Tetanggaku Duren (Duda Keren)
Putusan pengadilan mengabulkan gugatan Anisa untuk bercerai dari seorang pria yang sudah menjadi suaminya selama lima tahun. Padahal dahulu kala ia bermimpi menikah hanya sekali dalam seumur hidupnya. Tapi kenyataan berkata lain.
Nasib, mungkin itulah yang terjadi. Anisa akan bertahan dengan Fatah, Andai saja pria itu bisa setia. Mungkin bagi Fatah, kata setia begitu singkat namun pada kenyataannya terlalu sulit untuk di lakukan.
Dahulu kala, Anisa memilih Fatah dari sekian banyak pria yang mendekatinya. Fatah adalah sosok penyayang, Pintar, cerdas dan juga pekerja keras. Mereka memulai segalanya dari awal. Fatah bukanlah siapa siapa hingga menjadi sukses seperti sekarang.
Teryata Fatah tidak tahan dengan godaan dunia yang berbentuk wanita. Dia berselingkuh dengan karyawan baru yang masih belia. Dan naasnya, perselingkuhan itu dipergoki sendiri oleh Anisa. Keduanya terciduk sedang bercinta di ruangan kantor Fatah.
*
Awan berarak di langit biru. Matahari masih berada tepat di atas ubun ubun. Siang itu Anisa duduk di sebuah bangku. Matanya memandang lurus ke arah deburan ombak. Wanita berusia dua puluh tujuh tahun itu sedang menenangkan diri setelah putusan pengadilan yang dia terima. Akhirnya semua usai dengan begitu cepat. Persidangan demi persidangan berjalan begitu mudah. Fatah menyetujui setiap gugatan Anisa ajukan. Tidak ada sedikitpun keinginan Fatah untuk mempertahankan Anisa.
Anisa menarik nafas dalam kemudian mengeluarkannya dengan kasar. Seolah ingin menghempaskan rasa sesak di dadanya. Masih terbayang wajah Fatah yang tanpa rasa kehilangan melepas dirinya dengan iklas.
Anisa mempertanyakan kemana cinta yang dulu berkobar untuknya. Kemana perginya perasaan belas kasih Fatah yang selama ini dirasakan Anisa. Fatah seperti menjelma jadi pria asing.
Bahkan Fatah dengan mudah menyerahkan hak asuh putrinya semata wayang mereka dengan mudah. Tidakkah Alea berarti untuknya? Mungkin Fatah yang dulu sudah mati hatinya. Tak terasa air mata Anisa meleleh.
Lima tahun kebersamaan mereka terhapus tanpa jejak. Kelebat peristiwa yang begitu menyayat kembali berputar. Waktu itu Anisa sedang dinas ke kota Jogya. Anisa bertugas mengawal muridnya yang akan berlomba di sebuah universitas terkemuka di sana.
Hanya dua malam saja. Begitu sorenya pulang, Anisa ingin membuat kejutan untuk Fatah. Anisa berhias begitu cantik. Dengan dress hitam selutut yang begitu kontras dengan warna kulitnya yang putih. Ia berniat menjemput Fatah yang sedang lembur di kantornya.
Untuk memudahkan aksinya, Anisa sengaja menggunakan taksi online menuju kantor Fatah. Sampai di kantor Fatah, suasana gedung dua lantai itu sudah lenggang. Sebagian besar karyawan sudah pulang. Tanpa ragu Anisa terus melangkah menuju ruangan Fatah yang berada di lantai dua. Anisa sangat paham dengan sifat Fatah yang gila kerja.
Tanpa ragu Anisa membuka pintu ruangan Fatah. Ia hampir tidak mempercayai penglihatannya Suaminya sedang bergumul dengan panas. Seorang Wanita yang sudah tidak lagi berbusana berada di bawah kuasa Fatah.
