Masih Kecil, Menikah
"Ruhi, menikahlah dengan cucuku dan aku akan memberikanmu harta yang berlimpah. Bagaimana? Mau tidak?”
Aku mengernyit bingung, memperhatikan kakek kakek ini secara lekat. Dia adalah pelanggan VIP di restoran padang tempat ku bekerja, sudah sering aku melihatnya kulu kilir keluar masuk restoran ini, tapi aku benar-benar tidak tahu siapa dia.
Kata pak Budi, bos ku, kakek ini adalah salah satu orang yang terkaya di Jakarta, katanya juga sebagian gedung-gedung besar di Jakarta ini adalah miliknya.
Tapi siapa dia? aku benar-benar tidak tahu, bahkan aku tidak pernah melihat wajahnya masuk di televisi.
Aku menggelengkan kepalaku pelan, menyangkal semua informasi yang sudah pak Budi berikan.
Menikahi cucunya?
Memberikan harta berlimpah?
Tidak, aku tidak akan percaya semudah itu semua ucapan kakek ini. Pasti dia memiliki maksud tersembunyi, mungkin kakek ini adalah sindikat mafia, penjual gadis-gadis cantik sepertiku.
Ya Allah, aku mulai merinding. Wajar saja jika dia mengiming-imingi aku dengan banyaknya harta, harga keperawanan ku ini memang sangat mahal.
“Maaf kek, saya tidak bisa," jawabku setelah cukup lama berpikir.
“Kenapa?”
“Karena saya masih menyayangi nyawa saya. Eh! Bukan, maksud saya, saya belum siap untuk menikah, saya masih terlalu muda kek, baru juga lulus SMA,” jelas ku dengan tersenyum kikuk.
“Yakin tidak mau? Aku tidak berniat menipumu, semua yang aku ucapkan adalah kebenaran. Dengan uang yang ku miliki kamu bisa mengobati adikmu, membantu ibumu dan melanjutkan kuliahmu, bagaimana? Masih tidak mau?”
Aku terperangah, sebenarnya siapa kakek ini? Dia bahkan sudah memeriksa latar belakangku, dia bahkan tahu tentang adikku Randu yang sedang sakit, dia juga tahu tentang ibu.
Jika diiming-imingi seperti itu bagaimana bisa aku tidak tergoda.
Tidak, tidak! Aku menggeleng cepat, ini pasti ada udang dibalik batu, jika dia bukan sindikat mafia, mungkin saja cucu yang akan dinikahkan denganku adalah orang penyakitan, penyakit menular hingga tidak ada seorang gadis pun yang mau menikah dengannya dan akulah yang dijadikan tumbal.
Wah! Jahat sekali!
“Maaf Kek, aku tidak bisa,” jawabku dengan wajah yang lebih serius.
“Benarkah?” tanya kakek itu sambil membuka koper yang sedari tadi tergeletak di atas meja.
Mataku membulat, ya Allah, benarkah itu semua uang asli? Koper itu penuh dengan uang 100 ribuan, berwarna merah dan terlihat berkilauan di mataku.
Glek! Aku benar-benar lemah dengan uang, dan kini aku sudah tergoda.
Di ruang VIP restoran ini, aku dan kakek membuat kesepakatan.
Kata kakek kesepakatan yang kami buat cukup secara lisan saja, tidak perlu tertulis ataupun pakai-pakai tanda tangan.
Kakek memintaku untuk menikah dengan cucunya yang bernama Asraf.
Kakek juga memintaku untuk selalu setia padanya, lebih patuh padanya dibanding kepada Asraf dan selalu menceritakan semua tentang Asraf ketika kami sudah menikah nanti.
Kakek hanya ingin, kehidupanku bahagia setelah menikah nanti. Karena itulah jika Asraf sampai berani KDRT, ataupun selingkuh kakek yang akan turun tangan sendiri.
Aku merasa bahagia, bahkan belum menikah saja kini kakek sudah sangat perhatian padaku.
“Kek, kenapa Kakek memintaku untuk menikah dengan Asraf? Apa dia penyakitan Kek?” tanyaku apa adanya, sesuai isi di kepala.
“Sembarangan, dia adalah pria tampan, sehat jasmani dan rohani. Hanya saja_”
“Hanya saja apa?” tanyaku cepat, kenapa pula kakek Bizar harus menggantung ucapannya.
“Hanya saja usianya sudah terlampau matang.”
Ck! Aku mencebik.
“Usia matang itu berapa kek?”
“34 tahun.”
Ha? Aku terperangah, 34 tahun? Aku menghitung-hitung dengan jariku sendiri. Usianya 34 sedangkan aku 18, 34-18\=16 tahun.
Hii! Mengerikan sekali.
Pedofil.
