
6 Chapter 6 : Reformasi Wilayah
7 Chapter 7 : Kembali ke Kota Ereth
8 Chapter 8 : Meningkatkan Statistik
9 Chapter 9 : Ibukota Kerajaan Rowling, Lombart
10 Chapter 10 : Bertemu Lawan
11 Chapter 11 : Aku Dipanggil?!
12 Chapter 12 : Pengembangan Wilayah? Itu Penting, Kau Tahu?
13 Chapter 13 : Harta Karunku, Aku Datang!
14 Chapter 14 : Anakku Lahir... atau Bukan? Yah, Ini Sangat Rumit
15 Announcement : Perubahan Sudut Pandang Menjadi Orang Ketiga [Outdated]
16 Chapter 15 : Hubungan Kami adalah Sepupu?!
17 Chapter 16 : Rapat Anggaran Kewilayahan? Tidak Seperti Ini!
18 Chapter 17 : Rapat Anggaran Kewilayahan? Lihat, Kutunjukkan Padamu!
19 Chapter 18 : Anakku Lahir... Lagi?!
20 Chapter 19 : Bandit Menyerang?! Jangan Mengurangi Jumlah Wajib Pajakku!
21 Chapter 20 : Kota Kanal Hauzen, Basis Dagangku yang Baru!
22 Chapter 21 : Perkembangan Senjata Baru? Aku Tidak Ingin Terlalu Berlebihan
23 Chapter 22 : Anggaran, Mengapa Banyak Sekali?!
24 Chapter 23 : Aku Mengingat Senjata Terbaik!
25 Chapter 24 : Anak Terkutuk? Tidak Mungkin!
26 Chapter 25 : Anak Terkutuk? Ayo Jadikan Dia Kaki Tanganku!
27 Chapter 26 : Kuh, Kembali Menuju Rutinitas Harianku? Menyebalkan!
28 Chapter 27 : Dekrit Kerajaan? Ayo Berangkat!
29 Chapter 28 : Bencana—Tidak, Bantuan, Datang!
30 Chapter 29 : Pilih Strategi!
31 Chapter 30 : Penyakit? Tidak, Itu Hanya Racun!
32 Chapter 31 : Count, Inilah Strategi yang Seharusnya!
33 Chapter 32 : Jadilah Pengawalku!
34 Chapter 33 : Ayo Serang Benteng Pasokan Makanan Natrehn!
35 Chapter 34 : Bantai dan Bakar!
36 Chapter 35 : Jangan Kurang Ajar, Count!
37 Chapter 36 : Melarikan Diri dari Benteng Veldaz? Ck, Pengecut!
38 Chapter 37 : Aku Akan Mengajarimu Berperang Tanpa Bersusah Payah!
39 Chapter 38 : Tamat Riwayatmu, Barlock!
40 Chapter 39 : Terkadang, Pembantaian Itu Tidak Menghasilkan Apapun, Kau Tahu?
41 Chapter 40 : Ayo Rampas Segala Harapan Mereka!
42 Chapter 41 : Perundingan Ligard?
43 Chapter 42 : Mustahil? Tidak Juga
44 Chapter 43 : Pengaruh Politikku Melebihi Para Pangeran! – Arc 1 <End>
45 Interlude : Esther, Bagaimana Keadaanmu?
46 Interlude : Ayo Rayakan Hari Ulang Tahun Excel!
47 Extra : Regulus World Map
48 Intermission : Akulah Sang Pedagang Besar!
49 Chapter 44 : Ayo Mencari Kekuatan!
50 Chapter 45 : Dendam? Itu Tidak Baik, Kau Tahu?
51 Chapter 46 : Aku Mengetahui Semuanya!
52 Chapter 47 : Reruntuhan Ibukota Kekaisaran Suci Regulus
53 Chapter 48 : Tidak Ada Sihir di Dunia Ini!
54 Chapter 49 : Taklukkan!
55 Chapter 50 : Ak—Aku Menang!
56 Announcement : Revisi [Outdated]
57 Chapter 51 : Meningkatkan Kebudayaan Agar Lebih Baik!
58 Chapter 52 : Kembali ke Rumah!
59 Chapter 53 : Bertemu Cucuku, Mengapa Tidak Bisa?!
60 Chapter 54 : Kode yang Aku Buat? Itu Tidak Benar, Kau Tahu?
