Deandra sangat terpuruk

Mereka berdua pun masuk ke dalam mobil Farel sementara motor Dea sudah diamankan Satpam kampus. Farel melajukan mobil nya dengan kecepatan sedang dan dia juga sudah tau dimana rumah Dea berkat buku keterangan tentang mahasiswa yang diberikan dosen tadi yang mengenalkan Farel kepada mahasiswa dan dosen itu bernama tegar " Bapak emang tau dimana rumah Dea? "Tanya Deandra tampa menatap Farel

"Kalau saya tidak tau saya sudah dari tadi bertanya sama kamu Dea" Kata Farel dan Deandra hanya mengangguk.

Beberapa menit kemudian....

Deandra sudah berhenti menangis dan Dea memilih untuk memainkan Handphone nya. Kecewa? tentu sja Dea sangat kecewa karena pacarnya menduakan nya apalagi si pengganggu sahabat nya sendiri, siapa coba yang tidak kecewa saat melihat dengan mata kepala kalian sendiri kalau pacarnya menduakan nya. "Deandra kamu nggak papa kan? " Tanya Farel dan Deandra cuma mengangguk saja.

Sepertinya Deandra sangat terpuruk aku khawatir Deandra bisa stres kalau seperti ini terus menerus Batin Farel.

2 menit kemudian...

"Dea mau mampir makan siang dulu, apa langsung pulang? " Tanya Farel, Farel memang sosok yang peduli terhadap sesama apalagi perempuan yang ada di samping nya ini sangat terpuruk, Dan menurut Farel wanita itu perlu dipertahankan kalau sudah sangat mencintai apalagi wanita adalah pelengkap rumah tangga.

"Bapak laper ya, sama pak, Dea juga laper" Ucap Deandra membuat Farel tersenyum beberapa detik lalau kembali ke wajah datarnya."Pak itu di deket lampu merah ada toko martabak, kita berhenti di sana ya pak, Dea pengen martabak tapi bapak ya yang bayarin, kan bapak yang ngajakin Dea makan" Kata Dea dan memang sekarang mobil Farel sedang berhenti karena lampu sedang merah.

"Iya, Dea jelek" Ucap Farel membuat Dea memutar bola matanya. Setelah menunggu dua menit akhirnya mereka sampai di toko martabak. Dea dengan antusias keluar dari mobil lalu memesan dua martabak rasa coklat lalu duduk di kursi yang tersedia di sana. Farel keluar dari mobil nya dan duduk didepan Dea lalu mengambil handphone di saku celana nya dan memainkan nya. Beberapa menit kemudian martabak yang di pesan Dea akhirnya sampai.

Dea langsung mengambil martabak yang ia pesan.Ya Dea hanya mengambil bagian nya saja, sementara Farel masih fokus mainkan Handphone nya. "Bapak nggak makan, martabak nya enak lohh kalo bapak nggak mau biar Dea aja yang makan" Tanya Dea, Dan Farel menatapnya sekilas lalu mangambil martabak bagian nya dan memakan nya sambil memainkan Handphone nya.

"Bapak kalo lagi makan jangan sambil main Handphone nanti keselek Dea cuma bisa ketawa loh pak" Ucap Dea membuat Mang ujang selalu penjual Martabak tertawa, dan Dea juga tau kalau penjual martabak ini bernama mang ujang karena Deandra sudah beberapa kali dia mampir makan siang disini.

"Bener tuh mbak kasih tau sama pacar nya biar nggak masuk rumah sakit he.. he... he" tawa mang ujang, namun sekarang Deandra dan Farel saling berpandangan dan dengan segera Deandra mengalihkan pandangannya ke arah jalanan yang ramai. "Mas, mbak saya ganggu momen mesra nya ya ya udah dilanjut aja saya nggak bakal ganggu kok" Ucap Mang ujang

"Mamang nggak ganggu kok dan yang mamang kira laki-laki ini pacar saya sebenarnya dia dosen saya mang"Ucap Deandra dengan nada bicara biasa karena memang jika mang ujang mengira mereka berpacaran itu tidak salah.

Nada dering Handphone Deandra berbunyi dengan segera Deandra mengambil Handphone nya dan terlihat jelas dilayar Handphone itu tertulis nama KAK ALVIN. Tumben kak alvin nelfon gue Batin Deandra.

