BAB 20

Mobil yang dikendarai oleh Tiyas memasuki pekarangan rumah mewah kediaman Kalandra. Tiyas berjalan dengan perlahan memasuki pintu utama kerena Antariksa sedang berada di gendongannya. Tiyas takut balita kecil itu dari terusik dari tidurnya.

Setelah pintu utama dibukakan oleh asisten rumah tangga, Tiyas melangkah masuk menuju ruang keluarga yang di sana sudah terdapat Andre, Nada dan Rafa. Sedangkan Galaksi sudah tidur di kamarnya ditemani oleh babysister lainnya.

"Assalamualaikum" Ucap Tiyas ketika memasuki rumah majikannya. Semua orang yang ada di dalam menjawab salam tersebut.

"Antariksa tidur Mbak?" Tanya Rafa ketika melihat Tiyas membopong tubuh putranya. Tiyas menjawab hal tersebut dengan anggukan kepala sopan.

"Tiyas kok di rebahkan disini?" Tanya Nada ketika mendapati Tiyas justru merebahkan cucunya di atas kasur khusus milik Antariksa, Andre juga mengerutkan keningnya bingung.

"Kata Mbak Rindi, tadi Aden baru bangun jam setengah empat sore. Setelah dimandikan tadi, Aden langsung tidur lagi jadi mungkin sebentar lagi bangun. Kata Mbak Rindi takutnya kalau dipindah ke kamar, nanti bangun terus nangis" Ucap Tiyas menjelaskan kepada majikannya itu.

"Rindi yang di rumah sakit itu bukan sih?" Tanya Nada dengan alis yang bertaut.

"Iya, Nyonya. Ternyata Mbak Rindi anak dari Bu Lia" Jawab Tiyas yang kini ikut duduk di karpet bersama dengan para majikannya.

"Kamu beneran Yas?" Tanya Nada kepada Tiyas dengan wajah terkejutnya.

"Maksud Mama, yang bisa menenangkan sewaktu Gala menangis?" Tanya Andre ikut menimbrung.

'Atau mungkin dia yang waktu itu bersama dengan Mbak Tiyas dan bertemu denganku di lorong rumah sakit' Tanya Rafa dalam batinnya.

"Iya Pa, eh ternyata dia anak temen Mama" Jawab Nada dengan senangnya.

"Coba ceritakan bagimana kamu bisa bertemu lagi dengan Rindi" Pinta Nada kepada Tiyas.

Memang semua asisten rumah tangga yang bekerja di kediaman Kalandra, sudah dianggap seperti keluarga oleh Nada dan Andre. Jadi, tidak heran lagi jika para asisten dekat dengan majikannya.

"Tadi waktu saya jemput Den Gala, awalnya yang menemui saya Bu Lia. Saya menunggu Aden di ruang tamu, dan saya terkejut ketika Mbak Rindi menemui saya dengan Den Anta yang digendong" Mulai Tiyas saat bercerita.

"Den Anta yang biasanya nggak mudah akrab dengan orang lain, tapi dengan Mbak Rindi malah sangat lengket" Lanjut Tiyas yang membuat Andre, Nada dan Rafa terkejut.

"Mbak beneran? Padahal Anta kalau ada orang yang belum dikenal malah takut" Ucap Rafa saat mengetahui jika putranya itu memang tidak mudah dekat dengan orang asing.

"Terus-terus?" Ucap Nada dengan semangat.

"Mbak Rindi juga cerita kalau makan siangnya, Den Anta dimasakin sup ayam terus disuapin lahap banget. Tadi juga sudah di mandikan sama Mbak Rindi" Lanjut Tiyas menceritakan kegiatan yang dilakukan oleh Rindi dan Antariksa.

Meskipun tampak cuek, Rafa menyimpan rasa takjubnya terhadap wanita bernama Rindi yang pernah ia temui sekilas di rumah sakit. Mendengar cerita dari pengasuh anaknya tentang cara Rindi memperlakukan kedua putranya membuat Rafa merasa kagum akan sifat keibuannya.

