15

Hai Readers...terima kasih ya udah mampir di karyaku....

Selamat membaca...happy Reading...

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=>>>>>

Setelah semuanya beres, kedua putri Felisya bangundari tidurnya, Felisya langsung memandikan Aiza dan Aida. Setelah itu dia pun bersiap-siap untuk berangkat bekerja.

Sebelum berangkat, Felisya melihat suaminya masih saja tidur dengan lelap, Felisya membangunkan Rangga.

“ Bang...bangun...udah siang...” ujar Felisya.

Rangga pun terbangun dari tidurnya. Felisya langsung mengulurkan tangannya menyalami dan mencium punggung tangan suaminya.

“ Aku pamit bang...” ucap Felisya lalu dia pun pergi sedangkan Rangga hanya diam melihat kepergian Felisya.

Felisya menciumi pipi kedua putrinya lalu dia pun melajukan sepeda motornya menuju tempat dia bekerja.

Rangga hanya terdiam, membiarkan Felisya pergi bekerja. Dia pun berdiri lalu melangkah ke kamar mandi untuk berwudhu’ lalu dia pun melaksanakan shalat subuh. Rangga memang banyak perbahan dalam sikapnya namun dia tak pernah meninggalkan shalat, walaupun dia shalatnya tidak tepat waktu.

Setelah shalat subuh, Rangga pun langsung ke dapur, dia melihat makanan telah terhidang di atas meja, sedang ibu Fatimah sedang bersiap-siap hendak berangkat ke kebun, Aiza dan Aida akan tinggal bersama Hendra kakek mereka.

“ Siapa yang masak buk?” tanya Rangga pada ibunya.

“ Felisya yan masak sebelum berangkat bekerja...” Jawab Fatimah.

“ Oh...” Rangga hanya ber-oh...mendengar jawaban ibunya.

“ Ayaahhh...Ayah sudah bangun?” ujar Aiza yang menghampiri Rangga ke dapur.

“ Udah sayang...Aiza uda makan?” tanya Rangga pada putri sulungnya.

“ Udah yah...tadi bunda yang suapin sebelum berangkat kerja...” jawab Aiza.

“ Kamu udah mandi?” tanya Rangga lagi pada Aiza.

“ Udah dunkz...bunda selalu mandiin Aiza dan Adek sebelum berangkat kerja...!” jawab Aiza dengan polosnya.

“Oh...ya udah kamu main sam adik ya...Ayah mau makan dulu...” perintah Rangga pada Aiza.

“ Oke yah...” sahutnya lalu Aiza pun bermain bersama Aida di ruang tengah.

“ Feli itu sebelum bekerja selalu membersihkan rumah, ngurusin anaknya...ayah dan ibuk hanya tinggal jagain Aiza dan Aida...palingan nanti mau makan siang ibu atau bapak yang suapin...tapi Aiza dan Aida udah bisa kok makan sendiri...” ujar Fatimah pada Rangga yang terdiam mendengar ucapan putri sulungnya.

Rangga tak menyangka Felisya melaksanakan kewajibannya di rumah sebelum dia berangkat bekerja. Lalu dia juga menyambung pekerjaan rumahnya di sore hari sepulang dia bekerja. Rangga merasa menyesal telah membentak istrinya tadi malam.

Walaupun dia tahu, Felisya tampak lelah mengerjakan semuanya namun rasa egois pada dirinya membuat dia melukai hati istrinya.

“ Rangga...seharusnya kamu sadar dengan sikapmu pada Feli...Feli itu sudah melakukan tanggung jawabnya sebagai istri bahkan sekarang dia pun harus mengerjakan sesuatu yang seharusnya menjadi tanggung jawabmu...” Nasehat Fatimah pada putra bungsunya.

Rangga hanya diam memikirkan ucapan ibunya, apa yang di katakan ibu Fatimah ada benarnya juga namun Rangga takkan mau meminta maaf pada Felisya karena hal itu menyangkut pada harga dirinya.

Menurut Rangga meminta maaf pada istri merupakan hal yang menjatuhkan harga dirinya sebagai seorang pria. Begitulah paham yang tertanam di diri Rangga setelah dia bergaul dengan warga di kampungnya.

“ Ya udah kamu mau makan...? ibuk mau berangkat ke kebun dulu...” ujar Ibu Fatimah kesal karena tak mendapat respon sedikit pun dari Rangga.

“ Iya buk...tunggu aku ya,,,aku juga ikut ke ekbun...” ujar Rangga.

Rangga pun mengambil makanan dan memasukkannya ke piring yang telah tersedia di atas meja, lalu dia pun memasukkan makanan ke mulutnya.Rangga tak berselera menghabiskan makanannya karena pikirannya masih memeikirkan Felisya.

