Keesokan harinya jenazah Asih selesai dikebumikan.
Aisyah menangis tersedu sambil bersimpuh disamping batu nisan bibi terkasihnya itu.
ia tak menyangka Asih begitu cepat meninggalkannya.
Aisyah benar-benar terpukul menghadapi kenyataan bahwa keluarga satu-satunya yang ia miliki kini telah pergi menghadap sang pencipta.
"Bibi kenapa bibi meninggalkan Aisyah begitu cepat Bi.?
Sekarang Aisyah sendirian didunia.
Kemana lagi Aisyah akan pergi setelah Bibi tidak ada. hikkhikk..? " ratap Aisyah lirih.
Aisyah terus menangis meratapi dirinya yang malang.
Sementara Agus tiba-tiba menghampiri dan kembali menarik tangannya agar segera bangkit.
"Dasar anak sialan, hentikan sandiwaramu. Aku sudah muak melihatmu pura-pura menangis seolah kau sangat kehilangan istri ku, padahal kau sendiri yang telah membunuhnya. " teriak Agus.
"Paman, kenapa paman selalu mengatakan Aisyah yang membunuh Bibi.? padahal paman lihat sendiri Aisyah tidak melakukan apa-apa .
Aisyah sangat menyayangi bibi paman . mana mungkin aisyah tega membunuhnya .hikhikhik."
Balas Aisyah bingung.
ia tidak mengerti kenapa Agus terus saja menuduhnya yang telah membunuh Bi Asih.
Padahal ia tidak melakukan apa-apa.
Justru perbuatan Aguslah yang membuat Bi Asih syok, hingga mengakibatkan ia akhirnya meninggal dunia.
"Diam kau, kalau kau berani lagi pura-pura menangis di depanku, aku akan membuat kau menyesal seumur hidupmu. "
Teriaknya dengan mata membelalak penuh amarah ,seperti hendak menelan aisyah hidup-hidup saat itu juga.
Seorang ustad yang berada disana mencoba menenangkannya.
"Maaf pak Agus, bukan maksud saya mencampuri urusan pribadi pak Agus dengan Aisyah. Tapi sebaiknya kalau ada masalah tolong selesaikan dirumah saja. Jangan ribut-ribut dedepan makam, kasihan Almarhum bu Asih, beliau sudah tenang ."
Mendengar penjelasan sang ustad, Agus kemudian pura-pura mencoba meredam emosinya.
"iya pak ustad, Saya minta maaf.. saya terbawa emosi." ucapnya, lalu menangis terduduk di depan makam sang istri.
"Asih maafkan aku, aku telah mengusik ketenanganmu.. Aku sangat sedih kehilanganmu Asih, kenapa kau tinggalkan Aku secepat ini. " tangisnya meratap.
Orang-orang yang berada disana ada yang merasa kasihan pada Agus, Namun lebih banyak yang menaruh simpati pada Aisyah.
Karena kebanyakan dari mereka tahu bahwa Aisyah anak yang baik, sangat santun dan penurut pada Asih semasa ia hidup.
Kesehariannya setiap hari selalu membantu Asih menjual gorengan,dan makanan lainnya dirumah.
Ia bahkan tak malu menggantikan Asih menjajakan makanan itu keliling kampung, Meski dimasa serba modern seperti sekarang.
Jadi rasanya tidak mungkin Aisyah tega melakukan pembunuhan sebagaimana yang dituduhkan Agus padanya.
*
Malam harinya semua orang sudah berkumpul untuk mengadakan pengajian dirumah Asih, Aisyah juga hadir disana.
Ia membacakan yasin dengan sangat khusuk, sesekali air mata menetes dipipinya mengingat kepergian Asih.
Agus memperhatikannya dengan tatapan sinis, seolah ia sedang merencanakan sesuatu.
Setelah pengajian selesai, Agus kembali mencuri perhatian semua orang.
Ia menghampiri Aisyah lalu menarik tangannya.
"Berdiri kau, sekarang sudah waktunya kau untuk pergi. aku sudah mengemasi barang-barangmu.
Pergi kau sekarang juga. " ujarnya berteriak sambil menarik tangan Aisyah keluar dari rumah.
Kebetulan saat itu sedang turun hujan deras, kilat menyambar, dan gemuruh bersahutan dilangit.
