Tahun 1235, 11 November.
Hutan Perbatasan Barat, Wilayah Earl Rueter, Kerajaan Rowling.
Sebelum Matahari Terbit.
CRASH!
"Aargh," teriak prajurit terakhir setelah terkena tebasan Ares.
"Cih, menggelikan," ujar Ares yang mencemooh lalu menyarungkan pedangnya kembali.
Dalam peperangan abad pertengahan, kita pasti akan mengenal unit pengintai yang ditugaskan sebagai pendahulu dan memeriksa medan yang akan dilaporkan pada komandan yang berada di dalam pasukan utama.
Karenanya, setelah seharian Ares mengatur para pasukan dan peralatan mereka, dia memanggil 12 orang yang terlihat sangat lemah untuk pergi bersamanya untuk menghabisi para pengintai. Para prajurit tersebut memiliki statistik yang berkisar antara 20 hingga 30.
Melihat para pengintai musuh yang maju dengan cara pada umumnya prajurit pengintai lakukan, membuat kening Ares berkerut. Dia tidak pernah berpikir raja mereka akan memerintahkan hal tersebut mengingat para prajuritnya memiliki latar belakang seorang petani yang notabene tidak memiliki satupun pengalaman dalam hal kemiliteran.
Menurut Ares, akan lebih baik menggerakkan para pengintai yang memiliki latar belakang seorang petani untuk berdagang dan melancong ke Kota Ereth terlebih dahulu dan kembali untuk melaporkannya. Dia tidak pernah mengharapkan hasil terbaik dari prajurit dengan latar belakang seorang petani.
Meskipun begitu, Ares sedikit kesulitan melawan mereka dikarenakan poin statistiknya yang rendah. Maka dari itu, dia menyiasatinya dengan berlindung pada prajuritnya dan melakukan last hit pada musuh.
"Bagaimana keadaan prajurit yang lain?" tanya Ares pada prajurit yang berada di dekatnya.
"Ya, Tuan! Lapor! Kondisi semua pengintai musuh telah mati! Kami kehilangan 4 dari 12 prajurit dan 3 diantaranya luka parah!" jawab prajurit tersebut dengan memberi hormat.
Mendengarnya, Ares berpikir jika dia tidak begitu merugi mengingat beberapa prajurit tersebut memiliki statistik yang sangat rendah. Meskipun begitu, Ares tetap harus menghargai jasa mereka mengingat dia yang ingin meningkatkan nama baiknya.
"Bawa dan kembali ke perkemahan. Lakukan perawatan, dan penguburan layak. Berikan uang belasungkawa dan pensiun kepada keluarga mereka," balasku.
"Siap, Tuan!" timpal prajurit tersebut lalu memberi hormat dan pergi.
Sedikit penasaran dengan peningkatan statistik yang dimilikinya, Ares merapal, "Appraisal," dengan menargetkan pada dirinya sendiri.
......................
...[Status]...
Nama : Ares von Rueter
Umur : 16 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Gelar : Earl, Kerajaan Rowling
Afiliasi : Earl Rueter, Kerajaan Rowling
Statistik
Keahlian Senjata : 36 (+8)
Kelincahan : 35 (+10)
Kepandaian : 35 (+70)
Tubuh : 35 (+9)
Kepemimpinan : 31 (+30)
Kewilayahan dan Militer
Jumlah Prajurit : 1.996
Moral : 12
Pelatihan : 15
Pasokan Makanan : 5.000
Jumlah Dana : 12.965.000 G
......................
Hmm, hanya naik satu digit untuk kepemimpinan dan keahlian senjata.
Cih, usahaku sia-sia.
Sangat tidak puas dengan peningkatan statistik yang dimilikinya, Ares pun mengalihkan pandangannya menuju dana wilayahnya yang membuatnya sedikit terkejut.
Kemarin, Ares telah menyita segala aset yang dimiliki oleh beberapa pejabat dan perwira korup yang mengurus segala urusan kewilayahan.
Meskipun saat ini hanya sebagian yang berpindah tangan kepadanya dan belum mencakup keseluruhannya, Ares telah mendapatkan uang yang sangat banyak yang melebihi anggaran tahunan wilayahnya.
Aku benar-benar membenci korupsi.
Mengalihkan perasaannya yang sangat kesal, Ares mengambil tali pengikat kudanya lalu menaikinya. Ia pun segera menuju tempat yang telah ditandai oleh pasukan pendahulu yang dipimpin oleh Don.
Setelah berkuda selama beberapa saat, Ares melihat Don dan beberapa prajurit yang berada jalur lembah yang diapit oleh dua bukit yang sedang melakukan persiapan.
"Bagaimana keadaannya?" tanya Ares setelah mendekati mereka.