61 Chapter 55 : Ka—Kamu Hamil?!
62 Chapter 56 : Pasukan Khususku, Luar Biasa!
63 Chapter 57 : Ini adalah Suspensi Leaf Spring!
64 Chapter 58 : Pertemuan dengan Faksi Oposisi? Lemah
65 Chapter 59 : Pertemuan dengan Faksi Oposisi? Lihatlah Kekuatanku!
66 Chapter 60 : Kau Mengundangku untuk Membuat Kesepakatan Rahasia?
67 Chapter 61 : Excel Menyerang?!
68 Chapter 62 : Ak—Aku Diserang?!
69 Chapter 63 : Me—Mengapa?! Aku Baru Saja Tiba, Kau Tahu?!
70 Chapter 64 : Gagal?!
71 Alternation : Ayo Masuk Akademi Militer!
72 Chapter 65 : Pertemuan Aristokrat? Ayo Berangkat!
73 Chapter 66 : Pertemuan Aristokrat? Lihatlah Kebanggaanku!
74 Chapter 67 : Pertemuan Aristokrat? Datangi Mereka!
75 Chapter 68 : Pertemuan Aristokrat? Jangan Sombong!
76 Chapter 69 : Pertemuan Aristokrat? Beri Informasinya!
77 Chapter 70 : Pertemuan Aristokrat? Bunuh Aku!
78 Chapter 71 : Serangan!
79 Chapter 72 : Bawahan Baruku!
80 Chapter 73 : Meningkatkan Kesan Sebelum Bertransaksi Itu Penting, Kau Tahu?
81 Chapter 74 : Bagi Pedagang, Kepercayaan adalah Hal yang Paling Utama
82 Chapter 75 : Munculnya Kekuatan Ketiga Dunia!
83 Chapter 76 : Tujuanku yang Sebenarnya!
84 Extra : Character List
85 Alternation : Um... Mengapa Seorang Pelayan Merias Wajahku?
86 Chapter 77 : Aku Menikah?
87 Chapter 78 : Gerak Faksi Istana
88 Chapter 79 : Natrehn Bergerak!
89 Chapter 80 : Kembali ke Asal!
90 Alternation : Sial...
91 Chapter 81 : Ayo Rencanakan Kudeta!
92 Chapter 82 : Mari Kita Menuju Utara!
93 Chapter 83 : Api yang Terpadamkan
94 Chapter 84 : Korban yang Diperlukan
95 Chapter 85 : Ak—Aku Bebas!
96 Chapter 86 : Apakah ini... adalah Pertemuan yang telah Ditakdirkan?
97 Alternation : Maafkan Aku
98 Chapter 87 : Different Timeline Game Event
99 Chapter 88 : Awal Pertempuran Tiga Arah
100 Chapter 89 : Unpredicted War Event, part 1
101 Chapter 89 : Unpredicted War Event, part 2
102 Chapter 89 : Unpredicted War Event, part 3
103 Chapter 89 : Unpredicted War Event, part 4
104 Chapter 89 : Unpredicted War Event, part 5
105 Chapter 89 : Unpredicted War Event, part 6
106 Chapter 89 : Unpredicted War Event, part 7
107 Chapter 90 : Akhir Peperangan, part 1
108 Chapter 90 : Akhir Peperangan, part 2
109 Chapter 91 : Keputusan Berat
110 Chapter 92 : Suku Utara
111 Chapter 93 : Greatest Man from The Northern Land, Harek
112 Alternation : Keseharian Excel di Kota Ereth
113 Chapter 94 : Dark Ritual
114 Chapter 95 : Penyesalan Harek
115 Chapter 96 : Langkah Terakhir
116 Chapter 97 : Pertukaran Informasi Lucy
117 Chapter 98 : Eye's of The Queen
118 Alternation : Setelah Sekian Lama
119 Chapter 99 : Ares and Sieg, Two Sides of The Same Coin
120 Chapter 100 : Nol Besar
121 Chapter 101 : Pencegahan Pengkhianatan
