Tahun 1236, 19 Januari.
Tepi Hutan, Gerbang Barat Kerajaan Rowling.
Setelah Matahari Terbit.
Di bawah sinar matahari terbit yang lolos dari tangkapan dedaunan pohon yang berada di tepian hutan, Ares sedang menyentuh gundukan tanah di depannya dengan meneteskan air mata sembari berkata, "Lily..."
"Tuan Muda..." kata Canaria yang memandangi Ares dengan tatapan dengan rumit.
"Bagaimana keadaan Keluarga Lily?" tanya Ares kepada Canaria tanpa berbalik.
"Maaf..." jawab Canaria menyesal.
"Begitu," balas Ares lalu tersenyum lemah.
Ares telah mengingat dengan jelas mengapa Ares sebelumnya dapat terpuruk hingga melakukan pelarian dengan berbuat banyak kekejaman pada rakyatnya.
Hal tersebut dikarenakan dia yang telah kehilangan banyak orang yang dicintainya meskipun itu tidaklah secara keseluruhan dikarenakan Ares yang memiliki perasaan kompleks dengan para ksatria tua, Owen, serta Canaria yang telah merawatnya semenjak kecil.
"Aku pasti akan bertemu denganmu kembali," ujar Ares saat bangkit dengan mengusap makamnya menggunakan telapak tangannya.
Ares segera berbalik menghadap Canaria dan berjalan keluar dari hutan.
Saat Ares bersisian dengan Canaria, Canaria berkata, "Saya harap Anda dapat membuka hati Anda kepada gadis lainnya, Tuan Muda."
Mendengarnya, Ares menghentikan langkah kakinya dan menjawab, "Aku sebenarnya ingin mempersunting Putri Excel."
"Saya mengharapkan Anda untuk memikirkannya kembali dengan bijak setelah bertemu dengan beliau pagi ini," timpal Canaria yang segera mengerutkan kening.
Sore hari kemarin setelah audiensi dengan raja, Ares mendapatkan undangan pesta teh yang berasal dari Putri Excel. Ia pun segera membalasnya dengan menulis dirinya yang bersedia memenuhi undangan dikarenakan Ares yang bermaksud untuk menyatakan perasaannya secara langsung.
"Ya, aku akan memikirkannya dengan bijak," balas Ares dengan melangkahkan kaki kembali.
Di dunia yang sangat mengandalkan poin statistik ini, memiliki Putri Excel akan sangat membantu ambisi besarnya yang hendak memenangkan permainan dengan menguasai dunia.
Setelah beberapa saat berjalan dan keluar dari hutan, Gnery membuka pintu gerbong dan Ares pun memasukinya.
Ketika Ares memandangi jendela gerbong, tanpa sadar mulutnya berkata, "Terima kasih karena telah berjanji menyelesaikan penyesalan Lily. Aku berjanji untuk tidak menganggu dirimu lagi. Namun, aku tetap akan membalas dendam menggunakan tanganku sendiri jika saatnya telah tiba."
"Ya, nantikan saja," timpal Ares pada dirinya sendiri.
"Aku benar-benar bersyukur bahwa kau telah merasukiku," balas Ares pada dirinya sendiri.
"Semoga kau tenang di sana," timpal Ares.
"Ya, aku akan menghabiskan sisa waktuku bersama dengan Lily," balas Ares kepada dirinya sendiri dengan tersenyum.
Nah, aku merasa keadaan aneh itu telah menghilang.
Apakah itu adalah Ares yang sebenarnya?
Mengalami kejadian supernatural seperti yang baru saja dialaminya, sedikit membuat perasaannya gelisah, namun Ares berusaha mengabaikannya dan menenangkan dirinya kembali.
Setelah menunggu beberapa jam, Ares pun tiba di istana yang baginya sangat terkutuk karena telah memerasnya hingga kering. Dia segera turun dari gerbong kereta kudanya dan dipandu oleh 2 orang pelayan menuju gazebo keramik di taman bunga yang berada pada salah satu sudut istana.
Tak lama kemudian, Ares segera melihat Excel yang telah duduk menyesap teh di dalam gazebo. Dengan menundukkan dalam kepalanya, Ares berkata, "Permintaan maaf terdalam saya karena telah membuat Anda menunggu, Yang Mulia Putri Excel."
Setelah meletakkan cangkirnya, Excel berkata dengan heran, "Tidak apa-apa, bukankah kita adalah teman satu kelas di Akademi, Ares? Mengapa kau sangat sopan kepadaku?"
