Empat orang gadis bak model mendatangiku saat aku tiba di kelas. Jangan tanya siapa mereka tentu saja mantan pacar Harada, Sheryl dan teman-temannya yang lain.
"Gaijin!" Sheryl mengebrak mejaku dengan angkuh. Aku tidak menoleh, walaupun aku tahu sebutan itu untukku.
** Gaijin \= orang luar
"Hei!" kali ini Sheryl berani mencengram daguku dan memaksaku untuk melihatnya. Baiklah kita lihat sejauh mana keberaniannya merjndung ku.
Aku membalas tatapannya, "Punya nyali juga kamu! Kamu gak tahu aku siapa hah?!" bentaknya.
"Kamu hanya cewek serakah." aku menyingkirkan tangan yang mencengkram daguku. Sialnya kuku panjang Sheryl tertancap di dagu dan rahang ku.
"Kurang ajar! Aku bisa bikin kamu di deportasi sekarang juga!" ancamnya.
"Coba aja. Aku gak takut. Yang ada bisa-bisa Harada makin jauh dari kamu karena ngejar aku ke Seoul,"
"Kau!" Sheryl bertambah geram.
"Dengar nona, Harada sudah move on jadi lupakan dia. Nikmati waktumu dengan tunangan mu, biar Harada menikmati waktunya denganku," mari tambahkan bensin agar Sheryl makin meledak.
"Dasar pe**n" tangan Sheryl sudah terangkat ingin menamparku, dengan cepat aku menangkap tangan itu sebelum menyentuh pipiku. Memelintir tangan mulusnya hingga Sheryl mengaduh.
"Jangan main kasar, nona. Bisa-bisa kuku anda patah."
"Kau?!" aku makin membusungkan dada, menunjukkan aku tidak takut dengan kekuasaannya. "Aku akan bikin perhitungan dengan mu!" dia takut, aku tahu itu. Paling tidak setelah ini Sheryl akan berpikir dua kali sebelum menyerangku.
Aish... Yakuza ini benar - benar membawaku dalam masalah. Aku mahasiswa baru disini, hari ini aku resmi punya musuh.
"Angel, ayo ke kantin," tawar Gadis. Aku punya tiga puluh menit sebelum kelas berikutnya.
"Ayo," aku setuju.
Aku merasa agak risih saat di kantin. Semua mata memandang aneh ke arah kami. "Gadis, kenapa semua orang melihat kearah kita?"
Gadis mengangkat bahu, tidak tahu. Pesanan kami datang. Sama seperti saat bersama Harada, Gadis yang memesan ku makanan.
Gadis memakan makanan sambil memainkan ponselnya. Uhuk... uhuk... tiba - tiba ia tersedak. "Lihat," Gadis menyerahkan ponselnya padaku.
Video saat aku memelintir tangan Sheryl. Tidak perlu ditanya siapa yang mengunggahnya ke website komunitas kampus. Sudah pasti Sheryl and the geng.
Tidak lama ponselku berdering, tertera nama Harada di layarnya.
"Hem," sapaku.
"Sepertinya kamu bersenang - senang?" sindirnya.
"Ex mu terlalu nikmat untuk dilewati." dia tertawa kecil.
"Baguslah. Paling tidak kamu tidak bosan di kampus." Dia tidak kesal, aku terkejut. Aku kira dia akan memarahiku.
"Apa kamu menelepon ku hanya untuk mengatakan itu?"
"Tidak. Aku - Jangan pulang terlambat! Gunakan kemampuanmu itu bila ada yang macam - macam dengan mu." Kening ku berkerut, tidak mengerti maksud Harada. Belum sempat aku bertanya, ia sudah mematikan teleponnya.
*****
Pov Author
Setelah mengantar Angel, Harada pergi ke perusahaan. Walaupun Andy yang memimpin tapi di saat - saat tertentu Harada juga datang.
"Aku senang kamu datang." Andy menyambut Harada.
"Jika bukan demi mencairkan gaji karyawan, aku tidak akan datang." Harada duduk santai di sofa yang ada di ruangan Andy.
"Kapan kau akan mulai belajar untuk mengurus perusahaan?" Andy mengikuti jejak Harada duduk disofa.
"Untuk itulah Ozawa memiliki mu. Aku lebih senang bekerja dengan otot." Andy menggelengkan kepala mendengar jawaban sepupunya.
Tak lama seorang wanita paruh baya masuk membawa setumpuk map dan meletakannya di hadapan Harada. Harada menatap tanya pada wanita dan Andy bergantian.