Seketika Anisa menjerit, Amarah dan rasa jijik berguling jadi satu dalam hatinya. Anisa luruh, ia bersimpuh di lantai yang dingin. Fatah terkejut dengan kedatangan Anisa yang tiba tiba. Pria itu menghentikan aktifitasnya dan memunguti pakaiannya yang terserak di lantai. Keduanya tidak berkutik.
Fatah mendekati Anisa. Ia mengulurkan tangannya agar Anisa Bagun dari lantai. Anisa segera menepis tangan Fatah dengan kasar.
"Maaf, NIS" suara Fatah terdengar datar tanpa ekspresi. "Aku khilaf, aku tidak akan menyangkal. Aku sudah lama berhubungan dengan Gina. Mungkin enam bulan terakhir. Aku mencintai dia, Nis" Pengakuan Fatah Semakin menyayat hati Anisa
Anisa mengalihkan pandangannya pada wanita muda yang ada di belakang Fatah. Dia begitu cantik dan menggoda. Dan Fatah mencintai perempuan itu. Penghianatan Fatah tidak hanya menyakiti hati Anisa tapi juga merendahkan harga dirinya.
Ditatap begitu intens oleh Anisa, Wanita yang bernama Gina itu menunduk. Melihat Gina terpojok Fatah meraih jemari kekasih gelapnya. Jemari mereka bertautan erat. Fatah seolah sedang melindungi Gina.
"Kita cerai mas" Ucap Anisa sambil berlari, Siapa yang mampu melihat kemesraan dua penghianat itu
Ia berlari tanpa menoleh lagi. Perasaannya hancur berkeping keping. Anisa berlari sejauh mungkin dari dua orang yang mengkhianatinya.
Sambil terus menahan diri ia keluar gedung. Dan "Brughh" Anisa menubruk sosok tegap yang berdiri persis di depannya. Seorang pria yang sama sama sedang berjalan dengan tergesa.
"Maaf,. maaf saya tidak sengaja" lirih Anisa.
Anisa mendongak memperlihatkan wajah sembabnya. Sesaat keduanya sama sama terdiam hingga. Sebenarnya pria itu tampak kesal, namun melihat wanita di depannya sedang bersedih ia justru menjadi iba.
Anisa hendak melangkah, namun karena tergesa heel sepatu Anisa tergelincir. Dengan Reflek yang bagus, pria di depan Anisa segera merengkuh tubuh mungil Anisa agar tidak terjatuh. Ia bahkan rela beberapa berkas yang ada di genggamannya berhamburan demi menyelamatkan Anisa.
"Hati hati"
"Maaf" Anisa segera membantu memunguti berkas berkas milik pria yang sudah menolongnya.
Anisa memberikan berkas berkas yang berhasil ia pungut. Setelah mengucapkan terima kasih Anisa segera meninggalkan pria itu.
Pria Asing itu hanya bisa menatap punggung Anisa hingga menghilang. Jauh Dalam lubuk hatinya ia merasa kawatir. Tapi wanita itu bukanlah siapa siapanya. Dan ia pun melanjutkan pekerjaannya lagi.
Anisa menyetop taksi dan segera masuk. Setelah menyebutkan alamat yang dituju. Anisa hanya diam sambil kembali terisak. Sepanjang perjalanan, Anisa menumpahkan rasa sedihnya. Tanpa perduli tatapan supir taksi yang terlihat sangat iba.
Sampai di depan rumah, Anisa menyeka air matanya. Anisa ingin menghilangkan jejak kesedihan di wajahnya. Dia tidak ingin sang ibu ikut merasakan kesakitan yang dia rasakan saat ini.
Di rumah mewah ini Anisa tinggal bersama suami, ibu dan putri semata wangnya. Ia menenangkan diri sebelum membuka pintu gerbang. Dia harus kuat, Hati kecilnya melarang berbagi sakit dengan sang ibu.
"Aanisa, sudah pulang, nak. Dimana Ayah Alea?" ujar ibu
" Mas Fatah masih lembur, Bu. Jadi Anisa pulang duluan"
Anisa berlalu dari hadapan ibu sambil menundukkan wajahnya. Ia tidak berani menatap balik wajah sang ibu .
