Waktu berganti dengan cepatnya tak terasa 6 bulan sudah berlalu, selama 6 bulan ini aku jalani hidupku tanpa mas Ringgo.
Mas Ringgo seperti hilang di telan bumi, tak pernah sekalipun datang kerumah untuk menjenguk Putri tunggal kami Afriana.
Setiap kali aku mengantar Afriana kerumah mertua, aku juga tidak pernah berjumpa dengan mas Ringgo.
Pagi ini Aku berangkat ke pabrik seperti biasanya, mengantar Afriana ke sekolah dulu baru menuju pabrik. Sampai di pabrik aku melakuakan pekerjaanku seperti biasanya menyiapkan bahan - bahan rokok yang mau di packing dan juga mengecek kerapian packing.
Jam 10 pagi managerku Bu Priska memanggilku untuk menghadap. Padahal Aku baru saja keluar dari ruangannya menyerah kan laporan " Mungkinkah ada yang salah dalam laporanku" gumam ku dalam hati.
"Selamat pagi bu" sapaku ketika membuka pintu ruangan bu Priska
"Duduk, Fah" Perintah bu Priska " Bulan depan kamu terpilih untuk mengikuti pelatihan di pabrik pusat, ini suratnya, selama satu bulan" ucap bu Priska tegas sambil menyodorkan surat Perintah padaku " Kamu sanggup?" tanya bu Priska
"Inshaallah, Bu, saya akan berusaha semaksimal mungkin" jawabku yakin "Apa yang harus saya siapkan bu?" tanyaku
"Tempat tinggal sudah di siapkan oleh perusahaan, kamu hanya bawa perlengakapanmu saja, namun jika kamu keberatan kamu boleh menolak, masih ada kesempatan satu minggu" terang bu Priska tegas
"Saya tidak keberatan bu, akan saya jalankan tugas tugas saya sebaik mungkin, terima kasih karena perusahaan masih mempercayai kemampuan saya" jawabku tegas dan sopan
"Bagaimana dengan suamimu? jika suamimu keberatan kamu bisa menolak karena perusahaan memerlukan pekerja yang total, dan saya tidak ingin di tengah jalan kamu mengundurkan diri dari pelatihan. Karena pelatihan ini sangat penting jika kamu lolos kamu bisa mendampingi GM di pabrik ini, tapi jangan kuwatir kamu tetap berada di pabrik ini, tidak akan di mutasi di luar kota " tanda bu Priska
" Saya, siap menjalankan tugas bu" jawabku tegas
"Baik, saya suka kinerja kamu makanya saya dan pihak yang lainnya memilihmu, karena dari pabrik cabang ini hanya kamu yang memenuhi syarat dari dewan direksi. Semoga sukses" ucap Bu Prisak sambil menjabat tangan saya
"Terima kasih bu, terima kasih karena perusahaan masih menghargai dan mempercayai kinerja saya" ucap ku sopan dan meyakinkan
Aku meninggalkan ruangan bu Priska dengan perasaan bahagia "Semoga aku lolos dan bisa naik jabatan, aamiin ya Allah" doaku dalan hati
Aku kembali bergabung di ruangan packing di sana mbak Rani dan Nina sudah menati sebuah jawaban dari ku, namun karena masih jam kerja aku tetap tidak ingin cerita. Di jam kerja aku fokus pada pekerjaanku, aku hanya akan bicara jika sedang memberi pengarahan atau sekedar menyapa. Aku menghindari bergosip dengan yang lainnya bukannya kau sombong tapi aku berusaha professional dalam menjalankan tugas - tugasku. Namun jika dijam istirahat aku bisa ngobrol dan bercanda, bersendau gurau dengan siapapun kususnya teman perempuan.
Jam istirahat telah tiba, mbak Rani dan Nina segera menghampiri aku yang masih berada di meja kerjaku.
"Fah, kenapa kamu tadi di panggil, apa ada kesalah pada pekerjaan kita?" tanya mbak Rani penasaran
"Iya, kenapa mbak, Fah?" tanya Nina juga penasaran
"Alhamdulillah, pekerjaan kita sukses, dan baik - baik saja, kalian tidak usah kuwatir. Soal tadi, aku dapat surat dari pusat suruh mengikuti pelatihan di kantor pusat selama satu bulan" terangku
"Alhamdulillah" jawab mbak Ranib dan Nina bersamaan.
