Dirgan POV
""Gan..."" Suara merdu Bintang menyadar kan lamunan ku, suaranya mirip mama nya yang pintar menyanyi, Tante Meca yang cantik jelita, coba aja Bintang bukan sahabat ku, udah ku pastikan ia akan menjadi pelabuhan cinta ku, jika takdir berkehendak. tapi apa Bintang mau sama aku yang Playboy cap kurapan ini, dia selalu menamaiku seperti itu.
""Eum..ada apa?."" sahut ku setelah duduk menyilang di samping nya, aku sekarang ada di kamarnya, lebih tepatnya rumah sebelah kanan, milik Om Vero, rumah tengah di huni oleh Om Titan dan Tante Manjaku,Vane. sedangkan aku yaaaak..biasa rumah deretan ke tiga sebelah kiri.
""Aku bosen sekolah di tempat ku sekolah, tidak ada yang menarik."" curhat Bintang.
""Tinggal di tarik aja, pasti ke tarik."" seru ku bercanda. "" 1 2 3."" Gumam ku
""Bughh..."" tuh kan pasti aku di timpuk, emang dasar galak dia. sedari kecil aku selalu korban kegalakannya.
""Serius, dirgaaaaahayu..!"" Cibik nya, membuat nama keren ku berbelok haluan.
""terus.."" tanya ku.
""Aku mau pindah sekolah.""
""pindah aja, tapi jangan pindah ke sekolahan ku."" sahut ku takut, jika satu gedung, mati aku, secara kan dia galak, mau di taruh dimana muka ganteng ku jika Bintang kumat di depan teman temanku, kan nggak mungkin dong aku balas dia, kan sahabat ke sayangan ku.
""Kenapa ?"" tanyanya, lalu menyeringai setan.
Aku mulai takut jika dia sudah menyeringai, pasti otak koslet tapi pintar itu merencanakan sesuatu.
""yaaaak..tidak apa apa sih, di sekolahan ku tidak ada cowok cakep nya, hanya aku seorang."" bohong ku.
Bintang terkikik, ""Masa?""
""iya.."" sahut ku.
""Gitu?""
""iya..""
""Emangnya.. Lo jelek.""
""iya..eeeh ganteng."" sahut ku gelagapan.
""hahahaha..."" Bintang tertawa menambah kecantikannya.
""Bin.. kenapa bisa putus dengan Justien.?"" tanya ku, kepo.
""Justien-tapi-bukan-Beiber, itu? maksud mu?"" Seru Bintang.
""iya,itu,emang ada lagi mantan mu yang bernama justien.?""
Bintang menggeleng sedetik kemudian mengangguk membuat ku bingung.
""Aku lupa, ada nggak yah, yang lain.?!"" sahutnya seperti orang linglung.
ya iyalah... orang mantannya aja numpuk, jadi mana mungkin dia ingat semua nya.
""yang jelas aku di putusin gara gara biasa, kau pasti tau Dirgan.! lanjut Bintang.
Aku terkikik, seraya menggigit bibir bawah ku, aneh dan unik cewek satu ini, Bintang selalu menjaga ke sucian bibirnya, dan selalu berkata jika ciuman pertamanya harus di ambil oleh calon suaminya kelak nanti.
"" bagaimana jika aku saja yang jadi pacar mu, Gimana?"" Godaku, tapi aku berharap gitu.
""tch..ogah..Gueeeee.! plaaakk !!!""
Dia menabok pipi ku, yang lumayan sakit secara dia kan pintar bela diri, jadi tenaganya lumayan membuat pipiku memerah.
""Kenapa?"" aku pura pura memasang muka memelas.
""iiihhh...jijik Gue lihat muka jelek Lo."" ucapnya memutar topi ku kedepan yang tadinya sengaja ku buat memakai topi terbalik. ""karena kau sudah tidak suci lagi."" sambungnya.
""heeeeemm...segel suci atas memang sudah terlepas tapi segel suci bawah di jamin 100 persen masih tersegel rapih."" Goda ku memegang bibir lalu melirik ke bawah. ngerti kan.hihiihi...
""iiiihhhh...gila...jijik..., pergi nggak."" pekiknya seraya mengusirku dengan tangan memegang raket bulutangkis yang di ambil di pojok kami duduk.
""Hahahaha..."" aku tertawa keras, sambil melompat ke balkon tengah lalu melompat lagi ke balkon kiri.
""Dirgaaaaahayu..."" pekik Bintang berteriak seraya mengacungkan raket bulutangkis dan tangan satunya berkacak pinggang.
""Kampreeet..."" umpat Bintang kesal.
****
Biru keluar balkon tengah saat mendengar kehebohan Bintang. melirik ke balkon kanan. masih ada Bintang dengan tangan memegang raket bulutangkis.
