Part 4

Di sudut cafe tiga pria tampan blasteran sedang duduk menyeruput kopinya sambil menikmati alunan musik pasca melaksanakan shalat magrib di mushollah yang ada di cafe itu. Danie dan dua sahabatnya yaitu Rafael dan Ervin seringkali nongkrong di cafe tsb jika ada waktu luang baik itu untuk membahas masalah bisnis ataupun hanya bersenda gurau bersama.

"Kenapa loe Niel? Dari tadi gue perhatiin Loe kayak kesel getu?" Tante Rafael

"Nggak kenapa-kenapa sih. Cuman sedikit kesel aja tadi di depan ketemu dengan cewek yang menyebalkan." Jawab Daniel.

"Cewek menyebalkan? mang kenapa tuh cewek, apa dia menggodamu?" ejek Ervin dengan menaik turunkan alisnya."

"Apaan sih loe! Dia nggak ngegoda sih, cuman ngeselin aja dia yang nabrak gue terus gue yang di suruh minta maaf. Daniel menyuruput pelan kopi yang ada di depannya.

"Cantik nggak?" timpal Rafael dengan wajah penasarannya

"Nggak! Tapii... "

"Tapi apa?" tanya Rafael kembali dengan memajukan sedikit tubuhnya ke arah Daniel.

"Dia manis, meskipun lagi kesel" Jawab Danie dengan ekspresi datarnya sambil mengingat kembali wajah gadis manis yang ia maksud.

"Eeheeem.." Ervin berdehem keras lalu berkata "Tumben banget loe muji cewek, atau jangan-jangan loe jatuh cinta pada pandangan pertama?" disertai dengan alis tebalnya yang naik turun.

"Entah" jawab Danie singkat sambil menaikkan bahunya.

Dua sahabat itu hanya tertawa melihat Daniel. Mereka hanya berharap semoga ada wanita yang bisa mengisi kekosongan hati sahabatnya itu pasca di tinggalkan wanita itu.

🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤

KR'Company

Daniel duduk termenung di meja kebesarannya sembari memainkan pulpen yang ada di tangannya. Sekretaris Garry yang melihat aksi tuan mudanya hanya tersenyum tipis. Pasalnya baru kali ini tuan muda tidak konsentrasi dalam bekerja, dia hanya duduk termenung sedangkan tumpukan kertas sudah menggunung di depannya sedari tadi minta di sentuh oleh sang kaisar tsb.

"Ehheeeeeemmm... Garry berdehem cukup keras dan berhasil membuyarkan lamunan tuan mudanya.

"Issshh... sialan kau Gar, kau mengagetkanku saja. Apa kau sudah bosan hidup!" Ancam Daniel

"Maaf tuan muda." Garry mengucap sebuah kata maaf sambil menahan tawa.

"Apakah tuan muda memikirkan gadis yang kemarin?" Garry memberanikan diri untuk bertanya kepada tuan mudanya.

Isshh.. tau aja sih dia. Batin Daniel

"Apa tuan muda mau saya mencari informasi mengenai gadis itu?" Tanya Garry yang masih setia dengan posisi berdiri di belakang Daniel.

"Hhmmm.." Jawab Daniel singkat

Hehehe.. bilang dong dari tadi tuan muda. Ini nih yang namanya butuh tapi gengsi. Gengsi Selangit!! Batin Garry

"Siap tuan, saya akan memberikan informasi itu secepatnya." Ucap Garry sembari tersenyum tipis. "Tuan satu jam lagi kita ada pertemuan dengam klien di Hotel Raffles. " Lanjutnya dan di jawab "Ok" oleh Daniel.

🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤

Hotel Raffles...

Daniel dan Sekretaris Garry telah tiba di hotel tempat pertemuan mereka dengan klien kali ini, langsung menuju meja tempat di mana seorang gadis cantik, sexy dan tampak aggun sedang menunggunya bersama dengan sekretarisnya.

"Selamat pagi Pak Daniel." Sapa gadis itu sambil mengulurkan tangannya dan tak lupa disertai dengan senyum yang ia buat semanis mungkin sesaat setelah Daniel tiba di meja tsb.

"Selamat pagi juga nona Gisel." Ucap Daniel sambil menerima uluran tangan Gisel dengan ekspresi datarnya.

Daniel, Gisel dan sekretaris mereka duduk ditempat yang sudah di reservasi sebelumnya oleh sekretaris Gisel. Perusahaan Gisel hendak mengajak perusahaan Daniel untuk bekerja sama dalam pembangunan Resort Hotel tepatnya ditepi pantai yang ada di kota B.

Beberapa menit kemudian, setelah sekretaris Gisel menjelaskan semua tentang rencana kerja sama itu.

"Bagaimana Pak Daniel, apakah bapak setuju dengan kerjasama ini?" Tanya Gisel

"Saya akan memikirkan dulu, nanti sekretaris saya akan menghubungi pihak dari nona" Jawab Daniel."

"Baiklah, saya menunggu keputusan bapak secepatnya." Ucap Gisel dengan penuh harap." Yes, semoga kerja sama ini berhasil, biar aku punya banyak kesempatan untuk bersama Pak Daniel."

Ya*, itulah salah satu alasan ingin bekerja sama dengan perusahaan Daniel. Gisel berfikir mungkin dia akan kesempatan untuk menjadi kekasih pria yang yang ia kagumi sedari kecil.

*******

Bagaimana Gar, apa kau sudah mendapatkan informasi tetang gadis itu?" tanya Daniel kepada sang tangan kanannya itu sembari memainkan ponsel yang ada di tangannya, entah apa yang dia lakukan hanya dia yang tahu.

"Sudah tuan. " Jawab singkat Garry dan tetap mengemudi dengan tenang. Saat ini mereka berada dalam mobil mewah putih. Setelah selesai pertemuan tadi dan kembali menuju ke kantor untuk menyelesaikan dokumen yang menumpuk.

Saat ini Daniel dan Garry sudah berada di depan lift khusus untuk CEO.

TING.... lift terbuka.

Daniel dengan sang sekretaris masuk ke dalam lift itu dan dengan sigap Garry menekan tombol 30 di mana ruangan CEO berada. TING... Lift terbuka, Daniel dan Garry segera keluat menuju ruangannya. Ia melewati beberapa ruangan sebelum di tempatnya. Beberapa pasang mata melihat bos mereka langsung berdiri sambil menundukkan kepala sejak sebagai bentuk penghormatan kepada bosnya, dan seperti biasanya Daniel hanya diam dengan menampilkan wajah dinginnya.

Garry membukakan pintu sambil mempersilahkan tuan mudanya masuk dan menduduki kursi kebesarannya. Seperti itulah Garry meskipun dia adalah salah satu sahabat Daniel sejak kecil tapi dalam bekerja ia tetap profesional dalam mejalani perannya.

Garry memberikan amplop coklat yang berisi beberapa lembar kertas kepada Daniel, itu adalah informasi tentang Ariel. Gadis yang sudah membuat dirinya jatuh cinta pada pandangan pertama.

(Pandangan Pertama Awal Aku Berjumpa.. ASSSYIIEKK) .. Stop menyanyi... Lanjuuut 😄

"Ariel Nathanie." Gumam Daniel dengan senyum smirk.

**Terima kasih buat para readers yang sudah membaca novel ini. Novel ini adalah karya pertama saya. semoga saja kalian terhibur.. Makasih

Jangan Lupa Tinggalkan jejak yah 😁**

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***