BAB 3

"Mbak Rindi..." Panggil Linda kepada kakaknya yang berjarak tiga meja dari tempatnya duduk. Linda dan Alvin tentu sangat terkejut ketika melihat Rindi menangis.

Rindi menatap ke arah tunangan serta adik tirinya dengan tatapan matanya yang menyiratkan kekecewaan yang sungguh besar. Tangganya mengepal kuat dan kepalanya menggeleng pelan.

Rindi yang ketahuan berada di sana segera berlari keluar dari cafe itu. Tak tinggal diam, Tika juga mengikuti langkah sahabatnya. Namun sebelumnya Tika memberitahukan hal yang membuat Alvin dan Linda kaget bukan main.

"Rindi udah tahu semua perbuatan kalian dan perilaku kalian di belakangnya dan dia dengar semuanya. Lihat seberapa hancurnya perasaan Rindi gara-gara kalian berdua" Ucap Tika dengan jari telunjuk yang mengarah kepada kedua sejoli tersebut dengan tatapan marahnya. Setelahnya, Tika pergi dari cafe menyusul Rindi.

Tak tinggal diam, Alvin dan Linda keluar cafe untuk mengejar Rindi dan meminta maaf. Namun semuanya terlambat, karena mobil Rindi telah meninggalkan cafe tersebut.

Di dalam mobil yang dikendarai oleh Tika, suara tangis Rindi terdengar jelas. Tika yang melihat sahabatnya bersedih, hanya bisa menenangkannya dengan usapan lembut di pundaknya. Tika yang mengetahui jika mood sahabatnya sedang buruk, menjalankan mobil menuju butik agar sahabatnya bisa menenangkan diri di sana.

Setelah sampai di butik milik Rindi, Tika memarkirkannya di garasi. Rindi bergegas turun dari mobil dan berlari masuk kedalam setelah membuka pintu. Tika yang melihat itu hanya bisa menghembuskan napas dengan kasar.

"Kurang ajar banget itu si Alvin, seenaknya mainin perasaan wanita. Kasihan deh si Rindi, diselingkuhi sama tunangannya. Eh ternyata pelakornya adik tirinya" Ucap Tika dengan suara kecilnya.

Sebelum kakinya masuk kedalam butik, Tika melihat mobil Alvin berada di luar gerbang butik. Tika bergegas mendekati mobil tersebut dan melihat wajah panik dari Alvin dan Linda.

"Mau apa Lo berdua kesini? Mau nyakitin hati Rindi lagi hah?! Kalau alasan Lo berdua kesini cuma buat minta maaf, Gue saranin pergi deh! Rindi mungkin tidak mau bertemu sama kalian, tidak punya malu Lo berdua nunjukin muka di depan Rindi lagi" Ucap Tika dengan nada tidak sukanya.

"Mbak Tika, kita cuma mau bertemu sama Mbak Rindi. Izinin kita masuk ya Mbak, kita mau minta maaf" Pinta Linda dengan tangan yang hendak menyentuh tangan Tika. Namun dengan cepat Tika menghempaskan tangan Linda dengan kasar. Sedangkan Tika yang melihat itu hanya menghembuskan napas kasar.

"Kalau Gue bilang kalian pergi, ya pergi lah! Atau mau Gue panggil satpam jaga? Sekarang kalian pergi dahulu. Temuin Rindi kalau dia udah tenang besok" Timpal Tika lalu bergegas meninggalkan kedua orang tersebut. Melangkah masuk kemudian mengunci pintu dari dalam.

Linda yang tidak bisa menemui kakaknya untuk meminta maaf hanya bisa menangis dengan segala penyesalannya. Alvin yang melihat Linda menangis segera membawa tubuh Linda kedalam pelukannya dan mencium kedua mata dan kening Linda dengan penuh kasih sayang.

Rindi yang melihat kemesraan dari kedua orang yang telah mengkhianati dirinya bertambah rasa sakit di hatinya. Rindi menyaksikan di balik gorden jendela kamarnya bagaimana perilaku manis Alvin kepada Linda.

Rindi hanya memegang dadanya yang terasa sesak ketika melihat bagaimana cara Alvin membuat Linda tersenyum, mengacak rambut panjang Linda, mencium kelopak mata Linda, dan menuntun Linda memasuki mobil dan membukakan pintu untuk Linda. Rindi menatap kecewa kearah mobil Alvin yang melaju semakin menjauh dari butik miliknya.

