Chapter 15

🌹 Happy Reading 🌹

Sedangkan di sisi lain, Briell baru saja kembali ke ruanganya setelah menangani pasien darurat tadi. Kini dia terlihat seperti sedang mencari sesuatu namun tidak menemukanya. “Di mana ponselku?” Tanyanya pada diri sendiri, dia lupa meletakan ponselnya di mana.

Dan dia mencoba tenang untuk berpikir sejenak di mana kira-kira dia meletakan ponselnya. “Shittt! Kenapa aku bisa bodoh sekali dengan meninggalkan ponselku denganya, aahahrrggg.” Umpatnya kesal pada dirinya sendiri karna telah melakukan kebodohan yang hakiki.

Dia segera mengambil kunci mobilnya untuk segera pulang mengambil ponselnya yang saat ini ada di tangan Morgan, dia bahkan tidak perduli dengan jas putih kebesaraanya yang benar-benar menunjukkan bahwa dia adalah seorang Dokter kini masih di gunakan sempurna di tubuhnya.

Briell harus segera sampai di rumah sebelum Morgan berhasil memeriksa isi ponselnya dan yang lebih parahnya lagi jika Daddy atau Mommynya menelepon bisa mampus dia jika yang mengangkat panggilan itu adalah Morgan.

Sedangkan di kamar, Morgan terus memperhatikan ponsel Briell yang sedari tadi menyala itu, dia melihat ada sebuah panggilan masuk dari Daddynya namun dia tidak bisa melihat gambar dari panggilan itu karna sepertinya ponsel milik Briell adalah ponsel settingan privasi yang hanya bisa terlihat namanya saja.

Ada sekitar 10 panggilan dari Daddynya Briell yang tidak berani dia angkat, Morgan yang tengah fokus mengerjakan laporan kantornya merasa tergangu dengan bunyi deringann ponsel milik Briell yang tak kunjung berhenti itu.

Karna kesal dia memilih untuk menggeser icon Hijau untuk menganggakatnya, dan di saat dia baru mau bersuara tiba-tiba ponsel itu telah di rampas oleh pemiliknya.

Untung saja Briell datang tepat waktu jika tidak habislah riwayatnya kali ini, dengan kesal Briell menatap tajam ke arah Morgan namun sebelum itu dia tidak lupa mematikan panggilan yang bukan dari Daddynya, namun tetap saja bahaya jika dia menganggakatnya sekarang.

“Lancang sekali Anda mengangkat panggilan di ponsel saya.” Bentaknya tidak terima dengan sikap Morgan yang terlalu berani menggangu privasinya.

“Cikh, Aku-.” Ucapnya berhenti karna lagi-lagi nada panggilan masuk terdengar dari ponsel Briell, namun anehnya ponsel Morgan juga berdering bersamaan dengan ponselnya.

Morgan yang juga mendengar itu langsung merutuki kebodohanya, dia benar-benar lupa untuk mensilent ponsel miliknya agar tidak di ketahui oleh Briell jika dia telah meyadap ponsel istrinya sendiri.

Briell langsung merampas ponsel Morgan dengan kasar untuk melihat apa panggilan di ponselnya dan di ponsel Morgan itu sama atau tidak. Dan ya, Briell langsung tersenyum kecut mengetahui jika pria bodoh di depanya ini berani sekali menganggu privasi miliknya.

Dengan emosi Briell langsung menunjukkan ponsel milik Morgan yang sedang terdapat panggilan masuk persis di ponsel miliknya ttepat di depan wajah suaminya untuk meminta penjelasan pada Morgan.

Morgan yang tidak tau ingin berkata apa, hanya mampu terdiam dan ingin merampas ponselnya kembali, “balikin ponsel ku.” Serunya dengan tangan yang ingin mengambil ponsel yang berada di depan wajahnya, namun sepertinya gerakan Morgan kalah cepat dengan Briell.

Brruuuuggghhhhhh dengan keras Briell menghempaskanya ke dinding, hingga hancur tak tersisa. “Brielll.” Bentak Morgan yang tak habis pikir jika dengan beraninya Briell bertindak sejauh ini.

Tak lama itu tanpa memperdulikan amarah Morgan yang membara, lagi dan lagi Briell menghempaskan ponselnya sendiri ke dinding namun lebih keras lagi.

Plllaaakkkkk satu tamparan berhasil Morgan layangkan kepada Briell, dia benar-benar sudah menahan amarah yang begitu besar atas semua prilaku Briell terhadapnya. “Apa? Bukankah itu bagus, kamu dengan berani menyadap ponsel ku buat apa ha.” Briell yang seumur hidup tidak pernah mendapatkan tamparan dari Daddynya kini benar-benar marah melihat Morgan yang berani sekali ringan tangan terhadapnya.