"Rindi itu baik banget Pa, pertama kali Gala ketemu sama Rindi aja langsung dekat dengannya. Dan sekarang Anta pun juga begitu. Mama liat dia memperlakukan Gala dengan tulusnya" Ungkap Nada dengan memegang tangan suaminya.

"Papa kagum deh sama wanita yang bernama Rindi itu, dari yang kalian ceritakan saja, Papa sudah tahu bahwa dia adalah wanita yang baik dan tulus. Terlihat dari cara dia memperlakukan kedua cucuku yang bahkan tidak ada hubungan darah sama sekali" Ucap Andre yang dianggukki oleh semua orang yang duduk di sana kecuali Rafa.

"Yang jelas, perilakunya nggak seperti Laura. Seorang ibu kandung yang tidak pernah menanggap anak kandungnya ada. Sedangkan Rindi yang bukan siapa-siapa Anta dan Gala, malah memperlakukan mereka selayaknya seorang ibu pada putranya" Tambah Nada dengan nada tak sukanya sehingga membuat Rafa mendengus pelan.

"Udah deh Ma, berhenti membicarakan wanita tak tahu diri itu. Rafa juga tidak akan mempertemukan kedua putra Rafa kepada dia lagi" Ucap Rafa dengan tangan yang mengepal kuat.

"Ya, lebih baik Anta dan Gala tidak bertemu lagi dengan Laura. Mama masih ingat dimana Antariksa ketakutan saat melihat Laura" Ucap Nada dengan nada yang menyiratkan kebencian.

Semua orang yang ada di sana mengingat kembali kala Antariksa yang masih berusia satu setengah tahun. Dimana saat itu Antariksa ketakutan melihat wajah Laura. Hal tersebut disebabkan karena perilaku buruk Laura terhadap Antariksa membuat balita itu seperti trauma jika bertemu dengannya.

"Nih Nyonya, tadi saya sengaja memotret keduanya sewaktu berjalan ke arah saya yang sedang membalas pesan dari Nyonya. Serasi banget kan? Bajunya aja sampai kembaran gitu" Ucap Tiyas sembari menunjukkan foto yang ada di handphone nya yang berisikan foto Rindi yang sedang menggendong Antariksa.

"Orangnya cantik banget ya Ma?" Puji Andre ketika melihat foto tersebut.

"Banget Pa" Ucap Nada dengan mata yang masih menatap potret tersebut.

Rafa yang melihat hal tersebut, hatinya terasa sakit. Karena seharusnya yang ada di posisi itu adalah Laura, ibu kandungnya. Namun kenyataannya, malah orang lain yang menggendong putranya dengan kasih sayang. Namun Rafa tidak akan membiarkan Rindi terlalu dekat dengan putranya.

Rasa bencinya terhadap Laura semakin besar, karena Laura penyebab kedua putranya tidak merasakan figur seorang ibu.

Semua menoleh ke arah Antariksa ketika tidurnya terusik. Balita berusia dua puluh bulan itu menggeliatkan badannya dengan tangan mungilnya bergerak mengucek matanya perlahan.

Keempat orang tersebut hanya terdiam menyaksikan tingkah lucu dari cucu pertama keluarga Kalandra itu.

Seperti biasa saat terbangun dari tidurnya, setelah sibuk mengucek pelan matanya dan menggeliatkan tubuhnya, Antariksa langsung terduduk dan memandangi sekitarnya.

"Anta uyang?" Tanya balita itu dengan mengedarkan pandangannya.

"Iya sayang, Anta udah pulang dijemput sama Mbak Tiyas" Balas Andre dengan menatap cucunya itu.

"Ante antik ana?" Tanya Antariksa dengan mengedarkan pandangannya ke segala arah. Sedangkan Andre, Nada dan Rafa tidak mengerti maksud dari balita itu hanya mengerutkan keningnya. Tiyas yang mengerti maksud balita kecil itu menjawab.

"Tante cantik dirumahnya sayang" Jawab Tiyas dengan senyum. Nada dan Andre yang mendengar panggilan cucunya kepada Rindi tertawa geli. Sedangkan Rafa mengulum bibirnya menahan senyum supaya tidak terbit.

