Hai Readers...terima kasih ya udah mampir di karyaku....
Selamat membaca...happy Reading...
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=>>>>>
Felisya dan Gery pun melangkah keluar lift dengan canggung, dan sibuk dengan pikirannya masing-masing.
“ Kamu memang sangat menawan, kau telah mengisi hatiku...maaf aku telah berani mencintaimu, walau ku tahu kau jelas-jelas memiliki suami dan anak-anak...Tuhan jika salah rasa cinta ini tumbuh di hatiku, hadirkan wanita yang serupa sifat dan jati dirinya dengan Felisya...namun jika Rasa cinta ini benar....maka tumbuhkanlah dan beri aku keyakinan bahwa dia berjodoh denganku...” bathin Gery.
“ Astaghfirullah...ya Allah...ampunilah aku, yang telah membiarkan mataku manatap pria lain selain suamiku...Aku sadar bahwa aku adala istri dari seorang pria...dan Ibu dari dua orang putri...Astaghfirullah...” bathin Felisya.
Gery sadar dengan posisinya di antara Felisya dan suaminya, Gery tak ingin rumah tangga Felisya yang telah berantakan menjadi lebih berantakan lagi dengan kehadiran dirinya di antara mereka.
Entah mengapa, Felisya merasakan bahagia setelah menatap sinar mata Gery yang teduh, namun Felisya berusaha menghapus rasa kagum pada Gery yang telah terbesit di dalam hatinya.
Gery dan Felisya telah masuk ke dalam kantin, semua mata karyawan tertuju pada mereka, para karyawan dan karyawati mulai bisik-bisik membicarakan mereka.
“ Cantik juga ya sekretaris baru pak Gery...semoga aja mereka jodoh...”
“ Jangan-jangan sekretaris bari itu kekasih pak Gery...’
“ Ah...nggak mungkin...dia itu kekasih pak Gery...”
“ Mereka serasi ya...terlihat dari wajah sekretaris baru itu wanita baik-baik...”
Mereka mengeluarkan pendapat mereka tentang bos dan sekretaris bos mereka yang datang ke kantin secara bersamaan. Hampir semua karyawan dan karyawati di perusahaan XX mengira Felisya adalah seorang gadis, sehingga banyak dari mereka mendukung kedekatan yang terjadi antara Gery dan Felisya.
“ Pak Gery...mau makan apa?” sapa pelayan kantin saat Gery dan Felisya duduk di sebuah meja yang bergabung dengan karyawan lain yaitu Rita dan Susi.
“ kamu mau makan apa Feli...?” tanya Gery pada Felisya, Felisya pun menata pada menu yang tertera di selembar kertas yang ada di meja.
“ Nasi Soto aja...” jawab Felisya.
“ Oh... ya udah Nasi soto dua ya...” ujar Gery pada pelayan.
“ Rita...Susi...kamu udah pesan...?” tanya Gery ramah pada Rita dan Susi yang duduk di depan mereka.
“ Udah pak...sedang di ambilkan pak Lung...” jawab Rita ramah.
“ oh...” gumam Gery.
Tak berapa lama setelah itu pak Lung pun bergabung di meja Rita dan Susi yang mana di sana telah ikut Gery dan Felisya bergabung.
“ Eh... pak Gery...Udah pesan pak?” tanya pak Lung menyapa Gery.
“ Udah pak...sedang di ambilkan...” jawab Gery.
Gery memang terbiasa bergaul dengan para karyawannya. Dia tak pernah membeda-bedakan dirinya dengan karyawan lainnya sehingga semua karyawan simpati dengan sikap dan sifat Gery.
Rita, Susi, dan Pak Lung membiarkan makanan mereka di hadapan mereka karena mereka segan untuk makan terlebih dahulu.
“ Lho kok belum makan...?? ya udah kalian makan duluan aja...” ujar Gery yang heran melihat Rita, Susi dan pak Lung.
“ Iya pak...” jawab Pak Lung. Namun mereka masih menunggu makanan Gery dan Felisya datang.
Tak berapa lama makanan Felisya dan Gery pun datang. Lalu mereka pun menyantap makanan yang ada di hadapan mereka masing-masing.
Sedangkan Putri di meja yang ada di hadapan mereka menatap kesal pada Felisya, tak menyangka Felisya dapat merebut hati Gery semudah itu, sedangkan dia yang bertahun-tahun dekat dengan Gery, Gery tak pernah memandangnya sedikit pun. Hal itu membuatnya semakin membenci Felisya.
Setelah selesai makan siang, Gery mengobrol dengan Rita, Susi dan Pak Lung. Gery tahu di antara karyawan di perusahaan XX mereka bertiga adalah karyawan yang harus di perjuangkan.
