" Arrghhh.....Jangan bos, tolong jangan lakukan itu sama saya," kata Faysa memohon saat Vera bersiap menyuntikkan sesuatu kelengannya.
Vera tersenyum menyeringai melihat raut wajah ketakutan dari Faysa. Vera terus berjalan mendekati Faysa yang sudah menggelepar dilantai setelah dihajar anak buahnya.
" Hahaha..., heh harusnya loe berterima kasih sama gue karna gue bermaksud mengurangi penderitaan loe. Loe nggak akan ngrasa sakit lagi dan bahkan malah rasa bahagia yang loe dapat sampai bikin loe melayang," ucap Vera sambil menelusuri wajah Faysa dengan jarum suntik.
" Nggak mau, jauhkan itu dari saya. Saya mohon bos," ucap Faysa memohon.
Faysa terus menggeleng-gelengkan kepalanya dengan air mata yang terus mengalir dipipinya. Tak dipedulikannya lagi rasa sakit yang menjalar diseluruh tubuhnya setelah dihajar anak buah Vera.
Faysa tak ingin Vera menambah penderitaannya dengan menyuntikkan jarum suntik berisi obat terlarang ketubuhnya. Faysa tak ingin barang haram itu mengotori raganya hingga membuat dirinya menjadi pecandu.
Vera begitu menikmati wajah keputus asaan dari diri Faysa. Dengan tak sabar, Vera mencengkram lengan Faysa dan langsung menancapkan jarum suntik kelengannya.
" Arrghhh.....jangan bos, tolong jangan siksa saya seperti ini bos," rintih Faysa yang terdengar memilukan.
Dengan sigap, anak buah Vera memegangi Faysa yang mencoba memberontak. Perlahan tubuh Faysa semakin melemas dan Vera pun menyuntikkan jarum lagi kelengan sebelahnya.
Total Faysa mendapat empat suntikan dikedua lengannya. Faysa pun mulai merasakan tubuhnya menjadi ringan dan berhalusinasi.
" Semua orang jahat. Saya mau mati, mau mati, hehehe....Kalau mati enak, nggak ada lagi yang jahatin saya," ucap Faysa sambil bergulingan dilantai.
" Wah bos sepertinya dia mulai gila," ucap Uni.
" Hah biarkan saja! Kalian amankan jarum suntik ini dan cepat pergi setelah selesai," perintah Vera lalu pergi diikuti Uni.
Para anak buah Vera pun segera membereskan tempat tersebut lalu pergi meninggalkan Faysa yang terus meracau.
Asri sedang menemui dokter Nisa untuk memeriksakan pusing dikepalanya.
" Gimana dok saya?" tanya Asri setelah diperiksa.
" Kamu nggak perlu kuatir As, ini cuma pusing biasa. Minum obat generik ini secara rutin, nanti dua hari lagi pasti sembuh."
" Ya syukur deh dok kalau cuma pusing biasa soalnya dari kemarin pusing banget."
" Oh ya As, Faysa mana As kok dia nggak nganterin kamu kesini?"
" Oh katanya sih lagi dijenguk sama temannya dok. Emang kenapa dok? Ada hal penting ya?"
" Nggak juga As, saya cuma mau pamit sama kalian karna besok saya akan dipindah tugaskan ke rumah sakit polri jadi ini adalah hari terakhir saya disini."
Asri pun kaget mendengar penuturan dokter Nisa yang akan pergi. Asri pun cukup merasa sedih karena dirinya dan Faysa cukup dekat dengan dokter Nisa.
" Sebenarnya saya sedih karena dokter mau pergi tapi saya akan tetap mendoakan dokter semoga dokter Nisa sukses terus dan betah ditempat baru."
" Amin..., terima kasih ya As. Saya doakan juga semoga kamu dan Faysa cepat bebas dan sukses setelah keluar dari sini. Semoga kalian sehat terus terutama untuk Faysa."
"Amin juga dok, ya sudah dok saya harus kembali semoga kita bisa bertemu kembali dalam keadaan yang lebih baik," kata Asri lalu memeluk dokter Nisa sebelum mereka berpisah.
Asri kembali ke selnya dan mendapati Faysa yang sudah tidur dengan tubuh meringkuk seperti orang kedinginan.
bersambung.....
Ayo terus dukung karya ini dengan cara
@ like
@ komentar
@ vote
@rate bintang 5
@ favorit
@hadiah
Terima kasih semuanya.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 137 Episodes
Comments
Elis Konkon
kejam
2021-11-14
1