Setelah selesai makan, Rangga pun bersiap-siap untuk berangkat ke kebun. Aiza dan Aida tinggal dengan Hendra yang memiliki pekerjaan di rumah yaitu membuat anyaman tikar dari rotan. Sambil bekerja dia bisa melihat-lihat Aiza dan Aida yang sedang bermain.

*****

Hari-hari di lalui dengan berat, Felisya berusaha tegar dalam menjalaninya. Walaupun sikap Rangga yang berubah-ubah kadan-kadang dia sangat baik pada Felisya, dan kadang-kadang dia suka berbuat sesuka hatinya. Felisya hanya menganggap semua itu lika-liku kehidupannya. Yang harus di jalaninya dengan sangat sabar.

Satu bulan Felisya bekerja, hari ini saatnya Felisya menerima gaji pertamanya. Untuk gaji pertama akan di terima langsung dari bendahara perusahaan dan gaji selanjutnya perusahaan akan menyediakan rekening khusus untuk mentransfer gaji karyawannya.

Felisya di panggil untuk datang ke ruang bendahara perusahaan. Felisya ppun melangkah menuju ruangan bendahara yang berada di lantai 5. Saat berada di ruangan bendahara, Felisya merasa gugup dan penasaran berapa gaji yang akan di terimanya.

“ Buk Felisya...silahkan tanda tangan di sini...” ucap bendahara menyerahkan slip gaji yang harus di tanda tangani oleh Felisya.

Felisya mengambil slip itu dan melihat angka yang tertera atas namanya, Felisya kaget tak menyangka perusahaan akan memberi gaji untuknya sebanyak itu.

“ ini benar gaji untuk saya buk?” tanya Felisya tak percaya dengan angka yang tertera.

“ Iya buk Felisya...gaji ibuk sebesar Enam juta tiga ratus dua puluh ribu ini sudah di potong dari uang sosial kita sebagai karyawan di perusahaan ini..” jawab buk bendahara Perusahaan.

“Alhamdulillah...” ucap Felisya sangat senang.

“ Ini hanya gaji ibuk selama satu bulan ini...jika nanti di dalam masa bekerja ibuk memiliki prestasi-prestasi...perusahaan akan memberikan bonus-bonus buat ibuk...” jelas buk Bendahara perusahaan.

“ Oh...gitu ya buk...ini aja udah besar bagi say buk...” ucap Felisya bahagia.

Buk bendahara pun mengeluarkan amplop coklat yang berisi uang gaji milik Felisya. Felisya menerima amplop coklat itu lalu memasukkan ke dalam saku bajunya. Setelah itu Felisya pun keluar dari ruangan Bendahara kembali ke emja kerjanya.

Saking senangnya Felisya pun mengambil selembar uang seratus ribu lalu membawanya ke pantry mencari Santi. Di ruang Pantry Felisya menemukan Santi sedang beres-beres.

“ San...lagi sibuk ya...” tanya Felisya menghampiri Santi.

“ Nggak kok kak...kakak ada apa datang kesini?” tanya Santi heran melihat Felisya berada di ruang pantry.

“ nggak ada apa-apa aku Cuma mau berbagi sedikit sama kamu..” ucap Felisya lalu memberikan selembaran uang seratus ribu itu kepada Santi.

“ buat apa ini kak?” tanya santi heran.

“ nggak ada aku Cuma mau berbagi aja sama kamu San...” ucap Felisya pada Santi.

“ nggak usah kak..uang ini buat kaka aja...” tolak Santi dnegan halus.

“ nggak apa San...lagian kamu juga lagi butuh uang buat pengobatan adik kamu yang kamu ceritakan kemarin...” ujar Felisya lalu dia pun menyelipkan uang itu ke kantong baju Santi lalu dia pun meninggalkan Santi yang masih terdiam melihat kebaikan Felisya.

Felisya pun tersenyum bersyukur, dan berharap dengan penghasilan yang di dapatnya dia dapat cepat melunasi hutang-hutangnya pada keluarganya. Dan Setelah hutangnya selesai Felisya pun berangan-angan akan membangun rumah tangganya dengan sebaik mungkin dengan penghasilan yang dia dapatkan.

Bersambung...

Hai reader jangan lupa tinggalkan jejak ya...

**Rate...

Favorite...

Like...

Koment...

Hadiah...

serta Vote...

di tunggu ya...biar semakin semangat...

Terima kasih🙏🙏🙏🙏🙏**

Terpopuler

Comments

🤍

🤍

Lanjut

2021-08-05

1

Irma Kirana

Irma Kirana

baca dan like sampai sini dulu ya 😘

salam dari Arrabella Twice Lives

2021-07-17

1

Marlis Nasution

Marlis Nasution

sukses slalu thor...

2021-07-11

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!