"Sebentar, sebentar, jika kamu dapat panggilan pelatihan berarti kamu mau naik jabatan, Fah, terus kira - kira siapa ya, yang gantiin posisi kamu?" ucap mbak Rani
"Wah, keren" timpal Nina bahagia
"Padahal orang bagian packing sudah sangat nyaman denganmu lho, Fah?" gerutu mbak Rani
"Yah, kan belum tentu aku ganti posisi to mbak, siapa tahu perusahaan hanya meginginkanku untuk lebih professional, makanya aku di suruh ikut pelatihan lagi" danggah Afifah dengan senyuman
"Semoga, soalnya kita gak mau ganti pengawas, jangan sampai punya pengawas yang kaya dulu itu, hadiuhhh bikin males, biasanya cuma cari muka" keluh mbak Rani
"Iya, ya, mbak, Fah, jangan pindah ya?" rengek Nina
"Ya, Allah, kalian ini kenapa sih aku tetap di sini kok, Nin, bagaimana jika kamu ambil UT, supaya kamu bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih mapan" ucapku
"Sebenarnya pingin mbak, tapi takut gak cukup uang" keluh Nina
"Kamu, pindah saja di rumahku, jangan kos, jadi uang buat kos bisa kamu gunakan untuk biaya kuliah" ucapku menawarkan bantuan untuk Nina.
"Bener, Nin, kamu tinggal dengan Afifah saja, eman - eman ada kesempatan kamu kan pintar" mbak Rani juga ikut memberi masukan pada Nina
"Nanti, deh aku pikirin" jawab Nina
"Ayo, kita makan sudah siang juga belum sholat dzuhur" ucapku dan langsung berdiri, melangkah menuju pantri bersama sama.
Di pantri sudah ada karyawan lainnya yang sedang menikmati menu makan siangnya. Ketika melihat ku datang mereka langsung menyerbuku dengan sebuah peetanyaan yang sama seperti yang mbak Ranj dan Nina tanyakan tadi.
"Mbak, Fah, ada info apa tadi?" tanya salah satu karyawan yang menghampiriku
"Tidak apa - apa, Ibu Priska hanya mengatakan bahwa pekerjaan kita bulan lalu sangat baik dan tidak ada kesalahan apapun, Ibu Priska hanya minta kita tetap bisa menjaga kwalitas kerja kita" jawabku dengan senyum ramah
"Alhamdulillah" jawab semua karyawan yang mendengar jawabanku.
Acara makan siang di pantri berlangsung seperti biasa, selesai jam istirahat semua karyawan kembali ke tempat kerja masing masing.
Dengan sigap aku mempersiapan segala alat kebutuhan para karyawan, aku jarang banget minta bantuan pada karyawan lainnya, sebisa mungkin semuavtugas - tugas ku aku selesaikan sendiri.
Jika ada yang salah aku hanya mengingtkan saja dan mengajarinya dengan sabar dan tlaten sampai benar dan bisa . Aku jarang bicara dijam kerja bukan berarti aku sombong, namun aku tidak suka terlalu bising.
Jam kerja telah habis itu artinya para karyawan boleh pulang. Namun tidak dengan aku, aku masih ada pekerjaan tambahan dari bu Priska yang harus selesai hari ini juga karena besok pagi harus sudah sip di kirim ke kantor pusat.
Jam 7 malam akirnya aku dan bu Priska selesai membuat laporan "Fah, sudah malam ayo pulang, Alhamdulillah akirnya bisa pulang" ucap bu Priska saat menghampiri meja kerjaku
"Alhamdulillah, bu, ini lagi kemas - kemas" jawabku dengan menyuguhkan senyum, sambil mengemas berkas yang ada di atas meja
"Ayo, nih tinggal kita berdua, yang lain sudah pada pulang, hiii takut" gurau bu Priska
"Masih ada pak satpam bu, lagian mana ada hantu kesini, lawong lampu ya saja terang benderang seperti lampu mercury gitu" jawabku sekenanya. Akirnya kita tertawa bareng sambil menuju parkiran motor karena kita sama - sama bawa motor.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 290 Episodes
Comments
fifid dwi ariani
trus sabar
2023-04-18
0
Iie Bae
Hadiiir
2022-01-10
0
Dewi Kijang
👍👍👍lanjut terus thoor sukses selalu😁😁
2021-09-12
0