Kegelapan

"Jacky, carilah tempat sembunyi! Aku akan mencoba melawannya." Kata Jaya yang berdiri di depan jacky dengan tangannya yang memberikan kode untuk pergi menjauh. Ada seekor Serigala yang meneteskan air liur di depannya. Mata Serigala itu menyala merah, seakan perutnya belum makan selama beberapa hari.

Grrr!

Jaya memandang serius ke Serigala yang berjalan mendekatinya dengan kaki lambat pelan. Jaya memfokuskan diri dengan menutup matanya, dia mengeluarkan pedang Katana berwarna hitam dari alam jiwanya. Dan tangan kanannya lalu mengeluarkan pedang, dan Jaya mengarahkan pedang hitam itu menghadap ke Serigala.

"Jaya?! Bagaimana ini? Apa kita bisa melawannya. Serigala itu sepertinya telah mencapai level 1. Sedangkan kita masih tahap Pelatihan...."

Kesenjangan perbedaan kekuatan ini membuat tubuhnya Jacky gemetar menggigil ketakutan, dahinya berkeringat dingin. Tahap pelatihan adalah tahap awal dalam proses pengumpulan energi Aura, itu tahap yang masih belum bisa untuk menggunakan energi Aura sama sekali. Mereka masihkah perlu untuk menerobos ke sebuah 5 tahap lagi, yakni Pembentukan, Awal, Sedang, Akhir, dan Penyempurnaan untuk bisa  menerobos ke tingkatan level 1

Sedangkan tingkatan level 1, mereka telah mampu menggunakan energi Aura. Dan jika terjadi sebuah pertarungan,  kekuatan atau ketahanan fisiknya dan jiwanya tentu akan berbeda jauh. Sebab, serangan tahap Pelatihan, tak akan mampu memberikan dampak apapun ke tahap level 1. Berbeda dengan, tahap level 1, serangan mereka lebih destruktif melukai dari dalam maupun luar.

Sekat jarak ini sangatlah merugikan bagi yang masih tahap Pelatihan melawan tingkat level 1. Karena tidak ada yang dapat diandalkan dari tahap Pelatihan kecuali penguasaan dari beladirinya sendiri. Maka tak heran, syarat dasar menjadi Prajurit Hunter adalah harus mencapai level 1 terlebih dahulu. Itu sudah menjadi syarat wajib mutlak.

Selain itu, bagi Jacky ini juga adalah pertarungan pertamanya jika ingin untuk melawan monster. Sebelumnya, dia dan Jaya cuma memancing dan langsung kabur dari kejaran amukan monster. Belum ada pengalaman secara nyata baginya untuk bisa melawan monster, apalagi membunuh.

Ada persyaratan yang harus dipenuhi jika seseorang ingin melawan monster.

Setidaknya mereka harus bisa menggunakan energi Aura atau membangunkan kekuatan Anantanya terlebih dahulu sebelum hendak melawan monster. Sebab monster juga merupakan makhluk yang juga bisa menggunakan energi.

"Jangan khawatir, aku akan menghadapinya sendiri. Kau sebaiknya pergilah terlebih dahulu!" Kata jaya santai.

Ketika jacky mendengar nada datar Jaya, dia bertanya dengan khawatir,

"Mungkinkah kau akan menghadapinya sendirian?! Apa kau cari mati!"

"Yah, aku tak sebodoh itu jika ingin mencari mati. Aku tak bercanda, bahwa aku bisa mengatasinya sendirian. Lagi pula aku memang ingin mencoba sesuatu yang lain kepadanya. Percayalah!" Jawab Jaya dengan nada tegas dan serius.

Jaya saat ini tentu berbeda dengan Jacky yang masih pemula. Di kehidupan Jaya saat ini, dia masih memiliki pengalaman untuk bertarung melawan banyak monster di ingatannya. Dan  pedangnya yang pernah dia pakai dulu pun di kehidupan sebelumnya, juga masih ada. Melawan monster Serigala tingkat level 1, hal ini tidak akan membuatnya gentar maupun takut. Melainkan, malah semangat untuk ingin menguji kembali keterampilan pedangnya.

"Jika kau tak segera pergi, aku tak akan bisa melindungimu dan bertarung dengan baik. Serahkan ini padaku saja! Kau carilah tempat sembunyi terlebih dahulu!" Kata Jaya menegur Jacky tanpa melihat ke belakangnya. Jaya memandang ke arah serigala dengan was-was.

"Hah! Bicara apa kau ini jaya?!"

"Aku tak bisa bertarung dengan bebas, jika harus melindungimu! Jadi, cepatlah pergi!" Kata Jaya penuh misterius berteriak membentak.

"Baiklah, terserah kau! Hati-hati ... " Jacky langsung berlari pergi mencari tempat bersembunyi dan mencoba melihat Jaya dari jarak jauh.

Serigala itu lalu berlari melompat menyerang, menerkam Jaya dengan gigi taringnya yang tajam menganga lebar. Jaya berguling melompat ke samping menghindari terkaman lompatannya. Serigala yang berwarna putih itu mendarat lalu melengos menatap Jaya, dia mengeluarkan energi Aura hingga menyelimuti tubuhnya.

Tubuhnya tampak bersinar di balut dengan energi. Dia berlari dengan gerakan cepat, hingga tanpa sadar cakar Serigala telah membentang berada di depannya Jaya. Dengan refleks, dia menangkis dengan bagan tubuh pedang hitamnya untuk menahan serangan destruktifnya cakar Serigala.

Benturan terjadi.

Bang!