Hatinya semakin sesak ketika mengecek handphone miliknya, tidak ada pesan masuk ataupun panggilan dari Alvin. Rindi juga kecewa ketika tak mendapati Alvin berusaha masuk untuk menjelaskan kepadanya.

Rindi berbalik dari jendela, melangkah menuju pinggiran ranjang dan mendudukkan diri di sana. Air matanya luruh semakin deras rasa sesak memenuhi rongga dadanya. Pikirannya seakan tidak bisa melupakan segala perilaku Alvin terhadap Linda. Kejadian tadi seakan kaset rusak yang terus berputar di otaknya.

Menghapus air matanya, Rindi berusaha tegar dengan semua ini. Biarlah masalah ini akan diselesaikannya nanti jika dirinya sudah siap lagi. Rindi membuka pintu dan berjalan menuju ruang tv, dilihatnya Tika sedang duduk santai di sofa putih miliknya itu.

"Gimana, udah lumayan tenang belum?" Tanya Tika saat Rindi duduk disebelahnya dengan memangku bantal sofa bergambar animasi bayi milik Rindi.

"Udah lumayan Tik. Aku tidak tau gimana kedepannya, apa aku harus ikhlasin Alvin sama Linda atau aku tetap lanjutin hubungan ini sama Alvin tetapi pasti aku akan menyakiti hati adikku. Jujur aku bingung Tik" Ucap Rindi dengan nada yang bergetar menahan tangis. Tika membawa kepala Rindi untuk bersandar di bahunya dan menepuk pelan pundak Rindi yang bergetar.

"Kalau menurut Gue nih ya Rin, lebih baik Lo minta Alvin buat milih antara kalian berdua. tetapi kalau menurut Gue sih jangan nyerah gitu aja Rin. Perjalanan cinta kalian berdua itu panjang banget dimulai dari masa-masa SMA. tetapi itu saran aja sih dari Gue, semua terserah Lo aja Rin" Ucap Tika dengan nada seriusnya menatap dalam mata sembab milik Rindi.

Memang Rindi, Tika dan Alvin teman dari masa SMA jadi mereka bertiga sangat dekat. Namun dari awal hubungan Rindi dan Alvin, Tika tidak setuju dan tidak menyukainya.

"Ya udah nanti coba aku pikirin lagi lah, gini aja dahulu deh. Kita liat sejauh mana dekatnya mereka berdua, kalau misal mereka saling cinta, aku yang bakalan mundur dari hubungan ini Tik" Ucap Rindi sembari membersihkan sisa air matanya menggunakan tissue yang ada di meja.

Hatinya seakan tak rela jika hubungannya dengan orang yang sangat dicintai harus kandas, bibirnya seakan kelu mengucapkan kata menyerah dari hubungan ini.

"Ya udah kita makan dahulu yuk, tadi udah Gue order. Kan kita belum jadi makan eh udah ada drama perselingkuhan" Ucap Tika yang kini berjalan menuju dapur yang langsung diikuti oleh Rindi.

Keduanya makan dengan nasi goreng box yang tadi dipesan oleh Tika karena sudah malam sehingga tidak sempat untuk memasak makanan.

Selama makan, Rindi tak membuka bicara sedikitpun, dan memakan makanan didepannya dengan tatapan kosongnya.

Setelah selesai dengan urusan makannya, Rindi pamit kepada Tika untuk menuju kamarnya dan memberikan kunci kamar yang letaknya bersebelahan dengan kamar milik Rindi. Kamar itu memang biasa digunakan oleh Tika jika menginap di butik.

Rindi menuju balkon yang ada di kamarnya dengan membawa gelas berisikan kopi hitam panas. Meletakkan gelas berwarna baby blue nya dimeja bundar dekat dengan ayunan rotan yang ada di balkon kamarnya.

Pikirannya kini melayang jauh mengenai hubungannya dengan tunangan yang sangat dicintainya. Tangannya memainkan cincin yang berhiaskan permata ditengahnya, cincin tersebut pemberian Alvin ketika mereka bertunangan.

