** Kediaman Keluarga Ozawa **
Harada memacu motornya dengan kecepatan tinggi menuju Mansion keluarga Ozawa.
Harada sebenarnya malas kembali ke Mansion Ozawa. Pertunangan artinya masalah pernikahannya akan ikut dibahas. Kapan menikah? Sudah punya calon atau belum? Mau menikah umur berapa? Makanya gaya jangan kayak preman, mana ada cewek baik - baik yang mau? Dan pertanyaan yang paling menyebalkan adalah, nanti tante kenalin sama si ini ya, dia model loh? Atau mau sama si itu? dia dokter spesialis. Masih mudah tapi udah jadi dokter spesialis. Hebat kan?
Mau tidak mau Harada harus datang ke Mansion kakeknya, tidak sopan rasanya kalau sepupunya bertunangan tapi ia tidak datang.
"Selamat datang, tuan muda." Sambut pelayanan di depan pintu utama. "Semuanya menunggu di ruang tengah."
Harada mengerutkan alisnya, menunggu? tiba - tiba perasaan tidak enak menghinggapinya.
"Wah... ini dia anak yang tersesat." Andy menyambut sepupunya dengan pelukan.
"Sialan!" mereka saling membenturkan pundak.
"Kakek." Harada mendekati kakeknya dan membungkuk memberi hormat.
"Apa Madin sangat baik padamu hingga melupakan rumah?" goda kakeknya.
Acara makan malam berlangsung meriah karena semua anggota keluarga hadir, termasuk anak tersesat Harada.
"Harada-kun, ke ruang kerja." perintah kakek ketika jamuan makan berakhir.
"Kapan kamu akan membawa calon istrimu ke rumah?" Kiyoshi langsung pada inti pembicaraan. "Harada-kun, aahh sampai kapan kakek harus menunggu?"
"Kakek menikah bukan sekedar tinggal bersama dengan lawan jenis." Harada mencoba protes. Memangnya menikah itu gampang? Selain itu Harada memang belum memiliki calon.
"Aahh Harada, kamu itu anak tertua, sudah sepatutnya kepimpinan jatuh padamu. Apalagi kamu sudah cukup lama belajar dari Madin."
Pesan kakeknya terus terngiyang di telinga Harada. Tentang berapa besar tanggung jawab yang iya pikul.
Tak ingin larut dengan masalahnya, Harada memutuskan untuk tidur, karena besok iya ada jadwal kuliah.
-
Cukup puas dengan penampilan ku hari ini, sekarang waktunya sarapan. Aku tidak mau terlambat dihari pertama kuliah.
Untunya Aunty Marlin sudah mengurus semuanya, jadi aku bisa langsung mulai kuliah.
"Kamu?!" Iishh dia lagi - dia lagi. "Apa kamu tidak punya rumah? Pagi - pagi sudah ada di apartemen orang?!" aku duduk di meja makan, memakan sarapan ku.
Jangan bilang dia bakalan nguntitin aku lagi hari ini?
"Kalau bukan tugas negara, aku juga gak mau nemenin kamu." Harada asik memainkan ponselnya.
Aku memijit tulang hidung untuk mengurangi pusing yang tiba - tiba datang. Aturan kakek Madin benar - benar tidak bisa dibantah, terlebih Eomma juga setuju dengan ide pengawalan dari kakek Madin.
Harada ikut bergabung di meja makan. "Ternyata selain tidak punya rumah, kamu juga suka numpang makan."
"Menjaga mu sudah termasuk dengan makan, you know?" Dia pikir aku hotel? Harga kamar yang sudah termasuk dengan sarapannya. Dengan santai Harada ikut menikmati sarapan bahkan tanpa meminta ijin dariku yang adalah Tuan rumah.
"Tunggu aku di mobil, aku tidak mau kamu berkeliaran di kampus ku."
'Iisshh siapa juga yang mau. Enakan di mobil adem." dia membalas perkataanku. Bodyguard gak tau aturan ini bikin aku naik darah.
Selera makanku hilang tapi Yakuza ini justru sangat bersemangat menikmati sarapannya. Harada melahap sarapan seperti tidak akan ada hari esok. "Amu ga akam?" dia ngomong dengan mulut penuh dengan makanan.
"Kenyang liat kamu." aku jawab ketus sambil bangkit dari duduk ku.
Dia kan bawa motor besar? Masa beli makan aja gak bisa? Makan kayak orang kelaperan gitu. I**isshh Yakuza itu perhitungan banget.
Aku terpaksa menunggu Harada menyelesaikan sarapannya. Ia memakai sweater magenta dan celana bahan. Rambut panjang nya diikat keatas sebagian. Dia cukup rapih menurutku, tak nampak seperti bodyguard.
"Cepattt... Aku tidak mau terlambat dihari pertamaku." Harada datang dengan sebatang rokok sudah bertengger di mulutnya.
