Part 4

"Bangunnnnnnn......."

Adrian terperanjat saat mendengar suara yang menggelegar memenuhi kamarnya. Di lihatnya Andin berdiri dengan sebuah toa di tangannya. Pantas saja suaranya sangat nyaring dan menggelegar.

"Gak gitu juga kali banguninnya" kesal Adrian

"Kalau gak kaya gini, Abang gak akan bisa bangun sepagi ini" kata Andin santai

"Lagian siapa suruh kemarin minta Gue buat bangunin Abang. Ya gini cara Gue bangunin Abang" tambahnya lagi

"Ck. Terserahlah, sekarang Lo keluar sana, Gue mau mandi" Adrian turun dari tempat tidur dan mendoronh Andin keluar dari kamarnya

Memang sejak kemarin Dia mendengar Naya berangkat bareng dengan Zidan membuat Adrian panas. Dia menyuruh adiknya untuk membangunkan nya pagi hari agar Dia tidak terlambat menjemput Naya.

Adrian sudah bersiap untuk berangkat sekolah. Kini Dia sudah selesai sarapan "Abang pergi duluan ya"

"Ekhem. Makasih dong karna udah di bangunin, jadi bisa berangkat sepagi ini" sindir Andin

Adrian menoleh dan mengacak rambut adiknya "Terimakasih adiku sayang"

Andin menengadahkan tangan nya "Tambahin uang jajan"

"Mera juga" kata Amera yang ikutan menengadahkan tangannya

"Ya ampun ternyata adik adiku ini sangat matre" kata Adrian, tapi Dia mengeluarkan dompetnya dan memberikan dua lembar uang 50 ribuan dan di serahkan kepada dua adiknya.

Maria dan Deni hanya diam dan tersenyum melihat bagaimana Adrian sangat menyayangi adik adiknya. Mereka berdua tahu kalau Adrian tidak akan kesusahan uang karna Dia memiliki atm dan keredit card sendiri.

"Abang pergi dulu ya semuanya" pamit Adrian

Adrian telah sampai di depan gang menuju tempat tinggal Khanaya, gadisnya telah berdiri menunggu di depan gang. Tadinya Naya memang sedang menunggu angkutan umum. Dia juga tidak menyangka kalau Adrian bisa datang sepagi ini.

"Tumben bisa bangun pagi" ledek Naya

"Udah deh gak usah ngeledekin gitu. Kamu gak tau usaha aku supaya bisa bangun pagi" kata Adrian

"Uhhhh. Sayangnya aku ternyata bisa berubah juga ya" kata Naya sambil tertawa

"Udah cepetan naik, gak usah bawel" kata Adrian

Khanaya hanya terkekeh, lalu Dia naik ke jok belakang motor Adrian. Melingkarkan tangannya di pinggang Adrian membuat sang kekasih tersenyum bahagia.

...🐦🐦🐦🐦🐦🐦...

Sebulan berlalu.....

Khanaya benar benar berusaha keras untuk mengembalikan nilainya yang sempat turun drastis. Bersyukur Adrian juga selalu mendukungnya.

Dia bahkan rela bangun pagi dan di bangunkan oleh adik adiknya dengan cara tidak wajar. Semuanya Dia lakukan demi bisa menjemput Naya tepat waktu dan tidak membuat Naya terlambat ke sekolah lagi.

Karna terlalu sering di bangunkan oleh adik adiknya di pagi hari membuat Adrian menjadi biasa untuk terbangun di pagi hari. Dan perubahannya itu membuat Maria merasa bahagia, Naya benar benar membawa perubahan yang positif untuk putra sulung nya ini.

"Bu, Ayah Abang berangkat duluan ya" kata Adrian

"Loh mau kemana Bang? Bukannya hari ini libur?"tanya Deni

"Mau anter Naya ke toko buku Yah, ada yang mau di beli katanya" jelas Adrian

Deni mangut mangut mengerti "Ohhh"

Setelah berpamitan pada kedua orang tuanya, Adrian langsung pergi dengan motor kesayangan nya itu.

"Loh Abang kemana?" Tanya Amera yang baru muncul bersama kakaknya, Andin.

"Mau ke toko buku anter Kak Naya" jelas Maria

Amera duduk di samping Ayahnya yang sedang membaca koran. Sementara Andin duduk di samping Ibunya. Hari libur mereka manfaatkan untuk berkumpul bersama keluarga. Keluarga sederhana yang harmonis.

"Pantesan aja tadi pas kita ke kamar Abang udah gak ada" kaya Andin

"Mau bangunin Abangmu lagi?"tanya Maria sambil mengelus kepala putrinya yang menyandar di bahunya

Andin mengangguk "Iya Bu, kita membawa peralatan ya Dek"

"Kali ini apa yang kalian bawa?" Tanya Deni dengan menahan tawanya

"Tadi kita bawa lonceng yang baru kita beli kemarin. Suaranya bagus, nyaring banget. Cocok buat bangunin Abang" jelas Amera

Deni dan Maria tertawa, kedua anak perempuan nya ini memang selalu saja ada cara menjahili Kakak nya itu. Mereka membangunkan Adrian dengan berbagai cara, mulai dari alat alat dapur yang berbunyi nyaring. Toa yang entah mereka dapatkan dari mana.

"Kayanya kalian gak perlu bangunin Abang lagi. Bang Adrian sudah terbiasa bangun pagi sekarang" kata Maria yang di angguki oleh suaminya

...🐦🐦🐦🐦🐦🐦...

Adrian sudah sampai di depan gang menuju tempat tinggal Naya. Karna motor gede nya yang membuat Adrian tidak masuk ke dalam gang. Dia lebih memilih menunggu di depan gang.