Sukses menghindari ibu. Anisa dihadang oleh putri kecilnya. Alea, bocah itu ingin mendapat pelukan dari sang bunda. Anisa tak kuasa, Ia segera memeluk Putri kecilnya.
"Mana Ayah, bunda?"
"Ayah masih sibuk"
"Lea, mau sama Ayah"
"Nanti, sabar, ya"
Lea mengangguk kemudian mengurai pelukannya. Gadis kecil itu terlihat kecewa. Lalu Alea pun menuju teras depan ingin menanti sang ayah pulang.
Melihat itu, Anisa makin tersayat hatinya. Ia duduk di atas sofa dengan pandangan kabur. Dia tidak sanggup menanggung rasa sakit ini sendirian. Tak terasa, ibu sudah berada di samping Anisa. Hati ibu begitu peka. Beliau tau ada yang tidak baik baik saja pada putrinya.
"Ada apa, Nis. Katakan! Ibu tau ada sesuatu yang kamu sembunyikan" Ibu mengusap kepala Anisa. Anisa pun tidak bisa lagi mengelak. Anisa menceritakan semua yang di alaminya hari ini.
Sedikit terobati oleh usapan lembut tangan sang ibu. Anisa pun meminta maaf. Dia kalah dengan rasa sakit yang Fatah berikan.
Malam harinya, Fatah pulang ke rumah. Pria itu dengan nyaman tidur di sisi Anisa. Dia tidak sedikitpun menampakan perasaan menyesal.
Anisa merasa sangat jijik, kemudian pindah ke kamar putrinya. Semalaman Anisa tidak bisa memejamkan mata. Dengan perasaan yang kacau Anisa terbangun di pagi hari. Ia meminta ijin kepada kepala sekolah untuk istirahat sejenak.
Anisa mengajar di sebuah SMA swasta yang cukup elit. Dia wanita cantik, cerdas, pintar juga sederhana. Hampir sempurna tapi tidak dengan nasib pernikahannya .
Ibu pergi mengantar Alea ke sekolah. Hingga di rumah itu hanya tinggal Anisa dan Fatah. Para pekerja sedang sibuk dengan aktifitasnya masing masing. Fatah menghampiri Anisa.
" Nisa,kamu sudah tau semua. Jika kamu ingin bercerai, aku tidak bisa menolak. silahkan kamu yang mengajukan ke pengadilan. Tapi, jika kamu ingin bertahan. Aku akan mencoba menjadi suami yang Adil" ujar Fatah dengan datar
Anisa menatap Fatah sengit. Tentu saja ia tidak lagi bisa bersama dengan pria itu. Bagaimana ia bisa hidup dengan bayang bayang wanita lain. Bahkan perasaannya untuk Fatah pun sudah tak bersisa. Sejak peristiwa kemarin.
"Kita, cerai"
"Terserah kamu, Nisa. Aku akan datang jika pengadilan memanggilku"
"Kamu bahkan begitu tenang, kamu puas, mas?"
" Maaf " singkat Fatah
" Bisa kamu katakan salahku ?" sambil berderai air mata, Anisa menuntut penjelasan.
Fatah hanya bisa memalingkan wajahnya . Dia tidak sanggup berkata. Diamnya Fatah seperti sebuah misteri. Yang membuat perasaan benci semakin mengakar di hati Anisa.
Fatah berlalu dari hadapan Anisa. Anisa semakin terpuruk saat menatap cermin. Wajah dan penampilannya sangat kacau pagi ini. Matanya sembab, hidung kemerahan juga rambutnya yang berantakan.
Di khianati oleh orang yang sangat ia cintai. Membuat Anisa seperti kehilangan rasa percaya diri. Harga dirinya pun terluka, Semua ini melemahkan Anisa yang selalu ceria.