"Napa?" Tanyanya lagi dengan kedua tangannya dilipat didepan dadanya dengan mata memicing. Bukannya takut, semua orang di sana malah merasa gemas dengan tingkahnya.

"Ya karena, rumahnya Anta disini. Kalau malam kan Anta harus pulang" Jawab Nada dengan sabarnya saat melihat cucunya merajuk.

"Au bobok tana" Jawab Antariksa dengan tangannya yang menunjuk ke arah pintu utama yang mungkin bermaksud menunjuk rumah Rindi.

"Anta mau bobok di luar?" Tanya Rafa menjahili putranya itu. Antariksa yang mendengar penuturan ayahnya itu hanya menggeleng lucu dengan wajah yang dibuat sedang merajuk.

"No, Ayah" Jawab balita itu dengan nada yang sedikit meninggi pertanda dirinya sedang kesal.

"Terus bobok dimana Nak?" Tanya Rafa yang masih menyisakan tawa sehingga membuat semua orang ikut terkekeh karena percakapan ayah dan anak tersebut.

"Bobok lumah Ante" Jawab Antariksa dengan wajahnya yang sendu.

"Terus Anta kenapa mau bobok di sana?" Tanya Andre.

"Tummy Ante akit" Jawab Antariksa dengan memegang perut kecilnya.

"Terus kalau perutnya sakit, kenapa?" Tanya Rafa kepada putranya yang kini sudah berada di hadapan Nada.

"Anta au..." Ucapannya menggantung karena balita itu menggerakkan kepalanya mendekati perut neneknya, mengelus dan meniupnya pelan sama persis ketika melakukannya kepada Rindi tadi siang.

Rafa yang melihat perbuatan putra pertamanya merasa tersentuh. Sesayang itukah putranya terhadap wanita bernama Rindi? Pikir ayah dari dua orang anak tersebut.

"Kok perut tantenya di tiup Nak?" Tanya Andre dengan mengelus pelan rambut cucunya yang mulai lebat. Andre merasa bangga dengan kepribadian cucu pertamanya yang peduli terhadap orang lain.

"Tembuh" Ucap Antariksa dengan polosnya sehingga membuat semua di sana terkekeh gemas.

Langkah kakinya membawa tubuh mungilnya menuju ke arah ayahnya. Rafa yang mengerti hal itu, merentangkan tangannya menyambut Antariksa dengan senyum lebarnya.

Antariksa mendudukkan tubuhnya di pangkuan ayahnya dan memeluk lehernya erat dan menyandarkan kepalanya di leher ayahnya.

"Kenapa Nak?" Tanya Rafa kepada putranya sembari mengelus pelan punggung Antariksa yang terbalut sweater berwarna putih.

"Anta apel" Ucapnya seraya mengusap-usap perutnya dengan tangan kanan.

Semua orang di sana tertawa terbahak-bahak termasuk juga Tiyas yang masih setia duduk di sana. Antariksa yang melihat semua tertawa, malah ikut tertawa seakan mengerti hal yang ditertawakan.

Bukannya tawa mereka mereda, namun justru semakin menjadi karena melihat tingkah konyol dari balita kecil itu.

"Yuk, apel nih" Ucap Antariksa dengan mengusap perutnya lagi dan mencoba berdiri dari pangkuan ayahnya.

Andre, Nada ,Rafa serta Tiyas dibuat melongo oleh tingkah Antariksa yang nyeleneh. Setiap harinya juga kosa kata balita itu semakin bertambah banyak sehingga membuat mereka harus bisa memahami bahasanya.

Pertumbuhan Antariksa memang lebih cepat dari balita seusianya. Bahkan balita itu sudah bisa berjalan dengan pelan-pelan dan Antariksa dengan cepat bisa menghafalkan nama benda yang ditemuinya.

Akhirnya, mereka membawa Antariksa menuju dapur untuk makan malam. Setelah semua duduk di kursi masing-masing dan tentunya Antariksa di kursi makan khusus balita yang sudah biasa dia gunakan saat makan.

