Aku dan Harada duduk di ruang keluarga setelah dari rumah Elisabeth. Aku duduk di sofa panjang sedang Harada duduk di sofa singel sambil menaikan kakinya ke sandaran tangan.
Kami hanya berdiri selama tiga menit di depan pintu rumah Elisabeth, memperkenalkan diri kemudian memberikan makanan yang sengaja aku bawa.
Aku terpaksa mengijinkan Harada menggendong ku karena kaki ku terasa lemas akibat Harada memeluk pinggang ku. "
Akan terlihat aneh bila aku memapahku istriku nyang sedang sakit. Aku gendong saja," tentu saja Harada tidak menunggu persetujuanku.
Dia menggendong ku seperti pengantin baru di film - film yang justru membuatku sesak napas.
Dan disinilah kami sekarang, duduk di ruang tamu. Aku masih berusaha untuk menguasai diriku lagi.
"Sejak kapan kamu tahu?" sekarang aku sadar kalau Harada sudah tahu tentang trauma ku.
"Sejak pertunangan Andy," jawabnya santai sambil terus memindahkan saluran televisi.
"Jangan mengasihanku," aku menatapnya tegas
Masih dengan sikap santai, "Aku tidak kasihan padamu. Bahkan kamu tidak mengasihani dirimu sendiri," sekarang dia membuatku binggung.
"Apa tidak ada satupun alasan bagimu untuk membuatmu berani melawan rasa takutmu?" Aku terdiam.
"Aunty Alana? Uncle Richard? Tidak kah kamu mau berjuang demi mereka? Atau kamu terlalu menikmati perlindungan mereka?" Kata - kata Yakuza membuatku berpikir.
"Mereka berjuang agar kamu bisa hidup normal dan bahagia, tapi pernahkan kamu mencoba sekali saja melawan rasa takut mu?"
"Itu sebabnya aku datang ke Jakarta," jawabku.
"Bukan. Kamu berani datang kesini karena kamu tahu Alfa akan menjagamu. Jika kamu benar - benar berusaha, kamu tidak akan terus menghindar dari laki - laki," Didalam hati aku membenarkan kata-kata Harada.
"Tidurlah." Harada mulai lagi memindahkan saluran televisi. "Kenapa masih disini? Mau aku gendong lagi?" entah mengancam atau doyan hanya Harada yang tahu.
"Kamu ternyata lebih cerewet dari Eomma," aku masuk ke kamar dengan kesal. Menutup pintu dengan sedikit keras.
Tiga puluh menit sudah aku berbaring diranjang, tapi kantuk masih sana belum datang. Ish kata-kata Harada terus terdengar ditelingaku.
Bukan kah tadi pagi aku sudah memutuskan untuk mempercayainya? Dia tidak mungkin macam-macam bukan? Kakek akan membuat Harada menjadi santapan Dora dan Boots kalau dia berani kurang ajar padaku.
Mungkin dengan percaya pada Harada bisa membuatku sembuh dari trauma ini. Bisa hidup normal seperti gadis lainnya.
Okeh, pertama percaya pada Harada, kedua jangan menjauh saat ia menjauh. Aku meyakinkan diriku. Empat belah tahun aku tergelenggu trauma, dan aku ingin sembuh.
Aku ingin punya teman laki-laki. Aku ingin ke prom, aku ingin punya pacar, aku ingin berjalan bergandengan tangan dengan pacarku.
Ia... benar kata Harada aku harus melawan rasa takutku.
"Kamu belum tidur?" ternyata Harada masih didepan televisi.
Aku mendekat, kemudian memberikan gelenggan. Dia sedang sibuk membaca data tentang Elisabeth.
"Ada apa?" Sepertinya Harada sedang mencari informasi, di membaca satu per satu kertas dihadapannya.
Aku duduk disebelahnya. Jantungku seakan hendak melompat keluar karena detaknya semakin kencang.
Harada menoleh kearah sebelum kembali fokus pada kertas-kertasnya. "Jangan pingsan, karena aku tidak mau repot-repot untuk menyadarkanmu." ledek nya.
