Pria Kedua
...Promo novel :...
Dia Aira. Aira Alundra. Gadis bermata cokelat dengan rambut lurus yang bukan berasal dari proses rebonding. Rambut itu asli sejak dia lahir. Tinggi badan Aira sekitar 158, dengan tubuh ramping. Namun dia bukan kurus.
Pipinya tidak tirus dan penuh dengan jejak diet ketat. Dia tidak perlu melakukan banyak program mengecilkan tubuh. Seberapa banyak dia makan (lebih banyak dari porsi seharusnya) dia tetap akan bertubuh seperti ini. Berat badannya hanya berkisar diantara 48-49 kg.
"Ai, di panggil Pak Yuta." Kepala Yeri muncul dari balik pintu berwarna abu-abu milik ruangan Aira yang terbuka.
Aira yang mengerjakan sesuatu mendongak. "Ngapain?" tanya Aira was-was. Karena jika manager itu memanggil, pasti ada saja tugas yang belibet.
"Entahlah. Paling juga di suruh nyari nota pembelian yang sudah satu tahun umurnya." Yeri mengatakan dengan santai. Beda dengan Aira yang bibirnya langsung berdecak saat mendengarnya. Kepala Yeri langsung hilang begitu melihat decakan kesal Aira. Tiba-tiba pintu terbuka lagi. "Ingat. Harus segera ke ruanganku sekarang juga. Pak Yuta sudah menunggu," ujar Yeri sambil menunjukkan telunjuknya memperingatkan.
"Iya ..." Aira menjawab malas. Lalu dia berdiri dari kursinya. Menutup semua laporan yang akan di kerjakannya dan bergegas ke ruangan manager.
Kakinya terasa sangat berat untuk menuju ke sana. Akhirnya sampailah dia di depan pintu Pak Yuta. Mengetuk pintu dan masuk saat terdengar suara pak Yuta mempersilahkan. Aira masuk dan menunduk memberi hormat.
"Aira, bisa carikan saya nota pembelian ini." Pak Yuta menyerahkan foto gambar Hand Pallet berwarna kuning. Aira mendekat untuk menerima foto itu. "Kalau tidak salah satu tahun yang lalu kita beli. Sekarang butuh lagi karena kebutuhan yang begitu mendesak."
Benar kata Yeri. Tugasnya ini lagi. "Baik, Pak." Aira mengangguk.
"Oh, ya Aira ... Selamat atas pernikahanmu ya ... Mungkin sangat telat karena sudah hampir satu bulan," ujar pak Yuta.
"Tidak apa-apa, Pak. Terima kasih," ujar Aira maklum. Senyuman manis ia hiaskan di bibirnya. Tidak mungkin dia protes hanya karena orang ini tidak muncul di malam pernikahannya. Dia manager. Sementara dirinya sendiri hanya staff junior. Lagi pula, amplop berisi uang sebagai kado pernikahan sudah sampai di tangannya lewat Yeri. Tentu dia hanya harus bersikap ramah, bukan?
"Saya permisi." Pak Yuta mengangguk. Manager satu ini memang tidak datang pada pernikahannya. Beliau sedang berada di luar kota untuk berlibur bersama keluarganya.
Aira kembali ke ruangannya untuk mengambil kunci. Lalu bergegas untuk masuk ke gudang kecil yang berisi dokumen milik keuangan. Membongkar lagi laporan yang sudah tertata rapi demi tugas mulia dari manager fashion tempatnya mencari sesuap nasi.
Sungguh terlalu manager satu ini, gerutu Aira saat mencari sendirian di gudang.
Aira adalah staff junior keuangan department store yang dimiliki oleh pemilik mall terbesar di kota ini.
Pintu di ketuk. Aira menoleh. Rupanya Yeri. Bibirnya tersungging senyum yang tak lain adalah cara mengejek Aira karena di beri tugas oleh pak Yuta.
"Jangan hanya tersenyum mengejek di sana. Kemari dan cepat bantu aku." Aira berkata dengan geram.
"Ih, tidak mau. Itu tugasmu. Tugasku hanya untuk melihatmu saja." Yeri yang merupakan staff HRD junior itu bersidekap sambil tersenyum geli melihat Aira menggerutu.
"Atasanmu itu ribet saja. Tinggal menyuruh beli tanpa harus membandingkan harga kan bisa." Aira gusar.