122 Chapter 102 : Kewaspadaan
123 Chapter 103 : Perubahan Sieg
124 Chapter 104 : Berada di Luar Prediksi
125 Alternation : Tugas Akademi Militer Esther
126 Chapter 105 : Sebelum Keberangkatan
127 Chapter 106 : Kekeruhan Ibukota Lombart
128 Chapter 107 : Kepulangan Loic
129 Chapter 108 : Empat Faksi, Tiga Kepentingan
130 Chapter 109 : Surat
131 Chapter 110 : Ekspedisi
132 Alternation : Pengumpulan Informasi Claire
133 Chapter 111 : Kewaspadaan Dua Pangeran
134 Chapter 112 : The Manipulator, Eina von Fonca
135 Chapter 113 : Snow and Blood
136 Chapter 114 : Ares' Puppets
137 Chapter 115 : Sieg Report
138 Chapter 116 : Berita Besar
139 Chapter 117 : Sieg's Guerilla, part 1
140 Chapter 117 : Sieg's Guerilla, part 2
141 Chapter 118 : The Great Commander, part 1
142 Chapter 118 : The Great Commander, part 2
143 Chapter 118 : The Great Commander, part 3
144 Chapter 119 : Kelahiran
145 Chapter 120 : Before The Fall
146 Chapter 121 : Barbarian Attack, part 1
147 Chapter 121 : Barbarian Attack, part 2
148 Chapter 122 : Penarikan Pasukan
149 Chapter 123 : Kehancuran Count Dupent
150 Chapter 124 : Firasat Buruk
151 Chapter 125 : Malam Penyesalan
152 Chapter 126 : Fall of The Lombart Capital City, part 1
153 Chapter 126 : Fall of The Lombart Capital City, part 2
154 Chapter 126 : Fall of The Lombart Capital City, part 3
155 Chapter 126 : Fall of The Lombart Capital City, part 4
156 Chapter 126 : Fall of The Lombart Capital City, part 5
157 Chapter 127 : Beban
158 Chapter 128 : Kehendak Tabu
159 Chapter 129 : Netralitas Seorang Penguasa
160 Chapter 130 : Gerakan Barbarian
161 Announcement : Hiatus
162 Chapter 131 : Resistensi Dua Pangeran
163 Chapter 132 : Sekutu
164 Chapter 133 : Pertentangan Samar
165 Chapter 134 : Memutus Rantai Pengkhianatan
166 Chapter 135 : Menuju Medan Perang Terakhir
167 Chapter 136 : Balik Layar
168 Chapter 137 : Situasi Perang Scandiva
169 Chapter 138 : Himpitan
170 Chapter 139 : Pertukaran
171 Chapter 140 : Pengungkapan Pengkhianatan
172 Chapter 141 : Kematian Tak Terduga
173 Chapter 142 : The Last Battle, part 1
174 Chapter 142 : The Last Battle, part 2
175 Chapter 143 : Senandung Terakhir
176 Chapter 144 : Konvensi Scandiva?
177 Chapter 145 : The New Era – Arc 2 <End>
178 Interlude : Perencanaan Besar Gereja
179 Interlude : Penyelamatan Loic
180 Interlude : Dua Sisi Ares Aubert
181 Extra : Suamiku Benar-Benar Luar Biasa – Book I <End>
182 Announcement : The Novel's Sequel is Released
183 Announcement : Promotion
184 Announcement : Remake
Episodes

Updated 184 Episodes

1
Chapter 1 : Soul Transmigration
2
Chapter 2 : Mengumpulkan Para Perwira
3
Chapter 3 : Pertemuan Strategi untuk Tutorial Game
4
Chapter 4 : Ayo Bantai!
