Menekan tombol di lift down menuju lantai bawah untuk mengambil mobilnya Arian, sesampainya di lobby.
"Tunggu disini aku ambil mobilnya dulu".
Aku langsung melepas gandenganku ini dan aku duduk di kursi yang telah di sediakan. 5 menit kemudian mobil hitam mengkilap membunyikan klakson "Tiidd.." aku langsung berdiri dan memasuki mobilnya, dan berangkat.
Di perjalanan, aku tiba-tiba teringat pada saat-saat yang lalu usianya masih 16 tahun, dimana aku melihat dia mengenakan seragam SMA badannya yang kurus, dan masih ragu untuk mengendarai mobil, kini aku melihat nya di sampingku gagah,tampannya bertambah, diusianya 24 tahun ini dan aku baru saja menyadari kalau ia sedang memakai kacamata hitam dan membuka kancing jasnya ditambah ia serius menyetir gayanya cool sekali tuhann, Tiba-tiba ia menoleh kearahku.
"kenapa kau melihat ku seperti itu ? Ada yang salah ?" dia bertanya sembari melihat sesekali ke arah jalan sesekali kearahku.
"ah nggak kok, aku cuman lagi keinget aja masa SMA dulu kamu tuh gimana lah dan sekarang kamu wow banget" aku ngomong dengan agak terbata-bata karena malu.
"emm.. Kamu juga sangat berbeda sekarang kamu sangat cantik, aku suka :)" ian bilang apa ? 'aku suka' wow haha dan ini pertama kali nya aku melihat senyum nya astaga... Jantung ini seakan-akan copot.
Mobilnya berhenti di salah satu restoran ternama di Sydney, "ayo Rin" katanya sambil membuka pintu mobil dan turun.
"tunggu sebentar, aku yang bukain" ia langsung berjalan menuju pintu mobilku kemudian membukannya "silahkan tuan putri" katanya sambil tersenyum.
Malam ini ia banyak tersenyum jantung ku berdebar, akupun ber-gandeng lengan dengan Arian semua mata tertuju pada kami, ada yang menyapa Arian "Mr. Stefan inikah calon istrimu ?" Kata bapak-bapak yang diperkirakan usianya sudah 50 tahun itu sambil memegang gelas yang berisikan wine sembari matanya melirik ke arahku.
"bisa tidak kau tak bicarakan soal ini didepannya ?" jawabnya gumam ketus sekali.
"haha sorry Mr, enjoy tonight :)" bapak-bapak ini pun menundukan kepalannya kepada kami seperti menyambut president saja.
Elegant..
Lampu yang sangat banyak ini menerangi tempat ini Restaurant ternama di Sydney Amazing! Meja bundar yang di selimuti kain putih diatas meja terdapat piring,sendok,garpu yang masih bersih di pinggir nya terdapat beberapa kain untuk tilam di setiap piring ditengah-tengah terdapat lilin merah yang cantik.
"kita duduk disini aja yah?" Kata Arian yang menunjuk kearah tempat duduk yang dekat dengan jendela besar dan yah.. Ini khusus untuk 2 orang saja "ok" kataku sambil meraih tempat duduk.
"tunggu.. Biar aku saja" di geser kebelakang tempat dudukku dan aku langsung duduk.
"thanks ian" dan dia hanya mengangguk saja kemudian dia duduk di depanku, tiba-tiba pelayan pun datang memberikan menu nya.
"makan apa ?" Tanya ian, sambil melihat ke arahku aku sih nggak tau sama sekali makanan sini jadi "samain kayak kamu aja" kataku sambil tersenyum.
"ok.." setelah ian memesan, pelayan itu pun pergi ian pun tiba-tiba memandang wajahku sambil kedua tangannya menyilang.
"kenapa kamu natap aku gitu sih ?" kataku sambil membenahi gelunganku.
"ada yang salah ? Atau make-up ku berlebihan ?" kataku sambil terus menebak kepada Arian.
"nggak, nggak ada yang salah make-up pun simple" katanya sambil masih memandang wajahku.
"terus kenapa?" kataku penasaran.
"tidak bolehkah jika mataku ini terus memperhatikan wanita cantik yang ada di depan ku ini ? Tidak~ Ini tidak boleh disia-siakan" katanya yang membuat jantung ini dag-dig-dug nggak karuan, "haha.. Kamu ini baru tau aku cantik hah ? Selama 9 tahun matamu kemana ?" candaku yang bermaksud supaya aku tidak terlalu deg-degan.
"haha mataku selalu ada ditempatnya tidak kemana-mana, bunganya tadi taruh di belakang kan?" ia bertanya sambil mengangkat kedua halis tebalnya itu padaku.
"iya aku taruh disitu" kataku yang sudah mulai terbiasa lagi.
Akupun tak kuat merasakan dinginnya di restoran ini AC nya?, hah! Pantas saja AC nya dekat dengan tempat duduk kami akupun mengosok-gosok kedua lengan atasku menyilang saking dinginnya sih.
"kedinginan ?" katanya yang mulai beranjak dari kursi yang ia dudukki dan melepas jas hitamnya kemudian ia memakaikannya padaku.
"pakai saja jasku" katanya sambil duduk kembali.
"emm.. Wangi banget sih haha" kataku yang mencium hilir-hilir parfumnya Arian.
"masa sih padahal itu jas udah nggak aku cuci 2 minggu haha" katanya menjelaskan sembari tertawa.
"what ? Seorang Arian yang kelihatannya selalu rapi,bersih, dan wangi ternyata ada tanggal joroknya yah haha" ledeku pada Arian sambil tertawa.
"haha.. Kamu percaya aja, yah nggak lah, aku cuci tiap selesai pakai, habis ini nih aku langsung cuci, tapi berhubung jasku kamu pakai nggak akan aku cuci haha" katanya yang membuatku kembali deg-degan ahhh tuhann sungguh malangnya nasib aku ini 9 tahun aku mencintai Arian secara diam-diam, tapi kalau aku melihat nya seperti ini terasa dia itu adalah kekasihku, aku tersenyum memandang tawanya dia yang khas.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Anonymous
aduhhh baperr akuuu
2023-02-20
1