"Paman kemana Aisyah akan pergi disaat hujan deras seperti ini, kasihanilah Aisyah paman. "
"Aku tidak peduli kemana kau akan pergi, yang jelas tinggalkan rumahku sekarang juga. "
Agus lalu melempar tas berisi pakaian kearah Aisyah.
Aisyah hanya bisa menangis dan memohon agar Agus tidak mengusirnya saat itu.
Orang-orangpun mencoba membujuknya, tapi Agus tetap bersikeras bahkan melarang mereka untuk tidak ikut campur dengan urusannya.
Hingga Akhirnya aisyahpun terpaksa untuk pergi.
Ia berjalan sendirian dan menangis ditengah hujan, tak tahu arah dan tujuan.
Bahkan uang sepeserpun tak dimilikinya saat itu.
"Ya tuhan kemana aku harus pergi sekarang..?
tunjukkanlah aku jalan.! " rintihnya menangis terisak.
Saat kakinya sudah terasa kaku dibawa berjalan, tiba-tiba sebuah angkot berhenti disampingnya.
Seorang pria paruh baya keluar dari sana dan langsung menarik tangannya dengan paksa.
Siapa lagi pria itu kalau bukan Agus.
"Ayo masuk. kau harus ikut denganku sekarang.! " perintahnya sambil menarik paksa tangan aisyah untuk segera masuk ke dalam angkot itu.
"Tidak ,lepaskan aku..
Aku tidak mau, kemana paman akan membawa ku. ?"
Aisyah mencoba menahan tangannya dari tarikan Agus.
"Ayo kau ikut aku.!
Kalau kau tidak mau memuaskanku, maka kau harus bekerja dan menghasilkan uang yang banyak untukku.
Anggap saja sebagai ganti biaya yang sudah ku keluarkan selama membesarkanmu. "
Mendengar kata pekerjaan, Aisyah mulai menaruh harapan.
"Paman mau mencarikanku pekerjaan.? " ujarnya bertanya tanpa berfikir buruk tentang pekerjaan apa yang akan dicarikan Agus untuknya.
Agus tersenyum sinis mendengar pertanyaan polos Aisyah.
perlahan ia mulai melepaskan tangan gadis malang itu.
"Ya aku sudah mencarikanmu pekerjaan, gajinya cukup besar.
Kau bisa mengirim separuhnya untukku nanti.
Sekarang masuk lah. " ujarnya menyuruh Aisyah masuk kedalam angkot, kali ini tanpa paksaan.
Aisyah akhirnya termakan oleh bujukan Agus.
Ia pun dengan senang hati mau masuk kedalam Angkot tak berpenumpang itu.
Pikirnya Agus benar-benar sudah mencarikan pekerjaan yang layak untuknya.
"Dimana tempatnya paman.?
Aisyah akan bekerja sebagai apa.?" tanya Aisyah penasaran.
"Sebentar lagi kita akan sampai, kau pasti akan menyukai pekerjaan itu. " jelasnya sambil tersenyum penuh kemenangan menatap Aisyah.
Tidak lama berselang merekapun sampai.
Aisyah tercengang melihat tempat dimana Agus membawanya.
"Tempat apa ini paman.? " ujarnya bertanya, saat sang paman membawanya masuk kedalam.
"Jangan banyak tanya, kau ikut saja denganku. " balas Agus kesal.
Begitu memasuki tempat itu, Aisyah lansung menutup telinganya saat mendengar musik Dj yang dimainkan cukup keras, dan lampu kelap kelip yan membuat matanya perih.
Banyak wanita berpakaian seksi asik berjoget bersama pria dengan memegang minuman beralkohol dan sebatang rokok ditangannya.
Ya, ternyata Agus membawanya ke sebuah clum malam.
Aisyah mulai risih saat para wanita berpakaian seksi itu memperhatikannya sambil tersenyum-senyum seolah mengejek.
Mungkin karena ia memakai pakaian gamis dan jilbab syar'i saat masuk ketempat seperti itu.
"Kau tunggu disini. Aku menemui bosmu sebentar." ujar Agus padanya.
Aisyah mengangguk.
Kemudian dari kejauhan ia melihat Agus sedang berbicara dengan seorang pria memakai kemeja berwarna hitam, usianya terlihat lebih muda dari Agus.
