Arta terbangun saat mendengar suara itu. Dengan cepat dia bangkit dan didapatinya Arkan tersungkur di lantai.
"Kak Arkan!!" teriak Arta khawatir.
Arta bangkit dari sofa dan menghampiri Arkan yang tengah tersungkur di lantai. Gadis itu membopong tubuh Arkan kembali ke tempat tidur.
"Kakak jangan banyak bergerak, kondisi mu belum benar-benar pulih. Sebaiknya kita hubungi dokter!" ucap Arta khawatir.
"Terimakasih Arta, oh iya bisa bantu ambilkan ponselku dan tolong hubungi Dokter Fiko," seru Arkan meminta bantuan.
"Baik kak!" jawab Arta.
Arta membuka ponsel Arkan dengan password yang diberikan, sebentar ia tertegun dengan wallpaper ponsel itu. Ada tiga lelaki sedang berpose bahagia disana.
Arta menghubungi nomor yang di maksud oleh Arkan.
"Halo Bro! ada apa?" sahut Dokter Fiko dari seberang telepon.
"Halo dengan dokter Fiko kah?" tanya Arta.
"Iya dengan saya sendiri, loh ini kan ponsel Arkan? Kamu siapa?" tanya Fiko bingung karena yang meneleponnya seorang perempuan. Padahal setahu Fiko Arkan tak punya teman perempuan selain itu tidak ada yang boleh menyentuh barang pribadinya selain Arkan dan Roki sahabatnya.
"Saya Arta tenannya kak Arkan dok, Saya mohon dokter segera datang ke rumah Kak Arkan," jawab Arta.
"Ada apa dengan Arkan?" tanya Fiko.
"Kak Arkan Kambuh dok," jawab Arta.
"Apa !! baiklah Saya akan segera kesana," seru Dokter Fiko khawatir.
"Baik dok," tutup Arta mengakhiri panggilan telepon tersebut.
Arta menatap Arkan sejenak, ada rasa khawatir dalam dirinya.
"Kak, apa Mama, Papa dan Kak Sam mengetahui hal ini?" tanya Arta.
"Tentu saja mereka tahu Ar, kondisi ku membaik karena dukungan penuh dari mereka. Mereka sangat berharga bagiku," jelas Arkan pada Arta.
"Baguslah," ucap Arta.
"Ya sudah Arta ambil minum dulu ya kak," ucap Arta sambil bangkit dari kasur itu. Belum ia melangkah, Arkan menahan tangan Arta.
"Ar, bagaimana apa kamu sudah memikirkannya?" tanya Arkan ragu-ragu.
"Menurut Kakak bagaimana? Jika Arta menolak maka Arta tidak akan berada dalam kamar ini untuk menjaga kakak," ucap Arta.
"Jadi kamu menerima?" tanya Arkan antusias.
"Kak, Arta gak peduli dengan masa lalu kakak, Arta hanya ingin hidup dengan kakak di masa ini dan masa depan. Arta menerima pernikahan kita dengan tulus. Arta yakin Tuhan punya rencana yang indah bagi kita," ucap Arta menggenggam tangan Arkan dan tersenyum dengan tulus.
Karena saking bahagianya, Arkan reflek menarik tubuh Arta dan mendekapnya dalam pelukannya.
"Terimakasih Arta, terimakasih banyak," ucap Arkan bahagia. Karena dalam pikirannya, Arta akan pergi meninggalkan dirinya setelah tahu kebenaran tentang dia.
Sudah hampir pupus harapan nya untuk bisa menjalin hubungan serius dengan seseorang namun Tuhan tak membiarkan itu terjadi.
" Ehem !" terdengar suara seseorang menatap mereka dari arah pintu kamar.
Spontan keduanya melepaskan pelukan itu.
deg deg deg deg
Suara jantung terdengar menderu di kediamannya. Arta menahan rasa malunya, wajahnya memerah dan terasa panas.
"Eh Dokter silahkan masuk," ucap Arta mencairkan suasana.
"Terimakasih, Arta ya?" jawab dokter itu yang dibalas anggukan oleh Arta.
"Bro gimana kondisi Lo?" tanya Fiko.