"Lihat di komputer keuangan kan bisa, Ai ... "
"Jangan bercanda. Kamu tahu sendiri bagaimana jika pak Yuta saat sudah menyuruh sesuatu." Yeri menipiskan bibir sambil mengangkat bahu. "Jangan berlagak tidak tahu. Dia atasanmu."
"Dia juga atasanmu kan..."
Aira mendengkus. "Kamu tahu. Dia barusan mengucapkan selamat atas pernikahanku barusan." Kali ini Aira tertawa pelan. Teringat lagi ucapan dari manager muda itu.
"Yah ... daripada tidak sama sekali, bukan? Apalagi baru setahun ke depan lagi, dia baru mengucapkan selamat untukmu."
Aira mendengkus lagi. Kali ini karena merasa lucu dengan kalimat Yeri barusan.
"Lagipula, kamu sudah dapat angpao pernikahan walaupun orang itu tidak muncul di pernikahanmu. Apalagi yang kamu tunggu?" Aira langsung terkekeh pelan.
Soal menikah? Ya. Aira sudah menikah di usianya yang muda. Dia menikah dengan Eros Pranata.
Eros pranata adalah kepala cabang sebuah perusahaan yang merupakan penghasil produk-produk rumah tangga dan pemeliharaan kesehatan diri. Di usia Eros yang sudah 26 tahun, dia belum menikah. Ini membuatnya bebas dekat dengan siapa saja, bahkan Aira. Tidak ada batasan umur saat berteman, bukan?
Aira mengenalnya, karena Pima bekerja disana sebagai staff bagian penjualan yang meliputi barang keluar dari gudang dan di terima oleh sales untuk di distibusikan ke berbagai daerah. Mereka dekat karena sering bertemu saat Aira muncul di kantor perusahaan Pima untuk bertransaksi penukaran uang logam.
Karena Aira juga bertanggung jawab soal penukaran uang kecil yang digunakan sebagai uang kembalian para kasir di departement store, dia juga melakukan kerja sama dengan beberapa bank.
Hanya mengandalkan penukaran pada bank kadang tidak mencukupi. Tim keuangannya perlu tambahan uang kecil, terutama logam pecahan lima ratus rupiah. Pima berbaik hati membantu Aira melakukan penawaran kerjasama. Aira menerima semua uang logam yang diterima kantor Pima di tukar dengan uang tunai dengan nilai tukar 50.000 dan 100.000.
Aira tidak pernah mencoba ingin tahu soal dunia lain_ kehidupan seorang Eros Pranata selain menjadi suaminya dan teman-teman yang dulu di kenalnya. Teman Eros adalah temannya juga. Sebelum mengenal Eros, Aira sudah mengenal hampir mereka semua. Aira mengenal mereka semua. Karena mereka juga adalah teman Pima.
Semua sangat akrab dengan Aira. Dimana ada mereka, di situ ada Aira. Hubungan pertemanan antara lelaki dan perempuan sungguh mustahil jika tidak ada cinta sekalipun di tengah-tengah mereka.
Ya ... Mereka mengenal Aira juga karena rasa tertarik. Ada rasa ingin mengenal dan dekat saat berkenalan dengan gadis berumur 19 tahun itu. Gadis yang tenang dan kadang juga dingin itu akan berubah ramah dan lucu saat di ajak bicara. Intinya, dia kurang bisa memulai percakapan jika bukan orang lain yang memulainya. Gadis ini jarang memulai obrolan terlebih dahulu.
Gadis ini tidak pernah mengindahkan sebuah perhatian. Bagi Aira, perhatian mereka hanyalah sekilas info yang perlu di lihat tanpa perlu di pahami. Dia hanya memberikan cinta pada Eros Pranata. Pria yang mapan. Itu yang terlihat oleh mata Aira. Itu tidak salah.
Perkenalan dan pertemuan yang intens membuat Aira dan Eros semakin dekat. Itu membuahkan hasil, mereka akhirnya pacaran dan menikah. Eros memantapkan diri melamar Aira. Tentu hal ini di sambut dengan suka cita oleh gadis itu. Karena dirinya juga menginginkannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
Riska Wulandari
lanjut kesini..
2022-09-16
0
Fery Lestari
ceritax bagus
2021-10-18
0
Lailatul Hawa
mohon maap, permisi ... Pima itu sapa yak? sopo kuwi? who is he/she?? 🙈🙈🙈
2021-10-10
2