Dan tampak dua Pria bertubuh kekar berdiri dibelakangnya.
Tidak lama kemudian pria itu menghampiri Aisyah bersama dengan Agus.
"ini Orangnya bos. " ujar Agus memperkenalkan Aisyah.
"hmm cantik juga, masih Per*wan kan. ? " ucap pria itu bertanya dan hendak membelai pipi Aisyah.
Aisyah mengelak, ia makin risih dibuatnya.
"tentu saja bos. " sahut Agus.
Mendengar percakapan mereka, perasaan Aisyah mulai tidak enak.
"Paman ap.. apa maksudnya.? " tanya Aisyah gelagapan karena cemas.
Pria itu tersenyum sinis ,lalu menyerahkan sebuah amplop berisi uang ketangan Agus.
"Separuhnya nanti ku kirimkan lagi kalau kerjaannya bagus. "ujar pria itu pada Agus.
Agus tersenyum sumringah begitu menerima amplop berisi uang itu, kemudian ia langsung menghitungnya.
"Oke bos, kalau kerjaannya bagus, jangan lupa tambahkan lagi bonusku. " ucap Agus lalu tersenyum sinis menatap Aisyah.
Mendengar percakapan mereka, barulah Aisyah paham dengan apa yang terjadi.
"Paman apa kau menjualku.? " Ucapnya lirih dengan Air mata berderai membasahi pipinya.
Agus kembali tersenyum menyunggingkan bibirnya, lalu di cengkramnya wajah Aisyah dengan kasar.
"Sudah ku bilang kan kalau kau tidak bisa memuaskanku, maka kau harus menghasilkan banyak uang untukku..
Sekarang kerjakan pekerjaanmu dengan baik agar kau bisa menghasilkan uang lebih banyak lagi untuk ku, kau mengerti.? " jelasnya lalu melepas cengkramannya dari wajah Aisyah dengan kasar.
Tangis Aisyah pecah, ia pun langsung berlutut dan memeluk kaki Agus sambil memohon.
"Paman tolong jangan jual Aisyah.
Aisyah mohon jangan lakukan ini paman..!
Aisyah janji akan mencari uang untuk paman, tapi bukan dengan cara seperti ini. Aisyah mohon paman.. hikkhikk"
"Lepas.. "teriak Agus sambil mendorong pundak Aisyah agar menghidar.
Pria mucikari itu pun langsung memerintahkan dua bodyguardnya untuk memegangi Aisyah.
Melihat Aisyah sudah dipegangi dua bodyguard itu, Agus segera pergi.
Aisyah mencoba meronta sambil menangis histeris.
"Paman kenapa paman tega menjualku.
Apa salahku paman.?
Tolong keluarkan aku dari sini, Pamaaaaann. "
Aisyah terus berteriak menangis memanggilnya, namun Agus tidak lagi menoleh kebelakang sedikitpun.
ia malah berlalu pergi meninggal Aisyah disana.
Sepeninggalnya, Aisyah terduduk lemas dengan tangis histeris tanpa henti.
Tak ada satupun orang yang peduli dengan apa yang terjadi padanya saat itu.
Semua orang yang ada disana sibuk dengan hiburannya masing-masing.
"Bawa dia masuk, lalu paksa meminum Alkohol dan obat tidur.
Setelah dia mabuk, buka pakaiannya.
Cepat lakukan, sebentar lagi Alex akan datang.! " perintah sang mucikari pada anak buahnya.
Dua bodyguard itu langsung melaksanakan perintah tuannya dan segera membawa Aisyah ke dalam kamar.
Aisyah masih mencoba melakukan perlawan.
Namun apa daya, tenaganya tak sebanding dengan dua pria bertubuh kekar itu.
"Ayo masuk.!" teriak salah seorang bodyguard sambil memaksa Aisyah agar masuk kekamar berukuran sempit itu.
Kemudian membantingnya di atas kasur.
"Tolong tuan lepaskan saya dari sini."ujar Aisyah memohon sambil menangis.
Dua bodyguard itu malah terbahak-bahak mendengar permohonannya.
"Apa kau bilang, melepaskanmu.?