"Dokter Fiko yang terhormat, jika saya tahu kondisi saya, maka saya yang akan jadi dokter dan bukan Anda," ucap Arkan kesal.
"heheheh maaf bos maaf bentar gue cek," jawab Fiko sambil melakukan tugasnya.
Sementara itu Arta sedang melamun di sofa ruangan itu. Banyak hal yang ia pertanyakan.
Arta terus menjelajah dengan pikirannya sendiri entah apa yang sedang dipikirkan gadis tersebut hingga tidak mendengarkan panggilan Fiko dan Arkan.
"Arta !" seru Arkan namun tak disahutinya.
"Arta!" panggilnya lagi namun tak juga didengar.
"Astaga kok gak dengar sih?" gerutu Fiko.
Fiko mendekat kepada Arta lalu menepuk pundak gadis itu agar ia tersadar dari lamunannya. Namun saat ia melakukan itu,reflek Arta menarik tangan pria itu lalu menguncinya di belakang.
Sontak Arkan dan Fiko terkejut dengan tindakan Arta itu.
"Woi apaan sih!!" teriak Fiko kesakitan.
"Ups Sorry Dok !" ucap Arta tersadar bahwa ia telah menyakiti dokter itu, segera ia melepaskan genggamannya.
"Astaga, kita maen selow aja Arta, gak ada yang mau nyakitin kamu disini! " kesal Fiko sambil mengelus pergelangan tangannya yang cukup sakit karena diserang Arta tadi.
"Maaf dok, Arta tadi terkejut akhirnya reflek menyerang kakak. Sekali lagi maaf dok!" seru Arta membungkuk meminta maaf pada Fiko.
"Iya iya di maafin, tuh Lo dipanggil sama Arkan dari tadi makanya gue nyamperin eh tau taunya malah diserang begini," celetuk Fiko dengan raut wajah kesal.
"Ihk kan tadi udah minta maaf dok, ini dokternya pendendam ya jadi malas deh," ucap Arta meninggalkan Fiko, Fiko terkikik gemas dengan wajah cemberut gadis itu.
Arta menghampiri Arkan di kasurnya.
"Maaf kak, tadi Arta melamun," seru Arta.
"Ngelamun apa sih? Oh iya kenalin dia itu Dokter Fiko, dokter gila dan pendendam. Dia teman kakak dan juga dokter pribadi kakak. Dia psikolog tapi agak geser otaknya jadi maklumin aja kalau ngeselin ya, oh iya dia juga yang kemarin periksa keadaan kamu," ucap Arkan memperkenalkan sembari meledek Fiko.
"Oh pantesan," ucap Arta dengan tatapan mengejek ke arah Fiko.
Yang di ejek memelototi mereka dengan raut wajah kesal sambil berkancah pinggang menghampiri mereka.
"Sial Lo Ar, ganteng-ganteng gini di bilang geser. Lo juga mau aja dibohongin sama si kunyuk kampret ini!" gerutu Fiko sambil memelototi mereka berdua secara bergantian.
"Hahahah Sorry bro sorry. Oh iya kenalkan dia calon istri gue," seru Arkan memperkenalkan Arta.
"iya udah ta... What!! calon bini? " ucap Fiko terkejut matanya semakin melotot untung gak lepas dari kepalanya, mulutnya menganga hampir kemasukan nyamuk.
"Iya Ko, biasa aja kali," ucap Arkan datar.
"Gimana gue mau biasa aja, Lo selingkuh ya sama ni cewek hah? kan Lo mau nikah sama si Tania!!" seru Fiko yang belum mengetahui apa pun tentang pernikahan itu.
"Biasa aja gaya Lo Fiko, gue akan segera menikah tapi nikah sama Arta bukan ular betina itu," ucap Arkan memasang wajah dinginnya.
"Gue pikir Lo selingkuh Ar, bagus deh Lo lepas dari si Tania yang gak tau diri itu. Lega gue, karena lu gak bakalan bisa sembuh kalau nikah sama dia," ucap Fiko.
"Ehem bisa kita gak usah bahas wanita lain disini? " ucap Arta menghentikan pembicaraan mereka.
"Ups calon bini cemburu," goda Fiko.