Air matanya jatuh, mengingat pria yang dicintai nya selama tujuh tahun berkhianat dari dirinya. Dan parahnya lagi dia selingkuh dengan adik tiri yang sudah Rindi anggap seperti adik kandungnya.

"Apakah selama tujuh tahun ini aku mencintaimu tiada artinya...selama ini aku mencintaimu sepenuh hatiku...apakah ini akhirnya? Jadi...penantian ku selama ini harus berujung mengikhlaskan Vin?..." Akhirnya Rindi meluapkan isi hatinya meskipun tiada seorang pun di sekitarnya.

"Mengapa harus adikku yang menjadi wanita yang kau cintai? Sikapmu pada Linda membuatku yakin bahwa kau lebih mencintainya daripada denganku. Kau tampak lebih bahagia bersamanya. Candamu, tawamu, dan perilaku manis mu tak pernah kau perlihatkan di depanku Vin. Itu yang membuatku sesak melihatnya. Jika kau lebih bahagia dengan Linda maka aku akan mengikhlaskan mu Vin" Lanjut Rindi dengan diiringi isak tangisnya.

Tak disangka bahwa di balik jendela pembatas balkon kamar Rindi terdapat Tika yang sedang melakukan video call dengan Alvin dan Linda di seberang sana. Beberapa waktu lalu memang Tika sengaja melakukannya supaya mereka berdua mendengar keluh kesah dari Rindi.

"Jika memang ini akhir dari perjuanganku selama ini, aku akan memutuskan hubungan pertunangan kita dan aku akan mengikhlaskan mu untuk Linda. Aku akan belajar melupakan semua tentang kita Vin..." Ucapan Rindi berhenti karena isak tangisnya semakin jelas dan air matanya deras mengalir di pipi chubby nya.

Di seberang sana, Linda yang mendengar keluh kesah dari kakaknya itu pun menangis pilu. Dirinya merasa menjadi wanita yang hina karena telah merebut tunangan kakaknya. Karena melihat Linda menangis, Alvin segera mematikan sambungan teleponnya dengan Tika dan menenangkan Linda.

Tika yang melihat sahabatnya semakin terisak, segera menghampiri Rindi. Berusaha menenagkan sahabatnya itu dengan memeluk erat dan mengelus punggungnya. Hatinya ikut teriris mendengar tangis pilu dari Rindi.

Setelah dirasa Rindi sudah tenang, Tika mengurai pelukannya dan membantu menghapus bekas air mata yang keluar dari mata indah sahabatnya itu.

"Lo udah putusin akan ngambil keputusan apa kan Rin? Gue percaya semua keputusan yang Lo ambil karena itu pasti yang terbaik. Dan Gue dukung apapun keputusan yang Lo ambil Rin" Ucap Tika sembari memegang kedua bahu sahabatnya dan menatap matanya tajam. Rindi menjawabnya dengan anggukan tegas.

"Aku udah ngambil keputusan Tik. Mungkin sudah saatnya mengakhiri hubungan ini, besok aku bakalan nemuin mereka untuk memutuskannya" Ucap Rindi dengan mantap tanpa ada keraguan sedikitpun.

"Gue dukung keputusan Lo Rin, tidak ada kesempatan kedua untuk lelaki pengkhianat seperti Alvin" Timpal Tika dengan nada seriusnya dan dijawab senyuman oleh Rindi. Lantas keduanya berpelukan kembali.

"Ya udah aku tidur dahulu ya Tik, besok masih kerja dan nemuin mereka berdua" Ucap Rindi sembari bangkit dari duduknya dan masuk kedalam kamar dan diikuti oleh Tika yang menutup pembatas balkon.

"Gue balik ke kamar ya Rin. Kalau ada perlu apa-apa teriak aja, nanti Gue buru-buru deh kesini nya" Ucap Tika disertai dengan cekikikan. Rindi yang mendengar itu hanya bisa tersenyum kecil dan merasa bahagia memiliki sahabat yang selalu ada saat dia butuh sandaran.

"Iya Tik, udah sana ngantuk nih aku" Jawab Rindi dengan nada mengusirnya sehingga membuat Tika mendengus kesal. Namun tak urung, Tika tetap beranjak dari kamar Rindi menuju kamar sebelah, tak lupa menutup pintu kamar Rindi.