**
Dan pengadilan Agama sudah mengabulkannya gugatannya. Anisa makin merasa kecewa. Dia masih terguncang dengan jalan yang dia pilih sendiri. Berpisah...
Tentu tak ada satupun yang siap dengan situasi yang menyedihkan ini. Anisa berdiri setelah dirasa cukup untuk meratapi nasib dirinya sendiri. Jiwanya kembali dapat ia kendalikan.
Anisa masuk kedalam mobil Honda jazz warna merah. Mobil mungil itu adalah hasil kerja kerasnya sendiri selama mengajar. Fatah memang selalu memanjakannya dengan materi setelah sukses. Namun Anisa bukanlah orang yang terlalu mengumbar materi. Dia sederhana dan mobil ini sangat cocok untuknya. Perlahan mobil itu melaju meninggalkan pantai yang tak henti menghempaskan ombaknya.
Sudah sedikit larut malam ketika Anisa sampai di rumah. Mulai saat ini, ia harus menyusun langkah selanjutnya. Meninggalkan istana yang penuh kenangan bersama Fatah. Berlahan ia akan menghapus seluruh jejak Fatah di hatinya.
Ia akan memboyong ibu dan putri cantiknya ke sebuah rumah yang lebih sederhana. Anisa mendapat tawaran rumah di lokasi strategis. Meski sederhana yang penting bisa menaungi keluarga kecilnya.
Suara dering telepon dari pak Yakub orang yang menunjukan rumah untuknya.
" Assalamu'alaikum Bu Anisa "
" Wangalaikumsalam , pak "
"Besok ibu sudah bisa pindah, bu. Rumah yang ibu beli sudah kami rapihkan "
" Alhamdulilah, terima kasih pak "
" Sama sama bu, Apa ibu butuh kendaraan untuk untuk mengangkut barang "
" Sepertinya tidak, pak. Kami hanya akan membawa baju baju saja "
Anisa tak akan membawa apapun dari rumah ini kecuali mobil merah kesayangannya dan juga baju secukupnya
Dia akan memulai segalanya agar terlepas dari bayangan Fatah.
**
Rumah itu sederhana, mempunyai dua kamar, satu ruang tamu yang menyatu dengan ruang keluarga kemudian satu kamar mandi dan dapur yang lumayan luas. Lokasi rumah ini cukup terpencil dari rumah rumah lainya . Hanya ada rumah Anisa dan satu rumah yang sangat besar di sampingnya. Kedua rumah itu hanya di batasi oleh pohon jambu biji saja. Padahal biasanya rumah mewah seperti di samping rumah Anisa berpagar tembok yang menjulang.
Anisa bersyukur mendapat rumah ini, selain strategis. Harganya terjangkau dan lokasinya tidak terlalu jauh dari tempat ia mengajar dan juga TK tempat sekolah Alea.
Ya dalam kemalangan ini, ia masih beruntung. Anisa menghabiskan seluruh tabungannya untuk membeli rumah ini. Dia hanya akan mengandalkan gajinya sebagai guru untuk membiayai kehidupan keluarganya. Anisa tidak mau menerima apapun dari Fatah. Entah bodoh atau sembrono. Kesakitan dan rasa muaklah yang membuat Anisa memutuskan semua itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Yesi Triyanto
untung nya klu prmpan bekerja begini bila ada apa2 dgn rumh tangga nya setidak nya bisa lgsg pergi dr rmah seblmnya. meskipun skt tp masih bs berdiro kokoh tnp bantuan dr siapa pun gua suka dgan prmpan begini
2022-08-31
0
Rinjani
alhamdulillah bekerja u sendiri tp Fatah akan kena ...azab gak lama semua Allah Atur dpt yg lbh pintardan ngehargai.biasa klu sdh maju
2022-07-03
0
Retno Udi Lestari
ak mmpir thor smg crtnya bgus wlwpn awl2 bnyk bwngny🤧🤧
2021-10-25
1