"Terserah deh, dasar dokter somplak!" balas Arta kesal.
"Gimana kondisi kak Arkan? jangan bercanda melulu!" ucap Arta menatap tajam ke arah Fiko.
Fiko merasa merinding melihat tatapan tajam dari Arta, sekejap ia mengingat rasa sakit saat tangannya dipelintir oleh Arta tadi. Tak terkecuali Arkan, ia juga terkejut melihat sisi dingin dan serius dari calon istri nya itu.
"Ehem kondisi tuan Arkan saat ini sudah stabil. Namun saya sebagai dokternya meminta tolong agar tuan Arkan tidak stress dan merasa tertekan ataupun kelelahan. Karena jika sampai hal ini terjadi, tuan Arkan bisa drop lebih parah dari ini," jelas Fiko dalam mode sopan.
"Baik dok," ucap Arta.
"Tapi apa boleh saya tahu apa yang nona Arta lakukan saat tuan Arkan kumat? karena biasanya Arkan hanya bisa tenang jika disuntik obat penenang selain itu ia akan pingsan selama beberapa hari dan tak nafsu makan, sementara dari yang saya lihat tuan Arkan sepertinya pulih lebih cepat dari biasanya," jelas Dokter Fiko pada Arta.
"Hanya merawatnya dengan baik," ucap Arta sambil menatap Arkan sekilas.
"Baiklah nona, mohon lakukan hal yang sama bila tuan kembali kambuh. Sepertinya Anda adalah obat yang tuan butuhkan," ucap Fiko dengan yakin membuat Arta dan Arkan saling memandang bingung.
"Obat? maksudnya dok?" tanya Arta.
"Singkatnya calon suamimu ini terkena penyakit kurang kasih sayang," ledek Fiko membuat Arta dan Arkan malah kesal dengan jawaban Fiko.
"Sialan Lo Fik, gue serius nih! gak gue gaji tau rasa Lo!" ketus Arkan.
"ya elah selow bro, maksud gue sepertinya Arta bisa bantu Lo cepat pulih, sejauh ini perkembangan kesehatan Lo sangat meningkat dibandingkan hari-hari sebelumnya. Jadi saya harap nona Arta bersedia mendampingi tuan Arkan," seru Fiko.
"Tanpa Anda suruh pun Saya akan menjaganya dengan sepenuh hati," ucap Arta.
Mendengar penuturan Arta, Arkan tersenyum bahagia. Wanita yang di pilih nya menjadi pendamping hidupnya adalah wanita yang benar-benar baik.
"Saya sangat berterima kasih pada nona," ucap Fiko sedikit membungkuk.
"Hei kakak dokter yang terhormat, berterimakasih lah pada Tuhan, karena atas seizin-Nya semua ini bisa terjadi," ucap Arta.
"Baiklah nona, kalau begitu tuan dan nona saya permisi," ucap Fiko.
"Ko nggak sarapan dahulu?" tanya Arkan pada temannya itu.
"iya kak, sarapan dulu biar Arta siapkan!" seru Arta pada Fiko.
"Apakah boleh tuan, nona?" jawab Fiko dengan nada menggoda kedua calon pengantin baru itu.
"Heh tuan nona tuan nona, jangan panggil begitu kak. Jika pekerjaan kakak sudah selesai tak perlu berbicara formal denganku. Rasanya tidak nyaman," ucap Arta ketus.
"Iya Bro, santai aja panggil nama kita aja" timpal Arkan.
"oke deh duo Ar heheheh," sahut Fiko kembali ke mode teman .
Arta pun menyiapkan sarapan pagi yang hampir menjelang makan siang itu.
Mereka menikmati makanan mereka dengan lahap karena sudah sangat lapar.
.
.
.
like, vote, koment
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 139 Episodes
Comments
Angler Rowo
ceritanya lumayan menarik sih,tapi agak keganggu dengan hehehe,hahaha, nya kk, 🙏🙏🙏
2022-06-07
0
Susan Handayani
beruntunglah s Arkan d kenalin sm s Arta jd terlepas dr s ular betina 🐉🐉🐉
2021-11-13
3
Lili Yoon
dokternya somplak juga ya 😁
2021-09-16
2