Keegoisan Alex

" Sebenarnya apa tujuan kamu ke sini Alex? Jika tujuan kamu ingin mengambil kedua anakku? Aku akan tidak akan membiarkan nya." tanya Crystal bertubi-tubi sambil melihat Alex seolah meminta sebuah penjelasan.

Alex yang mendengar pertanyaan dari Elizabeth sontak tertawa keras.

" Hahahaha....." Alex sambil tertawa. Membuat Crystal yang melihat nya mendelik tidak suka seolah pria yang di hadapannya ini gila.

Alex menghentikan tawanya setelah melihat ekspresi Elizabeth yang lucu di matanya. Alex memutuskan untuk menghampiri Elizabeth.

Sedangkan Elizabeth yang melihat Alex sudah berada di hadapannya langsung mendongakkan kepalanya ke Alex karena tingginya hanya 167 cm. Sedangkan Alex mencapai 185 cm. Alex yang melihat Crystal menatap nya tersenyum simpul sambil mengelus rambutnya dengan penuh kelembutan.

" Tujuan. Aku ke sini hanya kamu bisa bersama dengan mu lagi. Menjadi Ratuku, menjadi milikku selamanya." jawab Alex sambil mengambil sehelai rambut Crystal dan menghirup nya dengan rakus. Seolah sekarang Crystal menjadi candu baginya.

Alex mendekati wajah Crystal sampai dimana hidung saling bersentuhan. Alex menatap manik mata Crystal yang menurutnya indah.

" Kamu sangat cantik." puji Alex setelah itu ia menarik tengkuk Crystal dan menciumnya dengan serangan menggebu.

Alex mencium Crystal dengan ganas. Seolah bahwa bibir Crystal merupakan sebuah obat yang membuatnya candu. Sedangkan Crystal yang terkejut tidak membalas ciuman dari Alex. Sampai mana Alex meremas bongkahan miliknya Crystal yang terkejut refleks membuka mulutnya. Alex yang tidak ingin melepaskan kesempatan itu langsung memasukan lidahnya kedalam. Mereka saling melilit lidah satu sama lain.

Crystal yang sudah kehabisan nafas menepuk dada Alex dengan keras. Alex yang menyadari bahwa Crystal kehabisan nafas melepaskan ciuman secara perlahan sampai lilitan saliva menetes ke dagu Crystal. Alex yang menyentuh bibir Crystal yang membengkak akibat ciuman. Alex juga menempelkan dahinya dengan Crystal. Menikmati kembali waktu berdua sebelum kejadian 6 tahun lalu.

Crystal yang tersadar apa yang ia lakukan tadi langsung berjalan menjauh dari Alex.

" Mungkin kamu bisa mendapatkan aku kembali. Tetapi sayangnya kamu tidak bisa mendapatkan cinta yang telah kamu hancurkan Alex. Karena kamu hidupku HANCUR....HIKS.... bahkan aku kehilangan salah satu anakku." Ucap Crystal sambil mengucapkan akhirnya didalam hati.

Alex yang melihat nya hanya menatap sendu Crystal. Setelah itu Crystal pergi keluar dari ruang kerja Alex.

BRAK.....

Alex yang melihat Crystal sudah tidak berada di hadapannya. Hanya menatap kosong tempat Crystal berdiri tadi yang awalnya tersenyum sendu langsung menyeringai. Alex menyentuh bibirnya sambil memejamkan matanya mengingat ciumannya bersama Crystal membawanya ke dalam sebuah kenikmatan yang sudah lama dirinya tidak rasakan.

" Kamu milik ku Crystal...kau milikku, dan suatu hari nanti aku akan membuatmu jatuh cinta lagi denganku. Jika kamu sudah jatuh cinta lagi denganku akan ku pastikan. aku tidak akan membiarkan kamu pergi dari hadapanku." Ucap Alex pada dirinya sambil membuka matanya dan tersenyum licik.

...****************...

Saat ini Crystal sedang berada di kamar Aurora. Crystal tidak menyangka bahwa Alex akan menemukan nya setelah dirinya bersembunyi selama 6 tahun.

" Apa yang harus aku lakukan?" tanya Crystal pada dirinya sambil mengelus rambut Adelio.

Adelio yang merasakan helusan di rambutnya langsung membuka matanya dan melihat Mommy nya yang sedang menangis.

" Apa yang sebenarnya terjadi pada Mommy dan Daddy. Aku harus cari tahu." batin Adelio.

Adelio memutuskan membuka matanya dan membalikan badannya menghadap Crystal.

Tiba-tiba Crystal merasakan sebuah tangan kecil yang menghapus air matanya ketika membuka matanya Crystal melihat Adelio yang telah memandanginya.

" Mommy apa baik baik saja?" tanya Adelio yang bertanya dengan lembut.

Crystal yang mendapatkan pertanyaan dari Adelio tersenyum lembut.

" Mommy baik baik saja, Apa Lio mau balik?" jawab Crystal sambil bertanya kembali.

Adelio langsung mengangguk kepalanya karena menurutnya di sini merasa tidak nyaman. Meskipun dirinya merasa bahwa apa di inginkan akan di kabulkan tapi entah mengapa Adelio tidak suka di perlakukan seperti itu. Crystal yang melihat anggukan dari Adelio tersenyum cerah dengan perlahan ia berdiri.