Kau pikir kami ini bodoh.? kau itu bisa menghasilkan uang yang banyak untuk kami, jadi mana mungkin kami akan melepasmu semudah itu, kau akan tetap berada disini sampai kau mati.
Sekarang kau nikmatilah pekerjaan ini, lama kelamaan kau juga pasti akan menyukainya.. hahaaahaaa. "
Dua pria plontos itu kembali terbahak-bahak.
Aisyah makin takut melihatnya.
Kemudian salah satu dari mereka, mengambil sebotol minuman ber Alkohol, lalu membuka dan mencampurnya dengan obat tidur.
"Sekarang waktunya kau minum ini.!"ucapanya lalu berjalan mendekati Aisyah.
"Jangan.. Aku tidak mau, tolong jangan."
Aisyah mencoba kabur, namun bodyguard yang Satunya lagi langsung memegangi Aisyah, kemudian ia mencengkram kedua belah pipi Aisyah dengan sebelah tangannya.
Hingga membuat mulut Aisyah sedikit menganga.
Lalu dengan cepat pria yang memegang botol minuman beralkohol tadi langsung menuangkan minuman itu kemulut Aisyah sambil memencet hidungnya.
Mau tidak mau, karena nafasnya terasa sesak, Aisyah terpaksa menelannya.
Cukup banyak Aisyah menenggak minuman itu.
Setelah tugas mereka selesai, dua pria botak itu langsung melepaskan pegangannya pada Aisyah.
Saat tangannya terlepas, Aisyah langsung merebut botol minuman itu, kemudian memukulkannya dengan keras pada kepala dua pria itu ,hingga mengakibatkan botolnya pecah dan kepala mereka berdarah.
Pecahan kaca itu kemudian Diarahkannya pada mereka.
"Kalau kalian berani mengejarku, aku akan membunuh kalian berdua.. " ujarnya mengancam.
Dua pria itu cukup panik, mereka sepertinya juga sangat kesakitan.
Lalu dengan cepat Aisyah segera berlari keluar.
Sang mucikari melihatnya pergi.
Iapun segera menemui dua bodyguard nya tadi ke kamar, dilihatnya kepala mereka penuh darah .
Tanpa peduli ia langsung memerintahkan mereka yang tengah kesakitan itu untuk segera mengejar Aisyah.
"Bodoh kalian, mengurus gadis seperti itu saja tidak becus. sekarang ayo cepat kejar dia. "ujarnya berteriak memberi perintah.
Kemudian dua bodyguard itu segera menuruti perintah tuanya meski sedang kesakitan.
Aisyah yang tengah berlari tak tentu arah, mulai merasakan pusing dikepalanya.
Jalannya pun mulai sempoyongan akibat pengaruh obat dan Alkohol yang tadi minumnya.
Pandangannya kabur, tapi ia tak menyerah.
Aisyah terus berlari menyusuri jalan, sementar dua bodygurd tadi juga tak menyerah mengejarnya.
Saat Aisyah menoleh kebelakang, tampak dua pria itu sudah hampir dekat dengannya.
Aisyah mulai panik dan tanpa pikir panjang ia langsung memilih menyeberangi jalan raya tanpa menoleh ke kiri dan ke kanan.
Kemudian tiba-tiba........
Tiiittt.. tiiiiiiiiiiitttt..
Suara klakson dan kilatan lampu mobil mengagetkan Aisyah yang tengah berlari.
Ia pun terjatuh dan nyaris tertabrak.
Untung sang pemilik mobil langsung menginjak pedal rem mobilnya dengan cepat.
Begitu Aisyah tersungkur di aspal, sang pemilik mobil langsung keluar dari mobil mewahnya.
Tampak seorang pria tampan bertubuh Atletis keluar dari mobil itu.
Ya dialah Alex Bryan Prakoso.....
*******
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Purwanti Kurniawan
dasar preman istri meninggal gara2 ulah sendiri malah nyalahin aisyah ponakannya yg mau melecehkan stik melihat perbuatan suami bejat
2023-08-11
1
Diah Elmawati
Karma akan nenantimu Paman Agus yang jahat
2023-05-12
0
Ummi Alfa
Kasian Aisyah, untung bisa keluar dr club itu. Smoga aza Alex mau menolong Aisyah dengan ikhlas ya tanpa imbalan.
2021-11-10
0