Sebelum aku lanjutin novelku yang satu ini...
Aku minta maaf 🙏🙏🙏🙏 pada semua Readers yang udah kecewa karena aku belum update...dari hari ini aku mau coba update lagi ceritanya Felisya wanita yang tangguh.
Mulai hari ini aku akan coba mulai update minimal satu episode tiap harinya...
Selalu beri dukungannya ya teman-teman.
\=\=\=\=\=\=\=>>>>>
"Uang siapa ini...???" tanya Rangga pada Felisya.
"Uang anak-anak..." Jawab Felisya tegas.
"Uang anak-anak??? dapat darimana???" tanya Rangga lagi heran, baru sja Felisya meminta uang padanya untuk jajan anak-anak dan sekarang dia menemukan uang milik anak-anak.
"Ini uang anak-anak yang di kasih omnya sama mereka..." jawab Felisya lagi.
Rangga berfikir, Felisya mendapat kiriman dari abangnya.
"Owh...kalau gitu boleh aku pinjam dulu..." Rangga memohon.
"tapi bang itu uang untuk anak-anak dan biaya dapur..." Felisya keberatan.
"lagian aku pinjam ini buat memperbaiki motor ke kebun yang rusak...Aku ke kebun juga hasilnya buat kalian..." ujar Rangga beralasan.
"Jangan bang...aku juga butuh uang itu..." Felisya tidak mau meminjamkan uang itu pada Rangga karena dapat di pastikan Rangga tidak akan menggantinya.
Kalau pun di gantinya, jatah bulanan Felisya akan berkurang.
"Ini sama kamu...yang ini aku pakai dulu..." ujar Rangga melemparkan sehelai uang seratus ribu dan membawa sehelai lagi.
"Dasar egois..." teriak Felisya kesal dengan tingkah suaminya.
Namun Rangga tidak menghiraukan teriakan istrinya. Felisya ingin marah, namun apalah dayanya. Dia tinggal di rumah mertua tidak mungkin dia memarahi suaminya di depan kedua mertuanya.
Felisya hanya bisa menahan rasa sakit akibat ulah suaminya itu, Felisya berfikir seandainya aku memiliki pekerjaan, mungkin dia tidak akan di perlakukan sesuka hati suaminya.
Felisya pun bertekad untuk mencari pekerjaan di desa itu, apa pun pekerjaannya yang penting halal.
Keesokan harinya...
Hari ini adalah keberangkatan Rangga keluar kota untuk melaksanakan tugasnya ke luar kota sebagai tenaga honorer, Rangga masih bertahan sebagai tenaga honorer karena dia berharap mana tahu di kemudian hari ada rezeki menjadi seorang ASN.
Felisya menyiapkan segala kebutuhan Rangga, mulai dari pakaian serta bekal untuk dua hari di sana.
Sebelum berangkat, Rangga berpamitan dengan istrinya.
"Sayang...aku berangkat dulu ya..." ujar Rangga pada istrinya lalu mengecup puncak kepala Felisya.
"Iya...kamu hati-hati bang..." ucap Felisya lalu dia pun menyalami serta mencium punggung tangan Rangga.
Rangga pun berpamitan kepada kedua orang tuanya.
Rangga ke luar kota menggunakan bis, karena tidak memungkinkan baginya mengendarai sepeda motor di malam hari.
Hari-hari di lalui seperti ini setiap minggu, dan setiap bulannya.
Karena gajinya yang tidak seberapa membuat masalah ekonomi selalu menjadi akar permasalahan dalam rumah tangganya.
Felisya mulai bosan yang selalu bertengkar dengan suaminya hanya karena uang, akhirnya Felisya pun mencoba memasukkan lamaran kerja pada instansi-instansi yang menurutnya bisa menerimanya bekerja.
Namun semua usaha Felisya pun belum berbuah hasil.
Pada sore hari...Felisya yang suntuk di rumah akhirnya membawa Aiza dan Aida bermain di taman seperti biasanya.
Aiza dan Aida asyik bermain di taman, sedangkan Felisya mengawasi kedua putrinya sambil duduk di bangku taman.
Tak berapa lama, Gery datang menghampirinya Felisya yang asyik memandang keceriaan kedua putrinya yang sedang bermain. Dengan melihat kebahgiaan putrinya, seketika dia dapat menghilangkan rasa sakit yang di hadapinya.
"Hai..." sapa Gery lalu langsung duduk di samping Felisya.
Felisya menoleh ke arah suara yang menyapanya, dia tak menyangka akan berjumpa lagi dengan Gery di taman seperti minggu lalu.
"Eh...kamu...!" ucap Felisya datar.