"Harap dibaca dulu sebelum ditanda tangani Harada-san," sahut wanita itu.
Harada melonggo. Dia memang sedang kiah S2 bisnis tapi itu hanya formalitas. Nilai akademisnya jauh dibawah Andy. Itu sebabnya dia tidak ikut mengurus perusahaan keluarga.
"Andy?" Harada masih meminta Andy untuk membatalkan ini.
"Kerjakan dengan baik, para karyawan menunggu gajinya." Andy bangkit dan menepuk pundak Harada untuk menyemangati sepupunya.
Harada versi stress liat tulisan 😂😂
Dua jam berkutat dengan laporan dan data, akhirnya Harada bisa melemaskan punggungnya. Sambil beristirahat ia memainkan ponselnya.
Sebuah pesan dari grup S2, video Angel sedang memelintir tangan Sheryl. Harada tersenyum samar melihat bagaimana Angel tidak bisa diintimadaai oleh Sheryl.
Tiba-tiba ia ingin mengecek keadaan nona muda yang ia jaga. Bukan mengirim pesan, Harada malah menelepon Angel.
"Apa kamu menelepon ku hanya untuk mengatakan itu?" Pertanyaan Angel membuat Harada tersadar. Kenapa harus nelepon gadis itu. Sekarang dia binggung mencari alasan.
"Tidak. Aku - Jangan pulang terlambat! Gunakan kemampuanmu itu bila ada yang macam - macam dengan mu." Dengan cepat Harada menutup teleponnya sebelum Angel banyak bertanya.
"Baby... " Sheryl masuk ke ruang kerja Andy. Bukannya mendapati Andy, dia justru bertemu dengan Harada. Ide licik pun muncul dikepalanya.
"Sayang, kamu disini?' katanya dengan manja. Duduk di sofa kosong dan menyilangkan kakinya.
"Hati-hati dengan kata-kata mu, nona Sheryl." Harada membalas dengan kata-kata formal.
"Sayang, jangan kaku begitu." Sheryl merubah duduknya menjadi posisi lebih menantang.
Jujur, Harada merindukan gadis ini. Jika saja ia tidak mengingat bahwa yang duduk dihadapannya adalah calon istri Andy, dan juga membayangkan bagaimana mereka saling bertukar saliva, Harada pasti tidak ragu menerkam Sheryl.
"Kau tahu, gadis itu tidak cocok dengan mu. Dia bar - bar. Kamu sudah lihat videonya? Di hampir mematahkan tanganku," Keluh Sheryl memelas.
"Gadis siapa?" tiba - tiba Andy masuk. "Hai babe, sudah lama?" Tanpa ragu Andy duduk sebelah Sheryl sambil memeluknya mesra.
"Bukan siapa-siapa. Hanya gadis tidak penting dikam-"
"Pacarku," Harada menyelesaikan kalimat Sheryl.
"Kamu kenal kekasih Harada?" Andy menatap Sheryl dengan penuh cinta dan itu membuat Harada sedikit panas.
"Namanya Angel Lee. Dia cucunya MADIN" Harada sengaja menekankan kata Madin, dan berhasil membuat Sheryl terkejut.
"Wow... dia pasti gadis yang luar biasa." Sheryl menanggapi Andy dengan tersenyuman terpaksa.
"Benar. Jadi jangan cari masalah dengannya. Jika tidak, bukan hanya aku yang akan turun tangan tapi juga Madin sendiri." Harada menatap Sheryl dengan penuh arti.
"Baiklah, pekerjaan ku sudah beres. Aku pulang. Aku mau menjemput kekasihku."
"Ayo kita dobel date?" Andy menatap Harada yang sedang melangkah ke pintu.
"Lain kali." Harada melambaikan tangannya tanpa membalikan badan.
***like dan komen di gas keun ya gaes...
tabur mawar biar Angel dan Harada wangi semerbak, vote kalau berkenan😁
ig emak @bydarl.2021***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
Shellia Vya
orang kyk Sheril gak pantas dapat cinta dan rindumu Harada,dia itu licik dan serakah
2021-08-11
0
Sri Widjiastuti
diih kaya sheril masih ada dihatinya Harada.. lupain ajah ntar nyesel
2021-07-31
0
ulala
uuuwh, sheryl km coba2 mengundang hasrat babang harada ya, tp sayang nya yg timbul malah hasrat reader buat membully mu 🤣
2021-06-20
0