5
Chapter 5 : Merebut Ibukota Kerajaan Aldred
6
Chapter 6 : Reformasi Wilayah
7
Chapter 7 : Kembali ke Kota Ereth
8
Chapter 8 : Meningkatkan Statistik
9
Chapter 9 : Ibukota Kerajaan Rowling, Lombart
10
Chapter 10 : Bertemu Lawan
11
Chapter 11 : Aku Dipanggil?!
12
Chapter 12 : Pengembangan Wilayah? Itu Penting, Kau Tahu?
13
Chapter 13 : Harta Karunku, Aku Datang!
14
Chapter 14 : Anakku Lahir... atau Bukan? Yah, Ini Sangat Rumit
15
Announcement : Perubahan Sudut Pandang Menjadi Orang Ketiga [Outdated]
16
Chapter 15 : Hubungan Kami adalah Sepupu?!
17
Chapter 16 : Rapat Anggaran Kewilayahan? Tidak Seperti Ini!
18
Chapter 17 : Rapat Anggaran Kewilayahan? Lihat, Kutunjukkan Padamu!
19
Chapter 18 : Anakku Lahir... Lagi?!
20
Chapter 19 : Bandit Menyerang?! Jangan Mengurangi Jumlah Wajib Pajakku!
21
Chapter 20 : Kota Kanal Hauzen, Basis Dagangku yang Baru!
22
Chapter 21 : Perkembangan Senjata Baru? Aku Tidak Ingin Terlalu Berlebihan
23
Chapter 22 : Anggaran, Mengapa Banyak Sekali?!
24
Chapter 23 : Aku Mengingat Senjata Terbaik!
25
Chapter 24 : Anak Terkutuk? Tidak Mungkin!
26
Chapter 25 : Anak Terkutuk? Ayo Jadikan Dia Kaki Tanganku!
27
Chapter 26 : Kuh, Kembali Menuju Rutinitas Harianku? Menyebalkan!
28
Chapter 27 : Dekrit Kerajaan? Ayo Berangkat!
29
Chapter 28 : Bencana—Tidak, Bantuan, Datang!
30
Chapter 29 : Pilih Strategi!
31
Chapter 30 : Penyakit? Tidak, Itu Hanya Racun!
32
Chapter 31 : Count, Inilah Strategi yang Seharusnya!
33
Chapter 32 : Jadilah Pengawalku!
34
Chapter 33 : Ayo Serang Benteng Pasokan Makanan Natrehn!
35
Chapter 34 : Bantai dan Bakar!
36
Chapter 35 : Jangan Kurang Ajar, Count!
37
Chapter 36 : Melarikan Diri dari Benteng Veldaz? Ck, Pengecut!
38
Chapter 37 : Aku Akan Mengajarimu Berperang Tanpa Bersusah Payah!
39
Chapter 38 : Tamat Riwayatmu, Barlock!
40
Chapter 39 : Terkadang, Pembantaian Itu Tidak Menghasilkan Apapun, Kau Tahu?
41
Chapter 40 : Ayo Rampas Segala Harapan Mereka!
42
Chapter 41 : Perundingan Ligard?
43
Chapter 42 : Mustahil? Tidak Juga
44
Chapter 43 : Pengaruh Politikku Melebihi Para Pangeran! – Arc 1 <End>
45
Interlude : Esther, Bagaimana Keadaanmu?
46
Interlude : Ayo Rayakan Hari Ulang Tahun Excel!
47
Extra : Regulus World Map
48
Intermission : Akulah Sang Pedagang Besar!
49
Chapter 44 : Ayo Mencari Kekuatan!
50
Chapter 45 : Dendam? Itu Tidak Baik, Kau Tahu?
51
Chapter 46 : Aku Mengetahui Semuanya!
52
Chapter 47 : Reruntuhan Ibukota Kekaisaran Suci Regulus
53
Chapter 48 : Tidak Ada Sihir di Dunia Ini!
