Pengantin Kecilku Raina

Pengantin Kecilku Raina

Part 01

"Ma ... maafkan kami, Tuan Surya! Serlin kabur, Tuan."

"Apa? Serlin kabur?" Pria yang bernama lengkap Surya Wijayanto, terlihat begitu kaget saat mendapat telpon dari calon besannya. Surya tidak menyangka akan seperti ini, padahal sebelumnya mereka bertunangan karena suka sama suka. Tak ada kata paksaan atau perjodohan. Tapi, kenapa sekarang calon pengantin wanitanya malah kabur, saat para tamu-tamu sudah hadir, bapak penghulu juga. Surya tak tau harus berbuat apa-apa lagi, tiba-tiba ia merasakan jantungnya sakit, tubuhnya melemas dan jatuh ke atas lantai.

"Ayah/ Tuan!" Seorang pemuda tampan langsung berlari menghampiri Surya, ia memapah Surya untuk duduk di atas sofa.

"Airnya Tuan Muda." Wanita paruh baya menyerahkan segelas air yang baru saja ia ambil. Pemuda yang bernama lengkap Rian Wijayanto menerima gelas itu, lalu memberikan air itu kepada Ayahnya.

Surya meneguk air itu hingga setengah, ia menghela nafas beratnya. Terlihat dia begitu shok.

"Ayah tak pernah memaksa kalian berdua, kalian tunangan karena saling mencintai. Tapi ...," Surya mengatung perkataannya, ia menghela nafas beratnya. "Tapi, kenapa disaat seperti ini? Disaat para tamu-tamu, penghulu sudah hadir? Mau ditaruh di mana wajah Ayahmu, kalau pernikahan ini bantal?" sambung Surya dengan suara serak.

"Rian benar-benar juga tidak tau, Ayah. Padahal sehari sebelumnya, Serlin terlihat begitu semangat dan tak sabar menunggu waktu ini," jelas Rian yang sama terkejutnya dengan Surya.

"Apa yang harus kita lakukan sekarang? Pengantin wanitanya sudah kabur? Sebentar lagi acara akad nikah akan segera dimulai. Ayah benar-benar tidak sanggup jika harus menahan malu," tutur Surya dengan menundukkan kepalanya.

Beberapa detik kemudian, Surya kembali mengakat kepalanya, ia menatap ke arah gadis yang sedang berdiri di samping wanita tadi.

"Pernikahan ini akan tetap lanjut. Saya mau Aina yang menjadi pengantin wanitanya," tutur Surya yang terlihat begitu serius.

"Apa?" Rian dan dua wanita itu terlihat begitu kaget.

"Tapi, Aina masih ingin sekolah, Tuan. Lagipula, Aina tidak pantas untuk Tuan Muda. Aina hanya seorang anak pembantu," ucap gadis yang bernama lengkap Raina Fauzia.

"Status bukan soal yang penting sekarang. Saya mau kamu menikah dengan Rian. Soal sekolah kamu juga tidak perlu khawatir. Setelah pernikahan ini selesai, kamu bisa kembali menjadi Aina yang dulu lagi."

Raina menatap ke arah wanita yang berada di sampingnya, wanita itu hanya tersenyum tipis. Raina kembali menatap Surya dan Rian secara bergantian. Terlihat wajah penuh harap dari kedua pria itu.

"Ba ... baiklah," ucap Raina dengan terbata-bata, senyuman langsung terukir di bibir kedua pria yang berbeda usia itu. Tanpa menunggu waktu lama lagi, Raina langsung mengganti pakaiannya dengan gaun pengantin, ia tidak membutuhkan banyak polesan di wajahnya. Ia sudah terlahir cantik semenjak lahir.

Raina memang tidak bisa menolak permintaan Surya, selama ini Surya dan Rian sudah sangat baik kepada mereka berdua. Surya dan Rian tidak pernah mengagap Raina dan ibunya seperti seorang pembantu, melainkan seperti keluarga mereka sendiri.

Raina besar di rumah Surya, ibunya bekerja semenjak umurnya masih lima tahun. Surya membiayai pendidikannya hingga ia masuk ke sekolah SMA terfavorit. Mungkin waktunya ia membalas kebaikan keluarga Surya.

Surya berperan sebagai Ayahnya Raina, ia menggadeng tangan Raina menuju tempat ijab qobul berlangsung. Tidak ada yang menyadari ataupun curiga kepada Raina. Sebaliknya, mereka malah berbisik-bisik mengagumi sosok Raina. Gadis yang memiliki tubuh pendek mungil, kulit putih dan mata coklat.