Sebelum beranjak tidur, Rindi mengirim pesan kepada Alvin dan juga Linda untuk menemuinya besok hari di cafe milik Rindi. Setelah mengirimkan pesan tersebut, Rindi menatap cincin yang ada di jari manis tangan kirinya dengan tatapan kecewa.

"Ayo Rindi, kamu harus kuat. Ikhlasin dia dan belajar move ons dari pria berengsek seperti dia. Aku akan kembalikan cincin ini padanya besok. Ini harus berakhir!" Semangat Rindi untuk dirinya sendiri dengan memasang senyum palsunya seakan menguatkan dirinya sendiri.

Merebahkan diri di atas kasur yang nyaman, mematikan lampu utama sehingga menyisakan lampu tidur yang temaram dan bergegas untuk ke alam mimpi.

Terpopuler

Comments

Diana Silaen

Diana Silaen

adik tiri di sayang ternyata ular

2023-12-01

0

Diyah Saja

Diyah Saja

halaahhh buaya

2023-11-28

0

Praised94

Praised94

terima kasih 👍👍👍👍👍👍👍

2023-11-25

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 1
2 BAB 2
3 BAB 3
4 BAB 4
5 BAB 5
6 BAB 6
7 BAB 7
8 BAB 8
9 BAB 9
10 BAB 10
11 BAB 11
12 BAB 12
13 BAB 13
14 BAB 14
15 BAB 15
16 BAB 16
17 BAB 17
18 BAB 18
19 BAB 19
20 BAB 20
21 BAB 21
22 BAB 22
23 BAB 23
24 BAB 24
25 VISUAL CAST "DJKMD"
26 BAB 25
27 BAB 26
28 BAB 27
29 BAB 28
30 BAB 29
31 BAB 30
32 BAB 31
33 BAB 32
34 BAB 33
35 BAB 34
36 BAB 35
37 BAB 36
38 BAB 37
39 BAB 38
40 BAB 39
41 BAB 40
42 BAB 41
43 BAB 42
44 BAB 43
45 BAB 44
46 BAB 45
47 BAB 46
48 BAB 47
49 BAB 48
50 BAB 49
51 BAB 50
52 BAB 51
53 BAB 52
54 BAB 53
55 BAB 54
56 BAB 55
57 BAB 56
58 BAB 57
59 BAB 58
60 BAB 59
61 BAB 60
62 BAB 61
63 BAB 62
64 BAB 63
65 BAB 64
66 BAB 65
67 BAB 66
68 BAB 67
69 BAB 68
70 BAB 69
71 BAB 70
72 BAB 71
73 BAB 72
74 BAB 73
75 BAB 74
76 BAB 75
77 BAB 76
78 BAB 77
79 BAB 78
80 BAB 79
81 BAB 80
82 BAB 81
83 BAB 82
84 BAB 83
85 BAB 84
86 BAB 85
87 BAB 86
88 BAB 87
89 BAB 88
90 BAB 89
91 BAB 90
92 BAB 91
93 BAB 92
94 BAB 93
95 BAB 94
96 BAB 95
97 BAB 96
98 BAB 97
99 BAB 98
100 BAB 99
101 BAB 100
102 BAB 101
103 BAB 102
104 BAB 103
105 BAB 104
106 BAB 105
107 BAB 106
108 BAB 107
109 BAB 108
110 BAB 109
111 BAB 110
112 BAB 111
113 BAB 112
114 BAB 113
115 BAB 114
116 BAB 115
117 BAB 116
118 BAB 117
119 BAB 118
120 BAB 119
121 BAB 120
122 BAB 121
123 BAB 122
124 BAB 123
125 BAB 124
126 BAB 125
127 BAB 126
128 BAB 127
129 BAB 128
130 BAB 129
131 BAB 130
132 BAB 131
133 BAB 132
134 BAB 133
135 BAB 134
136 BAB 135
137 BAB 136
138 BAB 137
139 BAB 138
140 BAB 139
141 BAB 140
142 BAB 141
143 BAB 142
144 BAB 143
145 BAB 144 | Ending
146 BAB Pengumuman
147 BAB 145 | S2
148 BAB 146 | S2
149 BAB 147 | S2
150 BAB 148 | S2
151 BAB 149 | S2
152 BAB 150 | S2
153 BAB 151 | S2
154 BAB 152 | S2
155 BAB 153 | S2
156 BAB 154 | S2
157 BAB 155 | S2
