🌹 Happy Reading 🌹
Saat ini matahari sedang tinggi-tingginya memancarkan sinarnya membangunkan pria yang sedang asik dalam tidurnya, “engguhh.” Rancaunya mengembalikan nyawanya dan meregangkan otot-otornya yang terasa kaku.
Dan di saat kesadaraanya telah kembali sempurna, dia langsung mencari sosok Briell yang harusnya ada di kamar itu. “Kemana dia?” Tanyanya mengidarkan pandanganya ke seluruh ruangan di kamarnya, “ini baru jam 8 pagi, kemana dia pergi sepagi ini?” Morgan bingung melihat Briell yang sama sekali tidak memperlihatkan sisi wanitanya, “siapa sebenarnya kamu Briell? Mengapa sikapmu begitu angkuh? Tidak mungkin jika kamu hanyalah seorang pelayan,” Morgan benar-benar pusing dengan teka-teki Puzzle kehidupanya saat ini, dia bingung mencari jalan keluar dari permasalahanya ini, jujur sebenarnya dia sangat ingin berbicara baik-baik bersama dengan Briell, bahkan dia sadar jika dialah yang mengambil kehormatan Briell, namun sikap angkuh dan tatapan tajam Briell lah yang membuatnya enggan berdamai dengan wanita itu.
Setelah lelah berpikir panjang, Morgan memilih melangkahkan kakinya menuju lantai dasar rumahnya untuk mencari makanan.
“Tuan, makananya sudah siap.” Ucap pelayan rumah Jully mempersilahkan tuamya untuk menyantap sarapan paginya.
Dengan tenang Morgan duduk untuk menyatap breakfastnya, namun sorot matanya tetap mencari sosok Briell yang sejak dia buka mata tidak melihat sosoknya, “bi, apakah kamu melihat istrri ku?” Tanyanya pada kepala pelayan rumahnya.
“Maaf tuan, sejak subuh saya tidak melihat sosok siapa pun, hanya ada para pekerja dan yang lainya di sini.” Sahut Jully yang memang belum pernah melihat sosok istri tuanya yang kamarin datang.
“Kemana dia sebenarnya?” Lirih Morgan pelan sambil dengan santai memakan Breakfastnya, karna memang dia sangat lapar saat ini.
“Oh iya Tuan, tadi Nyonya besar mengingatkan jika tuan dan nona harus pergi ke Hotel siang ini juga untuk resepsi tuan Victor.” Jully mengingatkan Morgan atas pesan yang di sampaikan oleh nyonya besar yang merupakan mamah Morgan.
“Iya.” Jawabnya singkat dan padat membuat pelayan Jully langsung terdiam tanpa berkata apa pun.
Tiba-tiba Morgan mengingat sesuatu dan dia langsung menghubungi Vincent. “Siapkan satu ponsel dengan brand yang paling terbaik dan antarkan ke rumah ku sekarang!” Perintahmya dengan tegas mengingat jika kemarin dia sudah merusak ponsel milik Briell, dia menganggap bahwa Briell tidak akan mampu membeli ponsel baru dengan merek yang sama dalam waktu satu hari.
Dan setelah menunggu selama kurang lebih satu jam, terlihatlah sosok Vincent yang datang dengan membawa sebuah ponsel di tanganya. “Nah.” Dengan kesal Vincent memberikan ponsel baru itu pada Morgan.
“Begitukah caranmu memberikan sebuah barang pada Tuanmu ?” Sindir Morgan melihat raut wajah kesal dari Vincent, dengan terpaksa Vincent langsung merubah raut wajahnya dengan senyum yang di paksakan. “Ini ponsel barunya tuan.” Suaranya selembut mungkin bahkan dia sendiri jijik mendengar suaranya.
“Semalam siapa yang mengantarku pulang?” Tanya Morgan yang penasraan dengan kejadian semalam. “Aku dan Martin.” Sahut Vincent dengan santai.
“Apakah kamu bertemu denganya?” Morgan benar-benar tidak puas dengan jawaban singkat yang di berikan oleh Vincent.
Sedangkan yang di tanya malah tersenyum kecut mengingat sikap dingin yang di tunjukan oleh istri dari bosnya itu. “Sebenarnya apa yang ingin kamu ketahui? Jika kamu berharap dia menjadi khawatir di saat melihatmu yang mabuk, maka buang jauh-jauh pemikiran itu, karna bahkan dia sama sekali tidak perduli kepadamu, dia juga yang meminta kita memapahmu dan juga menggantikan pakaian mu! Karna dia merasakan jijik di saat menyentuh tubuhmu.” Vincent menjelaskan apa yang di ucapkan dan segala sikap dingin yang Briell tunjukan semalam.
Morgan terdiam tanpa ekspresi mendengar penjelasan dari Vincent itu, dia pikir jika Briell akan khawatir pada dirinya atau setidaknya perduli sedikit pada dirinya yang sedang mabuk, namun sepertinya itu hanyalah sebuah pemikiran bodoh saja. Karna nyatanya Briell acuh pada keadaanya bahkan pergi tanpa izin darinya pagi ini.
“Dia sangat berbeda dengan Clarissa yang lemah lembut,” Morgan membandingkan antara Briell dan juga mantan kekasihnya Clarissa, tanpa dia sadari jika perkataanya itu di dengar oleh sosok yang sedari tadi di carinya yang baru pulang dari rumah sakit.
Namun seperti biasa Briell tidak akan pernah perduli dengan kalimat-kalimat yang keluar dari mulut Morgan, dia bahkan tidak perduli dengan kalimat yang barus saja di keluarkan oleh Suaminya yang sedang menyebutkan wanita lain.
Dengan santai Briell melangkah melewati dua pria yang sedang duduk di ruang tamu itu.
Melihat Briell yang baru saja pulang, Morgan sontak langsung berdiri manarik tangan Briell yang begitu saja melewatinya tanpa menegur seksekalipun.
“Dari mana saja kamu ha,” bentak Morgan yang muak akan sikap se enaknya dari Briell.
To be continue.
*Jangan lupa Like,Komen,Hadiah,Dukungan dan Votenya ya gengs **🙏🏻😊*
Terima kasih🙏🏻🙏🏻
Follow IG Author @Andrieta_Rendra
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 195 Episodes
Comments
HR_junior
ekspresinya kyk apa ya si briell
2022-10-23
0
Andriyati
ya elah morgan,,perlakukan orang seperti apa kamu ingin d perlakukan,kalau kamu memandang rendah istrimu yah jangan salah kan dia yg tidak menghormati mu,dia jauh lebih kaya loch dari kamu
2022-07-30
0
_sad.girls
bakalan susah kyanya si Briell jatuh hati ke Morgan..Secara sikap Morgan sama aja kya sikapnya Aiden..
2021-12-24
2