Mereka makan malam bersama dalam keadaan hening, hanya terdengar dentingan sendok dan garpu yang beradu dengan piring. Dengan Tiyas yang menyuapkan makanan kepada Antariksa.

...*****...

Di dalam kamar Rindi, gadis itu sedang duduk di kursi balkonnya memandangi langit yang dihiasi oleh ribuan bintang yang bertebaran.

Setelah dirinya selesai makan malam bersama dengan keluarganya. Rindi memutuskan untuk membantu asisten rumah tangga mencuci piring, Rindi memutuskan untuk membuat secangkir cokelat panas untuk diminumnya di balkon kamar.

Rindi seketika teringat dengan Tika, sahabatnya. Ah, kerena terlalu asik menghabiskan waktu bersama balita menggemaskan yang bernama Antariksa tadi membuat Rindi melupakan pekerjaannya.

Rindi merasa jika hari terbahagia yang pernah dilewatinya, yaitu hari dimana dia menghabiskan waktu bersama dengan Anta dan Gala. Jika mengingat kebersamaannya dengan kedua anak kecil tersebut, membuat senyumnya kembali terbit.

Setelah sadar dari pemikirannya tadi, Rindi merogoh ponselnya yang berada di saku dress yang dikenakannya, dan menekan tombol panggilan kepada sahabatnya.

"Assalamualaikum Tik"~ Ucap Rindi setelah panggilannya terhubung.

"Waalaikumsalam Rin, ada apa?"~ Tanya Tika.

"Mau nanya hasil meeting tadi gimana?"~ Tanya Rindi dengan menyeruput pelan cokelat panasnya.

"Alhamdulillah meeting nya lancar Rin. Besok pihak dari Kalandra Company meminta kita untuk datang ke kantornya. Kita ada pertemuan dengan pemimpinnya langsung untuk membicarakan kerjasama lebih lanjut. Lo bisa datang kan Rin?"~ Papar Tika membuat Rindi mengangguk meskipun Tika tak melihatnya.

"Insyaallah bisa Tik. Besok kita berdua datang ke kantornya ya?"~ Ucap Rindi.

"Kok Gue diajak sih Rin?"~ Tanya Tika dengan tidak terimanya. Pasalnya Tika sedang ingin bersantai di butik milik sahabatnya itu sebagai gantinya tadi sudah menggantikan Rindi meeting.

"Kan kamu asisten pribadi aku, udah empat tahun kamu jadi asisten aku. Kamu lupa?"~ Tanya Rindi dengan tawanya.

"Ya nggak lah Rin. Ya udah besok gue ke sana naik taksi dulu"~ Ucap Tika dengan nada tak terimanya.

"Nggak usah lah Tik, besok aku sama sopir nunggu kamu di depan lobi apartemen aja Tik"~ Ucap Rindi.

"Oke deh besok jam delapan ya jadwalnya"~ Peringat Tika kepada Rindi.

"Siap, aku otw dari rumah jam setengah delapan ya Tik. Jadi pastikan jam segitu kamu udah di lobi apartemenmu"~ Ucap Rindi.

"Pasti lah Rin. Ya udah gue tutup ya, udah ngantuk soalnya"~ Ucap Tika.

"Ya udah, Assalamualaikum"~ Ucap Rindi untuk mengakhiri panggilan telepon mereka.

"Waalaikumsalam Rin"~ Jawab Tika di seberang sana.

Setelahnya, panggilan telepon mereka terputus. Rindi beranjak dari duduknya dan memasuki kamarnya dengan membawa cangkir coklatnya yang sudah kosong.

Setelah menutup pintu penghubung balkon dan kamar, Rindi melangkahkan kakinya ke kamar mandi untuk bersih-bersih badan terlebih dahulu, lalu menaiki ranjangnya untuk bergegas tidur karena hari telah malam.

...*****...

Seperti kemarin, Karita double up nih kak...

Kapan ya Rindi bertemu dengan Rafa? Ditunggu kelanjutannya ya kak...

Terimakasih untuk kakak-kakak yang masih setia di cerita pertama Karita dan Terimakasih untuk like serta komennya...

...Gracias...