"Karena kami sedang berada di dalam pertemuan resmi, Yang Mulia," sesal Ares dengan menundukkan kepalanya kembali.
"Oh, benar. Duduklah," ujar Excel tanpa peduli.
Ares segera menurutinya dengan duduk di bangku yang berada di hadapannya. Kemudian, seorang pelayan yang sedang berjaga mendekati tempat Ares duduk dengan mendorong sebuah kereta makanan dan menyajikan teh dan beberapa camilan kepadanya.
Prok!
Ketika Excel menepukkan tangannya, para pelayan itu pun menunduk dan pergi mundur menjauh ke sudut taman yang berjarak sekitar 30 meter dari gazebo.
"Nah, kami telah berada dalam pertemuan yang tidak resmi!" ujar Excel riang.
"Baik," balas Ares yang telah menyerah.
Excel pun mengubah ekspresinya dengan melukiskan senyuman di wajahnya dan bertanya, "Bolehkah aku bertanya kepadamu tentang kisahmu ketika menaklukkan kerajaan itu?"
"Tidak ada yang hal yang luar biasa, Yang Mulia. Setelah melakukan perang kilat di perbatasan, saya mengerahkan pasukan untuk mengambil alih ibukota mereka dengan memaksa desa-desa di sekitarnya untuk menyerah," jawab Ares lugas.
"Kau pasti merasakannya, bukan? Sensasi ketika kau menjadi dewa kematian bagi mereka, seperti halnya bagaimana perasaanmu ketika menggenggam kehidupan para musuhmu seolah kau dapat melakukan apapun pada mereka," timpal Excel riang.
Aku tidak sepertimu, sialan!
"Saya... setelah kami mendapatkan kepala raja, kami dengan cepat menuju ibukota mereka untuk melakukan pertempuran pengepungan," balas Ares sedikit gemetar.
Mendengarkan hal yang tidak sesuai dengan keinginannya, Excel segera memancarkan nafsu membunuh yang membuat Ares sedikit gemetar dikarenakan statistik mereka berdua yang sangat berbeda jauh.
"Oh, apakah kau mengambil alih kota mereka dengan melakukan beberapa trik sebagai kejutan untuk mereka?" tanya Excel riang.
Kejutan apanya?!
Apakah maksudmu membumihanguskan kota?!
"Ti—tidak..." jawab Ares dengan sedikit terbata.
Excel pun mengubah ekspresinya menjadi tidak puas dan bertanya, "Jika begitu, bagaimana kau dapat bersenang-senang, Ares?"
"Yang Mulia, saya melakukan hal ini untuk mempersiapkan permainan berikutnya," timpal Ares yang sedikit gelisah.
"Apa maksudmu?" tanya Excel tajam.
"Setelah menguasai satu negara, akan membuang-buang waktu bermain dengan mereka, Yang Mulia. Saya berpikir lebih baik mendorong mereka untuk berkembang dan memajukan wilayah. Setelah menunggu beberapa saat, kami pun bisa mendapatkan dana dan tentara dengan lebih mudah," jawab Ares lugas.
Setelah menjawabnya, Excel tetap memiliki ekspresi yang tidak puas meskipun dia telah menarik kembali nafsu membunuhnya yang menyebabkan Ares dapat menenangkan dirinya.
"Tentu saja, saya hanya bermain dengan orang-orang di medan pertempuran dan berburu para prajurit yang telah menjadi bandit yang telah kabur dari medan perang," sambung Ares dengan tersenyum masam.
Tidak tertarik dengan jawaban yang diberikan oleh Ares, Excel pun menyangga dagunya dengan tangannya sembari mengalihkan pandangannya menuju taman yang berada di luar gazebo. Ia pun menjawab dengan nada yang terdengar bosan, "Begitu. Aku cukup terkesan dengan rencanamu."
Begitukah?
Mari berikan permen kepadanya meskipun ini dapat dikatakan makar pada kerajaan.
Melihat Excel yang tidak tertarik, Ares pub memutuskan untuk mengatakan tujuan yang dimilikinya agar dapat membuat Excel terkesan dan berharap agar Excel dapat menjadi salah satu kaki tangannya. Lalu, Ares berkata, "Nah, saya tidak membuang waktu karena saya memimpikan Regulus," dan memasang senyuman di wajahnya.
Excel pun seketika membuka lebar kedua matanya karena tidak mempercayai hal yang dikatakan pria di depannya.