158 BAB 156 | S2
159 BAB 157 | S2
160 BAB 158 | S2
161 BAB 159 | S2
162 BAB 160 | S2
163 BAB 161 | S2
164 BAB 162 | S2
165 BAB 163 | S2
166 BAB 164 | S2
167 BAB 165 | S2
168 BAB 166 | S2
169 BAB 167 | S2
170 BAB 168 | S2
171 BAB 169 | S2
172 BAB 170 | S2
173 BAB 171 | S2
174 BAB 172 | S2
175 BAB 173 | S2
176 BAB 174 | S2
177 BAB 175 | S2
178 BAB 176 | S2
179 BAB 177 | S2
180 BAB 178 | S2
181 BAB 179 | S2
182 BAB 180 | S2
183 BAB 181 | S2
184 BAB 182 | S2
185 BAB 183 | S2
186 BAB 184 | S2
187 BAB 185 | S2
188 BAB 186 | S2
189 BAB 187 | S2
190 BAB 188 | S2
191 BAB 189 | S2
192 BAB 190 | S2
193 BAB 191 | S2
194 BAB 192 | S2
195 BAB 193 | S2
196 BAB 194 | S2
197 BAB 195 | S2
198 BAB 196 | S2
199 BAB 197 | S2
200 BAB 198 | S2
201 BAB 199 | S2
202 BAB 200 | S2
203 BAB 201 | S2
204 BAB 202 | S2
205 BAB 203 | S2
206 BAB 204 | S2
207 BAB 205 | S2
208 BAB 206 | S2
209 BAB 207 | S2
210 BAB 208 | S2
211 BAB 209 | S2
212 BAB 210 | S2
213 BAB 211 | S2
214 BAB 212 | S2
215 BAB 213 | S2
216 BAB 214 | S2
217 BAB 215 | S2
218 BAB 216 | S2
219 BAB 217 | S2
220 BAB 218 | S2
221 BAB 219 | S2
222 BAB 220 | S2
223 BAB 221 | S2
224 BAB 222 | S2
225 BAB 223 | S2
226 BAB 224 | S2
227 BAB 225 | S2
228 BAB 226 | S2
229 BAB 227 | S2
230 BAB 228 | S2
231 BAB 229 | S2
232 BAB 230 | S2
233 BAB 231 | S2
234 BAB 232 | S2
235 BAB 233 | S2
236 BAB 234 | S2
237 BAB 235 | S2
238 BAB 236 | S2
239 BAB 237 | S2
240 BAB 238 | S2
241 BAB 239 | S2
242 BAB 240 | S2
243 BAB 241 | S2
244 BAB 242 | S2
245 BAB 243 | S2
246 BAB 244 | S2
247 BAB 245 | S2
248 BAB 246 | S2
249 BAB 247 | S2
250 BAB 248 | S2
251 BAB 249 | S2
252 BAB 250 | S2
253 BAB 251 | S2
254 BAB 252 | S2
255 BAB 253 | S2
256 BAB 254 | S2
257 BAB 255 | S2
258 BAB 256 | S2
259 BAB 257 | S2
260 BAB 258 | S2
261 BAB 259 | S2
262 BAB 260 | S2
263 BAB 261 | S2
264 BAB 262 | S2
265 BAB 263 | S2
266 BAB 264 | S2
267 BAB 265 | S2
268 BAB 266 | S2
269 BAB 267 | S2
270 BAB 268 | S2
271 BAB 269 | S2
272 BAB 270 | S2
273 BAB 271 | S2
274 BAB 272 | S2
275 BAB 273 | S2
276 BAB 274 | S2
277 BAB 275 | S2
278 BAB 276 | S2
279 BAB 277 | S2
280 BAB 278 | S2
281 BAB 279 | S2
282 BAB 280 | S2
283 BAB 281 | S2
284 BAB 282 | S2
285 BAB 283 | S2
286 BAB 284 | S2
287 BAB 285 | S2
288 BAB 286 | S2
289 BAB 287 | S2
290 BAB 288 | S2
291 BAB 289 | S2
292 BAB 290 | S2
293 BAB 291 | S2
294 BAB 292 | S2
295 BAB 293 | S2
296 BAB 294 | S2
297 BAB 295 | S2
298 BAB 296 | S2
299 BAB 297 | S2
300 BAB 298 | S2
301 BAB 299 | S2
302 BAB 300 | S2
303 BAB 301 | S2
304 BAB 302 | S2
305 BAB 303 | S2
306 BAB 304 | S2
307 BAB 305 | S2
308 BAB 306 | S2
309 BAB 307 | S2
310 BAB 308 | S2
311 BAB 309 | S2
312 BAB 310 | S2
313 BAB 311 | S2
Episodes

