Part 02

"Terimakasih, Tuan." Raina terlihat sangat senang, akhirnya dia bisa terbebas dari sana. Rian meminta dua pelayan mengantarkan Raina ke kamar. Saat sampai di kamar ...,

"Kenapa Aina malah disuruh istirahat di sini, Kak?" ucap Raina dengan mengerutkan keningnya.

"Tentu saja kamu harus istirahat di sini. Sekarang kan kamu sudah sah jadi istri Tuan Muda," jawab Intan--gadis yang baru beberapa bulan bekerja di rumah Surya.

"Haruskah?" tanya Raina dengan memasang wajah murungnya. Intan membalas dengan anggukan, tak lupa senyuman manisnya.

"Nasib, nasib," keluh Raina dengan menghela nafas beratnya.

"Gak boleh ngeluh Nyonya Muda. Harusnya Nyonya Muda bersyukur bisa menikah dengan pria sebaik Tuan Muda," ucap Intan dengan membantu membuka gaun Raina.

"Entahlah, apa aku harus bersyukur atau menangis saat ini," jawab Raina yang terdengar sedih.

"Sudah Nyonya Muda," ucap Intan setelah melepaskan resleting gaun Raina.

"Jangan panggil Aina, Nyonya Muda. Aina bukan seorang Nyonya Muda di sini!" ketus Raina dengan memasang wajah marahnya.

"Baiklah. Saya permisi dulu." Intan tidak mau berdebat dengan gadis 17 tahun itu, lebih baik dia mengalah saja atau nantinya dia malah mendapatkan amukkan kemarahan Raina. Apalagi perasaan Raina sedang tidak dalam keadaan Mood baik.

Intan berjalan keluar dari dalam kamar mandi, membiarkan Raina membersihkan tubuhnya. Gadis--Pelayan yang ikut mengantar Raina tadi, muncul dengan membawa baju piyama tidur Raina. Mereka berdua kembali keluar dari dalam kamar itu, setelah selesai menyiapkan apa yang nantinya akan dibutuhkan Raina.

Beberapa menit kemudian Raina kembali keluar dari dalam kamar mandi, dengan memakai baju handuk dan handuk kecil yang sedang mengacak-acak rambut pendeknya.

Raina melihat pakaiannya sudah ada di atas kasur, ia berjalan menghampiri kasur, lalu menganti baju handuk dengan baju piyama di atas lutut.

"Sial! Mereka sengaja memberikan baju ini untukku! Apa maksudnya?!" Raina kembali dibuat kesal oleh kedua pelayan tadi, ia terpaksa menggunakan baju piyama di atas lututnya. Karena terlalu lelah, Raina sengaja tidur dengan rambut basah di atas tempat tidur, yang sudah dihiasi dengan kelopak bunga mawar merah dan putih. Bunga favoritnya. Tak butuh waktu yang lama, Raina sudah tertidur pulas di atas kasur dengan posisi memeluk bantal.

Beberapa menit setelah itu, tiba-tiba seseorang membuka pintu dari luar. Terlihat Rian yang baru saja datang. Rian mengunci pintu saat sudah berada di dalam. Ia berjalan dengan lesuhnya, perlahan ia mulai membuka satu persatu pakaian yang ia gunakan. Hingga menyisakan celana putih.

Rian berjalan menuju ke kamar mandi, ia membiarkan air mengalir membasahi seluruh tubuhnya. Beberapa menit melakukan ritual mandi, ia kembali keluar dengan memakai handuk yang melilit di pinggangnya.

Rian berjalan menuju lemari pakaian, lalu mengambil pakaian yang akan ia gunakan. Setelah mengganti pakaiannya, ia berjalan menuju ranjang.

Deg!

Jantung Rian berpacu dengan sangat cepat, saat melihat paha mulus Raina yang sedikit terbuka. Tanpa sadar Rian menelan slivannya dengan susah payah.

Raina tidur tanpa menggunakan selimut, karena sudah menjadi kebiasaannya. Rian memejamkan kedua matanya, lalu menghela nafas beratnya.

Rian pun menutupi tubuh Raina dengan selimut tebal, tapi Raina malah menepisnya. Rian kembali melakukan yang sama, dan Raina kembali menepis selimut itu. Membuat Rian kehilangan akal. Dia seorang pria normal, tentu dia akan tergoda saat melihat paha yang sedari tadi menggoda imamnya. Apalagi mereka berdua juga sudah sah menjadi suami-istri.

'Tahan Rian. Kamu gak boleh tergoda. Ingat, dia masih sekolah,' batin Rian.