Alvin adalah kakak kandung Deandra yang bekerja sebagai dokter. Cogan? memang benar kak Alvin cowok ganteng dan tak mungkin kalau kaum hawa tidak tertarik padanya.

"Siapa? " Tanya Farel, Dengan penasaran karena beberapa detik setalah menerima telfon bukan nya diangkat malah melamun.

"Kakak saya pak" Jawab Deandra dan ia langsung mengangkat telfon dari kakak nya Alvin.

talk on the telephones

(Pembicaraan dalam telepone)

Deandra : Hallo kak.

Alvin : Hallo kamu dimana dek?.

Deandra : lagi makan siang kak.

Alvin : cepet pulang kakak lagi dirumah nih nanti jam 3 berangkat lagi.

Deandra : iya kak, deandra juga udah mau pulang kok.

Alvin : iya kakak tunggu.

Deandra : hmm.

Alvin : jangan lama- lama nanti kakak tinggal lagi keluar kota loh.

Deandra : iya kak, udah dulu ya kak.

Deandra mematikan telefon nya dan memasukkan Handphone nya kedalam saku celana nya. "Kenapa kakak kamu menelfon kamu? " Tanya Farel.

"Kakak nya Dea nyuruh Dea pulang cepet" Jawab Deandra sambil memakan makanan nya dengan lahap.

"jelaskan kenapa kakak kamu ingin kamu pulang cepat dan jelaskan siapa kakak mu itu" Kata Farel penasaran dengan sosok Alvin.

"Namanya kakak Dea itu kak Alvin, Kak Alvin baru pulang dari rumah sakit, nanti jam 3 balik lagi ke medan buat kerja, Kak Alvin itu kerja jadi dokter, maka nya kak Alvin pulang seminggu sekali dan itu pun cuma 4 jam doang. Kak Alvin juga udah tunangan sama mbak kayla, mbak kayla itu rekan kerja kak Alvin di medan dan rencana nya sih mau nikah 2 bulan lagi dan katanya setelah nikah mereka pengen kerja di jakarta dan mau tinggal disini lagian kalo mbak kayla hamil kan ada yang jagain kan, ehh kok Deandra malah jadi curhat" Ucap Deandra sambil memakan kembali martabak nya.

"Jadi mau pulang sekarang? " Tanya Farel menatap Dea dengan tatapan datar nya itu.

"Nanti aja pak jam 12 sekalian mampir ke masjid buat salat Dzuhur " Ucap Deandra membuat Farel tersenyum sinis sambil memainkan Handphone nya dan melirik Deandra yang sedang makan.

"Berapa Saudara mu? " Tanya Farel penasaran. Penasaran? Ya dia memang penasaran pada sosok Deandra Hariwijaya yang membuatnya tertarik pada Deandra.

"Dea punya 2 saudara, 1 kakak dan juga satu adik perempuan" Jawab Deandra, sebenarnya Deandra jarang menceritakan sesuatu tentang diri nya yang bersifat keluarga kepada orang lain, namun karena dosen yang menurut nya sok cool ini sudah berbicara maka baginya itu adalah permintaan Farel jadi mau tidak mau, suka tidak suka Dea harus menjawab.

"Siapa nama adikmu" Tanya lagi Farel. Kini dia meletakkan Handphone nya dimeja dan fokus memperhatikan Ucapan-Ucapan Deandra. "Dan Bagaimana sifatnya? "Kata Farel.

"Namanya Nadia, Nadia orang nya cantik, kulit putih, hidung pesek, pinter masak, periang dan masih banyak lagi kemampuan yang dia punya dan juga karena kepandaian nya Nadia bisa mendapat Beasiswa sampai Perguruan Tinggi" Kata Deandra sambil memakan martabak nya yang belum habis.

"Adikmu itu memang pintar dia kuliah dimana aku penasaran dengan sosok Nadia dan dari segi penjelasan mu tentang Nadia tadi membuatku tertarik padanya " Kata Farel.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

jangan lupa kasih dukungan buat Author biar karya ini masuk 10 besar, jangan lupa

*LIKE*

*KOMENTAR*

*VOTE*

*FAVORITE*

*HADIAH*

Jangan lupa ya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!