“Tidak tidak tidak! Aku tidak jadi menerima tawaran Kakek,” sanggahku dengan cepat, apa-apaan kakek Bizar, gadis belia sepertiku harus menikah dengan orang tua seperti itu.
Bukannya menjawab ucapan ku, kakek Bizar malah mengambil 1 koper lagi dibawah meja. Dan benar saja, isi koper itu adalah uang 100 ribuan dengan jumlah yang sama. 2 koper uang? Aku tidak lagi punya harga diri.
“Baiklah Kek, kita lanjutkan. Apa dia seorang duda?” tanyaku dengan mata yang tertuju pada 2 koper uang itu. Aku ingin sekali segera meraihnya, mendekap dan membawanya pulang.
“Bukan, dia belum menikah dan tidak memiliki kekasih. Selama ini dia hanya sibuk bekerja, karena itulah aku berinisiatif untuk mencarikannya seorang istri dan kamu adalah pilihanku,” jawab kakek dengan bangganya.
“Memangnya dia mau menikah denganku Kek?”
“Pasti mau, yang terpenting itu adalah persetujuan mu, soal Asraf biar jadi urusan kakek.”
“Mana bisa seperti itu, aku tidak mau dia terpaksa menikahi ku Kek. Banyak novel yang sudah ku baca, tiap pernikahan yang dipaksa pasti para istri yang akan menderita. Aku tidak mau seperti itu,” Jelas ku panjang lebar dan ku lihat kakek malah menertawakan ku.
“Tenanglah, ini di dunia nyata, bukan novel. Jika kamu dan Asraf benar-benar tidak bisa bersatu maka kalian bisa bercerai, tapi setidaknya bertahanlah selama 5 tahun, agar kamu bisa mendapatkan harta gono gini setelah perceraian. Bagaimana?”
Hatiku bersorak sorai, benar-benar tawaran yang sangat menarik. Bahkan aku bisa bercerai dan mendapatkan harta gono gini. Otak cerdas ku kembali berpikir, sekarang umurku 18, ditambah 5 tahun pernikahan, berarti usia 23 tahun aku kembali sendiri. Janda muda kaya raya, bukan suatu hal yang buruk.
“Baiklah, aku bersedia. Kapanpun kakek memintaku untuk menikah dengannya, aku siap. Jadi bolehkah aku mengambil uang itu?” tanyaku dengan wajah memelas dan kakek Bizar mengangguk seraya mendorong koper itu mendekat ke arahku.
Ya Allah, rejeki nomplok. Terima kasih ya Allah, aku pasti akan bersedekah.
Aku memeluk kedua koper uang itu dengan terharu biru.
Membayangkan nasib hidupku yang akan berubah menjadi lebih baik, seolah roda kehidupan mulai berputar dan kini aku berada di puncaknya.
Aku bisa membiayai pengobatan Randu, mewujudkan cita-cita ibu untuk menjadi ibu kos 30 pintu dan aku kembali melanjutkan sekolahku ke perguruan tinggi.
Ya Allah, nikmat mana lagi yang engkau dustakan Ruhi.
Eit! tunggu dulu. Bagaimana jika uang ini palsu?
Senyumku langsung pudar, ku tatap kakek Bizar dengan tatapan tajam ku.
"Ada apa lagi? masih kurang?" tanya kekek Bizar dengan wajah bingungnya.
"Aku tidak mau uang ini." Ku kembalikan 2 koper uang itu kepada kakek Bizar.
"Aku mau uang itu kakek transfer langsung saja ke nomor rekeningku dengan jumlah yang sama." Jelas ku sambil menyodorkan nomor rekening yang sudah tertera dilayar ponsel.
Ku lihat Kakek Bizar menghela napas, kemudian tersenyum dan mulai mengambil ponselnya.
Tak butuh waktu lama, ada notifikasi mobile banking masuk ke dalam ponselku. Dengan tak sabaran aku membuka pesan itu.
500juta, mata ku membulat, berbinar dengan bibir yang mengembang sempurna.
"Terima kasih Kek," ucapku tulus, meskipun aku sangat mencintai uang tapi aku tetaplah gadis baik yang selalu menghormati orang tua.
"Kakek yang seharusnya berterima kasih, karena kamu sudah mau menjadi istri cucu kakek, Asraf."
"Kakek tenang saja, aku akan menjadi istri yang baik untuknya. Aku akan bersungguh-sungguh, aku akan berusaha agar tidak ada perceraian diantara kami."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
andi hastutty
Waow mau dong 😂🤭
2024-10-14
0
my name
wah...500jt 😍😍 pasti mau lah
2024-09-25
0
Fazlyn Fazlyn
hahah godaan Wang nya ademm ya... ya alla nikmati aja kali
2024-07-28
0