Setelah makan malam Harada mengantarkan ku kembali ke apartemen. Tidak ada percakapan selama perjalanan. Hanya keheningan yang ada didalam mobil.
"Apa yang kamu lakukan?" Bukannya pulang, Harada justru ikut masuk ke dalam dan duduk santai di sofa.
"Aku akan menunggu hingga kamu tidur." Dia menyalakan televisi dan mulai memilih chanel yang mau dia tonton.
"Aku bukan anak kecil yang tidurnya harus ditingguin." saat trauma sialan ini, sembuh, dia orang pertama yang akan aku hajar.
Harada tidak menjawab.
Hais! Dia seperti tidak punya rumah saja.
Tidak ada yang bisa aku lakukan selain membiarkan Yakuza itu melakukan apa yang ia mau. Padahal ini apartemen ku dan dia berhasil membuat seolah - olah membuat tempat ini adalah rumahnya.
Jangan - jangan besok dia akan datang kesini membawa koper. Aku hanya bisa mengeluh dalam hati. Karena bicara langsung pun sepertinya Harada menjadi tiba - tuli.
Ddeerrrttt melihat nama yang muncul di layar ponsel aku langsung menjawab panggilan itu.
"Eomma" sayangnya aku pendapatkan pemandangan yang menyebalkan tapi juga menyenangkan secara bersamaan.
Aku melihat appa memeluk eomma dari belakang, menyandarkan kepalanya di pundak eomma dengan manja. "Hai sayang." Eomma melambaikan tangan, sedang appa sibuk mencium wangi rambut istrinya.
Aku melihatnya dengan malas. Pemandangan yang setiap hari aku lihat dirumah. Kemesraan mereka tidak luntur walau sudah lama bersama. Mereka tetap seperti anak muda yang sedang jatuh cinta. Dan itu membuatku iri.
Kapan aku bisa menghilangkan trauma sialan ini? Aku juga ingin dekat dengan seseorang. Merasakan dicintai dan diperhatikan.
"Angel, sayang kamu tidak apa - apa?" Eomma membuyarkan lamunanku.
Aku tersenyum, tidak ingin membuat eomma khawatir. "Tentu, Eomma. Appa, menjauh dari eomma ku."
"Hey... salah sendiri kamu berada jauh disana. Appa bisa bersama eomma mu sepuasnya." candanya. Sengaja mengosok - gosokan wajahnya ke pundak Eomma.
Tingkah mereka berdua sukses membuatku tertawa. Oh... aku merindukan rumah.
Hampir satu jam aku ngobrol mereka juga Keenan.
"Segeralah pulang, sayang. Kami merindukanmu." Appa mulai memelas.
"Segera kunjungi putri kesayanganmu ini, Appa. Uang mu tidak akan habis hanya karena mengunjungi ku." Aku balas dengan memelas juga.
Setelah bicara dengan Eomma dan Appa sepi kembali melanda. Sebaiknya aku pergi ke teras, melihat bintang dapat membuat hati lebih tenang.
Harada tidak terlihat disofa. Mungkin dia sudah pulang. Siapa perduli. Keberadaannya disekitarku membuatku sesak napas. Bukan karena aku tidak menyukainya, tapi karena trauma sialan ini.
Sebelum ke teras, aku mengambil segelas susu dan menghangatkan nya. Apartemen ini punya teras yang diluar. Aku duduk dibangku yang sudah dialasi bantal duduk. Memandang jauh keatas, melihat bintang.
Mereka bersinar indah digelapnya malam. Apa aku juga seperti itu? Terlihat indah walaupun memiliki masa lalu yang gelap. Bahkan sampai hari ini aku tidak bisa benar-benar lepas dari masa laluku.
"Apa yang kamu lakukan diteras malam - malam begini?" Suara Yakuza gondrong mengagetkan ku. Jantungku seperti melompat.