Updated 313 Episodes

1
BAB 1
2
BAB 2
3
BAB 3
4
BAB 4
5
BAB 5
6
BAB 6
7
BAB 7
8
BAB 8
9
BAB 9
10
BAB 10
11
BAB 11
12
BAB 12
13
BAB 13
14
BAB 14
15
BAB 15
16
BAB 16
17
BAB 17
18
BAB 18
19
BAB 19
20
BAB 20
21
BAB 21
22
BAB 22
23
BAB 23
24
BAB 24
25
VISUAL CAST "DJKMD"
26
BAB 25
27
BAB 26
28
BAB 27
29
BAB 28
30
BAB 29
31
BAB 30
32
BAB 31
33
BAB 32
34
BAB 33
35
BAB 34
36
BAB 35
37
BAB 36
38
BAB 37
39
BAB 38
40
BAB 39
41
BAB 40
42
BAB 41
43
BAB 42
44
BAB 43
45
BAB 44
46
BAB 45
47
BAB 46
48
BAB 47
49
BAB 48
50
BAB 49
51
BAB 50
52
BAB 51
53
BAB 52
54
BAB 53
55
BAB 54
56
BAB 55
57
BAB 56
58
BAB 57
59
BAB 58
60
BAB 59
61
BAB 60
62
BAB 61
63
BAB 62
64
BAB 63
65
BAB 64
66
BAB 65
67
BAB 66
68
BAB 67
69
BAB 68
70
BAB 69
71
BAB 70
72
BAB 71
73
BAB 72
74
BAB 73
75
BAB 74
76
BAB 75
77
BAB 76
78
BAB 77
79
BAB 78
80
BAB 79
81
BAB 80
82
BAB 81
83
BAB 82
84
BAB 83
85
BAB 84
86
BAB 85
87
BAB 86
88
BAB 87
89
BAB 88
90
BAB 89
91
BAB 90
92
BAB 91
93
BAB 92
94
BAB 93
95
BAB 94
96
BAB 95
97
BAB 96
98
BAB 97
99
BAB 98
100
BAB 99
101
BAB 100
102
BAB 101
103
BAB 102
104
BAB 103
105
BAB 104
106
BAB 105
107
BAB 106
108
BAB 107
109
BAB 108
110
BAB 109
111
BAB 110
112
BAB 111
113
BAB 112
114
BAB 113
115
BAB 114
116
BAB 115
117
BAB 116
118
BAB 117
119
BAB 118
120
BAB 119
121
BAB 120
122
BAB 121
123
BAB 122
124
BAB 123
125
BAB 124
126
BAB 125
127
BAB 126
128
BAB 127
129
BAB 128
130
BAB 129
131
BAB 130
132
BAB 131
133
BAB 132
134
BAB 133
135
BAB 134
136
BAB 135
137
BAB 136
138
BAB 137
139
BAB 138
140
BAB 139
141
BAB 140
142
BAB 141
143
BAB 142
144
BAB 143
145
BAB 144 | Ending
146
BAB Pengumuman
147
BAB 145 | S2
148
BAB 146 | S2
149
BAB 147 | S2
150
BAB 148 | S2
151
BAB 149 | S2
152
BAB 150 | S2
153
BAB 151 | S2
154
BAB 152 | S2
155
BAB 153 | S2
156
BAB 154 | S2
157
BAB 155 | S2
158
BAB 156 | S2
159
BAB 157 | S2
160
BAB 158 | S2
161
BAB 159 | S2
162
BAB 160 | S2
163
BAB 161 | S2
164
BAB 162 | S2
165
BAB 163 | S2
166
BAB 164 | S2
167
BAB 165 | S2
168
BAB 166 | S2
169
BAB 167 | S2
170
BAB 168 | S2
171
BAB 169 | S2
172
BAB 170 | S2
173
BAB 171 | S2
174
BAB 172 | S2
175
BAB 173 | S2
176
BAB 174 | S2
177
BAB 175 | S2
178
BAB 176 | S2
179
BAB 177 | S2
180
BAB 178 | S2
181
BAB 179 | S2
182
BAB 180 | S2
183
BAB 181 | S2
184
BAB 182 | S2
185