Don memberi hormat kepada Ares dan berkata, "Ya, Tuan. Pembuatan jalan lumpur akan selesai saat matahari terbenam. Kami juga telah memulai mengatur jebakan tanah longsor yang akan selesai pada saat sore hari."
"Aku akan mendaki bukit dan melihat medan," balas Ares.
"Ya, Tuan!" timpal Don tegas.
Setelah menunggu persiapan memasang jebakan dengan dalih pelatihan prajurit, matahari telah terbenam dan para prajurit beristirahat di atas bukit dengan tidak menyalakan satupun pencahayaan.
"Lihat, ratusan obor berdatangan!" teriak salah satu prajurit.
"Mustahil..." ujar beberapa prajurit.
"Tuan, bagaimana Anda dapat memperkirakan hal ini akan terjadi?" tanya Gnery gelisah yang saat ini berada di sampingku memandangi jalur lembah.
"Yah, berpikirlah lebih keras. Siapkan pemicunya!" jawab Ares dengan memerintahkan para prajurit dari atas kudanya.
"Ya, Tuan!" jawab prajurit tegas lalu mempersiapkan pemicunya.
Setelah menunggu beberapa saat, sekitar 1000 prajurit karakter utama telah memasuki lembah.
"Lumpur?! Darimana datangnya?!" teriak seorang prajurit musuh.
"Kami kehilangan kontak dengan regu pengintai!" teriak prajurit yang lain.
Bagus, sekarang saatnya!
"Sekarang!" teriak Ares dengan mengangkat tangannya.
GRROOOO!
Seketika, tanah yang berada di kedua bukit itupun longsor dan para pemanah menembakkan ribuan anak panah ke barisan belakang tentara karakter utama.
"La—lari!"
"Longsor!"
"Argh!"
Tanah longsor itupun menimbun para prajurit di bawahnya hingga keluar dari ujung lembah yang mungkin menewaskan sekitar 1500 prajurit musuh.
Saatnya!
"Ayo maju!" teriak Ares dengan menghunus pedangnya dari atas kuda dan maju setelah rentetan tembakan panah berhenti.
"Oooohhh!" teriak para prajurit kavaleri di dekat Ares.
Sebanyak 500 prajurit kavaleri mengikuti Ares menuruni bukit dan berhadapan langsung dengan bagian belakang pasukan musuh.
"Serangan mendadak!" teriak prajurit musuh dengan panik.
Mengingat statistiknya yang hampir setara dengan seorang tentara bayaran, Ares pun mengandalkan para perwira terkuatnya dan berteriak, "Don! Aku serahkan padamu!" lalu mundur ke belakang Don yang berkuda.
"Serahkan pada saya! Ooohhh!" teriak Don dengan menyemangati para prajurit.
JRASH!
JRASH!
"Argh!" teriak beberapa orang yang tertebas.
Kemudian, dengan cepat Ares merapalkan, "Appraisal," kepada ratusan prajurit untuk menemukan karakter pemain yang bertindak sebagai pemimpin pasukannya. Tak lama berselang, dia menemukan salah satu pria terkuat yang mengenakan pakaian seperti prajurit biasa.
......................
...[Status]...
Nama : Rodre Aldred
Umur : 20 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Gelar : Raja, Kerajaan Aldred
Afiliasi : Keluarga Kerajaan Aldred
Statistik
Senjata : 49 (+3)
Kelincahan : 50 (+0)
Kepandaian : 51 (+0)
Tubuh : 48 (+0)
Kepemimpinan : 55 (+0)
Loyalitas : 100
Moral : 54
Pelatihan : 73
......................
Gi—gila!
"Don, Robert! Serang pria dengan tanda merah itu bersamaan!" teriak Ares dengan sangat keras.
"Baik!" ujar mereka berdua serempak.
Don dan Robert segera memacu kuda mereka dan meninggalkan para tentara lainnya kepada prajurit kavaleri lainnya.
"Lindungi Raja!"
"Pertahankan kehidupan Raja!"
"Ooohh!" teriak Don dan Robert keras.
Robert dan Don mendapat perlawanan sengit dari para prajurit pelindung raja. Seketika, Rodre pun melangkah maju dan berteriak, "Majulah!" dengan menghunus pedangnya.
TRANG!
Don pun terjatuh dari kudanya dan mulai bertarung dengan menginjak tanah.
"Tuan Muda, pria itu, bukan?!" tanya Renne yang tiba-tiba muncul di samping Ares yang telah menghunuskan tombaknya.
Ares pun mengangguk kepadanya. Tepat sasaran, Renne dengan sigap melemparkan tombaknya.
JRASH!
"Argh!" teriak Rodre kesakitan saat dadanya tertembus tombak.