Terpopuler

Comments

Praised94

Praised94

terima kasih 👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍

2023-11-25

1

Akubolomu

Akubolomu

Anta

2023-11-22

0

susi 2020

susi 2020

🤓🤓🤓

2023-11-04

2

lihat semua
Episodes
1 BAB 1
2 BAB 2
3 BAB 3
4 BAB 4
5 BAB 5
6 BAB 6
7 BAB 7
8 BAB 8
9 BAB 9
10 BAB 10
11 BAB 11
12 BAB 12
13 BAB 13
14 BAB 14
15 BAB 15
16 BAB 16
17 BAB 17
18 BAB 18
19 BAB 19
20 BAB 20
21 BAB 21
22 BAB 22
23 BAB 23
24 BAB 24
25 VISUAL CAST "DJKMD"
26 BAB 25
27 BAB 26
28 BAB 27
29 BAB 28
30 BAB 29
31 BAB 30
32 BAB 31
33 BAB 32
34 BAB 33
35 BAB 34
36 BAB 35
37 BAB 36
38 BAB 37
39 BAB 38
40 BAB 39
41 BAB 40
42 BAB 41
43 BAB 42
44 BAB 43
45 BAB 44
46 BAB 45
47 BAB 46
48 BAB 47
49 BAB 48
50 BAB 49
51 BAB 50
52 BAB 51
53 BAB 52
54 BAB 53
55 BAB 54
56 BAB 55
57 BAB 56
58 BAB 57
59 BAB 58
60 BAB 59
61 BAB 60
62 BAB 61
63 BAB 62
64 BAB 63
65 BAB 64
66 BAB 65
67 BAB 66
68 BAB 67
69 BAB 68
70 BAB 69
71 BAB 70
72 BAB 71
73 BAB 72
74 BAB 73
75 BAB 74
76 BAB 75
77 BAB 76
78 BAB 77
79 BAB 78
80 BAB 79
81 BAB 80
82 BAB 81
83 BAB 82
84 BAB 83
85 BAB 84
86 BAB 85
87 BAB 86
88 BAB 87
89 BAB 88
90 BAB 89
91 BAB 90
92 BAB 91
93 BAB 92
94 BAB 93
95 BAB 94
96 BAB 95
97 BAB 96
98 BAB 97
99 BAB 98
100 BAB 99
101 BAB 100
102 BAB 101
103 BAB 102
104 BAB 103
105 BAB 104
106 BAB 105
107 BAB 106
108 BAB 107
109 BAB 108
110 BAB 109
111 BAB 110
112 BAB 111
113 BAB 112
114 BAB 113
115 BAB 114
116 BAB 115
117 BAB 116
118 BAB 117
119 BAB 118
120 BAB 119
121 BAB 120
122 BAB 121
123 BAB 122
124 BAB 123
125 BAB 124
126 BAB 125
127 BAB 126
128 BAB 127
129 BAB 128
130 BAB 129
131 BAB 130
132 BAB 131
133 BAB 132
134 BAB 133
135 BAB 134
136 BAB 135
137 BAB 136
138 BAB 137
139 BAB 138
140 BAB 139
141 BAB 140
142 BAB 141
143 BAB 142
144 BAB 143
145 BAB 144 | Ending
146 BAB Pengumuman
147 BAB 145 | S2
148 BAB 146 | S2
149 BAB 147 | S2
150 BAB 148 | S2
151 BAB 149 | S2
152 BAB 150 | S2
153 BAB 151 | S2
154 BAB 152 | S2
155 BAB 153 | S2
156 BAB 154 | S2
157 BAB 155 | S2
158 BAB 156 | S2
159 BAB 157 | S2
160 BAB 158 | S2
161 BAB 159 | S2
162 BAB 160 | S2
163 BAB 161 | S2
164 BAB 162 | S2
165 BAB 163 | S2
166 BAB 164 | S2
167 BAB 165 | S2
168 BAB 166 | S2
169 BAB 167 | S2
170 BAB 168 | S2
171 BAB 169 | S2
172 BAB 170 | S2
173 BAB 171 | S2
174 BAB 172 | S2
175 BAB 173 | S2
176 BAB 174 | S2
177 BAB 175 | S2
