bab 17

Dengan langkah lebar, Ardi dan Vicky berjalan beriringan menuju ruang rawat Gathan. Mereka langsung pergi ke rumah sakit begitu mendengar kabar tentang Gathan yang sudah sadar dari komanya.

Rona kebahagiaan begitu terpancar dari dua orang lelaki tampan yang merupakan sahabat Gathan tersebut. Bagaimana tidak bahagia, mereka berdua begitu merindukan sosok sahabat mereka yang selama setahun ini hanya bisa mereka lihat tanpa bisa berkomunikasi.

Ceklek

Gathan menoleh ke arah pintu dan senyum lebar pun langsung menghiasi wajah tampannya begitu melihat dua orang yang mengunjunginya.

" Hay sob!" teriak Ardi yang langsung berlari untuk memeluk Gathan.

" Ya ampun Than, gue bener-bener seneng begitu mendengar kabar kesembuhan loe!" kata Ardi sambil menepuk-nepuk punggung Gathan.

" Pelan-pelan dong Ar, sakit nih punggung gue!" keluh Gathan.

" Hehe... sorry Than, ekspresi gue berlebihan ya?"

Gathan memalingkan wajahnya dan beralih menatap Vicky yang masih belum beranjak dari tempat berdirinya.

" Loe nggak kangen gue Vic?"

Tanpa menjawab, Vicky berjalan mendekati Gathan lalu memeluknya.

" Ya kangen lah. Gue cuma kaget aja lihat loe bisa bicara, bisa gerak-gerak setelah kemaren-kemaren gue lihat loe cuma bisa merem. Gue pikir loe bakal..." kata Vicky yang tak meneruskan ucapannya.

" Loe pikir gue bakal mati gitu!"

" Ya kan gue kira," elak Vicky.

" Sialan loe!" kata Gathan sambil memukul pelan bahu Vicky karena tenaganya yang belum pulih secara maksimal.

Gathan melihat penampilan kedua temannya yang tampak rapi dengan setelan jas lengkap dengan dasinya. Biasanya mereka hanya memakai celana jeans, kaos dan sepatu kets khas anak muda jaman sekarang.

" Kita berdua sekarang udah jadi orang sibuk Than. Nggak kayak pas kuliah kemaren yang bebas main kapan aja," jelas Ardi.

" Iya Than, makanya setelah loe nanti benar-benar sembuh loe harus cepet nyelesain skripsi. Loe kan calon presdir perusahaan Alyariz grup," kata Vicky menasehati.

" Iya loe berdua tenang aja. Gue pasti bakal cepet nyusul kalian berdua."

" Oke, kita berdua percaya dengan kemampuan akademis tuan muda Gathan. Ya udah kalau gitu berdua cabut dulu. Loe istirahat aja supaya cepat pulih."

" Oh ya Than jangan lupa kalau loe udah sembuh kita party-party," kata Ardi yang langsung diangguki Gathan.

Kini hanya tinggal Gathan sendiri setelah ditinggal pulang kedua sahabatnya. Gathan meraih ponsel yang ada diatas nakas lalu mulai mencari nama seseorang. Setelah ketemu, ia segera menelfon orang tersebut.

Gathan menunggu hingga seseorang menjawab telfonnya.

" Hallo Alan, ke rumah sakit sekarang! Ada hal penting yang ingin aku bicarakan dan bawa data tentang wanita yang menusukku dulu," kata Gathan yang langsung mengakhiri telfonnya.

Setengah jam kemudian, Alan sudah berada diruangan bos mudanya.

" Sebelumnya saya ucapkan selamat pada Tuan muda atas kesembuhannya," ucap Alan sopan.

" Ya, mana berkasnya! Aku mau lihat sekarang," ucap Gathan sambil mengadahkan tangannya.

Alan segera membuka tasnya lalu menyerahkan map yang berisi data tentang Faysa. Gathan membuka map tersebut lalu membacanya dengan teliti.

" Terima kasih Alan, aku akan menyimpan map ini sendiri. Setelah sembuh aku akan menemuinya untuk membuat perhitungan dan satu lagi, jangan beritahukan soal rencanaku ke papah," ucap Gathan tegas.