Justin menggeliatkan badannya, ia terganggu dengan suara ketukan pintu.
"Bangun.." sayup-sayup terdengar suara pria yang sudah beberapa hari ini semakin berani padanya.
"Lihat saja Sam, aku akan memecat mu jika ayah ku sudah memberikan semua kekayaannya pada ku." Gerutu Justin, ia bangun dari ranjang nyaman itu, membuka pintu kamarnya dengan wajah sebal.
"Apa?!"
Sam tampak sudah rapi dan tak ada wajah bersalah telah membangunkan Justin, ini baru jam setengah 6!.
"Cepatlah bersiap, kita akan ambil penerbangan pagi." Justin berbalik dan kembali menjatuhkan dirinya pada ranjang.
"Panggil-lah wanita galak itu, aku akan bersiap-siap jika wanita galak itu yang membangunkan ku." Justin tak mendengar ucapan Sam, hingga pria itu lelah dan menutup kamar Justin kembali.
Justin membuka matanya perlahan, mengintip dan merasa aman untuk tidur kembali. Perlahan-lahan kantuk mulai menyerangnya, Justin kembali pada alam mimpinya.
Suara pantai terasa nyaman ditelinga Justin, ia duduk bersantai seorang diri. Pantai ini sepi, dan tak lama kemudian terasa air pantai yang semakin tinggi membuat wajahnya terkena cipratan air pantai. Namun semakin lama air itu semakin tinggi dan membasahi wajahnya. Apakah ini hujan?!
---
Jessy tersenyum miring pada pria tengil dihadapannya. Sam merapikan koper milik Justin, sedangkan Jessy merangkak naik keatas ranjang, menyemprotkan beberapa kali face mist miliknya.
"Hujan apa ini." Gumam Justin mulai terbangun dari tidurnya. Ia langsung duduk dan terkejut melihat Jessy didekatnya.
"Apa yang kau lakukan?!" Justin mengelap wajahnya yang basah, wangi apa ini?.
"Aku membangunkan mu." Ujar Jessy dengan senyuman.
"Apa itu?" Tanya Justin pada botol yang dipegang Jessy.
"Face mist. Bukankah aku membangunkan mu dengan cara yang indah? Cara yang glowing? Dan cara yang romantis?" Ejek Jessy. Ia sedikit bangga dengan perbuatannya, sesekali memang pria ini harus diperlakukan seperti ini.
Bukan Justin namanya jika ia begitu pasrah dengan keadaan, ia tersenyum bad boy, sedikit miring dan menampilkan aura ketampanannya.
"Kau memang romantis sayang. Tapi aku ingin yang lebih romantis." Tak disangka, Justin dengan cepat mendorong tubuh Jessy hingga terlentang, jantung Jessy berdegup saat Justin diatasnya, ia tak bisa berkutik.
"EKHEM!!" Batuk Sam membuat keduanya menoleh, Jessy dengan cepat mendorong tubuh Justin keras, Justin yang terkejut melihat Sam membuatnya tak siap dengan dorongan Jessy.
"Cepatlah bersiap. Mr.Franz tidak suka menunggu lama." Entah bagaimana tanggapan Sam tentang anak muda itu, ia berjalan keluar kamar sambil membawa koper Justin.
"Aku sudah menyiapkan pakaian untuk mu." Ujar Sam sebelum menutup pintu kamar.
"Kau! Mencuri kesempatan lagi. Huh?!" Pekik Jessy geram, wajahnya memerah dan saat sudah duduk kembali diatas ranjang.
"Kau yang mencuri kesempatan memandangi wajahku." Jawab Justin santai. Kini ia sudah pasrah dengan takdirnya, jika Jessy siap menghadapinya ia tak masalah, ia akan mendapatkan teman bermain. Namun jika Jessy menyerah, itu artinya Justin masih memiliki waktu untuk bebas. Bertualang dalam bidang memberantas tindak kejahatan. Lupakan jabatan GM-nya, ia tidak mengerti dengan dunia kerja itu, terlalu membosankan dan mengekang.
"Aku tidak memandangi wajah mu!" Jessy melemparkan bantal kepada Justin yang tengah santai terlentang, ingin rasanya ia membekap wajah tampan yang mengesalkan itu.
"Stop! Jangan memulai sesuatu dengan kasar Jessy." Ini pertama kalinya Jessy mendengar Justin memanggil namanya.
"Kau benar-benar seperti Tom."
Seketika kemarahan Jessy hilang, ia sedikit berfikir.
"Tom?" Ulang Jessy.
"Tom. Kucing galak, pemarah dan kasar." Ejek Justin, ia mulai duduk dari tidurnya, menyaksikan perubahan raut wajah itu.
"Kau Jerry?" Tanya Jessy sambil menaikan sebelah alisnya, kini wajah mereka sejajar.
"Ya. Aku tikus pintar, sabar, dan menggemaskan." Jawab Justin dengan senyuman yang membuat Jessy tambah kesal.
"Ya..ya..ya. Jika kau Jerry, aku akan menangkap mu dan memakanmu sekarang juga." Justin dengan gesit berlari turun dari ranjang sebelum Jessy melemparkan kembali bantal yang ada ditangannya. Jessy yang tak ingin kalah turun dari ranjang, mengejar Justin dengan kencang.
"APAKAH KALIAN TIDAK MALU DENGAN UMUR KALIAN!" Bentakan Alex didepan pintu membuat mereka berhenti berlari, kini mereka ditonton oleh tiga orang. Jessy dengan cepat melemparkan bantal keatas kasur dan berdiri panik, ia sendiri bingung, biasanya ia tak pernah seaktif ini.
"Dan dia Spike." Ujar Justin pelan. Jessy memejamkan matanya, Justin memang benar-benar pria kurang ajar, ayahnya sendiri dijadikan tokoh kartun. Spike adalah teman baik Jerry, dan akan selalu membantu Jerry dari kejaran Tom.
Alex yang mulai sadar dengan emosinya mulai menarik nafas, ia tidak boleh keras terhadap wanita cantik, apalagi kepada calon menantunya sendiri.
"Cantik.. aku benar-benar minta maaf, aku tidak bermaksud membentak mu. Ayo kita mulai sarapan dibawah sebelum keberangkatan." Lalu tatapan Alex menajam pada Justin.
"Cepatlah bersiap dan turun kebawah!"
Senyum Jessy mengembang mendengar itu, ia tersenyum mengejek pada Justin dan berbisik sebelum melewati Justin.
"Kau salah, dia bukan Spike, tapi Butch." Butch, karakter kucing hitam yang sama-sama mengintai Jerry.
---
Thank you
Dhea
Instagram @Dheanvta
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 109 Episodes
Comments
Marhaban ya Nur17
wkwkw
2023-03-05
0
handa_seokjin95🥀
astaga ngakak bgt😭🤣🤣🤣
2023-02-06
0
dementor
butch vs spike...
2022-11-16
1