Adelio Dan Aurora

" Kamu semakin cantik sayang." gumam Alex dengan lirih sambil mencium rambut cokelat Crystal yang sedang tertidur karena pengaruh obat bius.

Saat ini Alex sedang berada di kamarnya sambil memandangi Crystal dengan tatapan cinta. Tiba tiba rahang Alex mengeras sambil mengepal tangannya dengan kuat. Mengingat kejadian 6 tahun yang lalu. Jika saja dulu dirinya memiliki kekuasaan mungkin ia dan Crystal tidak akan berpisah. Sayangnya dulu dirinya hanya bekerja ternak miskin yang dapat keberuntungan menjadi seorang Raja. Tetapi Alex tidak menganggap itu sebuah keberuntungan melainkan petaka. Menurutnya dirinya hanya di gunakan sebagai pengganti Pangeran yang sudah mati itu. Sekarang bukan waktunya untuk menyesal mulai hari ini dirinya berjanji akan selalu melindungi Crystal dan kedua anaknya pikir Alex.

Alex beranjak dari ranjang sebelum pergi ia menyempatkan mencium kening Crystal dengan lembut.

" Tunggu Aku, sekarang aku harus menyambut anak kita dulu sayang. Selamat tidur." Ucap Alex sambil menyelimuti tubuh Crystal.

Alex keluar dari kamar dan menguncinya takut jika nanti Crystal akan pergi darinya.

...****************...

" Paman sekarang kita akan kemana?" tanya Aurora sambil menatap Kalvin dengan polos.

Sedangkan Patrick yang merupakan Pengawal Raja hanya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Mengapa dirinya mendapatkan tugas seperti ini. Apalagi saat ini anak laki-laki itu sedang menatap tajam dirinya. Membuat Kalvin mengalihkan pandangannya ke arah jendela mobil.

Adelio memeluk tubuh Aurora dengan erat seolah tidak boleh seorang pun yang menyentuh saudarinya. Aurora merasa risih di peluk oleh Adelio ia berusaha melepaskan pelukannya. Tetapi sayangnya Adelio malah memperat pelukannya sambil membisikkan sesuatu kepada Aurora.

" Diam Aurora, jangan percaya sama mereka bisa jadi saat ini kita di culik." bisik Lio dengan pelan.

Tetapi Aurora malah menatap garang Adelio.

" Lio tidak boleh berbicara seperti itu, nanti aku bilang Mommy. Kalo Lio menjelekan orang lain." Ucap Aurora sambil menatap tajam Lio.

Adelio hanya bisa menepuk jidatnya. Bisa bisanya dirinya mempunyai adik yang terlalu polos atau lebih tepatnya bodoh. Adelio langsung melepaskan pelukannya dan menyandarkan kepalanya di kaca mobil.

Sedangkan Patrick hanya bisa menutup mulutnya menahan tawa melihat tingkah mereka yang begitu menggemaskan. Bahkan anak laki laki tadi langsung tidak berkutik setelah melihat wajah marah dari saudarinya.

" Mereka sangat menggemaskan tidak seperti pangeran Dominic yang selalu berwajah datar." batin Patrick.

...****************...

Satu jam berlalu akhirnya mobil mereka sampai di sebuah mansion mewah.

Membuat Aurora dan Adelio di buat takjub. Apalagi Aurora yang langsung berlari masuk ke dalam mansion.

" AURORA APA YANG KAMU LAKUKAN, JANGAN ASAL MASUK." teriak Lio yang mencegah Aurora.

Tetapi sayangnya Aurora tidak mendengarkan nya. Membuat Adelio mendecak kesal melihat sifat Aurora yang memalukan. Patrick menepuk bahu Adelio seolah memberikan kekuatan.

" Sabar Tuan muda mungkin Nona sedang merasa senang saat ini." Ucap Patrick dengan lembut.

Adelio yang melihat bahunya di pegang langsung menepisnya dengan kasar.

" Jangan ganggu aku." Ucap Lio sambil berjalan menyusul Aurora.

Membuat Patrick terperangah melihat sifat anak Rajanya.

" Mereka sangat mirip." gumam Patrick dengan lirih.

Saat Aurora dan Adelio sudah berada di depan pintu Mansion. Mereka di buat terkejut ketika melihat orang yang menggunakan seragam seperti pelayan membungkuk pada mereka.

" SELAMAT DATANG PANGERAN DAN PUTERI." Ucap mereka dengan semangat.

Membuat Adelio menutup telinganya. Sedangkan Aurora menatap mereka dengan berbinar.

" Halo Semuanya." sapa Aurora yang menyapa para pelayan dengan semangat.

Membuat para pelayan menahan untuk mencubit pipi Puteri mereka. Jadinya mereka hanya bisa menunduk kepalanya. Ketika Mereka sedang melihat seisi mansion. Tiba tiba ada suara yang berasal dari tangga. Membuat Adelio dan Aurora mengalihkan pandangannya.