" udah lama kamu nggak kesini...??" tanya Gery pada Felisya.
"Ma..af...?" Felisya merasa canggung dengan pertanyaan yang di lontarkan Gery.
"Maksud aku...udah hampir seminggu kamu nggak main kesini bawa anak-anak.." ujar Gery.
Gery sadar kehadirannya membuat Felisya merasa tak nyaman. Namun entah mengapa Gery merasa tertarik pada Felisya walaupun Gery tahu bahwa Felisya adalah istri orang.
Dengan melihat raut wajah Felisya, Gery dapat mengetahui bahwa Felisya dalam banyak masalah yang di hadapinya. Ada beban yang di pikulnya namun dia selalu berusaha menutupi hal itu.
"Owh...baru sempat hari ini main kesini..." ujar Felisya.
Gery pun berusaha mengorek informasi tentang kehidupan Felisya.
Dari situ dia dapat memahami bahwa hubungan rumah tangga Felisya dengan suaminya sedang tidak baik.
"Sebenarnya saat ini aku sedang mencari pekerjaan..." tutur Felisya pada Gery.
Entah mengapa Felisya merasa akrab dengan Gery seolah-olah Gery orang yang dekat dengannya.
"Kamu butuh pekerjaan??" tanya Gery memastikan ucapan Felisya tadi.
"Iya..." jawab Felisya.
"Kamu mau kerja apa??" tanya Gery pada Felisya.
"untuk saat ini terserah apa saja yang penting aku bisa menghasilkan uang untuk membiayai kehidupan keluargaku..." jawab Felisya.
"Kebetulan saat ini aku sedang membutihkan seorang sekretaris di perusahaanku...walaupun bukan perusahaan yang besar namun aku rasa kamu bisa bekerja di perusahaanku..." ujar Gery pada Felisya.
Felisya sangat senang mendengar ucapan Gery, namun Felisya masih ragu untuk menerimanya.
"Mhm...aku coba minta izin dulu sama suamiku..." ujar Felisya mendengar tawaran dari Gery.
Gery semakin bersimpati pada Felisya, dalam situasi rumah tangga yang sedang berantakan, dia masih menghormati suaminya.
"Gak apa-apa aku tunggu informasi dari kmau...Jika kamu menerima tawaranku...kamu bisa menghubungiku..." Geri mengeluarkan sebuah kartu nama lalu memberikannya pada Felisya.
"Terima kasih..." ucap Felisya.
"Sama-sama...jika kamu btuh bantuanku kamu bisa hubungi aku...anggaplah aku sebagai temanmu..." ujar Gery sambil mengulurkan tangannya mengajak bersalaman.
Felisya pun menjabat tangan Gery. Lalu tersenyum, Felisya merasa beban pikirannya sedikit berkurang setelah menceritakan masalahnya pada Gery.
Awalnya Felisya merasa canggung untuk bercerita dengan Gery, namun karena keramahan Gery, Felisya pun merasa nyaman mengobrol dengan Gery.
Hari pun semakin sore, Gery pamit untuk pulang sebelum dia pulang dia pun menghampiri Aiza dan Aida yang asyik bermain.
Gery memberikan uang lembaran Lima puluh ribu kepada Aiza dan Aida.
"Sayang...ini om kasih uang buat jajan ya..." ujar Gery sambil membelai lembut kepala kedua pitri Felisya.
Felisya pun menghampiri Gery.
"Seharusnya kamu nggak perlu repot-repot seperti ini..." ujar Felisya merasa tak enak hati pada Gery.
"Nggak apa-apa...anggap saja aku sebagai teman atau kakak laki-lakimu..." ujar Gery tulus.
Felisya merasa terharu mendengar penuturan Gery, dia tak menyangka bisa berjumpa dengan pria sebaik Gery.
"Terima kasih..." ucap Felisya pada Gery sekali lagi.
Setelah itu, Gery pun melangkah meninggalkan Felisya.
*****
Bersambung...
Hai reader jangan lupa tinggalkan jejak ya...
**Rate...
Favorite...
Like...
Koment...
Hadiah...
serta Vote...
di tunggu ya...biar semakin semangat...
Terima kasih🙏🙏🙏🙏🙏**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
Qirana
Salam 🙏🙏 Dari Kami Pasukan
Era Berdarah Manusia
I Firmo
💙💙💙💕💕💕🥀🥀🥀
2021-10-31
0
Dania
Duh Feli
coba kamu hati-hati menyimpannya
kan biar buat tabungan anak-anak juga
kalau terjadi apa-apa
2021-09-01
0
🏁Nyno_Ever🏁
👍👍👍👍👍👍👍👍👍
2021-08-30
0