54
Chapter 49 : Taklukkan!
55
Chapter 50 : Ak—Aku Menang!
56
Announcement : Revisi [Outdated]
57
Chapter 51 : Meningkatkan Kebudayaan Agar Lebih Baik!
58
Chapter 52 : Kembali ke Rumah!
59
Chapter 53 : Bertemu Cucuku, Mengapa Tidak Bisa?!
60
Chapter 54 : Kode yang Aku Buat? Itu Tidak Benar, Kau Tahu?
61
Chapter 55 : Ka—Kamu Hamil?!
62
Chapter 56 : Pasukan Khususku, Luar Biasa!
63
Chapter 57 : Ini adalah Suspensi Leaf Spring!
64
Chapter 58 : Pertemuan dengan Faksi Oposisi? Lemah
65
Chapter 59 : Pertemuan dengan Faksi Oposisi? Lihatlah Kekuatanku!
66
Chapter 60 : Kau Mengundangku untuk Membuat Kesepakatan Rahasia?
67
Chapter 61 : Excel Menyerang?!
68
Chapter 62 : Ak—Aku Diserang?!
69
Chapter 63 : Me—Mengapa?! Aku Baru Saja Tiba, Kau Tahu?!
70
Chapter 64 : Gagal?!
71
Alternation : Ayo Masuk Akademi Militer!
72
Chapter 65 : Pertemuan Aristokrat? Ayo Berangkat!
73
Chapter 66 : Pertemuan Aristokrat? Lihatlah Kebanggaanku!
74
Chapter 67 : Pertemuan Aristokrat? Datangi Mereka!
75
Chapter 68 : Pertemuan Aristokrat? Jangan Sombong!
76
Chapter 69 : Pertemuan Aristokrat? Beri Informasinya!
77
Chapter 70 : Pertemuan Aristokrat? Bunuh Aku!
78
Chapter 71 : Serangan!
79
Chapter 72 : Bawahan Baruku!
80
Chapter 73 : Meningkatkan Kesan Sebelum Bertransaksi Itu Penting, Kau Tahu?
81
Chapter 74 : Bagi Pedagang, Kepercayaan adalah Hal yang Paling Utama
82
Chapter 75 : Munculnya Kekuatan Ketiga Dunia!
83
Chapter 76 : Tujuanku yang Sebenarnya!
84
Extra : Character List
85
Alternation : Um... Mengapa Seorang Pelayan Merias Wajahku?
86
Chapter 77 : Aku Menikah?
87
Chapter 78 : Gerak Faksi Istana
88
Chapter 79 : Natrehn Bergerak!
89
Chapter 80 : Kembali ke Asal!
90
Alternation : Sial...
91
Chapter 81 : Ayo Rencanakan Kudeta!
92
Chapter 82 : Mari Kita Menuju Utara!
93
Chapter 83 : Api yang Terpadamkan
94
Chapter 84 : Korban yang Diperlukan
95
Chapter 85 : Ak—Aku Bebas!
96
Chapter 86 : Apakah ini... adalah Pertemuan yang telah Ditakdirkan?