178 BAB 176 | S2
179 BAB 177 | S2
180 BAB 178 | S2
181 BAB 179 | S2
182 BAB 180 | S2
183 BAB 181 | S2
184 BAB 182 | S2
185 BAB 183 | S2
186 BAB 184 | S2
187 BAB 185 | S2
188 BAB 186 | S2
189 BAB 187 | S2
190 BAB 188 | S2
191 BAB 189 | S2
192 BAB 190 | S2
193 BAB 191 | S2
194 BAB 192 | S2
195 BAB 193 | S2
196 BAB 194 | S2
197 BAB 195 | S2
198 BAB 196 | S2
199 BAB 197 | S2
200 BAB 198 | S2
201 BAB 199 | S2
202 BAB 200 | S2
203 BAB 201 | S2
204 BAB 202 | S2
205 BAB 203 | S2
206 BAB 204 | S2
207 BAB 205 | S2
208 BAB 206 | S2
209 BAB 207 | S2
210 BAB 208 | S2
211 BAB 209 | S2
212 BAB 210 | S2
213 BAB 211 | S2
214 BAB 212 | S2
215 BAB 213 | S2
216 BAB 214 | S2
217 BAB 215 | S2
218 BAB 216 | S2
219 BAB 217 | S2
220 BAB 218 | S2
221 BAB 219 | S2
222 BAB 220 | S2
223 BAB 221 | S2
224 BAB 222 | S2
225 BAB 223 | S2
226 BAB 224 | S2
227 BAB 225 | S2
228 BAB 226 | S2
229 BAB 227 | S2
230 BAB 228 | S2
231 BAB 229 | S2
232 BAB 230 | S2
233 BAB 231 | S2
234 BAB 232 | S2
235 BAB 233 | S2
236 BAB 234 | S2
237 BAB 235 | S2
238 BAB 236 | S2
239 BAB 237 | S2
240 BAB 238 | S2
241 BAB 239 | S2
242 BAB 240 | S2
243 BAB 241 | S2
244 BAB 242 | S2
245 BAB 243 | S2
246 BAB 244 | S2
247 BAB 245 | S2
248 BAB 246 | S2
249 BAB 247 | S2
250 BAB 248 | S2
251 BAB 249 | S2
252 BAB 250 | S2
253 BAB 251 | S2
254 BAB 252 | S2
255 BAB 253 | S2
256 BAB 254 | S2
257 BAB 255 | S2
258 BAB 256 | S2
259 BAB 257 | S2
260 BAB 258 | S2
261 BAB 259 | S2
262 BAB 260 | S2
263 BAB 261 | S2
264 BAB 262 | S2
265 BAB 263 | S2
266 BAB 264 | S2
267 BAB 265 | S2
268 BAB 266 | S2
269 BAB 267 | S2
270 BAB 268 | S2
271 BAB 269 | S2
272 BAB 270 | S2
273 BAB 271 | S2
274 BAB 272 | S2
275 BAB 273 | S2
276 BAB 274 | S2
277 BAB 275 | S2
278 BAB 276 | S2
279 BAB 277 | S2
280 BAB 278 | S2
281 BAB 279 | S2
282 BAB 280 | S2
283 BAB 281 | S2
284 BAB 282 | S2
285 BAB 283 | S2
286 BAB 284 | S2
287 BAB 285 | S2
288 BAB 286 | S2
289 BAB 287 | S2
290 BAB 288 | S2
291 BAB 289 | S2
292 BAB 290 | S2
293 BAB 291 | S2
294 BAB 292 | S2
295 BAB 293 | S2
296 BAB 294 | S2
297 BAB 295 | S2
298 BAB 296 | S2
299 BAB 297 | S2
300 BAB 298 | S2
301 BAB 299 | S2
302 BAB 300 | S2
303 BAB 301 | S2
304 BAB 302 | S2
305 BAB 303 | S2
306 BAB 304 | S2
307 BAB 305 | S2
308 BAB 306 | S2
309 BAB 307 | S2
310 BAB 308 | S2
311 BAB 309 | S2
312 BAB 310 | S2
313 BAB 311 | S2
Episodes