Haish... dia seperti setan, datang dan hilang sesuka hatinya. Aku meraba jantungku untuk meredakan detaknya yang mengila.
"Angin malam tidak baik untuk kesehatan." Dia duduk di kursi kosong. Menyalakan sebatang rokok dan mulai menyesapnya. Harada memperhatikanku tapi tidak bertanya, jadi aku tidak menjelaskan alasan ku menjauh darinya.
"Kenapa masih disini?" aku memggeser kursiku agar menjauh dari Harada.
"Aku menginap." jawabnya santai. Dia bahkan tidak meminta ijin untuk menginap. Dia pikir ini apartemen nya.
"Oh ayo lah... aku sedang tidak ingin sendirian di rumah." sekarang dia memohon.
"Besok pacarku, mantan pacarku." dia mengkoreksi kata - katanya. "Mantan pacarku akan bertunangan dengan sepupuku." terangnya.
Aku tidak ingin menanyakan kejelasan ceritanya, tapi tentu aku kasihan pada Harada. "Baiklah, hanya semalam." Aku memberinya ijin. Mungkin dia sedang butuh teman untuk bercerita.
*****
Ponsel Harada tidak berhenti berdering sejak tadi. 'Mom' itu nama yang tertera pada layar ponselnya.
Ia tahu jika, tidak menjawab telepon ini, ibunya akan terus menelepon. Sambil membuang napas kasar ke udara, Hadara menggeser tombol hijau dilayar ponselnya.
"Mom, kau menganggu tidurku." sapa Harada.
"Mom juga merindukanmu, son. Kapan kamu akan pulang? Besok acara pertunangan Andy." Suara lembut Alicia bisa melelehkan hati Harada yang sedang panas.
"Besok aku langsung ke tempat acara."
"Harada, kamu baik - baik saja?" Alicia bukan tidak tahu hubungan Sheryl dengan Harada.
"Aku akan baik - baik saja, mom. Bisakan aku tidur sekarang? Aku tidak mau datang dengan kantong mata yang menghitam." Hadara terkekeh.
"Baiklah. Mom akan menyiapkan pakaianmu."
"You're the best, mom." Harada menutup teleponnya.
Ia kembali masuk ke apartemen Angel dan melihat pintu ke teras terbuka.
Ia mendapati Angel sedang melamun sambil menengadahkan kepalanya melihat bintang.
"Apa yang kamu lakukan diteras malam - malam begini?" tanya Harada.
Mereka duduk berdua diteras sambil melihat bintang dengan pikiran mereka masing - masing.
Sesekali Harada melirik Angel sambil bertanya dalam hati, apa Angel takut padanya? Angel terlihat selalu menjaga jarak darinya. Menjaga jarak dalam artian yang sebenarnya. Bahkan Angel tadi menggeser kursinya menjauh dari kursi Harada.
"Aku ke tidur duluan. Kamu bisa tidur di kamar tamu." katanya sambil melangkah masuk.
Harada memang ingin pergi menjauh sejenak dari rumah dan keluarganya. Ada banyak kenangannya bersama Sheryl di rumah. Sedang di mansion kakeknya ia akan bertemu Andy, calon tunangan Sheryl.
Setelah menghabiskan rokoknya, Harada masuk ke dalam langsung menuju kamar tamu. Mengistirahatkan tubuh dan pikirannya bersiap untuk besok menghadapi kenyataan mantan kekasihnya bertunangan dengan sepupunya sendiri.
** Foto Harada lagi stress
Angel dan Harada dimasukin list Favorit, ya like dan komen biar aku masih semangat nulis ya. kasi hadiah mawar juga buat mereka, okeh...
makasii
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
Nailul Asyifa
widihhh...aq tergoda😍😍
2021-08-24
0
Shellia Vya
Stress aja gantengnya kyk gitu,gimana kalau pas waras 🥰
2021-08-11
0
Sri Widjiastuti
wihh tatooo nya.. banyak oiii
2021-07-31
0