Hai Readers...terima kasih ya udah mampir di karyaku....
Selamat membaca...happy Reading...
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=>>>>>
Setelah meeting selesai, Haryanto berdiri dan menghampiri Felisya Gery yang melihat itu langsung berdiri menarik tangan Felisya untuk berdiri agar bisa menjauh dari Haryanto.
“ Ide yang bagus pak...” ujar Gery langsung mendekat ke pak Haryanto agar Felisya berpindah posisi jauh dari Haryanto.
“ I..iya...” ucap Haryanto kesal karena usahanya untuk mendekati Felisya gagal.
“ Ya sudah...kami pulang dulu...” ucap Gery lalu meninggalkan ruang meeting.
“ oh... iya terima kasih “ ucap Haryanto. Dia berharap Felisya berjalan di depannya namun, Gery menarik tangan Felisya agar melangkah tepat di sampingnya sehingga Haryanto yang hendak menyentuh tubuh Felisya pun tampak kecewa niat jeleknya telah di tebak oleh Gery.
Mereka pun meninggalkan perusahaan Felisya,melihat kejadian di ruang meeting Putri pun memiliki ide untuk mengerjai Felisya.
Setelah sampai di kantor, mereka pun pulang ke rumah masing-masing, Awalnya Gery ingin mengantarkan Felisya, namun di karenakan Felisya membawa sepeda motor Gery pun mengurungkan niatnya.
Felisya sampai di rumah hampir jam 5 sore, di depan rumah Rangga telah duduk menunggunya dengan tatapan amarah. Felisya merasakan aura yang tidak baik dari raut suaminya. Felisya pun turun dari sepeda motornya, lalu mentghampiri Rangga lalu menyalami dan menciumi punggung tangan Rangga.
Rangga menepis, tangan Felisya.
“ Jam berapa ini?” tanya Rangga dengan nada tinggi.
“ jam 5 kurang bang...” jawab Felisya sambil melihat jam di tangannya.
“ Jadi selalu begini kamu pulang kerja??” bentak Rangga pada Felisya.
“ Kalau seperti ini kamu pulang...kapan kamu akan mengurusi anak-anakmu...?” lagi-lagi Rangga membentak Felisya.
“ Bukan bang...biasanya jam setengah empat aku udah sampai di rumah...hari ini ada meeting di luar kantor bang...makanya hari ini sedikit telambat pulang...” jawab Felisya membela diri.
“ Alasan...kamu udah mulai senang kan keluyuran di luar sana!” vonis Rangga tak berperasaan.
“ Terserah abang aja lah...aku capek” ujar Felisya kesal lalu dia pun masuk ke dalam rumah.
Dia pun mengganti pakaiannya, lalu melaksanakan shalat ashar. Felisya melihat rumah berantakan, lalu dia pun merapikan rumah dan membersihkannya. Setelah itu Felisya pun melangkah ke dapur, dia melihat makanan belum ada yang di masak untuk makan malam sehingga dia pun mulai memasak untuk makan malam.
Setelah Felisya selesai memasak, Aiza dan Aida datang masuk ke dalam rumah.
“ Bundaaaaa” teriak Aiza dan Aida yang menyadari bundanya telah pulan bekerja dengan melihat sepeda motor milik bundanya telah parkir di depan rumah.
Felisya yang hendak mandi menghampiri kedua putrinya yang memanggil-manggil dirinya. Felisya kaget melihat kedua putrinya yang belum mandi dan masih kucel.
“ Aiza dan Aida kenapa belum mandi,...?” tanya Felisya pada kedua putrinya.
“ Ayah nggak mau mandiin Aiza sama adek...katanya suruh mandi sama bunda...” jawab Aiza jujur.
Felisya merasa kesal dengan sikap Rangga.
“ Ya udah...Aiza dan Aida mandi sama bunda aja yuk,...kebetulan bunda juga mau mandi...” ujar Felisya.
Felisya pun memandikan kedua putrinya terlebih dahulu, setelah itu duapun membersihkan dirinya. Semua pekerjaan Felisya selesai saat azan maghrib berkumandang.
Felisya pun menunaikan ibadah shalat maghrib setelah itu dia pun membaca Al-qur’an sejenak. Setelah beribadah, Felisya pun mengambilkan nasi lalu menyuapi kedua putrinya makan malam. Felisya tak menghiraukan Rangga dan kedua mertuanya yang belum makan atau sudah.
Setelah selesai menyuapi kedua putrinya, Felisya yang masih kesal dengan Rangga dia pun langsung mengajak kedua putrinya masuk kamar lalu menidurkan kedua putrinya hingga terlelap.