Updated 313 Episodes

1
BAB 1
2
BAB 2
3
BAB 3
4
BAB 4
5
BAB 5
6
BAB 6
7
BAB 7
8
BAB 8
9
BAB 9
10
BAB 10
11
BAB 11
12
BAB 12
13
BAB 13
14
BAB 14
15
BAB 15
16
BAB 16
17
BAB 17
18
BAB 18
19
BAB 19
20
BAB 20
21
BAB 21
22
BAB 22
23
BAB 23
24
BAB 24
25
VISUAL CAST "DJKMD"
26
BAB 25
27
BAB 26
28
BAB 27
29
BAB 28
30
BAB 29
31
BAB 30
32
BAB 31
33
BAB 32
34
BAB 33
35
BAB 34
36
BAB 35
37
BAB 36
38
BAB 37
39
BAB 38
40
BAB 39
41
BAB 40
42
BAB 41
43
BAB 42
44
BAB 43
45
BAB 44
46
BAB 45
47
BAB 46
48
BAB 47
49
BAB 48
50
BAB 49
51
BAB 50
52
BAB 51
53
BAB 52
54
BAB 53
55
BAB 54
56
BAB 55
57
BAB 56
58
BAB 57
59
BAB 58
60
BAB 59
61
BAB 60
62
BAB 61
63
BAB 62
64
BAB 63
65
BAB 64
66
BAB 65
67
BAB 66
68
BAB 67
69
BAB 68
70
BAB 69
71
BAB 70
72
BAB 71
73
BAB 72
74
BAB 73
75
BAB 74
76
BAB 75
77
BAB 76
78
BAB 77
79
BAB 78
80
BAB 79
81
BAB 80
82
BAB 81
83
BAB 82
84
BAB 83
85
BAB 84
86
BAB 85
87
BAB 86
88
BAB 87
89
BAB 88
90
BAB 89
91
BAB 90
92
BAB 91
93
BAB 92
94
BAB 93
95
BAB 94
96
BAB 95
97
BAB 96
98
BAB 97
99
BAB 98
100
BAB 99
101
BAB 100
102
BAB 101
103
BAB 102
104
BAB 103
105
BAB 104
106
BAB 105
107
BAB 106
108
BAB 107
109
BAB 108
110
BAB 109
111
BAB 110
112
BAB 111
113
BAB 112
114
BAB 113
115
BAB 114
116
BAB 115
117
BAB 116
118
BAB 117
119
BAB 118
120
BAB 119
121
BAB 120
122
BAB 121
123
BAB 122
124
BAB 123
125
BAB 124
126
BAB 125
127
BAB 126
128
BAB 127
129
BAB 128
130
BAB 129
131
BAB 130
132
BAB 131
133
BAB 132
134
BAB 133
135
BAB 134
136
BAB 135
137
BAB 136
138
BAB 137
139
BAB 138
140
BAB 139
141
BAB 140
142
BAB 141
143
BAB 142
144
BAB 143
145
BAB 144 | Ending
146
BAB Pengumuman
147
BAB 145 | S2
148
BAB 146 | S2
149
BAB 147 | S2
150
BAB 148 | S2
151
BAB 149 | S2
152
BAB 150 | S2
153
BAB 151 | S2
154
BAB 152 | S2
155
BAB 153 | S2
156
BAB 154 | S2
157
BAB 155 | S2
158
BAB 156 | S2
159
BAB 157 | S2
160
BAB 158 | S2
161
BAB 159 | S2
162
BAB 160 | S2
163
BAB 161 | S2
164
BAB 162 | S2
165
BAB 163 | S2
166
BAB 164 | S2
167
BAB 165 | S2
168
BAB 166 | S2
169
BAB 167 | S2
170
BAB 168 | S2
171
BAB 169 | S2
172
BAB 170 | S2
173
BAB 171 | S2
174
BAB 172 | S2
175
BAB 173 | S2
176
BAB 174 | S2
177
BAB 175 | S2
178
BAB 176 | S2
179
BAB 177 | S2
180
BAB 178 | S2
181
BAB 179 | S2
182
BAB 180 | S2
183
BAB 181 | S2
184
BAB 182 | S2
185