"Kamu... serius?" tanya Excel yang terpana.
"Saya tidak pernah berbohong kepada Anda, Yang Mulia," jawabku dengan tersenyum.
Kemudian, Excel menutupi wajahnya dengan salah satu telapak tangannya, "Ahahaha, menarik! Tak kusangka, saat berada di Akademi dahulu, kukira kau hanyalah seorang pendiam, Ares."
"Saya hanya terkagum dengan perbuatan Yang Mulia sehingga saya tidak menginginkan untuk bersikap menonjol," balas Ares yang merendahkan dirinya.
Excel menatap pria di depannya seolah menilai lalu bertanya dengan lirih, "Bagaimana kesanmu terhadap Keluarga Kerajaan Rowling? Tentu saja, aku akan diam terhadap hal ini sehingga kau dapat berkata apapun dengan bebas."
"Jika Anda bertanya pada saya... semua hal yang telah mereka lakukan sangatlah sia-sia. Tentu saja, itu tidak berlaku untuk Anda, Yang Mulia," jawab Ares dengan ekspresi rumit.
"Begitukah? Yah, aku tidak merasakan apapun dengan keluargaku sendiri bahkan jika mereka mati. Tapi, kau benar-benar telah menjadi orang yang sangat berbeda, bukan?" timpal Excel seolah bersenang-senang.
"Tentu saja, saya berubah karena Yang Mulia telah memperlihatkan pada saya mengenai keindahan dunia," ujar Ares yang menyanjungnya.
Mendengarnya, Excel segera menutup matanya sejenak seolah berpikir dalam. Ia pun berkata dengan senyum menggoda setelah membuka matanya kembali, "Bagaimana jika aku bergabung denganmu?"
"Mohon maafkan saya, Yang Mulia," sesal Ares.
Excel segera mengubah ekspresinya menjadi kesal dan bertanya, "Mengapa?"
"Tentu saja, itu karena saya berniat untuk meminang Anda, Yang Mulia," balas Aresdengan tersenyum.
Kedua mata Excel seketika membulat dikarenakan dia yang sangat terkejut, dia hanya dapat berkata, "Eh?"
"Sebenarnya, saya telah jatuh hati pada Anda saat bertemu untuk pertama kalinya ketika pertemuan bangsawan di istana saat kami berusia 7 tahun. Setelah melihat Anda kembali di Akademi, hati saya menjadi semakin condong kepada Anda," balas Ares.
Tentu saja, itu tidak mungkin.
Siapa yang ingin memiliki seorang istri psikopat?
"Me—mengapa?" tanya Excel gugup.
Hm?
Tidak kusangka, kau juga merupakan seorang gadis.
"Karena saya sangat kagum dengan keanggunan dan kecantikan Anda, Yang Mulia," jawab Ares dengan tersenyum.
"Begitu," timpal Excel yang sedikit tersipu.
"Jika Anda menerima perasaan saya... saya akan memberikan seluruh dunia kepada Anda, Yang Mulia," balas Ares.
"O—oh..." timpal Excel terpana.
Dengan menatap kuat pada gadis di hadapannya, Ares berkata, "Dalam beberapa bulan lagi setelah mempersiapkan segalanya, saya akan membuktikan perasaan saya kepada Anda."
Excel pun segera menghapus ekspresi terkejutnya dan berkata dengan nada yang terdengar senang, "Nah, aku akan menunggumu."
"Terima kasih karena telah menerima perasaan saya, Yang Mulia," balas Ares dengan tersenyum kepadanya.
"Ya, mohon buktikan jika kau benar-benar serius. Aku sangat kesal dengan perkataan orang-orang di sekitarku yang sangat meremehkanku karena tidak memiliki satupun proposal untuk pertunanganku," timpal Excel dengan nada bahagia.
Bagus.
Satu kaki tangan telah kudapatkan.
Mari perkuat pondasi ekonomiku terlebih dahulu untuk saat ini.
...----------------...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 184 Episodes
Comments
Faatikhuddin_LD
pertama kali baca tahun 2021 bulan desember dan sekarang tahun 2023 mau baca lagi
2023-07-11
1
Semau Gue
..oooO..............
...(....).....Oooo...
....\..(.......(...)....
.....\_).......)../.....
...............(_/......
2023-04-27
1
senja
btw ngeri bat gak tau malunya minta 90persen rampasan padahal gak ikut apa2 n bomat, ngeri
2021-11-24
3