Hai Readers...terima kasih ya udah mampir di karyaku....
Selamat membaca...happy Reading...
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=>>>>>
Setelah Rangga shalat subuh dia pun langsung ke dapur mencari makanan, karena dia terbiasa makan pagi-pagi sekali Felisya selalu memeasak lebih di sore hari agar dia tak harus buru-buru memasak di pagi harinya karena dia juga harus mengurusi kedua putrinya.
Setelah Rangga sarapan, dia pun bermain dengan kedua putrinya, sedangkan Felisya membantu ibu mertuanya untuk memasak. Biasa di pagi hari ibu Fatimah memasak terlebih dahulu sebelum berangkat ke kebun, sedangkan Felisya hanya membantu saja.
Aiza dan Aida tampak bahagia yang bermain dengan Ayahnya. Rangga mengajak Aiza dan Aida bermain kuda-kudaan. Tawa mereka pecah di rumah itu membuat Felisya ikut bahagia dengan kebahagiaan yang menyelimuti kedua putrinya.
Setelah selesai memasak, Ibu Fatimah pun sarapan lalu bersiap-siap berangkat ke kebun bersama Rangga. Dia menyiapkan segala kebutuhan mereka di kebun sedangkan Felisya mengambil alih kedua putrinya lalu memandikan mereka dan menyuapi makan Aiza dan Aida.
Sebelum pergi ke kebun, Rangga memanggil Felisay ke kamar.
“ Feli...” panggil Rangga.
“ Iya bang...” ucap Felisya lalu menghampiri suaminya di kamar.
“ abang berangkat dulu ya...hati-hati di rumah...” ucap Rangga dengan lembut.
“ Iya bang...” jawab Felisya.
Rangga pun mencium puncak kepala Felisya, menyalurkan kasih sayangnya pada diri Felisya. Felisya yang awalnya merasa kesal dengan sikap Rangga akhirnya dia pun memaafkan perlakuan suaminya yang tak menentu itu.
Felisya menyalami dan mencium punggung tangan Rangga, dan saat bersamaan kedua putrinya juga masuk menyalami ayahnya.
Rangga mengambil posisi jongkok lalu, mencium pipi anak-anaknya.
“ Ayah berangkat kerja dulu ya sayang...” ujarnya sambil mengelus pipi kedua putrinya.
“ Iya yah...ayah hati-hati ya...” ucap Aiza dan Aida bersamaan.
“ Ya udah,...aku berangkat dulu ya...” ujar Rangga dsambil mengelus kepala Felisya.
Dia pun keluar dari kamar.
“ Yukk buk...” ajak Rangga pada ibunya.
Mereka pun melangkah meninggalkan rumah menuju kebun, saat ini mereka berangkat ke kebun hanya berjalan kaki walaupun kebunnya terletak sekitar 3 kilo meter dari rumah.
Felisya menatap kepergian suami dan mertuanya itu dengan menyelipkan do’a “ Ya Allah...ridhoilah setiap langkah yang di tempuh suamiku...dan ibu mertuaku...” bathin Felisya menatap mereka sehingga tak kelihatan lagi.
Setelah kepergian Suami dan ibu mertuanya, Felisya pun mulai mengerjakan rutinitasnya mulai membereskan rumah, menyapu, mencuci piring dan mencuci baju. Pada jam 10.00 pagi semua pekerjaannya pun sudah selesai.
Felisya pun beristirahat sejenak dengan melaksanakan shalt dhuha. Disana Felisya selalu memohon Rejeki untuk keluarganya, dia terus menerus berdo’a walaupun rejeki belum berpihak padanya, Felisya yakin semua yang di hadapinya saat ini adalah ujian dalam hidupnya.
Beginilah hari-hari yang di jalani Felisya, Felisya yang biasa sibuk namun saat ini dia pun harus santai di rumah tanpa ada kegiatan yang menghasilkan uang, dia pun semakin bosan. Di tambah Felisya malas bergabung dengan ibu-ibu yang kerjaannya hanya menggosip tak jelas. Felisya hanya menghabiskan hari-harinya di rumah dengan bermain dbersama Aiza dan Aida.
Jika lelah bermain, Felisya pun mengajak kedua putrinya untuk tidur siang. Hari-hari di lewatinya dengan berat namun dia selalu berusaha tegar.
Di malam hari setelah Aiza dan aida tertidur, Felisya mengajak Rangga mengobrol di luar rumah. Rangga yang juga merindukan suasana berdua dengan Felisya dengan senang hati duduk santai di bangku yang ada di depan rumahnya.
“ Bang...” panggil Felisya memulai pembicaraan.
“ Apa sayang...?” jawab Rangga.
“ Feli bosan di rumah aja bang...Feli pengen ada kegiatan...” keluh Felisya pada suaminya.