Rian kembali menyelimuti Raina untuk kesekian kalinya. Raina kembali menepis selimut dengan sangat kasar.

"Aa ... Raina gak mau pake selimut!" bentak Raina dengan mata yang masih terpejam. Raina mengubah posisi tidurnya dengan membelakangi Rian.

"Astaghfirullah ... istighfar Rian, setan lagi goda kamu," ucap Rian dengan mengusap dada dengan telapak tangannya.

"Jangan salahin kakak, kalau nanti gak bisa tahan. Kakak juga pria normal, meskipun kita menikah tanpa ada cinta, kakak udah menerima kamu sebagai istri kakak," gerutu Rian dengan memasang wajah kesalnya. Rian membaringkan tubuhnya di samping Raina, dengan posisi membelakangi Raina. Meskipun begitu, dia harus menahan nafsunya terhadap Raina.

\*\*\*\*\*

17 am.

Raina tiba-tiba membuka matanya, saat merasakan perutnya berbunyi karena lapar. Ia bangun dari tidurnya, lalu mengedarkan pandangannya ke arah nakas. Terlihat jam menunjukkan pukul 01.18 dini hari.

'Aduh ... laparnya,' batin Raina seraya memegang perutnya. Ia baru ingat, kalau dia belum makan semenjak tadi siang.

Raina melihat Rian yang sedang tertidur pulas di sampingnya. Apa yang harus ia lakukan? Dia tidak mungkin keluar dengan memakai piyama pendek ini. Jika ditahan, perutnya sudah sakit karena lapar.

Akhirnya Raina memutuskan dirinya keluar dengan memakai piyama tidur, dia tidak mau mati kelaparan. Raina menuruni tangga satu persatu, terlihat ruang utama yang sepi tak berpenghuni. Raina berjalan menuju dapur, ia mencoba mencari apa yang ia bisa makan di dalam lemari penyimpanan.

Raina melihat beberapa menu makanan, tanpa menunggu waktu lagi. Raina mengeluarkan menu itu, lalu menaruhnya di atas meja makan. Ia mengambil piring, lalu mengambil nasi di dalam mejicom.

Raina makan dengan lahap, tanpa ada merasa canggung. Ia sudah terbiasa makan malam sendirian, karena sudah 12 tahun tinggal di rumah megah itu. Tak membutuhkan waktu yang lama untuk Raina, menghabiskan makanannya. Ia kembali menaruh menu sambal tadi ke dalam lemari, lalu menaruh piring kotor di atas wastafel.

Raina berjalan kembali menuju lantai atas, hingga ia berakhir di dalam kamar Rian. Entahlah, rasa canggung pasti ada di dalam diri Raina. Ia tidak pernah membayangkan akan tidur satu ranjang dengan Rian. Sungguh di luar dugaannya, itu semua membuatnya merasa kesal dan marah, terutama lagi kepada pengantin wanita yang sudah kabur itu. Padahal dia ingin sekolah, sukses, baru menikah, teryata semua tak sesuai dengan harapan.

Raina sedikit menjaga jarak dari Rian, ia membatasinya dengan bantal guling. Terserah! Yang jelas dia tidak suka dengan pernikahan ini. Dia hanya terpaksa menikah dengan Rian, mengingat atas kebaikan keluarga Rian.

Malam berlalu begitu saja, kini cahaya matahari mulai memasuki celah-celah gorden kamar bernuansa putih. Rian masih tertidur dengan pulas, sementara Raina sudah tidak ada di samping Rian.

Raina sudah ada di dapur, ia biasa membantu ibunya kalau sedang libur sekolah. Memang, Raina saat ini sedang libur panjang. Jadi, dia punya banyak waktu untuk membantu ibunya. Tapi, kali ini berbeda, Raina sudah tidak diperbolehkan bekerja. Karena apa? Raina kan sudah menjadi istri Rian, yang artinya dia seorang Nyonya Muda. Bukan hanya Raina yang diperlakukan seperti itu, tapi Darmi--ibunya Raina juga diperlakukan sama seperti Raina.

Bersambung ....

Jangan lupa tinggalkan jejak, follow akun Author, ngaran cerita bukan soal yang mudah.

Terimakasih 😊

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Semoga aja sang mantan gak kembali lg menagih simpati ya..

2023-10-11

0

Siti Aminah

Siti Aminah

lanjut😲💪

2021-07-06

0

Ai Elis

Ai Elis

hmm.. lanjut.,.

2021-06-10

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!