BAB 183 | S2
186
BAB 184 | S2
187
BAB 185 | S2
188
BAB 186 | S2
189
BAB 187 | S2
190
BAB 188 | S2
191
BAB 189 | S2
192
BAB 190 | S2
193
BAB 191 | S2
194
BAB 192 | S2
195
BAB 193 | S2
196
BAB 194 | S2
197
BAB 195 | S2
198
BAB 196 | S2
199
BAB 197 | S2
200
BAB 198 | S2
201
BAB 199 | S2
202
BAB 200 | S2
203
BAB 201 | S2
204
BAB 202 | S2
205
BAB 203 | S2
206
BAB 204 | S2
207
BAB 205 | S2
208
BAB 206 | S2
209
BAB 207 | S2
210
BAB 208 | S2
211
BAB 209 | S2
212
BAB 210 | S2
213
BAB 211 | S2
214
BAB 212 | S2
215
BAB 213 | S2
216
BAB 214 | S2
217
BAB 215 | S2
218
BAB 216 | S2
219
BAB 217 | S2
220
BAB 218 | S2
221
BAB 219 | S2
222
BAB 220 | S2
223
BAB 221 | S2
224
BAB 222 | S2
225
BAB 223 | S2
226
BAB 224 | S2
227
BAB 225 | S2
228
BAB 226 | S2
229
BAB 227 | S2
230
BAB 228 | S2
231
BAB 229 | S2
232
BAB 230 | S2
233
BAB 231 | S2
234
BAB 232 | S2
235
BAB 233 | S2
236
BAB 234 | S2
237
BAB 235 | S2
238
BAB 236 | S2
239
BAB 237 | S2
240
BAB 238 | S2
241
BAB 239 | S2
242
BAB 240 | S2
243
BAB 241 | S2
244
BAB 242 | S2
245
BAB 243 | S2
246
BAB 244 | S2
247
BAB 245 | S2
248
BAB 246 | S2
249
BAB 247 | S2
250
BAB 248 | S2
251
BAB 249 | S2
252
BAB 250 | S2
253
BAB 251 | S2
254
BAB 252 | S2
255
BAB 253 | S2
256
BAB 254 | S2
257
BAB 255 | S2
258
BAB 256 | S2
259
BAB 257 | S2
260
BAB 258 | S2
261
BAB 259 | S2
262
BAB 260 | S2
263
BAB 261 | S2
264
BAB 262 | S2
265
BAB 263 | S2
266
BAB 264 | S2
267
BAB 265 | S2
268
BAB 266 | S2
269
BAB 267 | S2
270
BAB 268 | S2
271
BAB 269 | S2
272
BAB 270 | S2
273
BAB 271 | S2
274
BAB 272 | S2
275
BAB 273 | S2
276
BAB 274 | S2
277
BAB 275 | S2
278
BAB 276 | S2
279
BAB 277 | S2
280
BAB 278 | S2
281
BAB 279 | S2
282
BAB 280 | S2
283
BAB 281 | S2
284
BAB 282 | S2
285
BAB 283 | S2
286
BAB 284 | S2
287
BAB 285 | S2
288
BAB 286 | S2
289
BAB 287 | S2
290
BAB 288 | S2
291
BAB 289 | S2
292
BAB 290 | S2
293
BAB 291 | S2
294
BAB 292 | S2
295
BAB 293 | S2
296
BAB 294 | S2
297
BAB 295 | S2
298
BAB 296 | S2
299
BAB 297 | S2
300
BAB 298 | S2
301
BAB 299 | S2
302
BAB 300 | S2
303
BAB 301 | S2
304
BAB 302 | S2
305
BAB 303 | S2
306
BAB 304 | S2
307
BAB 305 | S2
308
BAB 306 | S2
309
BAB 307 | S2
310
BAB 308 | S2
311
BAB 309 | S2
312
BAB 310 | S2
313
BAB 311 | S2

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!