Halaman = 4

Sarah memang licik ia pura-pura rajin di depan manager Cafe.

Gea dan Sila bengong karena Sarah tidak henti-hentinya mengambil pekerjaan mereka.

" Gea, Sila, bantu Sarah Jangan hanya berdiri aja kalian!". Gea dan Sila langsung mengangguk dan mengambil pesenan pengunjung. Sarah mendengarnya senang.

Rasain lo pada, hahahaha. Sarah tertawa di hatinya sambil melihat sinis ke arah Gea wanita yang saat ini di bencinya.

Hari menjelang malam, Sif pun berganti, Sarah dan Gea Sila bersiap untuk pulang, mereka sama-sama keluar Cafe. Gea ingat biasanya ia di jemput sama Rendy.

Mobil Rendy datang, Gea terlihat senang, ia lupa kalau Rendy sudah memutuskan hubungannya. Sarah dengan sengaja menyenggol Gea tapi dia pura-pura seolah-olah Gea melukainya.

” Apa-apaan sih lo Gea, sakit tau!" Sarah sedikit teriak sembari memegangi tangannya.

” Bukannya lo tadi yang dorong gua Sarah?".

” Udah ngaku aja deh, lo cemburu kan gua jemput Sarah?”. Gea terdiam sembari menahan rasa sakit dihatinya.

" Ayo sayang kita pergi, aku muak liat dia lama-lama!" Ajak Rendy sama Sarah.

Sarah langsung tersenyum jahat dan memegangi tangan Rendy, mereka langsung masuk ke mobil dan pergi. Gea menitihkan air matanya lagi. Seseorang menepuk pundaknya.

" Ayo, bukannya mau cari tempat tinggal?" Ajak Sila. Gea menghapus air matanya lalu mereka pergi.

Di mobil Sarah mencoba menghasut Rendy dan menjelek-jelekan Gea kepadanya. Rendy makin benci mendengar cerita Sarah soal Gea.

" Terimakasih ya sayang, kamu telah menunjukan sifat aslinya, untung ada kamu, kalau tidak, aku akan ketipu dengan wajah polosnya itu". Sarah bernafas lega mendengarnya.

Maaf ya Gea, gua gak mau hidup susah, karena hanya Rendy yang bisa membawa gua dari tempat neraka itu. Gumam Sarah.

Gea terus mencari tempat tinggal, ia tidak cukup banyak uang untuk menyewa kos-kosannya yang bersih dan juga bagus.

" Sil, sepertinya gua akan ambil yang di tempat tadi, gak ada pilihan lagi karena hanya di situ yang paling murah!".

" Lo yakin Ge, tempat itu kan rawan Ge, dan gua takut lo di apa-apain sama preman di sana?”.

" Gak ada pilihan lagi Sil, gua harus tidur sisana". Sila tidak bisa berbuat apa-apa ia hanya mengikuti keputusan Gea.

" Oke,. semoga lo betah di sana, kalau ada apa-apa lo hubungi gua oke!”.

" Thanks ya Sil?" Gea memeluk Sila.

" Sama-sama" Sila pamit pulang dan meninggalkan Gea disana sendiri.

Malam ini Gea tidur ditempat ala kadarnya, melihat tempat tidur yang keras lemari kecil cukup untuk dirinya sendiri, Gea merebahkan tubuhnya sembari menangis di hatinya.