"Baginda," seru Zoya tersenyum lemah lembut. Ia menyapu ruangan itu yang seperti kandang singa. Ia merasa Kaisar Jasper menaruh perasaan di hatinya. Memikirkannya saja membuat hatinya berdenyut, ia menepis perasaannya. Kaisar Jasper tidak akan mencintainya.
"Maaf mengganggu Baginda. Hamba membawakan camilan untuk Baginda." Ujar Zoya.
"Taruh saja di atas nakas." Sahut Kaisar Jasper. Ia tak berniat meladeni siapa pun. Ia butuh ketenangan di ruangannya saat ini. Kaisar Jasper melirik Zoya yang masih diam berdiri. "Pergilah, aku akan memakannya."
"Emm, Baginda maafkan saya. Karena saya Permaisuri jadi salah paham." Ujar Zoya merasa bersalah. Ia tidak enak hati dengan anggota istana. Bahkan para pelayan ada yang terang-terangan mencelanya dan ada juga yang merasa kasihan.
"Sudahlah, ini bukan kesalahan mu. Aku akan mencari solusinya." Mata Kaisar Jasper milirik kanan kiri. Ia harus apa meyakinkan Michelina. Jika dirinya tak bersalah.
"Bagaimana jika saya menemui Permaisuri?" usul Zoya.
Marquess Azel memikirkan ucapan Zoya. Ada kalanya mereka harus meluruskan semua kesalahpahaman ini. "Apa yang di katakan pelayan Zoya ada benarnya Baginda. Tidak ada salahnya Baginda menemui Permaisuri dan membawa Zoya meluruskan kesalahpahaman ini."
"Apa aku harus menemuinya? dia akan mengamuk lagi."
Marquess Azel merasa jengah, baru kali ini ia mendengarkan pemimpin para monster ada rasa takut. Jika berlarut-larut seperti ini, ia yakin Kaisar Jasper tidak bisa menjauh sedikit pun dari Permaisuri Michelina. Bisa jadi dia akan menjadi lem yang menempel. "Tidak baik menunda Baginda dan masalahnya akan berlarut-larut melebar."
"Emm, cari tau tentang situasi kediaman Duke Ronaf. Ayah mertua pasti mendengarkan rumor ini. Aku penasaran apa yang ingin dia lakukan?"
"Baik Baginda." Ujar Marquess Azel. Sangat mudah mencari informasi dari kediaman Duke karena ia sudah memiliki mata-mata di kediaman itu.
"Dan kamu, Zoya. Ikut aku, aku ingin menjelaskannya pada Michelina."
Kaisar Jasper melangkah lebar dan memancarkan kebijaksanaanya. Ia merasa lega, semoga dengan begini Michelina menghapus pemikirannya.
Sedangkan Zoya ia menunduk, ada rasa tidak nyaman di hatinya. Lebih tepatnya sebuah rasa tidak rela.
"Permaisuri."
Michelina menutup bukunya. Lagi-lagi ia harus bertemu dengan laki-laki di depannya. Baru tadi rasanya mereka berkelahi dan sekarang tanpa rasa bersalah. Laki-laki di depannya membawa Zoya ke hadapannya. Ia pikir, kedua insan itu sudah tidak sabar dengan menyatukan perasaannya.
"Apa Baginda meminta sebuah surat resmi pengangkatan Zoya?"
"Ti-tidak. Aku datang kesini hanya ingin meluruskan permasalahannya."
"Benar, Permaisuri. Baginda memang membawa saya ke istana sebagai seorang pelayan bukan seorang istri. Jadi saya mohon, Permaisuri .."
"Aku tanya di hati mu yang paling dalam. Apa kamu benar tidak menyimpan perasaan pada Baginda?" Michelina tidak akan pernah percaya. Ia trauma, hatinya telah ia kubur dalam-dalam. Masih berputar otaknya, di mana Kaisar Jasper menatap dingin dan tajam sedangkan Zoya menangis bersedih, mungkin menyesal atau hanya frustasi.
Zoya meremas pakaiannya, ia jujur hatinya ada perasaan pada Kaisar Jasper. Namun jika ia jujur Kaisar Jasper akan kecewa atau malah menjauhinya.
Sedangkan Kaisar Jasper, ia memandang tak suka pada Zoya. Ada rasa tak nyaman di hatinya. Tidak mungkin Zoya menyimpan perasaan padanya. Ia takut, Zoya menjawab hal aneh.
"Zoya, bicaralah ! Kenapa kamu diam?" Bentak Kaisar Jasper membuat Zoya tersentak kaget.
"Be-benar Permaisuri. Saya tidak menyimpan perasaan pada Baginda."
Michelina ingin meneriaki wanita di depannya. Ia bisa berbohong tapi tidak hatinya. Sama saja kejadian dulu akan terulang. Cinta,
prank
Michelina menepis vas bung di depannya. Ia muak dan muak.
"Permaisuri," pekik Kaisar Jasper.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
Siti solikah
dasar Zoya hanya pelayan saja
2025-03-03
0
Siti solikah
dasar zoya
2025-03-25
0
Siti solikah
deg degan aku
2025-03-20
0