Jaya terdorong kuat, satu meter ke belakang dengan berusaha tetap berdiri. Kekuatan cakarnya itu dapat dirasakan Jaya begitu bertenaga. Hingga tangan genggaman pedangnya bergetar akibat benturan.

"kekuatan fisik Serigala ini sangatlah kuat. Jika aku tak sempat menghalaunya tadi, mungkin aku akan cukup terluka parah..." Ungkap jaya cemas.

Grrrl!

Serigala terus menyerang Jaya dengan gerakan cepatnya. Mata Jaya tak mampu mengikutinya, dia hanya bisa memprediksi arah gerakannya dan menangkisnya dengan bagan tubuh pedangnya. Tubuhnya jaya sedikit demi sedikit terluka, tergores oleh cakar Serigala. Jaya terdorong, lalu di hantam dengan menangkis lagi. Dia bagai seperti mainan bola Kucing yang sedang dipukul bergantian.

"Situasi ini tidak bagus. Aku harus mengubah keadaan ini! Aku hanya akan jadi samsak hantaman cakarnya saja, jika terus begini," kata jaya yang masih berusaha menghindar.

Jaya memfokuskan matanya menggunakan Aura mental untuk melihat gerakan Serigala. Lalu dia mengaktifkan kekuatan Ananta Kegelapannya. Tangannya berubah menjadi hitam pekat dengan menyala-nyala sambil memegang pedang hitam.

"Kekuatan dan gerakannya Serigala itu bukanlah tandinganku. Dia sangatlah cepat dan kuat. Tapi bukan berarti aku tak bisa melukainya. Aku akan coba mencari celah untuk menebasnya. Pedangku ini telah banyak melalui pertarungan, pasti mampu untuk menebasnya," gumamnya mengamati Serigala.

Jaya merubah posisi bentuk tubuhnya yang memegang pedang. Dia yang awalnya bertahan, kini mengganti kuda-kudanya untuk menyerang. Jaya menghunuskan pedang dengan menjorok mengarah ke depan. Begitu gerakan cepat serigala datang, dia bergerak maju melancarkan tusukan pedangnya sambil menghindar. Meski tipis, dia mampu mengelak dan menyerang dengan penglihatannya yang difokuskan untuk memprediksi cakarnya.

Sreet!

Sedikit tubuh Serigala telah tergores oleh ujung pedang. Ada darah berwarna hijau kehitaman telah keluar dari Serigala.

"Yah, pedangku ternyata masih sama ketajamannya. Kali ini pasti bisa. Kalau begitu aku akan mencoba menebasnya lebih dalam kali ini!"

Tanpa pikir panjang, Jaya menekuk lututnya, melompat menerjang mengarah ke Serigala yang sedang bersiap untuk menyerangnya lagi.  Serigala itu juga membalas menerjang melompat mengarah ke Jaya. Dalam sepersekian detik, mata Jaya begitu fokus melihat gerakan cakar Serigala hingga dia mampu menghindarinya dengan merundukkan tubuh dalam lompatan terjangannya.

Lalu Jaya mengarahkan pedangnya ke sisi perut Serigala, dan menguatkan tenaga pedangnya dengan begitu cepat, membentuk sebuah garis horizontal Jaya mengayunkan pedangnya. Kali ini serangan Jaya menebas seluruh perut serigala.

Craaash!!

Serigala putih itu terbelah menjadi dua. Darahnya berceceran ke tanah. Jaya mendarat ke tanah, mendongakkan kepalanya, dan duduk dengan tampak lelah setelah ketegangan. Badannya penuh luka goresan cakar Serigala, pakaiannya sedikit yang robek.

"Akhirnya, selesai. Ini merepotkan sekali!"

Jaya mencermati tangannya, yang masih terlihat hitam pekat. Dia memahami dua hal dari kekuatannya, semenjak dia mulai mengaktifkan kegelapannya itu. Namun Jaya masih belum mencobanya. Tangannya Jaya lalu mengarah ke arah bangkai Serigala yang mati dengan sambil berdiri, dan berkata.

"Jurus Penyerapan Kegelapan"

Tanah di bawah Jaya mendadak menjadi hitam bagai kegelapan yang mengepul. Kemudian kegelapan itu bergerak mendesir mengerubungi mayat serigala hingga menjadi hitam sepenuhnya.

Ssssssst!!

Setelah mayat itu telah sepenuhnya menjadi hitam. Kemudian kegelapan itu menyusut tipis seperti bayangan di tanah dan bergerak kembali ke bawah bayangan Jaya. Seolah mayat serigala itu telah hilang menjadi kegelapan bayangan.

Jaya memejamkan matanya melihat ke alam jiwanya. Di dalamnya Jaya terkejut, mayat serigala ternyata ada di sana. Perlahan-perlahan mayat Serigala itu terhisap ke dalam kegelapan, bagai terkena pasir hisap.

"Jadi inikah maksud jurus Penyerapan Kegelapan! Aku merasa seolah bisa memindahkan dan menyerap mayat, lalu mengirimkannya ke dalam kegelapanku..."

Begitu mayatnya menghilang sepenuhnya dalam alam jiwa kegelapan Jaya. Dia merasakan ada lonjakan energi yang masuk ke dalam tubuhnya. Sensasinya begitu kuat, seluruh kekuatan mayat Serigala seolah ditransfer ke dalam tubuhnya.

"Apakah itu berarti aku bisa menyerap kekuatan dari tubuh makhluk untuk di jadikan ke kekuatan tubuhku?" Gumamnya dalam hati dengan mata melebar.

Terpopuler

Comments

Olala

Olala

hai juga...makasih. masih berjuang menulis bersama imajinasi hehehe😍😝

2021-04-23

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!