97
Alternation : Maafkan Aku
98
Chapter 87 : Different Timeline Game Event
99
Chapter 88 : Awal Pertempuran Tiga Arah
100
Chapter 89 : Unpredicted War Event, part 1
101
Chapter 89 : Unpredicted War Event, part 2
102
Chapter 89 : Unpredicted War Event, part 3
103
Chapter 89 : Unpredicted War Event, part 4
104
Chapter 89 : Unpredicted War Event, part 5
105
Chapter 89 : Unpredicted War Event, part 6
106
Chapter 89 : Unpredicted War Event, part 7
107
Chapter 90 : Akhir Peperangan, part 1
108
Chapter 90 : Akhir Peperangan, part 2
109
Chapter 91 : Keputusan Berat
110
Chapter 92 : Suku Utara
111
Chapter 93 : Greatest Man from The Northern Land, Harek
112
Alternation : Keseharian Excel di Kota Ereth
113
Chapter 94 : Dark Ritual
114
Chapter 95 : Penyesalan Harek
115
Chapter 96 : Langkah Terakhir
116
Chapter 97 : Pertukaran Informasi Lucy
117
Chapter 98 : Eye's of The Queen
118
Alternation : Setelah Sekian Lama
119
Chapter 99 : Ares and Sieg, Two Sides of The Same Coin
120
Chapter 100 : Nol Besar
121
Chapter 101 : Pencegahan Pengkhianatan
122
Chapter 102 : Kewaspadaan
123
Chapter 103 : Perubahan Sieg
124
Chapter 104 : Berada di Luar Prediksi
125
Alternation : Tugas Akademi Militer Esther
126
Chapter 105 : Sebelum Keberangkatan
127
Chapter 106 : Kekeruhan Ibukota Lombart
128
Chapter 107 : Kepulangan Loic
129
Chapter 108 : Empat Faksi, Tiga Kepentingan
130
Chapter 109 : Surat
131
Chapter 110 : Ekspedisi
132
Alternation : Pengumpulan Informasi Claire
133
Chapter 111 : Kewaspadaan Dua Pangeran
134
Chapter 112 : The Manipulator, Eina von Fonca
135
Chapter 113 : Snow and Blood
136
Chapter 114 : Ares' Puppets
137
Chapter 115 : Sieg Report
138
Chapter 116 : Berita Besar
139
Chapter 117 : Sieg's Guerilla, part 1
140
Chapter 117 : Sieg's Guerilla, part 2
141
Chapter 118 : The Great Commander, part 1
142
Chapter 118 : The Great Commander, part 2
143
Chapter 118 : The Great Commander, part 3
144
Chapter 119 : Kelahiran
145
Chapter 120 : Before The Fall
146
Chapter 121 : Barbarian Attack, part 1
147
Chapter 121 : Barbarian Attack, part 2
148
Chapter 122 : Penarikan Pasukan
149
Chapter 123 : Kehancuran Count Dupent
150
Chapter 124 : Firasat Buruk
151
Chapter 125 : Malam Penyesalan
152
Chapter 126 : Fall of The Lombart Capital City, part 1
153
Chapter 126 : Fall of The Lombart Capital City, part 2
154
Chapter 126 : Fall of The Lombart Capital City, part 3
155
Chapter 126 : Fall of The Lombart Capital City, part 4
156
Chapter 126 : Fall of The Lombart Capital City, part 5
157
Chapter 127 : Beban
158
Chapter 128 : Kehendak Tabu
159
Chapter 129 : Netralitas Seorang Penguasa
160
Chapter 130 : Gerakan Barbarian
161
Announcement : Hiatus
162
Chapter 131 : Resistensi Dua Pangeran
163
Chapter 132 : Sekutu
164
Chapter 133 : Pertentangan Samar
165
Chapter 134 : Memutus Rantai Pengkhianatan
166
Chapter 135 : Menuju Medan Perang Terakhir
167
Chapter 136 : Balik Layar
168
Chapter 137 : Situasi Perang Scandiva
169
Chapter 138 : Himpitan
170
Chapter 139 : Pertukaran
171
Chapter 140 : Pengungkapan Pengkhianatan
172
Chapter 141 : Kematian Tak Terduga
173
Chapter 142 : The Last Battle, part 1
174
Chapter 142 : The Last Battle, part 2
175
Chapter 143 : Senandung Terakhir
176
Chapter 144 : Konvensi Scandiva?
177
Chapter 145 : The New Era – Arc 2 <End>
178
Interlude : Perencanaan Besar Gereja
179
Interlude : Penyelamatan Loic
180
Interlude : Dua Sisi Ares Aubert
181
Extra : Suamiku Benar-Benar Luar Biasa – Book I <End>
182
Announcement : The Novel's Sequel is Released
183
Announcement : Promotion
184
Announcement : Remake

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!