Raina baru saja berumur 17 tahun. Tapi yang menjadi suaminya seorang pria yang berbadan tinggi dan kekar. Usia Rian jauh lebih tua dari Raina, selisih usia mereka 10 tahun dan tahun ini Rian berusia 27 tahun. Meskipun usia Rian dan Raina jauh berbeda, tapi Rian masih terlihat seperti pemuda yang berumur 20 tahun.

Dalam beberapa detik, Raina dan Rian sudah 'Sah' menjadi pasangan suami-istri. Rian mengambil cincin yang sudah disediakan, lalu memasangkan ke jari manis Raina.

Raina juga melakukan hal yang sama, dia memasang cincin ke jari manis Rian dengan tangan bergemetar. Seperti pada biasanya, Raina diminta untuk mencium punggung tangan Rian. Sedangkan Rian memberikan sebuah kecupan di kening Raina.

Tak ada wajah paksaan dari Rian, meskipun gagal menikah dengan gadis yang ia cintai. Dan harus menikah dengan gadis yang sudah ia anggap seperti adik sendiri. Rian menerima semua ini dengan ikhlas. Lagi pula, Raina juga gadis yang baik dan ia sudah mengenal betul siapa Raina. Gadis yang memiliki sifat pendiam, dingin dan cuek.

Para tamu-tamu mulai mengucapkan selamat kepada kedua mempelai dan keluarga mempelai. Raina tidak menyangka, kalau pesta ini akan menjadi pesta pernikahannya. Bahkan dia lebih tak menyangka lagi, akan menikah dengan pria yang berstatus majikkannya.

Raina berusaha memasang wajah bahagia, walau sebenarnya dia tidak suka dengan pernikahan ini. Semua ini dia lakukan hanya semata-mata ingin membalas kebaikan keluarga Surya, yang sudah baik kepada ia dan ibunya.

Raina bahkan tak memiliki sedikitpun perasaan terhadap Rian. Meskipun Rian tipe pria idaman wanita di luar sana, selain tampan, Rian juga baik dan ramah kepada siapa saja. Membuat siapa saja akan langsung terpikat dengan Rian, kecuali dirinya.

Raina hanya ingin menikah dengan pria yang berstatus sama dengannya, ia tidak pernah bermimpi akan menikah dengan pria kaya, apalagi dengan majikan sendiri. Dia lebih suka hidup sederhana tapi bahagia, dibandingkan hidup dengan bergelimang harta, tapi kurang kasih sayang dan perhatian.

Raina mulai merasakan penat dan gelisah, setelah berdiri cukup lama sedari tadi. Para tamu tak henti-hentinya mengucapkan selamat. Raina juga tidak akan mungkin membuat kekacauan, karena memikirkan perasaan sendiri, bisa-bisa Surya mati mendadak karena serangan jantung. Ia berusaha memasang wajah bahagia, walau sakit di betis lutut sudah menjalar.

'Kenapa Nona Serlin pake kabur segala? Jadi aku yang harus gantiin dia, malah capek banget lagi! Ya Tuhan, cepat-cepat selesaikan acara ini, hamba benar-benar udah gak kuat,' batin Raina.

"Kenapa? Capek?" tanya Rian yang seakan tau dengan kegelisahan Raina.

"Iya, Tuan Muda," jawab Raina dengan nada yang terdengar kesal, kebetulan saat itu tak ada siapa-siapa yang di dekat mereka berdua.

"Kalau gitu kamu pergi istirahat saja ke kamar, nanti kakak jelaskan pada tamu," ucap Rian yang juga tidak tega melihat Raina. Rian memang sudah biasa memanggil dirinya dengan sebutan kakak kepada Raina.

"Beneran saya boleh pergi, Tuan?" tanya Raina yang masih tak percaya.

"Iya," jawab Rian dengan mengaguk.

Bersambung ....

Jangan lupa tinggalkan jejak ...!

Maksa kuy😅

Ngarang cerita gak mudah😁

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Alhamdulillah kalo Rian bisa menerima pernikahan ini…
Aku kalo baca novel akan baca sinopsisnya dan komentar2 para Tiders dibawahnya terlebih dahulu,Kalo alurnya berat aku skip aja,cari yg lain,Aku baca novel utk hiburan,gak mau yg alurnya berat2,karena hidup ku hari2 udah berat..🙏🏻🙏🏻😁

2023-10-11

0

Abizar zayra aLkiaana

Abizar zayra aLkiaana

👣👣

2023-02-25

0

NUR(V)

NUR(V)

aku mampir kak

2021-11-25

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!