Cintaku 💖

Aku sudah di depan gang, kesini cepat.

Send..

Pesan terkirim ke nomor ponsel Naya, Adrian kembali memasukan ponselnya ke dalam saku jaketnya saat memastikan kalau Naya sudah membacanya.

"Pagi Adrian" Naya sudah berada di depan Adrian dengan senyuman manisnya.

"Pagi Sayang, ayo naik kita berangkat sekarang" kata Adrian

Naya mengangguk dan langsung naik ke jok belakang motor gede Adrian. Sedikit kesusahan karna tubuh Naya yang pendek juga tubuh nya yang sedikit berisi.

Adrian memegang tanga Naya supaya memudahkan pacarnya naik ke motornya itu.

"Makanya diet Yank, biar gak berat tuh badan" kata Adrian sambil terkekeh geli

Naya memukul bahu Adrian "Aku udah mengurangi porsi makanku loh. Tapi tetep aja gendut kaya gini"

Adrian terkekeh "Biarin aja gendut juga yang penting aku cinta"

"Receh banget gombalan nya, gak ada lagi apa" kata Naya sambil tertawa

"Ya ampun Yank, aku udah nyontek dari Boni" kata Adrian

"Hahaha. Yang kaya gitu kamu contek, Dia aja jomblo mana tahu soal menggombali cewek" Naya semakin terkekeh mengingat Boni sahabat Adrian yang gak jelas itu.

"Iya juga ya"

Akhirnya mereka pun tertawa bersama tepat di depan lampu mereh dan Adrian menghentikan motornya. Adrian mengelus tangan Naya yang melingkar di perutnya sambil menunggu lampu merah berubah hijau.

"Panas banget ya" Naya menaruh dagunya di bahu Adrian

"Mau mampir dulu beli minum?" Adrian mengelus kepala Naya yang ada di bahunya

Naya menggeleng "Bentar lagi juga nyampekan? Nanti aja deh habis beli buku kita mampir dulu buat beli minum"

Kemesraan dua anak muda ini menjadi perhatian untuk pengendara lain yang sama terjebak lampu merah.

"Udah ijo tuh" kata Naya

Adrian pun kembali melajukan motornya. Sesampainya di toko buku, Naya segera mencari buku yang di butuhkan nya. Adrian hanya mengikuti di belakang Naya, tidak berniat membeli apapun.

"Udah itu aja?" Tanya Adrian saat Naya berjalan menuju kasir

Naya mengangguk "Hemm. Uangku cuma cukup buat beli buku ini"

"Yank, beli aja yang kamu mau biar aku yang bayar" kata Adrian

Adrian juga tidak tahu dari mana orang tuanya mempunyai kartu kredit unlimited dan juga memberikan atm yang isinya tidak sedikit. Tapi Adrian tidak mau mempermasalahkan nya. Ada waktunya untuk Adrian menanyakan semua kejanggalan ini.

"Gak ada lagi yang mau aku beli, cuma ini aja" kata Naya

Adrian menghela nafas, sudah berapa kali Khanaya menolak jika Adrian akan membayar apa yang ingin Dia beli. Gadis ini benar benar bukan gadis matre.

"Ya udah kalau gitu ayo kita pulang" kata Adrian

Naya mengangguk. Mereka pun melanjutkan perjalanan nya menuju restoran untuk makan siang.

Kini mereka telah berada di salah satu restoran "Mau makan apa?" Tanya Adrian

"Apa aja deh" jawab Naya yang sedang memainkan ponselnya

Adrian menggeram kesal, Dia paling tidak suka kalau di acuhkan seperti ini "Apasi yang ada di ponsel ini?" Adrian merebut posel dari genggaman Naya

Naya mendongak dan menatap wajah kekasihnya yang terlihat kesal "Apasi Yank, balikin ponsel aku ihh"

"Bagus, berani sekarang ya. Kamu taukan kalau aku paling gak suka di cuekin kaya gini" kesal Adrian

Naya menunduk, Dia tahu betul bagaimana sifat Adrian "Maaf, gak akan ngulangi lagi"

"Awas aja, kalau kamu sampe mentingin ponsel kamu ini dari pada aku. Jangan harap bisa main ponsel lagi" ancam Adrian

Ampun deh, kenapa Dia posesif banget si.

"Iya gak ulangi lagi" lirih Naya "Sekarang siniin ponselnya, aku lagi ngechat Silvia"

Silvia adalah teman satu satunya yang mau berteman dengan Khanaya tanpa melihat setatusnya. Rata rata dari temannya hanya baik pada Naya saat mereka ada kebutuhan saja.

"Nih, udah ngechat Silvia langsung simpan ponselnya. Saat bersamaku kamu jangan mengacuhkanku apalagi memainkan ponsel tanpa menghiraukan ku" kata Adrian ketus sambil menyerahkan ponsel Khanaya

"Iya, maaf"

Bersambung

Untuk semuanya yang menyempatkan mampir di karya terbaruku. Terimakasih banyak ya, semoga kalian suka dengan alur ceritanya.

Konflik nya gak terlalu berat kok, ringan ringan aja biar gak jantungan. ✌😂 Cuma antara permasalahan keluarga dan cinta. wkwkwk

Like, komen dan votenya jangan lupa ya. Edisi ngelunjak... 😂😂

Terpopuler

Comments

Nafisa Nafisa

Nafisa Nafisa

thorrr boleh nebak gx ???
pasti Adrian nanti di jodohin ya sama ayh kandung nya.... ap itu salah satu konflik a 🤔 masihh penasaran☺

2021-06-04

0

Nuruel Fadyla

Nuruel Fadyla

lnjuuuuttt suka

2021-04-24

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!