Buk Fatimah dan Pak Hendra pun sadar dengan kesalahan yang telah di lakukan Rangga namun mereka tak ingin ikut campur dalam urusan rumah tangga putra mereka.
Rangga masuk ke dalam kamar, Dia pun melihat Felisya terlelap, terlihat dari wajahnya yang lelah dalam menjalani hari-harinya, namun Rangga yang masih egois menarik selimut yang di kenakan Felisya sehingga Felisya pun terbangun dari tidurnya.
“ Semakin hari kamu semakin melunjak ya...” ujar Rangga kesal.
“ maksud abang apa?” tanya Felisya dengan suara serak khas orang bangun itdur.
“ masih pake nanya lagi...harusnya kamu mikir...apa kesalahanmu...” benatk Rangga lagi pada Felisya.
“ udahlah bang...aku capek...aku nggak mau ribut-ribut...” bantah Felisya lalu dia pun merebahkan tubuhnya hendak tidur lagi.
Rangga yang merasa kesal dengan sikap Felisya langsung menarik tangan Felisya sehingga dia pun berdiri di depan Rangga, dia pun mencengkram dagu Felisya.
“ Kamu mulai tak menghargai aku ya?” tukas Rangga geram pada Felisya.
“ Bang...sekarang tanya pada dirimu sendiri...siapa yang tiadak menghargai...” ujar Felisya penuh penekanan sambil menunjuk pada dada bidang Rangga.
“ Apa selama ini kamu menganggap aku sebagi istri? Hah?”
“ Apa kamu selama ini menganggapku ada dalam kehidupanmu?? Hah?”
“ Tanyakan semua itu kepada dirimu sendiri bang...6 tahun pernikahan kita...bukan semakin lama semakin baik...namun semakin hancur!!!” teriak Felisya lalu dia pun menagis sesenggukkan.
Felisya merasa sudah tahan lagi memperjuangkan rumah tangganya bersam Rangga yang suka berbuat sesuka hatinya.
Rangga banyak berubah, sejak mereka pindah ke kampung Rangga, Rangg seakan merasa berkuasa, dan Rangga merasa Felisya sangat mencintainya sehingga Felisya rela meninggalkan keluarganya hanya demi memilih dirinya. Rangg besar kepala dengan sikap yang di ambil Felisya yang menjadi bumerang dalam rumah tangga Felisya saat ini.
Setelah Felisya menangis Rangga pun meninggalkan Felisya, dia pun pergi ke warung tak memperdulikan perasaan Felisya saat ini, yang membuat Felisya merasa semakin hancur dengan sikap Rangga.
Dalam luka, Felisya pun berusaha memejamkan matanya, walau sulit dia pun akhirnya tertidur. Pada jam 3.30 Felisya terbangun, dia pun langsung bangun dan melihat Rangga yang tertidur dengan pulasnya tanpa beban.
Felisya melangkah menuju kamar mandi, dia membersihkan tubuhnya lalu dia pun melaksanakan shalat tahajud mengadukan segala gundah yang di rasakannya. Felisya meluapkan segala beban yang di tanggungnya pada Allah, satu-satunya tempat bagi Felisya yang dapat mendengarkan segala keluh kesahnya.
Fatimah yang terbangun saat mendengar Felisya berdo’a dan mengadukan semua deritanya pada sang penciptanya ikut meneteskan air matanya. Fatimah juga merasakan sakit yang di rasakan Felisya karena dia juga seorang perempuan.
Fatimah telah berulang kali menasehati putranya, namun pengaruh para lelaki yang ada di kampungnya membuat Rangga sulit untuk di nasehati. Rangga selalu merasa dirinya lah yang palin benar. Sehingga dia tak mau meneriman masukkan dari siapa pun termasuk Fatimah sebagai ibunya.
Setelah Felisya selesai meluapkan rasa sedihnya, dia pun langsungb ke dapur untuk memasak dan mempersiapkan segala sesuatu yang di butuhkan keluarganya hingga sore hari nanti.
Felisya juga tak lupa menyiapkan masakan untuk kedua putrinya hingga siang hari, karena untuk makan malam Felisya akan memasak lagi setelah pulang dari kantor.
Bersambung...
Hai reader jangan lupa tinggalkan jejak ya...
**Rate...
Favorite...
Like...
Koment...
Hadiah...
serta Vote...
di tunggu ya...biar semakin semangat...
Terima kasih🙏🙏🙏🙏🙏**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
Yukity
likebackku kak..
semangaat...💪💪😍
2021-08-24
0
💲💲quad ☀᪙ͤ🎀Cantika hiat
rangga bener bener ya udah di bantuin nyari duit, gak tau terima kasih
iya relita kehidupan kita semua, good job thor
2021-08-03
1
👺
lanjut ..
2021-08-02
1