Jimmy melajukan mobilnya menuju kampus diikuti dua orang pengawalnya. Ardi dan Vicky pun juga ikut untuk memberi keterangan.
" Tuan muda Ardi, apa anda tahu dengan apa yang terjadi dengan tuan muda?" tanya Jimmy pada Ardi yang ada disebelahnya.
" Tadi selesai kelas akhir, Gathan kencan dengan Chellyn. Chellyn bilang saat itu ada cewek yang mengintipnya dan Gathan langsung mengejarnya. Chellyn turun nemuin kita buat nyari Gathan. Saat udah dilantai 3, kita nemuin Gathan udah nggak sadar dengan gunting yang menancap diperutnya," jelas Ardi.
" Lalu bagaimana dengan gadis yang dikejar tuan muda Gathan?"
" Dia juga berada diruangan itu dengan kondisi ketakutan dan penampilan yang acak-acakan."
" Oke saya tahu dan saya yakin tuan besar tidak akan melepaskan gadis itu dengan mudah."
Rombongn itu sudah sampai di depan kampus. Jimmy sudah turun dan langsung diarahkan pihak keamanan kampus menuju ruangan tempat Faysa diamankan.
" Tinggalkan kami disini," perintah Jimmy pada semuanya.
Jimmy melihat kearah Faysa yang tertunduk dengan tubuh masih gemetaran.
" Apa yang kamu lakukan terhadap tuan muda Gathan?"
Dengan gugup, Faysa menjelaskan semua yang terjadi hingga Gathan bisa tertusuk.
Ddrrtttt
Tiba-tiba ponsel Jimmy bergetar dan ternyata ada panggilan dari rekannya Alan.
" Hallo Lan , kenapa?"
" Kami belum bisa menemukan pendonor untuk tuan muda. Coba kamu priksa gadis itu, siapa tahu cocok."
" Baiklah nanti sampel darahnya akan kukirim ke rumah sakit." jawab Jimmy lalu mengakhiri panggilannya.
"Pengawal cepat ambil sampel darah gadis itu!"
Salah satu pengawal pun langsung mendekati Faysa dan
Srettt
" Arrgghhh," teriak Faysa saat pengawal itu menggoreskan pisau kelengannya.
" Tenang saja Nona, sakitnya tidak seberapa dengan luka yang telah anda berikan kepada tuan muda kami," kata Jimmy dengan menyeringai.
Faysa hanya mampu meringis menahan luka dilengannya.
" Yud bawa sampel darah itu ke rumah sakit dan kamu Ron, kita pindahkan gadis ini ke markas."
" Baik bos," jawab kedua pengawal itu bersamaan.
****
Pihak rumah sakit segera memeriksa sampel darah yang dibawa salah satu pengawal.
" Bagaimana sus hasilnya?" tanya dokter dengan wajah tegang.
Seulas senyum terbit dari wajah sang suster,
" wah syukur dok, darahnya sama. Kita sudah menemukan pendonornya."
Wajah dokter itu pun berubah menjadi lembut mendengar berita yang bisa menyelamatkan mereka.
Alan berjalan mendekati bosnya yang tengah duduk bersama anak istrinya.
" Tuan besar, kami sudah berhasil mendapatkan donor darah untuk tuan muda dan mereka sedang perjalanan menuju kemari."
Sintia yang mendengar kabar itu pun langsung tersenyum bahagia," benarkah Lan? Lalu siapa yang sudah bersedia mendonorkan darahnya untuk putraku?"
" Maaf Nyonya, pendonor itu adalah gadis yang sudah melakukan percobaan pembunuhan terhadap tuan muda."
Toni yang mendengar hal itu pun langsung mengepalkan tangannya.
" Kurang ajar! Tentu saja dia harus berkorban untuk anakku, kalau perlu habiskan seluruh darahnya untuk Gathan. Dan sekalipun aku tak peduli jika gadis itu mati karna kehabisan darah!"
Sintia mengusap punggung Toni mencoba untuk menenangkan suaminya yang sedang emosi.
" Sudahlah Pah, tahan dulu emosi Papah karna yang penting sekarang ini adalah keselamatan putra kita."
" Baiklah Mah."
Sesampai di rumah sakit, Jimmy segera membawa Faysa lewat jalur belakang. Setelah melewati pemeriksaan kesehatan, Faysa langsung dibawa keruang operasi. Faysa ditidurkan disebelah brankar Gathan.
Faysa menoleh kearah Gathan dan nampaklah kondisi Gathan dengan wajah pucatnya serta alat medis yang terpasang ditubuhny.
" Kak Gathan maafin saya ya, saya sungguh tidak berniat mencelakai Kak Gathan. Semoga saja darah saya bisa membantu Kak Gathan cepat pulih," ucap Faysa dengan suara yang pelan.
bersambung....
Jangan lupa ya terus dukung cerita ini dengan cara
@like
@komentar
@vote
@rate bintang 5
@favorit
Terima kasih semuanya.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 137 Episodes
Comments
Elis Konkon
aduh satu keluarga sadis semua, nyeri banget lsg ngiris tubuh orang pake pisau lagi.sadis.kasihan faysa 🥺
2021-11-14
1
Yayuk Handayani
Aku meringis membaca bab ini, dan juga merasa sedih, yang sabar ya Faysa.
2021-11-02
1