HAP! Dengan sigap menangkap kunci mobil yang aku lempar.
Harada berjalan mendahuluiku. Tidak seperti seorang bodyguard yang biasanya berjalan di belakang. Harada bahkan tidak menahan pintu lift untukku. Sebenarnya tugas dia apa sih? Ngintilin aku? Aku harus bicara pada Eomma setelah ini.
"Duduk di depan, aku bukan supir mu." aku sudah membuka pintu belakang dengan terpaksa aku tutup lagi. Sedangkan Harada dengan santai memutari mobil dan membuka pintu kemudi.
Aku duduk di depan dengan sebal. Duduk menempel pada pintu mobil sambil menyilangkan tanganku didepan dada. Oksigen disekitarku terasi habis. Aku terlalu tegang berdekatan dengan lawan jenis.
Tidak ada percakapan sepanjang perjalanan. Aku sibuk melihat pemandangan kota Jakarta yang padat dan panas. Sedang Harada fokus dengan kemudi sesekali mengganti musik dengan menekan layar besar yang ada di dasboard.
"Dengar, setelah selesai langsung pulang. Aku gak mau jadi kerupuk." sekarang aku gak paham istilah yang ia pakai.
"Kerupuk?" aku tanya maksudnya kata - katanya.
"Iya, aku bisa dijemur seperti kerupuk. Jadi kering." Agak lama aku mencerna kata - kata Harada, kemudian aku baru tertawa karena mengerti apa maksud perkataan Harada.
"Kamu memberi ku ide cemerlang."
"Apa senyum - senyum?" Aku memilih meninggalkan Harada yang sedang mengomel.
Universitas pilihan Aunty Marlin sangat besar, aku harus bertanya pada satpam untuk mengetahui gedung fakultas ku. Jaraknya agak masuk kedalam.
"Sial! Harusnya aku minta yakuza itu mengantarku sampai dengan gedung." aku hanya bisa mengomel sendiri karena tadi aku yang melarang Harada mengantar masuk ke dalam.
Aku menemukan ruanganku. Ada beberapa mahasiswa yang sudah berada didalam ruangan. Tatapan aneh mereka membuatku sedikit risih, itu mungkin karena aku terlihat berbeda.
"Hai... kamu mahasiswa baru, ya?" gadis dengan kacamata duduk dihadapanku.
"Iya. Aku Angel." Aku mengulurkan tanganku dan disambut baik oleh gadis yang bernama Gadis.
"Kamu bukan orang sini ya?" aku menggeleng.
"Aku dari Seoul."
"Wah... tapi bahasa Indonesiamu bagus, loh." puji nya tulus.
'Eomma saya orang Indo." aku langsung menyukai Gadis ini.
Dosen datang lima belas menit kemudian. Menurut Gadis, dosen mata kuliah Bisnis ini termasuk dosen killer dan ditakuti oleh mahasiswa.
Selama sembilan puluh menit semua mahasiswa yang ada di kelas fokus pada penjelasan dosen. Tidak ada suara sedikitpun kecuali suara dosen dan hembusan angin dingin dari AC.
Tapi tiba - tiba mataku menatap sosok yang aku kenal. Yakuza!! Ngapain sih dia kesini. Udah dibilang tunggu di mobil aja.
Tanpa permisi, Yakuza gondrong itu masuk ke kelas, duduk di bangku paling depan sambil memperhatikan jam yang melingkar ditangannya. Gadis - gadis di kelas mulai berbisik - bisik menggosipkan Harada.
Sepuluh menit Harada duduk di bangku depan, kemudian tiba - tiba ia bangun dan berjalan kekursiku.
"Ayo." Aku tertegun, tidak mengerti maksud nya dengan Ayo. Ayo apa?
Harada menyambar tanganku, memaksaku berdiri. "Hei... ini masih jam kuliahku. " Aku berusaha melepaskan tangannya.
"Jam Bu Nurul sudah berakhir tiga menit yang lalu."
Harada tetap menarikku, dia sempat mengambil buku ku yang ada diatas meja. Sikap Bu Nurul yang membungkuk memberi hormat pada Harada berhasil membuatku terkejut.
"Berhenti." tapi Harada bergeming, dia terus berjalan. "Berhenti!" Aku berbalik menggengam pergelangan tangannya, memutar posisi tangan dan mengunci tangan Harada di belakang punggung nya.
di masukin daftar Favorit ya Angel dan Harada, like dan komen biar aku masih semangat nulis ya. kasi hadiah mawar juga buat mereka, okeh...
makasii
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
Chimuet Ciemuth
na asli pemeran harada siapa thor
2021-08-17
0
Vian Octkoscelibralopez
nama asli harada di dunia nyata siapa kak ....
2021-08-11
0
Shellia Vya
Dosen aja hormat sama Harada,sebenarnya siapa ya Harada 🤔
2021-08-10
0