TAKDIR
Rumah Tenun Tan adalah perusahaan Tenun tradisional yang telah berumur lebih dari 100 tahun sejak generasi pertama. Hasil tenunan dari Rumah Tenun Tan tidak diragukan lagi kualitasnya sejak dulu. Di rumah Tan sendiri terdapat seorang anak perempuan kecil bernama Eloise Tan yang menginjak umur 8 tahun untuk tahun ini.
"Ibu! Biarkan saya yang melakukan konferensi pers! Hari ini para investor ada disana, saya harus ada di sana!!" Ucap Leah, ibu Eloise.
"Tidak perlu! Kau sudah ada janji dengan Eloise akan datang ke acara olahraga nya kan?! Biarkan saja Konferensi ini diberikan kepada kakak ipar mu, Diana" Ucap ketua Rumah Tenun, Nenek dari Eloise Dowager Tan.
"Iya kak, saya tidak akan mengecewakan Rumah Tenun Tan" Jawab Diana.
Leah yang tidak terima langsung pergi meninggalkan Dowager Tan dan Diana. Leah memutuskan akan kesana apapun yang terjadi.
"Mama! Mama! Kapan kita pergi?! Lihat? Aku sudah memakai seragam olahraga ku" Eloise menarik tangan Leah untuk segera pergi.
"Mama sibuk sayang, maaf ya, mama janji nanti mama akan pergi jika ada acara lain nya" Jawab Leah dengan terburu - buru terus melepaskan diri dari Eloise.
"Tapi mama sudah janji! Lomba itu harus dilakukan sama orang tua, kalau mama nggak ada gimana?"
"Kamu telfon papa aja sana ya, mama harus pergi" Leah melepaskan tangan Eloise dan pergi meninggalkan Eloise yang kecewa.
Eloise pun segera masuk ke dalam mobil untuk pergi ke sekolah. Eloise meminta pak supir nya untuk menelfon kan papa nya.
"Halo papa? Bisakah papa datang ke acara sekolah ku?" Tanya Eloise dengan sedih.
"Bukan nya mama yang akan pergi? Papa sebentar lagi akan melakukan operasi pada pasien, Mama kamu kemana?" Tanya Felix Tan, Ayah Eloise.
"Mama akan ke konferensi pers" jawab Eloise sedih.
"Lise, jangan sedih, papa akan usahakan langsung ke sekolah kamu, jika operasi nya selesai ya, maaf ya, sekarang telfon nya papa tutup dulu" Felix mematikan Telfon tersebut.
"Dr. Felix, Ayo bersiap" Teriak rekan nya kepada Felix Tan.
"Si Leah ini, dia yang punya janji, kenapa sih batalin gitu aja?!!" Felix terlihat sangat marah.
Di sekolah Eloise kecil hanya bisa melihat semua teman nya yang membawa orang tua mereka. Eloise merasa kesepian dan sangat sedih terutama setiap perlombaan yang mewajibkan bersama orang tua nya, Eloise membatalkan lomba nya karena ia tidak membawa mama atau papa nya.
"Eloise, mana mama mu yang sering kau banggakan itu? Hari ini pun dia tidak datang!" Teman - teman Eloise mengejek nya dengan kejam.
"Mama ku sangat sibuk! Dia Penenun terkenal Leah Tan, tentu saja mama ku sibuk!!" Jawab Leah berusaha menguatkan diri nya.
"Haha, apa gunanya terkenal di TV tapi tidak bisa hadir di acara sekolah anak nya, uuuuu"
"Eloise bisa ikut pertandingan terakhir kan?" Tanya seseorang.
Eloise melihat orang itu dengan mata yang lebar "Papa!!" Eloise berlari memeluk erat papa nya. "Bukan nya papa ada operasi?"
"Iya, tapi operasi kecil jadi papa melakukan nya dengan cepat" Ucap Felix lalu menggendong Eloise.
"Papa hebat" Ucap Eloise dengan sangat gembira.
Eloise dengan bangga memamerkan papa nya yang telah datang dan Eloise segera mengajak papa nya untuk ikut berlomba. Beberapa perlombaan dapat Eloise menangkan terutama yang mengandalkan pikiran seperti cerdas cermat bersama orang tua.
"Lise, apa kamu senang jika mama bisa banyak waktu dengan kamu?" Tanya Felix dengan lembut.