"Kamu ingin kencan dengan Dora rupanya." Harada tergelak. Tawanya mengisi seluruh ruangan.
"Aku cinta pertama Dora, dia tidak akan menyesal berkencan dengan ku." Harada menambahkan senyuman dibibirnya.
"Apa yang kamu cari?"
Rupanya dia masih mencari cara mendekati Elisabeth. Aku ikut membaca profile Elisabeth Montenegro. Seorang introvert, penciptakan antidepresan yang benar-benar ampuh. Efeknya bukan hanya menurunkan kegelisahan tapi juga membuat delusi dan halusinasi.
Obat itu mengirimkan sinyal bahagia ke otak sehingga membuat penggunanya tidak bisa percaya bahwa ia sedang bahagia dan berhalusinasi tentang kebahagiaan.
"Orang ini mengerikan," Aku masih terus membaca profile Elisabeth.
"Belikan aku kucing." Aku melihat celah untuk mendekati Elisabeth.
"Hah?" Harada tidak bisa menyembunyikan wajah herannya. Aku memberikan lembaran kertas yang sedang aku baca. Sudut bibir Harada terangkat setelah membaca isinya.
"Kemana?" tanyanya melihat aku bangkit dari duduk.
"Tidur," Lima menit duduk disebelah Harada membuat pasokan oksigen ku berkurang. "Jangan lupa kucingku." pesanku sebelum aku benar-benar masuk kamar.
PoV Author
Tidur Harada terganggu mendengar suara ribu dari luar kamarnya. Masih dengan menggunakan baju santainya, Harada mencari sumber suara.
Harada kesulitan menelan saliva melihat kulit putih mulus yang terlihat mengkilap karena keringat. Selama beberapa detik Harada bahwa tidak mengedipkan matanya.
Angel sedang sibuk menendang dan memukul samsak yang tergantung dihalaman belakang. Ia terlalu asik berlatih hingga tidak menyadari Harada sejak tadi mememperhatikannya.
"Ayo latihan bersama," kata Harada setelah berhasil mengendalikan dirinya.
Keadaan sepertinya berbalik. Angel tidak berkedip melihat penampilan Harada. Ciptaan Tuhan memang tiada bandingannya. Pahatan-Nya begitu sempurna.
Harada mengenakan boxing pad pada kedua tangannya, berdiri didepan Angel dengan kedua tangan yang siap menerima tendangan Angel.
"Jangan khawatir, aku tidak akan bisa menyentuhmu." Harada menunjukan kedua tangannya yang sedang memakai boxing pad.
Mengingat bahwa dirinya sedang berusaha melawan rasa takutnya, Angel mulai menyerang.
Awalnya tendangan dan pukulan Angel tidak bertenaga, tapi lama kelamaan setelah dirasa aman dan nyaman berlatih bersama Harada, Angel mengeluarkan kemampuan kickboxing nya.
"Minum?" Harada datang membawakan sebotol air mineral setelah mereka selesai berlatih.
Angel meletakan handuk kecilnya, menerima botol dari Harada, "Terima kasih."
"Sudah tidak takut denganku?" Harada menenggak minumannya. Menjaga pandangan nya agar tidak melihat Angel. Entah kenapa hari ini Angel nampak begitu,
Cantik.
"Masih, tapi aku mencoba percaya padamu."
"Itu perkembangan yang bagus." Angel mengangguk setuju.
"Bersiaplah. Kita ke kampus sebentar lagi." Harada bangkit dari duduknya, dia butuh air dingin.
----
***emak kasi bonus hari ini, jangan mimpiin Harada terus loohhh...
besok libur ya gaes, dunia nyata padat merayap anak-anak mulai PAS
like, komen jangan stop, okeh
taburin mawar yang banyak biar lapak ini wangi semerbak.
Ig @bydarl.2021***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
Fina Tanjung
Harada parah banget gantengnya
2021-12-01
0
Ita
Babang Harada... adk padamu bang...... 😍🥰😘
2021-11-24
3
Kim Taehyung ♥️
Harada.....shitt....jantung gw🥵
2021-11-10
0