""Kenapa, Bin."" tanya Biru
""Biasa, sih Dirgahayu, bikin aku kesal."" Ucap Bintang mengerucut kan Bibirnya.
Biru tersenyum manis, ia senang melihat muka cemberut Bintang, apalagi kalau sudah manyun begitu, minta di terkam. jika saja Bintang bukan kaka sepupunya, Biru sudah pasti khilaf.
""Kenapa lagi si Dirgan?"" Kepo Biru, lalu duduk di pinggiran balkon seraya mengayunkan kedua kakinya.
""Aaaaahhh... nyebelin pokoknya.!"" cemberut Bintang. masa aku harus menjelaskan ke Biru sih masalah segel,kan malu.belum cukup umur dia.
""Bintang."" panggil Biru.
""panggil kak Bintang."" protesku.
""Tidak, aku senangnya Bintang saja, jangan pake embel embel Kaka."" tolak Biru.
""Terserah."" ketus ku "apa?"
""Nanti sore di ajak berlatih menembak bersama."" ucap Biru.
"Seriusan.."" Antusias ku, ini nih, yang aku tunggu tunggu, belajar menembak, kan keren tuh, ciwi ciwi bisa menggunakan senjata bertimah panas.
""Serius."" sahut Biru seraya mengelap wajah nya yang terciprat air liur ku yang muncrat saking senangnya, aku bodo amat dengan wajah Brondong manis itu.
""Sama siapa?""
Biru langsung menutup wajahnya menggunakan kaos oblong hitam yang di pakainya. takut terkena gerimis dadakan dari ku. hihihi....jorok yah Gue... Bodoh lah.
Biru menurungkan kera kaos yang berbentuk O itu dari wajah brownies nya.
""Sama Om Gion lah, kan yang punya lapak pistol legal kan Om Gion."" terang Biru. aku sih manggut-manggut mau aja. lalu pergi meninggalkan Biru tanpa permisi.
""Bin, mau kemana?"" teriak Biru tidak terima di tinggal sendiri di balkon.
""Mau minta ijin sama papa mama."" sahut ku berteriak lebih kencang dari pada suara Biru.
****
Praaaaang....!
""Mampus..kena semprot ni... pasti ni.."" Gumam ku takut.
Vero menarik nafas dalam dalam, melirik anaknya dengan tatapan elangnya. menatap Naas botol pipa kecil hasil berkutat di laboratorium yang khusus di rancang di dalam rumahnya. merutuki kebodohannya, sudah tau punya anak gadis cantik tapi cerobohnya minta ampun, masih saja melupakan pintu untuk tidak di kunci.
""Bin.."" Geram Vero tertahan, menghembuskan napasnya perlahan.
""Maaf pa!"" sesal ku nyengir kuda seraya dua jariku, ku layangkan berbentuk huruf V yang artinya aku tidak akan melakukannya lagi.
Vero ingin marah tapi tak sanggup hanya gara gara botol pipa ingin menyakiti hati anaknya.
""Lihatlah Bin, botol papa kau sudah merusaknya sebanyak itu."" Cemberut papa menunjuk tong sampah kecil yang sudah penuh berisi beling botol tipis di pojok ruangan lab, suaranya terdengar halus, papaku selalu begitu tak tega mengomeli anak cantik ini, hihihi.. beruntungnya aku.
""iya...maaf pa.. Bintang bantu deh membersihkannya."" ucap ku tanggung jawab.
""eeehh..tidak boleh, kalau kau yang membersihkan itu,yang terjadi tangan mu yang akan terluka."" larangnya.
Emang iya sih.. karena kecerobohan ku ujung ujungnya yang jadi korban pasti tangan halus ku, kan sayang jika terluka aku tidak bisa berlatih menembak sore ini.
""Baiklah..! aku pergi. tapi pa! aku ingin minta izin mau berlatih sama Om Gion sore ini.""
""iya..sana pergilah, tapi jangan berlatih yang aneh aneh seperti menembak, tahu diri dengan kecerobohan mu, takut salah sasaran."" terang Vero mengingat kan anaknya agar sadar diri.
Aku keluar dengan bibir mengerucut akut, niat ku kan itu...tapi bodoh lah. kita lihat siapa yang akan terkena peluru kecerobohan ku. hihihi..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 127 Episodes
Comments
mamak"e wonk
kok lucu amat tokoh nya...
GUEMEEESSSSS....🥰🥰🤸♂️🤸♂️🤸♂️🥰😘😘
2021-11-20
0
Lisa Aulia
seru kaaaaaan......
2021-06-09
2
Aliya Aja
pada hal cerita bagus...
dari awal aku baca tapi kok like nya dikit...
2021-05-07
3