Rita yang hidup menjadi tulang punggung keluarganya semenjak Ayahnya meninggal, sedangkan Susi harus membiayai pengobatan ibunya yang sakit parah dan pak Lung harus menghidupi lima orang anaknya yang saat ini dalam jenjang pendidikan.
Oleh Karena itu Rita, Susi, dan Pak Lung terlihat akrab dengan Gery, selain kehidupan mereka yang memprihatinkan mereka bertiga adalah karyawan yang sangat rajin, ulet dan telaten dalam bekerja sehingga Gery mengaplause jerih kerja ketiga karyawannya ini.
Walaupun dia memberi perhatian khusus pada ketiga karyawan ini namun dia tidak mengumbarnya pada publik, dan meminta mereka menjaga rahasia bantuan-bantuan yang di berikannya pada ketiga karyawan ini.
Sebelum jam istirahat habis, Rita, Susi dan Pak Lung minta izin meninggalkan kantin terlebih dahulu pada Gery dan Felisya, Setelah mereka pergi, Gery menceritakan semua tentang ketiga karyawannya itu pada Felisya.
Felisya pun ikut simpati pada mereka bertiga, ternyata tidak hanya dia saja yang memiliki kehidupan yang sulit. Di dalam kesulitan yang di hadapi Felisya masih ada orang-orang di luar sana yang menghadapi kesulitan yang berbeda. Hal ini membuat Felisya semakin bersyukur dengan apa yang tengah di hadapinya saat ini.
Felisya bersyukur masih di beri kesehatan untuk berjuang menghidupi keluarganya, bersyukur memiliki keluarga kecil dan dua putri yang sangat menyayanginya.
“ Yuk...kita balik ke kantor..!” ajak Gery membuyarkan lamunan Felisya yang tengah memikirkan kehidupan yang di hadapinya saat ini.
“ Eh... Iya pak...” ucap Felisya.
Mereka pun melangkah kembali menuju lantai 7, bersiap-siap untuk menjutkan meeting kedua. Sesampai di lantai tujuh mereka langsung masuk ke dalam ruang meeting.
******
Rangga telah kembali dari luar kota, Felisya yang masih kesal dengan sikap Rangga hanya mendiamkan Rangga, walaupun dia yang menjemput Rangga dari gang masuk tapi dia tak berbicara sepatah kata pun pada Rangga. Sedangkan Rangga tak sedikit pun meminta maaf dengan sikapnya itu.
Sesampai di rumah meminta hak nya pada Felisya, dengan berat hati Felisya melaksanakan kewajibannya sebagai istri memuaskan hasrat suaminya. Setelah selesai Felisya melayani Rangga, Rangga pun membiarkan Felisya yang belum bisa tidur memikirkan tingkah suaminya, Sedangkan Rangga telah tertidur dengan lelapnya.
Di pagi hari jam 4.00 subuh, Felisya terbangun dari tidurnya, dia pun langsung melangkah menuju kamar mandi, lalu membersihkan dirinya. Setelah mandi, Felisya pun menunaikan shalat subuh lalu memasak dan menyiapkan segala kebutuhan suami dan anak-anaknya.
Jam 6.00 Felisya telah menyelesaikan semua pekerjaannya, dia telah rapi akan berangkat bekerja. Sedangkan Rangga masih tertidur dengan lelapnya, karena Felisya yang kesal dia tak membangunkan Rangga.
Sebelum berangkat Felisya memandikan Aiza dan Aida yang baru saja bangun dari tidurnya lalu menyuapi Aiza dan Aida makan. Felisya bersyukur kedua putrinya dengan mudah di urus tidak banyak tingkah sebelum dia berangkat bekerja.
Setelah Aiza dan Aida makan Felisya pun mengeluarkan sepeda motornya, namun sebelum dia melajukan motornya dia kembali ke kamar untuk membangunkan Rangga yang masih tertidur.
“ Bang...banguuun...bang,...banguun...aku mau berangkat kerja...!” ujar Felisya membuat Rangga kaget dan melihat jam di ponselnya yang menunjukkan jam 0640.
“ Kamu mau berangkat?” tanya Rangga pada Felisya.
“ Iya bang...ini udah hampir jam tujuah...aku nggak mau telat...” ujar Felisya.
Felisya mengambil tangan Rangga lalu menyalaminya dan menciumi punggung tangan suaminya lalu dia pun keluar rumah dan pamit pada kedua orang tua Rangga. Lalu melajukan sepeda motornya berangkat bekerja.
Bersambung...
Hai reader jangan lupa tinggalkan jejak ya...
**Rate...
Favorite...
Like...
Koment...
Hadiah...
serta Vote...
di tunggu ya...biar semakin semangat...
Terima kasih🙏🙏🙏🙏🙏**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
Rini Sarmilah
like untukmu thor👍👍🥰
2021-08-11
2
ɳσҽɾ
love
2021-08-03
1
Mati Sistem
Aku hadir lagi😁
2021-07-27
0