BAB 183 | S2
186
BAB 184 | S2
187
BAB 185 | S2
188
BAB 186 | S2
189
BAB 187 | S2
190
BAB 188 | S2
191
BAB 189 | S2
192
BAB 190 | S2
193
BAB 191 | S2
194
BAB 192 | S2
195
BAB 193 | S2
196
BAB 194 | S2
197
BAB 195 | S2
198
BAB 196 | S2
199
BAB 197 | S2
200
BAB 198 | S2
201
BAB 199 | S2
202
BAB 200 | S2
203
BAB 201 | S2
204
BAB 202 | S2
205
BAB 203 | S2
206
BAB 204 | S2
207
BAB 205 | S2
208
BAB 206 | S2
209
BAB 207 | S2
210
BAB 208 | S2
211
BAB 209 | S2
212
BAB 210 | S2
213
BAB 211 | S2
214
BAB 212 | S2
215
BAB 213 | S2
216
BAB 214 | S2
217
BAB 215 | S2
218
BAB 216 | S2
219
BAB 217 | S2
220
BAB 218 | S2
221
BAB 219 | S2
222
BAB 220 | S2
223
BAB 221 | S2
224
BAB 222 | S2
225
BAB 223 | S2
226
BAB 224 | S2
227
BAB 225 | S2
228
BAB 226 | S2
229
BAB 227 | S2
230
BAB 228 | S2
231
BAB 229 | S2
232
BAB 230 | S2
233
BAB 231 | S2
234
BAB 232 | S2
235
BAB 233 | S2
236
BAB 234 | S2
237
BAB 235 | S2
238
BAB 236 | S2
239
BAB 237 | S2
240
BAB 238 | S2
241
BAB 239 | S2
242
BAB 240 | S2
243
BAB 241 | S2
244
BAB 242 | S2
245
BAB 243 | S2
246
BAB 244 | S2
247
BAB 245 | S2
248
BAB 246 | S2
249
BAB 247 | S2
250
BAB 248 | S2
251
BAB 249 | S2
252
BAB 250 | S2
253
BAB 251 | S2
254
BAB 252 | S2
255
BAB 253 | S2
256
BAB 254 | S2
257
BAB 255 | S2
258
BAB 256 | S2
259
BAB 257 | S2
260
BAB 258 | S2
261
BAB 259 | S2
262
BAB 260 | S2
263
BAB 261 | S2
264
BAB 262 | S2
265
BAB 263 | S2
266
BAB 264 | S2
267
BAB 265 | S2
268
BAB 266 | S2
269
BAB 267 | S2
270
BAB 268 | S2
271
BAB 269 | S2
272
BAB 270 | S2
273
BAB 271 | S2
274
BAB 272 | S2
275
BAB 273 | S2
276
BAB 274 | S2
277
BAB 275 | S2
278
BAB 276 | S2
279
BAB 277 | S2
280
BAB 278 | S2
281
BAB 279 | S2
282
BAB 280 | S2
283
BAB 281 | S2
284
BAB 282 | S2
285
BAB 283 | S2
286
BAB 284 | S2
287
BAB 285 | S2
288
BAB 286 | S2
289
BAB 287 | S2
290
BAB 288 | S2
291
BAB 289 | S2
292
BAB 290 | S2
293
BAB 291 | S2
294
BAB 292 | S2
295
BAB 293 | S2
296
BAB 294 | S2
297
BAB 295 | S2
298
BAB 296 | S2
299
BAB 297 | S2
300
BAB 298 | S2
301
BAB 299 | S2
302
BAB 300 | S2
303
BAB 301 | S2
304
BAB 302 | S2
305
BAB 303 | S2
306
BAB 304 | S2
307
BAB 305 | S2
308
BAB 306 | S2
309
BAB 307 | S2
310
BAB 308 | S2
311
BAB 309 | S2
312
BAB 310 | S2
313
BAB 311 | S2

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!