“ Terus kamu mau kerja apa disini Feli..?” tanya Rangga bingung harus mencari kerja untuk Felisya.
“ Mhm...begini bang...Feli punya teman...dia minta Feli bekerja di perusahaannya, itu lho bang pabrik teh yang ada di desa X...” jelas Felisya.
“ Teman dari mana??” tanya Rangga curiga.
mhm...begini bang...Felisya kan sering bawa anak-anak main di taman dekat sungai itu lho..terus Feli ketemu sama dia...saling kenal habis itu dia cerita lagi butuh karyawan di perusahaanya..” Felisya jujur pada Rangga.
“ laki-laki atau perempuan??” tanya Rangga merasa curiga.
“ mhm...laki-laki bang...tapi Feli nggak ada hubungan yang lebih sama dia, Feli hanya sekedar berteman dengan dia...” Felisya berusaha meyakinkan Rangga.
“ Lagian...Feli juga capek terus-terusan hidup susah...abang kan tahu kalau selama ini Feli nggak biasa hidup susah...” keluh Felisya pada Rangga yang membuat Rangga menjadi kesal.
“ Jadi kamu merasa susah setelah hidup bersama aku...??” tanya Rangga kesal.
“ Bukan gitu maksud Feli bang...Feli hanya capek hidup yang monoton seperti ini...selama ini Feli biasa sibuk bekerja...dan sekarang malah diam di rumah...lagian kalau Feli bekerja, Feli bisa membantu keuangan keluarga kita...” ujar Felisya panjang lebar.
Rangga hanya diam tak menanggapi ucapan Felisya, dia pun termenung menatap lurus ke depan entah apa yang di pikirkannya saat ini.
“ gimana bang...bolehin ya..aku kerja...??” pinta Felisya memohon.
“ terserah kamulah...kita harus minta izin dulu sama ibuk dan bapak karena jika kamu bekerja anak-anak akan tinggal bersama mereka....” ujar Rangga belum memberi kepastian kepada Felisya.
“ Ya udah...tapi abang ya yang bilang sama ibuk dan bapak...” ujar Felisya.
“ Iya...” jawab Rangga.
Felisya merasa sedikit lega akhirnya dia dapat menyampaikan apa yang ada di hatinya pada Rangga. Karena selam ini, Rangga selalu sibuk ke kebun maupun ke warung sehingga membuat waktunya tak tersedia untuk Felisya. Felisya bersusah payh mencari waktu yang tepat untuk membicarakan hal ini pada Rangga.
Walaupun belum ada kepastian dari Rangga Felisya merasa senang dengan tanggapan Rangga. Mereka pun melanjutkan obrolan mereka mengenai kedua putri merka, Felisya menceritakan segala tingkah kedua putrinya pada Rangga, Rangga sangat senang mendengarkan cerita Felisya.
Dia bersyukur Felisya bisa menjaga kedua putrinya dengan baik, walaupun sikap Rangga yang sering tak menentu namun jauh di dalam hatinya dia dangat mencintai dan menyayangi keluarga kecilnya.
“ Udah malam...kita tidur yuk...” ajak Rangga pada Felisya.
“Yukk...” Felisya pun berdiri mengikuti langkah kaki suaminya masuk ke dalam rumah.
Di kamar Rangga menarik tubuh istrinya lalu memeluk tubuh istrinya penuh kehangatan. Dengan pasrah, Felisya pun membiarkan Rangga merangkul tubuhnya. Felisya sangat bahagia dengan perlakuan yang di perbuat oleh Rangga.
Felisya kembali merasakan kasih sayang yang di berikan oleh Rangga. Rasa sayang yang selama ini seakan hilang di dalam hidupnya kini telah hadir lagi.
“ Terima kasih istriku...maafkan aku atas kekurangan ku selama ini...” bisik Rangga di telinga Felisya membuat Felisya merasa bersalah pada Rangga atas kesedihan-kesedihan yang selama ini di pendamnya.
Felisya pun memaafkan semua yang telah di lakukan oleh Rangga terhadapnya. Felisya pun menghapus semua luka yang telah di torehkan Rangga di dalam hatinya. Dia kembali menerima suaminya dengan kebahagian, dengan mudah Felisya melupakan perbuatan-perbuatan Rangga yang telah menyakitinya.
Bersambung...
Hai reader jangan lupa tinggalkan jejak ya...
**Rate...
Favorite...
Like...
Koment...
Hadiah...
serta Vote...
di tunggu ya...biar semakin semangat...
Terima kasih🙏🙏🙏🙏🙏**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
Dania
senang akhirnya, Rangga berbaik hati dan menyadari kekurangannya
2021-09-01
0
🏁Nyno_Ever🏁
🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿♥️♥️♥️♥️⭐⭐⭐⭐⭐
2021-08-30
0
Emak Femes
mampir lagi kak Ghina 💟💟
2021-08-14
3