Felix sudah tak sanggup melihat buah hati nya selalu terabaikan oleh istri nya.
"Mama salat suka menenun, karena itulah mama sibuk, Lise suka jika mama senang, tapi lise juga ingin mama ada waktu untuk lise"
"Apa kamu mau jika kita semua pergi ke Amerika? Papa dapat pekerjaan disana dan jika kita pindah ke sana, kita bisa selalu berkumpul bersama" Ucap Felix.
Eloise tahu bahwa hal itu tidak mungkin tapi tidak ada salah nya ia berharap akan hal tersebut. Setelah perlombaan selesai Felix langsung mengantar kan Eloise pulang.
"Lise, papa akan kembali ke rumah sakit, kamu tunggu di rumah ya, papa sudah memesan kan Ice cream Red Velvet kesukaan mu, dan juga bunga"
"Benarkah?"
"Iya, papa pergi dulu sayang" Felix pun pergi.
Dari arah sebrang Eloise dilihat nya seseorang anak lelaki yang berjalan dengan tertunduk sedih. Ia adalah tetangga nya yang merupakan anak dari teman dekat bibi nya Diana.
"Hey! Ada apa dengan mu kenapa wajah mu merah?" Tanya Eloise.
"Lise?"
"Ayolah Sean yang cengeng, kenapa wajah mu memerah? Kau habis nangis?"
"Lise! Aku ini lebih tua dari mu! Yang sopan sedikit! Aku tidak nangis! Karena habis berlari wajah ku berkeringat dan jadi merah"
Tit....tit...."Paket!! Pesanan dari tuan Felix" Ucap pengantar paket tersebut.
Eloise segera mengambil paket itu dan Eloise mengajak Sean untuk makan Ice cream bersama. Papa Eloise selalu membelikan Ice cream yang besar kepada Elise.
"Sean Windbloom, Ayo kita makan Ice cream bersama, aku tidak bisa menghabiskan nya sendiri, ada bunga juga lho" Ucap Eloise.
Sean mengingat kembali kejadian yang baru saja ia alami, Ibu nya yang baru saja sebulan yang lalu meninggal dunia masih meninggalkan bekas luka di hati nya. Dan kini ibu tiri nya sangat jahat kepada nya, serta Ice cream tersebut mengingatkan nya kepada ibu nya yang sangat menyukai ice cream yang sama.
"Aku tidak mau!!" Gerakan berlebihan Sean yang menolak Ice cream dari Eloise membuat Ice cream tersebut jatuh ke tanah beserta isi dalam nya.
"Ice cream....ku" Eloise terlihat sangat sedih.
"A...aku tidak sengaja!! Lain kali pasti ku ganti!!" Sean lari pulang ke rumah karena merasa tidak membawa uang untuk mengganti Ice cream tersebut.
Setelah Ice cream nya tak dapat ia makan, Eloise pun merasa sangat lapar. Di rumah nya sangat ramai dengan para pekerja, namun tidak ada satupun yang mengurus nya lebih baik dari pada mama nya.
"Tuan putri Lise, kenapa kamu duduk sendirian disini?" Diana datang menghampiri Eloise.
"Eloise kangen dengan mama" Jawab Eloise.
Diana sangat menyayangi Eloise, dirinya saat ini masih menanti kan kelahiran buah hati nya. Anak yang dengan susah payah di nanti nya, akhirnya bisa ia dapatkan dengan banyak usaha, suami nya dan ia sangat mendambakan anak setelah Sepuluh tahun pernikahan mereka. Sebab itu juga lah terkadang Diana sangat menyayangi Eloise karena anak ia juga sangat mengharapkan anak dalam hidup nya.
"Kamu lapar kan? Ini Tante bawa kan sosis panggang kesukaan kamu" Diana mengeluarkan sosis yang telah ia panggang untuk Lise.
"Waah Terimakasih Tante" Eloise makan dengan lahap nya.
"Tante, kenapa Tante selalu ada waktu, kenapa mama ku tidak pernah bisa menemani ku? Apa mama tidak sayang dengan ku?"
-bersambung-
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 21 Episodes
Comments
Yeonso
semangatt thorr!!
2022-09-30
1
Rosni Lim
Hadir Thor
2021-09-08
0
Scarlet
Author suka bngt bikin cerita dengan bawang
2021-05-31
1