Sial!
Jika begini, dia akan mati sebelum aku memberikan last hit padanya!
Melihat keadaan Rodre yang seketika sekarat, sangat membuat Ares panik karena dia yang kemungkinan besar tidak dapat melancarkan serangan terakhir. Ares segera memacu kuda yang ditungganginya mendekati Rodre yang tubuhnya tertembus tombak Renne dengan pedang yang terhunus.
JRASH!
Seketika, kepala Rodre pun terpenggal dan terjatuh disaat Ares melewatinya.
"Raja Aldred, Rodre Aldred, telah mati!" teriak Ares sangat keras dengan mengangkat pedangnya.
"Ooohhh!" teriak para prajurit Rueter.
"La—lari!"
"Selamatkan diri!"
"Uwaahh!"
Setelah itu, Tentara Earl Rueter mulai membantai pasukan musuh yang kabur dengan terbirit-birit hingga terbit fajar dan beristirahat di atas bukit setelahnya.
Di dalam tenda para jenderal yang berada di perkemahan tentara yang ada di atas bukit, Ares sangat kelelahan dikarenakan dia yang sejak kemarin belum dapat tidur dengan baik. Untuk menahan kantuknya, dia pun mengambil napas dan berkata, "Hah..."
"Bagaimana Anda dapat menemukan Raja mereka secepat itu, Tuan Muda?" tanya Renne yang berada di samping Ares yang keheranan.
"Ban merah," jawab Ares dengan lugas.
"Tetap saja, itu sangat sulit untuk dilihat dalam kegelapan malam, Tuan Muda," balas Renne dengan mengerutkan kening.
"Anggap saja jika aku memiliki mata yang bagus," timpal Ares dengan tersenyum.
Renne pun tersenyum kembali kepada Ares dan berkata dengan ekspresi nostalgia, "Saya harap saya dapat membual tentang gagahnya Anda kepada ayah Anda."
"Begitu," balas Ares dengan tersenyum kecut.
Setelah beberapa saat, Gnery memasuki tenda lalu memberi hormat kepada Ares dan berkata, "Lapor! Wilayah ini telah dipastikan bersih, kami akan melakukan penyisiran di wilayah perbatasan dalam jangka waktu 2 hari! Dan juga, kami telah menyita segala rampasan berupa senjata, pasokan makanan, serta menahan para prajurit yang tertangkap!"
"Kerugian," timpal Ares dengan wajah serius.
"Ya, Tuan! Sekitar 600 orang dipastikan telah gugur dengan 150 orang yang selamat mengalami cacat fisik dan luka berat!" balas Gnery tegas.
Hmm, untuk perang kilat melawan 6.000 petani, hasil tersebut tidaklah buruk.
Menganggap bahwa dia mendapat hasil yang sangat baik mengingat mereka hanya memiliki 2.000 personel, Ares memberi perintah, "Perlakukan mereka sama seperti prajurit pengintai. Kau boleh pergi."
"Ya, Tuan! Permisi," balas Gnery tegas lalu memberi hormat kembali dan pergi.
Setelah melihat Gnery pergi, Renne bertanya, "Apa yang akan Anda lakukan setelah ini, Tuan Muda?"
"Tentu saja, mengambil alih wilayah mereka dan melakukan reorganisasi," jawab Ares lugas.
"Itu mungkin masuk akal, namun tetap membutuhkan usaha yang ekstra," timpal Renne khawatir.
"Hmm, mari kirimkan bujukan kepada mereka bahwa aku tidak akan mengambil pajak selama satu tahun. Juga, aku akan mengurangi pajak wilayahku setelah itu," balas Ares.
Siapa yang menyangka para pejabat lintah itu mengambil pajak sebesar 90% pada rakyatku?
Apa yang rakyatku makan jika aku merampas uang mereka sebesar itu?
Aku benar-benar membenci koruptor.
"Baik, saya akan membantu Anda. Tapi, kemungkinan besar dalam waktu satu setengah bulan, Raja akan memanggil Anda," timpal Renne dengan tersenyum kecut.
"Yah, sudah jelas, bukan?" balas Ares heran.
...----------------...
Catatan :
Untuk pasokan makanan, Ares mengambil persediaan yang ditimbun oleh para pejabat dan perwira serta membelinya.
...----------------...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 184 Episodes
Comments
(。☬ Nana luce ☬。)
teriak ouhhhh apaan, teriakan agghhhhhhhhgg lebih masuk ketika sedang berperang
2025-04-06
0
Semau Gue
..oooO..............
...(....).....Oooo...
....\..(.......(...)....
.....\_).......)../.....
...............(_/......
2023-04-27
1
Khang MarahTon
nice, kerrenn
2022-05-21
0